BAB I - repository@UPI

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah dimainkan
sejak lama di berbagai Negara, meskipun menggunakan istilah yang berbeda.
Semua permainan itu memiliki tujuan yang sama, yaitu permainan yang
dimainkan oleh dua tim dan pemain dari tiap tim berusaha memainkan bola dan
menjaga bola agar tidak direbut oleh tim lawan dan berusaha memasukan bola ke
dalam jaring atau gawang lawan. Seperti yang dikemukakan oleh Sucipto
www.untukku.com yaitu:
… Di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan
“tsu-chu” untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit
memasukkan ke dalam jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu
panjang …”, selain di Cina permainan sepak bola telah dimainkan juga di
Jepang yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina.
Yunani dengan “episkyros”, Romawi (Italia) dengan “haspartum”, dan
Perancis dengan “choule”.
Sepakbola adalah permainan invasi yaitu permainan yang memperbolehkan
setiap pemain dalam sebuah tim atau regu yang bertanding menyerang memasuki
daerah pertahanan lawan, dan setiap pemain dalam sebuah tim berusaha
memasukan bola ke gawang lawannya untuk membuat gol atau skor, serta
menjaga gawangnya dari serangan lawan. Gol dihitung jika bola seluruhnya telah
melewati garis gawang. Seiap pemain berusaha memasukan bola dengan cara
melakukan operan (passing), menggiring (dribbling), menembak (shooting).
Selain cara – cara tersebut, ada cara lain yang bisa dilakukan oleh para pemain
yang tidak membawa bola, seperti bergerak mencari ruang kosong, membantu dan
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
melindungi pemain yang sedang membawa bola. Dan pemain dari tim lawan yang
tidak menguasai bola berusaha untuk merebut bola dari pemain lawan dengan cara
melakukan adu tubuh (body charge), tackling, membayangi pemain lawan yang
tidak membawa bola, menutup ruang kosong, dan menutup ruang tembak ke arah
gawang.
Pada permainan sepakbola modern dan kompetitif, permainan ini dimainkan
selama 90 menit yang dibagi kedalam dua babak. Tiap babak dimainkan selama
45 menit dan jika tim yang mencetak gol lebih banyak dari tim lainnya dalam
kurun waktu 90 menit tersebut adalah pemenang permainan ini, jika keadaan
masih imbang (draw) diadakan babak tambahan waktu selama 2 x 15 menit, dan
bila kedudukan masih imbang maka diadakan adu penalty. Permainan sepak bola
dimainkan oleh 22 orang pemain yang dibagi kedalam 2 tim, setiap tim terdiri dari
11 orang, yang diantaranya adalah 1 orang penjaga gawang (goal keeper), 4
pemain belakang (defender), 4 gelandang (miedfielder), dan 2 orang penyerang
(striker). Namun jika permainan ini dimainkan untuk olah raga rekreasi, jumlah
pemain bisa disesuaikan, contoh bisa dimainkan dengan 8 orang pemain, 6 orang
pemain bahkan dengan 4 orang pemain, olahraga permainan sepakbola
bisa
dimankan.
Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia, terbukti
dari data siswa di akademi La Masia milik klub sepakbola Barcelona Spanyol,
yang diminati oleh setiap anak di seluruh dunia, yang dikutip dari
http://www.kaskus.us/showthread yaitu :
La Masia menjadi salah satu kamp paling elite bagi bakat-bakat super dari
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
seluruh dunia. Dalam 30 tahun, sebanyak 450 pemain bola muda
memancangkan mimpinya di bangunan dengan luas 610 meter persegi tersebut.
Dari jumlah itu, sebanyak 40 pemain menjadi pemain utama Barcelona…
Bukan hanya menjadi pemain sepakbola saja, banyak orang yang menggemari
pertandingan sepakbola, dengan menjadi penonton ini terbukti dari data penonton
sepakbola yang ada di liga jerman, yang dikutip dari http://www.sepaxbola.info
menyatakan bahwa: “Liga yang stadionnya paling ramai adalah Bundesliga. Pada
tahun 1960an hingga 1980an, rata-rata jumlah kehadiran penonton di stadion
klub-klub Jerman berkisar antara 5-7 juta orang per musim.”.Dari sumber tersebut
di atas, dapat dilihat bahwa antusiasme masyarakat dunia terhadap sepakbola
sangat tinggi. Begitu juga masyarakat Indonesia sangat menggemari olahraga
permainan ini, terlihat dari banyaknya jumlah klub dan pemain yang berkiprah di
Liga Indonesia yang berada di bawah naungan Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI), yang dikutip dari http://sepakbola.showbiznotes.net/daftar-timklub-peserta-indonesia-super-league-isl-20102011/:
Arema Indonesia jumlah pemain 23 orang, Persipura Jayapura 24 orang,
Persiba Balikpapan 22 orang, Persib Bandung jumlah pemain 24 orang,Persija
Jakarta 25 orang, Persiwa Wamena 23 orang, PSPS Pekanbaru 23 orang,
Sriwijaya FC 24 orang, Persijap Jepara 25 orang, Persema Malang 23 orang,
Bontang FC 24 orang, Persisam Samarinda 23 orang, PSM Makassar 22
orang, Persela Lamongan 23 orang, Pelita Jaya Karawang 24 orang, Persibo
Bojonegoro 23 orang, Semen Padang 23 orang, Deltras Sidoarjo 24 orang
Dari sumber di atas, menunjukan bahwa sepakbola digemari di Indonesia.
