Title Goes Here - Binus Repository

advertisement
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi
Tahun
: 2008
Pertemuan 26
PERILAKU KOLEKTIF DAN GERAKAN SOSIAL
MATERI:
Pengertian Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial
Macam-Macam Perilaku Kolektif
Jenis-Jenis Gerakan Sosial
Learning Outcome
Mahasiswa dapat memisahkan apa saja yang dapat disebut sebagai
gerakan sosial dan gerakan apa saja yang tidak dianggap sebagai
gerakan sosial.
Bina Nusantara
I.
Pendahuluan
Pada tahun 1966 para mahasiswa anggota KAMI (Kesatuan Aksi
Mahasiswa Indonesia) berusaha menggagalkan upacara
pelantikan anggota Kabinet dengan jalan memblokade jalanjalan yang menuju Istana Merdeka dengan kendaraankendaraan bermotor yang bannya dikepeskan. Dua puluh tahun
kemudian Penduduk wilayah Palestina yang diduduki Israel
melancarkan gerakan yang dikenal dengan nama intifadahdemonstrasi, pemogokan serta konfrontasi dengan pasukan
Israel dengan menggunakan batu dan bom api, suatu gerakan
yang dihadapi
oleh Israel dengan tembakan, pemukulan,
infiltrasi dan penangkapan masal. Pada tahun yang sama rakyat
Philipina melakukan gerakan yang dinamakan People Power,
suatu gerakan yang menggulingkan pemerintahan diktator
Ferdinand Marcos dan digantikan oleh Corazon Aquino.
Bina Nusantara
Pada tahun 1989 mahasiswa pro demokrasi Tiongkok melakukan
berbagai aksi di Lapangan Tienanmen, Beijing. Mereka melakukan
pawai, demonstrasi, mogok makan, pemasangan rintangan di jalanjalan. Demonstrasi ini berakhir dengan pertumpahan darah. Di
berbagai negara komunispun terjadi gerakan yang serupa dan
berhasil menggulingkn rezim komunis yang berkuasa (Sunarto,
2000:202-203). Gerakan-gerakan ini berhasil menyatukan Jerman
timur dan Jerman Barat. Berhasil meruntuhkan pemerintahan
Komunis Uni Soviet dan komunis di negara-negara Cekoslowakia.
Dan pada tahun 1998, kita juga menyaksikan demonstrasi para
mahasiswa dan kelompok pro demokrasi di jalan-jalan protokol ibu
kota, demosntrasi di Gendung DPR. Gerakan ini
berhasil
menggulingkan pemerintahan Orde Baru, melahirkan suatu sistem
pemerintahan yang lebih demokratis dan terbuka.
Pertannyaannya sekarang adalah bagaimanakah gerakan seperti di
atas dilihat secara sosiologis? Sosiologi mengklasifikasi gerakan
tersebut di atas sebagai suatu prilaku kolektif yang diberi nama
gerakan sosial.
Bina Nusantara
2. Pengertian Gerakan Sosial
Untuk mempermudah dan memperjelas pengertian mengenai
gerakan sosial, kita telusuri terlebih dahulu apa yang
dimaksudkan dengan perilaku kolektif, sebab gerakan sosial
sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, secara
sosiologis diklasifikasi sebagai perilaku kolektif.
Perilaku kolektif (Macionis, 1989:528) adalah tindakan, pemikiran,
dan perasaan-perasaan (emotions) yeng meliputi sejumlah besar
orang dan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang
ada.
Perilaku kolektif memiliki tiga karakteristik:
• Interaksi sosial sangat terbatas.
• Ikatan sosil tidak jelas
• Norma-normanya lemah dan tidak konvensional
Bina Nusantara
Bentuk Prilaku kolektif:
Perilaku kerumunan
Perilaku kerumunan (Macionis, 1989:253) adalah orang-orang yang
berkupul secara temporer yang memiliki beberapa perhatian yang
sama dan sering saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Herbert Blumer mengklasifikasi kerumunan dengan beberapa tipe:
1) Kerumunan sambil lalu, contonhya orang-orang kebetulan
sama- sama berada dipantai, atau sama-sama sendag
mengamati
suatu peristiwa/kejadian.
