PEMASARAN JASA INFORMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Mulyadi

advertisement
PEMASARAN JASA INFORMASI PERPUSTAKAAN
Oleh:
Mulyadi
Pustakawan UIN Raden Fatah Palembang
Abstract:
In general, marketing relates with distributing the real products such as products
with have profit oriented. Marketing is important not only for business, but also for
non-profit oriented institution or organization like library. Marketing in library
does not distribute goods products but service products such as information
services for users. Library may optimize the services for users by doing some tricks
in distributing information services. So, library will have better information types
and kind of works.
Keywords: marketing, Information serving, library
A. Latar Belakang
Pemasaran, seperti yang kita ketahui merupakan rangkaian kegiatan manajemen. Umumnya
berkaitan erat dengan memasarkan suatu produk yang nyata dalam hal mi seperti barang
dan bersifat profit oriented. Pemasaran tidak terbatas pada dunia bisnis saja, namun juga
penting bagi lembaga, instansi, atau organisasi yang bersifat non-profit oriented termasuk
perpustakaan. Mereka mempunyai produk yang perlu dipasarkan untuk kepentingan
konsumen.
Namun demikian secara khusus pemasaran jasa (service marketing) tidak sama
dengan pemasaran produk. Karena pada jasa setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu. Di samping itu, proses produksi jasa tidak selalu dikaitkan dengan
produksi fisik.
Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, tapi produk jasa,
dalam hal ini adalah jasa informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan yang bisa dipasarkan
guna kepentingan user/pemakai perpustakaan. Koleksi buku-buku baru,jurnal majalah,
dokumen, kliping, jasa layanan peminjaman, jasa layanan penelusuran. Kesemuanya itu
merupakan komoditi yang patut dipertimbangkan bagaimana cara memasarkannya. Maka
bukan hal yang berlebihan bila pemasaran jasa informasi di perpustakaan perlu
112
dibicarakan. Informasi punya relevansi yang sangat tinggi dalam proses pengambilan
keputusan. Setiap individu membutuhkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Nah, bagaimana perpustakaan mengoptimalkan Iayanannya bagi para pemburu informasi?
Sebab tidak semua orang menyadari bahwa informasi dapat diperoleh di perpustakaan.
B. Hakekat Pemasaran
Membicarakan pemasaran informasi, terlebih dulu harus kita ketahui batasan pemasaran.
Ada beberapa pendapat mengenai hakekat pemasaran. Philip Kotler, dalam Principles of
Marketing, mengungkapkan bahwa pemasaran adalah suatu orientasi pengelolaan yang
menganut pandangan bahwa tugas/kunci organisasi adalah menetapkan kebutuhan dan
keinginan pasar yang menjadi sasaran dengan tujuan memberikan kepuasan yang
diinginkan.1
Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk
merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa barang, mampu
memberikan kepuasan atas keinginan pasar.2 pada hakekatnya jasa bersifat tak teraba
(intangible), yang merupakan pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat pada
penjualan produk atau jasa lain. Untuk menghasilkan jasa tersebut mungkin perlu atau
tidak perlu menggunakan benda nyata (tangible).
Pemasaran mempunyai arti suatu kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui proses pertukaran. Pendapat lain menyatakan bahwa pemasaran
merupakan proses managemen yang bertanggungjawab pada pengenalan, pemenuhan dan
pemuasan kebutuhan konsumen secara menguntungkan.
Menurut Winardi keuntungan pemasaran adalah :
“Organisasi yang merupakan pemasaran sistematis akan memperoleh dua
keuntungan yaitu : (1) Organisasi dapat meningkatkan kepuasan pasar target karena
lebih memahami kebutuhan konsumen dan kemudian dapat mengembangkan
produk dan jasa lebih cocok. (2) Efesien kegiatan-kegiatan pemasaran organisasi
akan meningkat karena memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang bagaimana
1
Kotler, Philip, Principles of Marketing. second. Ed. (New Delhi: Pnentice Hall,
1984), h. 44.
2
Staton, Wiliam J., Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 21.