Tidak hanya pada liga professional saja, bahkan permainan sepakbola dimainkan
sampai ke pelosok – pelosok daerah di Indonesia, yang lebih populer dengan
istilah antar kampung (Tarkam). Tidak hanya menjadi pemain, banyak orang
yang berbondong - bondong menyaksikan pertandingan sepakbola di stadion
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
sepakbola di seluruh Indonesia ini dapat dibuktikan dengan data penonton yang
dikutip dari http://www.sepaxbola.info yaitu: “…Dari evaluasi jumlah penonton
ISL 2009/10, rata-rata jumlah penonton tertinggi adalah Persija (22.908 orang),
diikuti Arema (21.724) dan Persipura (20.068)…”. Dari data tersebut bisa dilihat
antusiasme masyarakat di Indonesia terhadap sepak bola tidak kalah dibandingkan
dengan masyarakat di luar Indonesia. kita dapat melihat permainan ini dimainkan
oleh berbagai macam orang, seperti yang diutarakan oleh Sucipto (1999/200:7)
yakni “ Sepakbola berkembang dengan pesat dikalangan masyarakat, karena
permainan ini dapat dimainkan oleh laki – laki dan perempuan, anak – anak,
dewasa dan orang tua”. Sepakbola bisa dimainkan di berbagai tempat. Mulai dari
sekitar rumah, di tingkat sekolah, jalanan, hingga yang dimainkan secara
professional.
Di lingkungan persekolahan, permainan sepakbola termasuk salah satu ruang
lingkup materi pembelajaran aktifitas permainan dan olahraga, dalam materi
pelajaran Pendidikan Jasmani Kesehatan Olahraga dan Rekreasi (Penjasorkes),
yang sudah tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2006, yang telah dirumuskan dalam standar kompetensi sebagai berikut:
“Melakukan teknik dan taktik berbagai permainan dan olahraga didasari konsep
yang benar dan memiliki nilai – nilai yang terkandung didalamnya”. Dan sudah
dijabarkan dalam tujuan pembelajaran yang terdapat pada kompetensi dasar dan
indicator pembelajaran aktivitas permainan olahraga khususnya dalam aktivitas
permainan sepakbola, pada tingkat satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas XI (sebelas) sebagai berikut:
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
Kompetensi dasar:
Mengintregrasikan teknik salah satu nomor olahgraga beregu mengunakan bola
besar (sepakbola, bolavoli, bola basket) dengan baik, tepat dan lancar.
Indikator
1. Menggunakan berbagai bentuk formasi, bentuk strategi dalam permainan sepak
bola.
2. Mempraktikan teknik passing, shooting dan dribbling.
Melalui aktivitas pembelajaran olahraga permainan sepakbola ini, potensi –
potensi pendidikan yang ada pada siswa diharapkan dapat tumbuh berkembang
secara optimal, baik potensi dalam dimensi kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Dimensi kognitif yang berpeluang besar untuk ditumbuh kembangkan melalui
aktifitas permainan sepakbola seperti memperhitungkan arah datangnya bola,
mengukur seberapa kuatnya operan yang akan diberikan kepada kawan dan
mengukur berapa kuatnya tendangan ke gawang lawan agar masuk ke gawang.
Bukan hanya dimensi kognitif saja yang terkembangkan didalam permainan
sepakbola, dimensi
afektif dan psikomotor pun dapat
tumbuh berkembang
dengan cara bekerja sama, bertanggungjawab, disiplin, saling menghargai,
sportivitas, mencari ruang dalam permainan, ketepatan dalam memberikan
umpan, kebugaran jasmani, dll.
Namun didalam kenyataan di lapangan aktifitas pembelajaran permainan
sepakbola kebanyakan terbalik, dari pembelajaran aktivitas permainan olahraga
sepakbola menjadi pelatihan cabang olahraga, yang menekankan seorang siswa
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
untuk mengoptimalkan kemampuan geraknya
latihan
dengan menggunakan metode
yang disesuaikan. Guru mata pelajaran penjasorkes cenderung
memberikan siswa pelatihan sepakbola gerakan passing, misalnya passing
menggunakan kaki bagian dalam dan siswa diperintahkan untuk melakukan
pengulangan sampai menguasai gerakan passing tersebut. Seharusnya seorang
guru penjasorkes memberikan pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, yang
bukan hanya mengembangkan aspek psikomotornya lewat gerakan passing saja,
tapi juga dituntut harus mengembangkan aspek kognitif, dan afektifnya lewat
aktifitas pembelajaran permainan sepakbola. Dengan cara mengajarkan siswa
untuk mengeluarkan kreatifitasnya dalam proses pengambilan keputusan, untuk
membantu siswa mengetahui potensi yang dimilikinya, untuk bekerja sama
dengan rekan setimnya dalam aktivitas pembelajaran permainan sepakbola,
memperkaya kemampuan gerak siswa, membentuk sikap yang tepat terhadap nilai
yang terdapat dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, belajar
bertanggungjawab, memberikan pertolongan, meningkatkan kesehatan atau
kesegaran jasmani.