113
merumuskan harga, promosi dan komunikasi serta distribusi. Keuntungan yang
disebutkan pertama erat kaitannya dengan pengukuran keberhasilan pada organisasi
nir-laba.3
Sejumlah peneliti mengamati bahwa ada perbedaan dasar dalam fungsi pemasaran
pada perusahaan dan organisasi nir-laba, perbedaannya terletak pada sumber dana dan
dampaknya terhadap organisasi. Organisasi perusahaan dana dari investor atau pemodal
sedangkan organisasi nir-laba memperoleh donor dari lembaga induknya.
C. Pengertian dan Konsepsi Pemasaran Perpustakaan
Pengertian
pemasaran menurut Sigit adalah semua kegiatan-kegiatan usaha yang
diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan milik dari barang dan jasa serta
untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya.4 Sedangkan sasaran dari pemasaran adalah
arus pemindahan baik fisik maupun pemilikan dari barang atau jasa sejak dari produsen
sampai kepada konsumen terakhir.
Banyak orang yang berpikiran yang namanya pemasaran adalah sama artinya dengan
periklanan dan penjualan. Pemasaran yang sebenarnya bukanlan sekedar seni menjual
produk unit usaha sebanyak-banyaknya. Lebih dari itu pemasaran merupakan seni dalam
mengidentifikasi dan memahami kebutuhan konsumen/calon konsumen serta memberikan
jalan keluar dengan memenuhi/memuaskan kebutuhan tersebut. Tugas bagian pemasaran
adalah memikirkan konsumen dan menjadi penunjuk jalan bagi perusahaan/organisasi
dalam mengembangkan penawaran yang tepat bagi para konsumen/calon konsumen yang
menjadi sasaran perusahaan/organisasi. Namun demikian bagian-bagian lain pun di dalam
perusahaan/organisasi harus membuat keputusan yang didasarkan/berorientasi kepada halhal yang mendukung bagian pemasaran.
Langkah pertama konsepsi pemasaran modern berawal dari penentuan konsumen
yang dituju atau target market. Target market adalah anggota masyarakat yang mempunyai
kebutuhan dan harapan
akan manfaat tertentu, yang diharapkan dapat diperoleh dari
produk
yang
atau
jasa
ditawarkan
oleh
perusahaan/organisasi.
Setelah
3
Winardi, Promosi dan reklame (Bandung: Mandiri Maju, 1992), h.177.
Sigit, Soehardi, Marketing praktis (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,1976), 33.
4
114
perusahaan/organisasi mengetahui siapa target market-nya, maka perusahaan/organisasi
harus mempunyai informasi yang akurat dan mutakhir tentang kebutuhan dan harapan dari
target market.
Bagi sebuah perpustakaan perguruan tinggi, target market-nya sudah jelas yaitu sivitas
akademika dan perguruan tinggi sejenis lainnya sebagai konsumen sampingan. Kebutuhan
dan harapan target market itupun secara umum sudah jelas, yaitu untuk mahasiswa adalah
kebutuhan informasi yang dapat menunjang proses belajar mereka, dan untuk dosen adalah
kebutuhan informasi yang dapat menjunjang pelaksanaan tridharma mereka di perguruan
tinggi. Namun demikian pihak perpustakaan harus mencari informasi yang lebih akurat dan
mutakhir tentang kebutuhan dan harapan yang spesifik dari target market itu.Kebutuhan
dan harapan tersebut akan terus berubah seiring dengan perkembangan sains dan teknologi.
Oleh karena itu pihak perpustakaan harus tanggap menghadapi perubahan kebutuhan dan
harapan konsumennya.
Bila perpustakaan telah mengetahui kebutuhan dan harapan konsumennya secara
spesifik, maka langkah berikutnya adalah menentukan jenis pelayanan dan bentuk
informasi yang bagaimana yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mencapai
hal itu, tidak hanya bagian pelayanan di perpustakaan yang bertanggungjawab, tetapi
diperlukan kerjasama secara terpadu dari semua bagian di perpustakaan.
Menurut Swastha dan Irawan, konsep pemasaran yakni sebuah, falsafah bisnis yang
menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena
dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian
pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan
pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.5
5
Swastha, Basu dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberty,
2005), h.10.
115
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan
sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya
yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan
perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik,
kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan
konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen
terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.
Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan
usaha terpadu untuk menggabungkan berbagai rencana strategis yang diarahkan kepada
usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang
diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang
baik dari konsumen. Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan
produk yang ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan
seharusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan
untuk memperoleh laba.
ASPEK PEMASARAN JASA INFORMASI
Untuk mengetahui rumusan pemasaran kita tinjau lima aspek yang menunjang arti
pemasaran yaitu kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi dan hasil. Kelima aspek
pemasaran informasi perpustakaan menjadi,
1. Kebutuhan informasi yang berarti keinginan untuk mendapatkan, mengetahui hal-hal di
luar pengetahuan yang dimiliki (person knowledge); misalnya berusaha mendapatkan
dengan melalui cara membaca koran, atau majalah, melihat televisi, mendengarkan
radio dan sebagainya.
2. Keinginan mendapatkan informasi berarti kebutuhan manusia yang dibentuk oleh
budaya kepribadian seseorang untuk mendapatkan pengetahuan.
116
3. Permintaan informasi berarti keinginan manusia untuk mengetahui dan mendapatkan
informasi, ilmu pengetahuan, data, jawaban atas persoalan yang timbul dan aktivitas
interaksi manusia, kegiatan belajar, dan sebagainya.
4. Produksi informasi yang berarti kebutuhan, keinginan dan permintaan informasi yang
terpenuhi mendorong manusia untuk menularkan/mentransfer kepada orang lain.
5. Dengan tercapainya bauran informasi yang didapat dan keempat unsur tersebut, man
usia dapat mengevaluasi diri sampai di mana daya serap dan imajinasinya dalam
menerima pengetahuan dan hasilnya akan merupakan kekayaan pribadi yang dapat
menaikkan kualitas diri.
Dengan mengetahui batasan 5 aspek pemasaran tersebut, diharapkan keberhasilan
misi pustakawan sebagal penjaga informasi tercapai dalam melayani masyarakat pemakai
dan pencari jasa informasi.
KONTRIBUSI PEMASARAN BAGI PERPUSTAKAAN
Sebagai suatu perpustakaan yang di dalamnya termasuk kegiatan pelayananjasa informasi,
pemasaran mempunyai kontribusi yang cukup bagus terhadap perpustakaan yang
bersangkutan. Adapun kontribusi pemasaran tersebut antara lain,
1. Dapat memberikan masukan dalam pengambilan keputusan, jenis serta bentuk
pelayanan yang akan diterapkan atau yang akan dijalankan di lembaga atau organisasi
tersebut.
2. Menjadi masukan dalam kegiatan pengadaan dan penyajian menu dokumentasi serta
informasi yang market oriented. Dalam hal mi adalah pengguna perpustakaan.
3. Terciptanya saluran komunikasi yang balk sehingga dapat menentukan model yang
paling tepat untuk sebuah pemasaran perpustakaan ataupun jasa informasi.
KOMPONEN PEMASARAN
Konsep marketing mix ada 4 macam yaitu:
1. Produk (Product)
117
Merupakan barang fisik ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada pasar
sasaran. Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui,
untuk dapat menyusun proses pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan produk tersebut.
Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang
tentu produknya adalah koleksi sertajasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang
bersangkutan. Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di
perpustakaan adalah:
a. Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual
mempunyai nilai relevansi tinggi.
b. Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-alat
bibliografis, seperti katalog.
c. Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh
pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa informasi
adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat.
d. Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
e. Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen.
f. Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung
kebetahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung.
2. Harga (Price)
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh
produk hasil perusahaan. Namun dalam perpustakaan yang dimaksud harga di sini bukan
uang, melainkan keaktualan koleksi/informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan
pengguna dengan yang ditawarkan ataupun utility/nilai guna informasi tersebut.
3. Tempat (Place)
Merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluranjasa/produk melalui lokasi
layanan yang tepat, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Pada kegiatan pemasaran jasa informasi perlu
118
diperhatikan lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh semua pihak dalam segala
kesempatan; lokasi pemasaran yang berada dipusat lalu lintas dan berbagai penjuru.
4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi penyampaian pesan-pesan atau informasi
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
To inform: memberitahu sesuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal mi
menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat diberikan
perpustakaan kepada pengguna. Memberitahukan kepada pengguna informasi yang tepat
untuk disuguhkan kepada masyarakat. Hal ini berkaitan erat dengan felt need dan
masyarakat pengguna jasa informasi.