Di dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola seorang guru harus bisa
mengarahkan siswanya untuk bebas dan kreatif dalam mempelajari suatu
pembelajaran permainan olahraga namun tetap dalam pengawasan guru. Untuk
mengakomadisi kreatifitas dan kebebasan siswa dalam mengikuti pembelajaran
aktifitas permainan sepakbola, seorang guru penjasorkes bisa menggunakan
metode, model dan gaya mengajar yang sesuai, agar semua potensi siswa dapat
berkembang.
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
Di dalam aktivitas pembelajaran yang diberikan oleh masing – masing guru
mata pelajaran, memiliki metode, model dan mengajar yang berbeda – beda. Dan
tugas guru adalah memilih metode, model dan gaya mengajar yang tepat agar
materi yang diberikan dapat tersampaikan. Beberapa metode, model dan gaya
mengajar, yang sering dipergunakan oleh seorang guru diantaranya adalah
pemrosesan informasi, gaya mengajar komando, divergent, pembelajaran
kooperatif dsb. Itulah beberapa metode, gaya dan strategi yang bias dipergunakan
oleh seorang guru, khususunya guru penjas. Dalam pembelajaran penjas seorang
guru di tuntut kreatifitasnya untuk menggunakan gaya, metode dan strategi
mengajar yang tepat, sehingga antusias siswa dalam pembelajaran cukup tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar belakang permasalahan, dapat diidentifikasi terkait dengan
pembelajaran aktivitas permainan sepakbola dalam mata pelajaran Penjaskes di
SMAN 1 Pangalengan adalah sebagai berikut:
1.
Guru belum memahami antara aktivitas pembelajaran permainan sepak
bola dengan pelatihan cabang olahraga sepakbola
2.
Guru Penjaskes cenderung memberikan aktivitas pelatihan cabang
olahraga
sepakbola,
bukan
memberikan
aktifitas
pembelajaran
permainan sepak bola.
3.
Masih jarang guru Penjaskes yang menerapkan
gaya mengajar
divergen dalam aktivitas pembelajaran permainan sepak bola.
4.
Siswa kurang kreatif dalam memberikan jawaban pada suatu
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
permasalahan
5.
Siswa cenderung pasif dan menunggu jawaban yang diberikan oleh
guru
6.
Siswa terlalu bergantung kepada intruski guru dalam pembelajaran.
7.
Kurangnya kesempatan gerak yang didapat siswa karena lama
menunggu giliran.
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah masalah yang diteliti, maka batasan permasalahan
dalam penelitian ini adalah: penerapan gaya mengajar divergent dan pendekatan
taktis dalam pembelajaran aktivitas permainan sepak bola di SMA Negeri 1
Pangalengan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana penerapan gaya
mengajar divergent dan pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas
permainan sepakbola?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang dijadikan tujuan penelitian oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
Penjas,
khususnya
pembelajaran aktivitas permainan sepakbola melalui implementasi gaya
mengajar divergent dan pendekatan taktis di SMA Negeri 1 Pangalengan
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
2. Untuk mengetahui bagaimana siswa memberikan respon terhadap gaya
mengajar divergent yang dipergunakan oleh guru .
3. Untuk mengetahui aplikasi dari gaya mengajar Divergent.
D.
Kegunaan penelitian
Dengan mengetahui pengaruh gaya mengajar divergent terhadap pembelajaran
permainan sepakbola di SMAN 1 Pangalengan Kecamatan Pangalengan
Kabupaten Bandung diharapkan memberikan kegunaan, kepada:
1. Teoritis
a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi mengenai
berbagai metode dan gaya mengajar yang ada dan dapat
dipergunakan untuk mengembangkan potensi siswa dalam
pembelajaran Penjaskes.
b. Untuk menerapkan gaya mengajar divergent dan pendekatan taktis
dalam pembelajaran aktivitas permainan sepakbola, sehingga
langkah – langkah yang akan dilakukan dapat dipergunakan oleh
guru Penjas
2. Praktis.
Agar gaya mengajar divergent dan pendekatan taktis dapat dipergunakan
oleh guru Penjas, sehingga dapat memperbanyak gaya mengajar yang dimiliki.
Angga Sastra Sutiana, 2013
Gaya Mengajar Divergent Dan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Permainan Sepak Bola
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Pangalengan)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Download