To influence: mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan berkunjung ke
perpustakan, tidak enggan menggunakan jasa layanan informasi, merubah image pengguna
tentang jasa informasi/perpustakaan. Dalam kegiatan mempengaruhi mi, perlu usaha dan
dalam perpustakaan/jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan
perpustakaan/jasa informasi, perlujuga menonjolkan citra positifdari lembaga kita ke luar.
To persuade: membujuk atau merayu penggunal masyarakat untuk melakukan
kegiatan di perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain
sebagainya yang bertempat di perpustakaan.
Sistem Pemasaran
Pertama-tama perlu diingat bahwa lingkungan pada sistem pemasaran itu luas dan terbuka
dengan banyak input, output, dan
umpan-balik. Lingkungan pemasaran dapat dibagi
kedalam lima lapisan dasar, yaitu lapisan ke satu adalah sistem global (di mana negaranegara berinteraksi), lapisan ke dua adalah sistem masyarakat (berhubungan dengan
kebudayaan, politik dan ekonomi), kemudian lapisan ke tiga adalah sistem pemasaran
(berhubungan dengan konsumen, pesaing, pemerintah dan sebagainya) lapisan ke empat
adalah sistem secara organisasi (meliputi masalah keuangan, produksi, personalia) dan
lapisan
ke
lima adalah sistem pemasaran
administrasi pemasaran, fungsi-fungsi produk,
manajerial (yang mempunyai subsistem
pengembangan produk baru,
saluran119
saluran distribusi, distribusi secara fisik, kekuatan penjualan di lapangan, periklanan,
promosi penjualan, publisitas dan public relation, informasi dan penelitian pemasaran).
Pada setiap lapisan merupakan sebuah sistem. Lapisan ke lima merupakan sub-sistem dari
lapisan ke empat dan seterusnya, serta output dari lapisan ke lima merupakan input bagi
lapisan ke empat dan seterusnya.
Jadi pendekatan sistem membantu memfokuskan perhatian pada masalah-masalah
yang lebih luas. Pendekatan sistem juga memungkinkan analisis secara tertib dan logis
pada kegiatan pemasaran dengan :
Penekanan mata-rantai pemasaran baik di dalam maupun di luar perusahaan/ organisasi.
Penekanan hubungan input dan output
Menyoroti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
Memberikan pendekatan untuk pengawasan
Menawarkan kesempatan-kesempatan untuk berinovasi
Memberikan sarana-sarana untuk mengukur hasil.
Pendekatan
sistem
menunjukkan
pandangan
konsumen
terhadap
perusahaan/organisasi, sebuah pandangan dari orang luar sebagai sisi lain dari pandangan
internal yang biasanya berfokus pada perspektif operasional saja. Para manajer harus ingat
bahwa perasaan konsumen terhadap perusahaan/organisasi akan menentukan keputusan
konsumen untuk memilih barang/jasa yang ditawarkan. Tugas bagian pemasaran adalah
menjamin bahwa keseluruhan pelayanan sistem pemasaran berlangsung dengan baik, dan
terjadi keseimbangan antara kepuasan konsumen dengan tugas-tugas operasional untuk
menjamin efektivitas, efisiensi dan pengendalian biaya.
Peran pemasaran lain yang juga penting adalah memonitor kepuasan konsumen,
mengevaluasi persaingan, serta mengidentifikasi kecenderungan dan peluang pasar.
Dengan demikian bagian pemasaran memberikan umpan balik kepada manajer operasional
dan manajer sumberdaya manusia untuk meningkatkan penampilan dan kualitas
perusahaan/organisasi di mata konsumen.
120
Alat-Alat Promosi
Penggunaan perpustakaan di Indonesia belum optimal. Di samping itu usaha-usaha
pemasaran dari pihak perpustakaan juga belum dilaksanakan dengan baik. Selama ini
banyak perpustakaan yang bersifat pasif, hanya menunggu pengguna yang datang ke
perpustakaan. Di lain pihak pengguna (terutama mahasiswa) tidak mengetahui apa yang
bisa dia dapatkan di perpustakaan
sehingga dia tidak
merasa
perlu
meluangkan
waktunya yang sudah penuh dengan jadwal kuliah dan praktikum untuk datang
perpustakaan. Banyak pula
terjadi
ke
gedung perpustakaannya tidak dilengkapi dengan
rambu-rambu ataupun benda-benda yang dapat membuat pengguna/calon
pengguna
merasa diinformasikan apa yang ada di dalam gedung, dan membuat mereka tertarik
untuk masuk ke gedung perpustakaan. Hal itu bisa dibandingkan dengan toko-toko
komersil yang mempunyai ruang pamer/show room yang diletakkan di bagian depan
toko, sehingga orang yang melewati toko itu menjadi tertarik untuk masuk ke toko
karena melihat barang yang dipamerkan di ruang pamer.
Adapun pengertian promosi menurut William J Stanton yaitu : “Promotion is the element
in an organization’s marketing mix that serves to inform, persuade, and remind the market
of the organization and or its products”. Artinya : “Promosi adalah salah satu unsur dalam
bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan
mengingatkan tentang produk perusahaan”.6
Berdasarkan pengertian promosi di atas dapat disimpulkan bahwa promosi itu
adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan kepada calon
konsumen tentang barang atau jasa. Promosi digunakan untuk memberitahukan informasi
kepada orang-orang tentang produk dan membujuk pembeli atau target pasar untuk dapat
membeli produk yang ditawarkan.
Jadi sebenarnya salah satu faktor yang
menyebabkan
kurangnya
pengguna
perpustakaan adalah lemahnya pemasaran. Untuk menunjang usaha-usaha pemasaran,
diperlukan alat-alat promosi.
6
Staton, Wiliam J. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1992. hal.171
121
Beberapa alat promosi yang dapat digunakan untuk memperkenalkan perpustakaan
perguruan tinggi adalah :
-
Poster dan Leaflet
Perpustakaan
dapat mempromosikan fasilitas
yang dimiliki
dan pelayanan yang
diselenggarakan dengan menggunakan poster dan leaflet. Ada sedikit perbedaan dalam
menggunakan poster dan leaflet.
Pada
leaflet bisa digunakan lebih banyak teks
dibandingkan dengan poster. Poster berguna untuk menarik perhatian khalayak ramai
pada suatu topik. Oleh karena itu biasanya digunakan warna yang mencolok, gambar
yang menarik, dan kata-kata yang bombastis. Dengan demikian dari jauh orang sudah
tertarik dengan poster tersebut, sehingga mendatanginya dan membaca isi poster
tersebut. Poster ini bisa ditempel di fakultas, di pusat kegiatan kampus, atau pada
sekretariat himpunan profesi mahasiswa. Leaflet
bisa lebih banyak
memberikan
informasi mengenai kegiatan perpustakaan dan fasilitas yang dimiliki. Bahkan
dengan leaflet ini bisa menyebarluaskan informasi yang bersifat teknis,
seperti
bagaimana menggunakan katalog untuk mendapatkan buku tertentu di dalam koleksi
dan sebagainya. Gambar-gambar bisa ditambahkan untuk mempercantik penampilan
leaflet, tetapi yang berhubungan dengan masalah
yang dimuat leaflet tersebut.
Penyebaran leaflet ini harus diatur sehingga bisa mencapai pengguna yang potensial.
Pembuatan poster dan leaflet ini tidak harus menggunakan bahan yang mahal. Yang
penting adalah menarik dan dapat dibaca oleh pengguna sasaran dengan baik.
-
Ceramah
Ceramah yang dimaksud di sini adalah sebagai bagian dari "users education".
Ceramah ini bisa disampaikan dalam beberapa kesempatan.
a. Ceramah dalam Seminar untuk Pengguna
Penceramah tidak harus pustakawan, tetapi bisa juga disampaikan oleh ilmuwan yang
telah merasakan manfaat
menggunakan informasi dari buku atau
pun majalah
ilmiah, bahkan lebih penting lagi bila informasi itu diperoleh dari menggunakan
perpustakaan. Promosi ini penting mengingat minat baca mahasiswa masih rendah.
122
Dengan mendengarkan tokoh yang mempunyai pengalaman tersebut diharapkan
membangkitkan minat mahasiswa untuk menggunakan perpustakaan dan membaca
literatur yang ada.
b. Ceramah dalam Masa Orientasi Mahasiswa Baru
Mahasiswa baru perlu diperkenalkan
kepada fasilitas dan pelayanan yang dapat
mereka peroleh di perpustakaan perguruan tinggi.
Kemungkinan besar mereka
belum terbiasa menggunakan perpustakaan untuk menunjang proses belajar mereka.
Oleh karena itu sangat baik bila pustakawan dapat memberi ceramah pada masa
orientasi mahasiswa baru.
c. Ceramah dalam Bentuk Kuliah
Ceramah dapat diberikan dengan mengisi beberapa pertemuan dalam mata kuliah
tertentu, seperti "Metode penulisan ilmiah" dan sebagainya. Bila waktu yang
diberikan sangat terbatas, mungkin cukup disampaikan bagaimana menelusur
informasi untuk melengkapi bahan penulisan ilmiah. Sangat baik bila ada khusus
mata ajaran mengenai perpustakaan, dengan 1 SKS saja misalnya. Namun harus
diingat materinya tetap dijaga sebagai bekal bagi mahasiswa untuk menggunakan
perpustakaan
secara optimal, bukan untuk menjadikan mahasiswa
sebagai
pustakawan.
- Pameran
Pameran merupakan salah satu sarana mempromosikan perpustakaan. Materi pameran
disesuaikan dengan tema pameran dan lingkungan dimana pameran itu diadakan.
Misalkan pameran itu adalah masalah lingkungan,
maka materi
pameran adalah
literatur yang membahas lingkungan dan berbagai informasi lain yang mengenai
lingkungan. Pada acara-acara seminar bisa disertai dengan pameran yang disesuaikan
dengan tema seminar. Di perguruan tinggi, acara dies natalis dari perguruan tinggi
tersebut merupakan saat yang tepat untuk mengadakan pameran. Masyarakat yang
akan menghadiri
acara
pameran perlu diperhatikan. Bila pengunjung pameran
diperkirakan banyak dari kalangan ilmuwan, tentunya tidak menjadi masalah bila
123
materi yang dipamerkan dengan bobot ilmiah yang tinggi. Tetapi bila pengunjung
pameran diperkirakan banyak dari masyarakat awam, maka materinya jangan terlalu
ilmiah. Mungkin publikasi
dari Lembaga Pengabdian pada Masyarakat,
berupa
penerjemahan hasil-hasil penelitian kedalam publikasi dengan bahasa awam, lebih
cocok untuk dijadikan materi pameran.
- Paket Audio Visual
Paket
audio visual yang
mempromosikan
perpustakaan merupakan sarana yang
menarik, terlebih lagi mengingat budaya membaca masih disegani. Paket itu bisa
dalam bentuk video, slide yang dilengkapi dengan suara, dan sebagainya. Pada saat
ini biaya untuk pembuatan paket audio visual memang masih cukup mahal. Lain
halnya dengan perpustakaan
di
negara-negara
maju, paket-paket audio visual
mengenai perpustakaan sudah banyak dibuat.
- Lomba
Mengadakan lomba baik berbentuk penulisan makalah maupun poster dapat dijadikan
sarana
mempromosikan perpustakaan.
Lomba ini diadakan bagi mahasiswa
dan
bertemakan masalah-masalah di perpustakaan. Diharapkan peserta perlombaan akan
mempelajari hal ihwal mengenai perpustakaan ketika mereka akan menulis makalah
ataupun membuat poster. Ada pepatah yang mengatakan : "Bila tak kenal maka tak
sayang".
Sesudah mereka mengikuti lomba maka mereka menjadi sayang pada
perpustakaan. Sebuah perpustakaan yang telah memiliki koleksi yang sangat baik,
dan koleksi itu telah diproses serta ditata dengan baik, dianggap kurang berhasil bila
ternyata belum digunakan secara optimal. Oleh karena itu sebuah perpustakaan tidak
hanya perlu melaksanakan pekerjaan teknis perpustakaan, tetapi perlu mempromosikan
perpustakaannya. Di dunia komersil bahkan banyak produsen berani menggunakan
anggarannya sampai 50% untuk mempromosikan produknya. Bagi
pustakawan di
Indonesia dimana kebutuhan akan menggunakan perpustakaan belum dirasakan, maka
usaha promosi perlu dilakukan dengan lebih keras lagi.
124
STRATEGI PEMASARAN JASA INFORMASI
Strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, yaitu: (1)
Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani; (2) Perencanaan produk, meliputi
produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran manfaat total
yang akan diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian; (3) Penetapan harga, yaitu
menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada
pelanggan; (4) Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya; dan (5)
Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, penjualan perorangan,
promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
Sesuai dengan tujuan manajemen jasa yaitu untuk mencapai tingkat kualitas jasa
pelayanan, dalam hal ini erat hubungannnya dengan tingkat kepuasan pelanggan. Karena
sulitnya pelayanan kualitas jasa, maka perlu strategi dalam konsep manajemen pemasaran
jasa seperti yang dikemukakan Yuyus Suryana adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan suatu strategi pelayanan. Yaitu strategi tingkat keunggulan yang
dijanjikan kepada pelanggan. Hal ini meliputi; bidang usaha apa yang
berhubungan dengan olahraga, siapa calon pelanggannya, dan apa yang
dibutuhkan pelanggan.
3. Mengkomunikasikan kualitas pada pelanggan. Yaitu menginformasikan kepada
pelanggan sehingga mengetahui dengan jelas tingkat pelayanan yang akan
diperoleh, antara lain ruang tunggu, peralatan yang modern, pemeriksaan
kesehatan yang berkala dan lain-lain.
4. Menetapkan suatu standart yang jelas dan terukur. walaupun pada jasa sulit
untuk menetapkan standar, tetapi perlu diusahakan sehingga bagi pelanggan akan
jelas mengenai tingkat kualitas yang akan dicapai.
5. Menetapkan sistem pelayanan yang efektif pada pelanggan. Yaitu memberikan
suatu sistem, metode, dan prosedur yang efektif untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan secara tepat.
6. Karyawan yang berorientasi pada kualitas pelayanan. Yaitu instruktur, pelatih,
atau tukang pijat yang berkualitas dan bersertifikat serta mengetahui dengan jelas
standar kualitas pelayan
7. Survai tentang kepuasan dan kebutuhan pelanggan. Yaitu instansi/ perusahaan
selalu melakukan survey secara periodik dan sistimatis sehingga dapat
125
mengetahui tentang kepuasan pelanggan dan kebutuhannya yang selalu berubahubah.7
Pada poin terakhir, berbicara mengenai kiat-kiat pemasanan yang berkaitan dengan
pemasaran jasa informasi di perpustakaan.Kiat-kiat tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1.
Survei pemakai jasa, bisa dengan jalan menggunakan angket/quesioner yang
disebarkan. Penyebaran angket mi sebagai upaya mengetahui need (kebutuhan serta
wants (keinginan) dan konsumen/pemakai penpustakaan.
2. Promosi perpustakaan agar orang senantiasa berkunjung di perpustakaan. Kegiatan mi
terbagi dalam dua faktor:
-
Faktor internal, antara lain dan unsur pustakawan itu sendiri, yaitu keramahan,
cekatan dan cerdas, mampu membujuk/persuasi atau mendorong pemakai, mampu
mendidik pemakai dengan melalui fase-fase (a) tahu, pemakai mengetahui
perpustakaan secara detail; (b) tertarik; (c) menimbang-nimbang untung nugi
informasi tersebut bagi pemakai; (d) mencoba membantu pemakai agar tidak
mendapat hambatan; (e) mengadopsi, kemampuan pustakawan untuk membina
pelanggan penpustakaan.
-
Faktor eksternal, antara lain pembuatan buku pedoman penggunaan perpustakaan
bagi pemakai baru, pemasangan spanduk/penyebanan brosun, dli.
3. Mengelola sistem informasi manajemen (SIM) terpadu antar unit perpustakaan.
Kegiatan
mi
untuk
mengan-tisipasi
laju
informasi.
Mengadakan
sistem
janingan/kerjasama antar unit perpustakaan. Bentuk kegiatan mi bisa berupa inter
library loan, exchange programme, ataupun union catalog. kegiatan ml sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan informasi pemakai.
4. Kemajuan dan keberhasilan informasi sebagai alat manajemen banyak ditentukan oleh
sukses besar computer enterpreneuner. Memang diakui komputenisasi telah mampu
memacu sistem peredaran informasi sehingga pengelolaan data, penyajian dan
pemanfaatan secana maksimal dapat terselenggara tanpa kendala.
7
Yuyus Suryana. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Pasca Unpad, 1999.
hal.3-4
126
5. Mengoptimalkan peran pustakawan agar membantu konsurnen dengan jalan
mengorganisasikan dan membenikan wadah bagi pana pemakai penpustakaan tingkat
pemula dengan pendidikan pemakai. Mengubah actual user menjadi potential user.
6. Dipenlukan kerjasama dengan organisasi atau lembaga tenkait untuk mempergunakan
fasilitas yang ada di penpustakaan. Misalnya menyediakan ruang untuk kegiatan
seminar, rapat, dsb.
7. Pengeseran nilai, penilaku konsumen informasi (consumer behavior) turut membantu
pustakawan sebagai bank data untuk senantiasa mengubah citra din dan pelayanan
nesponsifpasifmenjadi inisiatif aktif sebagai tenaga profesional yang dibutuhkan
masyarakat dengan bermodalkan kemampuan untuk mengembangkan din dalam
mengolah data, menyiapkan, mengemas, mentransfen dan memasarkan informasi.
PENUTUP
Pemasaran tidak sama artinya dengan periklanan dan penjualan. Pemasaran
merupakan seni dalam mengidentifikasi dan memahami kebutuhan konsumen/calon
konsumen serta memberikan jalan
tersebut.
Dalam
keluar dengan
konsepsi pemasaran
modern
memenuhi/memuaskan kebutuhan
langkah awal adalah menentukan
konsumen yang dituju atau target market. Setelah itu perlu adanya informasi yang
akurat dan mutakhir tentang kebutuhan dan harapan dari target market. Berdasarkan
informasi itu dirancang
produk
dan pelayanan yang akan ditawarkan pada
konsumen/calon konsumen.
Untuk mendukung pemasaran jasa informasi ada beberapa alat yang dapat
digunakan untuk mempromosikan perpustakaan perguruang tinggi, seperti : poster dan
leaflet, ceramah, pameran, paket audio visual, dan lomba.
127
Dari uraian pemasaran perpustakaan di atas diharapkan dapat membantu
terselenggaranya pemasaran infonmasi. Hal yang patut kita sadari, sesederhana apapun
bentuk layanan dan tugas Iayanan yang kita berikan kepada pemakai akan lebih terarah dan
berguna apabila dikerjakan secara terorganisasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri Wahyuni. 1993. Teknik pemasaran jasa perpustakaan. Makalah pada Lokakarya
Pengguna dan Promosi Perpustakaan Perguruan tinggi di Malang, tgl. 25 s/d 28
Oktober 1993.
Cronin, Blaise. The marketing ofLibrary and Information Services. London,ASLIB. 1981.
Edsall, Marian S. Library Promotion Handbook. London, Oryx Press, 1980.
Hartono, Bambang. Pemasaran Jasa Perpustakaan: makalah seminar. Jakarta, 1992.
Kinnell, Margaret. Planned Public Relations for Libraries. London: Taylor Graham, 1989.
Kotler, Philip. Principles of Marketing. second. Ed. New Delhi:Pnentice-Hall, 1984.
128
__________, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol.
Jakarta: Prenhallindo,1997.
Kotler, Philip dan Amstrong Gerry. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 2. Jakarta:
Prenhallindo.
Muchyidin, Ase S. Promosi Perpustakaan. Bandung: P3TUNPAD, 1980.
Mc Garry, K.J. Communication Knowledge and the librarian. London: Clive Bingley,
1975.
Nurhayati, Tuti. Pemasaran Perpustakaan Perguruan Tinggi. Warta IKlPYogyakarta, Vol.
XXXII/1998. Hal. 11, 12, 14.
Rosenberg, Larry J. 1977. Marketing. Prentice Hall, New Jersey.
Septiadi, Den. Analisis bauran pemasaran jasa restorasi Sindang Reret dalam upaya
miningkatkan kepuasan para tamu pengunjung: lesis. Bandung: Prog. Pasca Sarjana
UNPAD, 1999.
Sigit, Soehardi. 1976. Marketing praktis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Staton, Wiliam J. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 1992.
Yuyus Suryana. Manajemen Pemasaran Jasa. Bandung: Pasca Unpad, 1999.
129
130
Download