2) Kerumunan konvensional adalah kerumunan yang terdiri dari
sekumpulan orang yang berada di suatu tempat untuk suatu
tujuan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Seperti
kerumunan
penumpang di terminal bis, bandara udara
atau
pelabuhan,
para pengunjung pasar atau toko.
3) Kerumunan ekspresif, kerumunan dimana orang meluapkan
emosinya seperti pada saat orang sedang menari, menyanyi,
menonton sepak bolan dan lain sebagainya.
4) Kerumunan bertindak, termasuk tindakan destruktif atau
peyimpangan
Bina Nusantara
Setelah kita mendeskripsikan apa yang dimaksudkan dengan perilaku
kolektif, sekarang kita telurusi defenisi Gerakan Sosial, sebagai bagian dari
perilaku kolektif.
Menurut Direnzo(1990) Gerakan Sosial (Soeyono, 2005:3) adalah perilaku
dari sebagian anggota masyarakat untuk mengoreksi kondisi yang banyak
menimbulkan problem atau tidak menentu, untuk menghadirkan suatu
kehidupan yang lebih baik. Tujuan akhir dari gerakan sosial menurut Direnzo
adalah tidak hanya terbatas pada perubahn sikap dan perilaku individu
melainkan sebuah perubahan tatanan sosial baru yang lebih baik. Defenisi
lain sebagaimana yang dikutip oleh Soeyono (p.4) berasal dari Baldridge
(1989:299). Menurut Baldridge gerakan sosial merupakan sebuah bentuk
perilaku kolektif yang teridiri atas kelompok orang-orang yang memiliki
dedikasi dan terorganisasi untuk mempromosikan atau sebaliknya
menghalangi terjadinya perubahan. Organisasi gerakan itu harus mempunyai
tujuan dan struktur organisasi yang jelas, serta mempunyai suatu ideologi
yang secara yang secara jelas berorientasi pada perubahan. Gerakan itu
dilakukan secara sadar dan jelas mempromosikan kebijakan-kebijakan yang
mereka inginkan, yang pada umumnya dilakukan melalui aktivitas-aktivitas
politik atau pendidikan.
Bina Nusantara
Gerakan sosial memiliki tiga karakteristik (Macionis,
1989:595)
1). Organisasi internal yang tingkatanya sangat tinggi
2). Gerakan berlangsung dalam waktu yang lama
3). Sengaja
mencoba
menpertajam
organisasi
masyarakat itu
sendiri.
Menurut Giddens (1989) berbeda dengan perilaku
kolektif (lihat, Sunarto, 2000:203), gerakan sosial
ditandai oleh adanya tujuan atu kepentingan bersama.
Kepentingan itu dapat berupa mengubah atau
mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di
dalamnya.
Bina Nusantara
3. Tipe-Tipe Gerakan Sosial
Berikut ini kita ikuti tipologi gerakan sosial yang dibuat oleh Davit
Aberle (Macinos, 1989:596, Sunarto, 2000:204).
TIPE PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN
Perubahan
Perorangan
Besarnya
Perubahan
Yg
Dikehendaki
Bina Nusantara
sebagian
Alternative movement
Perubahan Sosial
Reformative
movement
Redemptive movement Transformative
movement
Menyeluruh
Alternatifve movements merupakan gerakan yang bertujuan
mengubah sebagian perilaku perseorangan. Dalam kategori ini dapat
kita masukan berbagai kampaye untuk mengubah perilaku tertentu.
Redemptive movements juga berfokus pada perubahan individu,
tetapi mencoba mebawa perubahan yang radikal dalam kehidupan
maereka. Contohnya adalah gerakan-gerakan kaum fundamentalis.
Reformative movements yang hendak diubah bukan perseorangan
melainkan masyarakat, tetapi yang hendak diubah dari masyarak itu
hanya meliputi segi-segi tertentu dari masyarakat.
Transformative movements suatu gerakan yang bertujuan
mengubah masyarakat secara menyeluruh.
Bina Nusantara
Setelah menelusuri pengertian dan tipe gerakan sosial, pertannyaan
yang muncul adalah apakah gerakan sosial sama dengan revolusi
sosial?
Menurut Giddens (Sunarto, 2000:205) sebuah revolusi harus
memenuhi tiga kriteria yaitu 1) melibatkan gerakan sosial secara
masal, 2) menghasilkan proses reformasi atau perubahan dan 3)
melibatkan ancaman atau kekerasan. Berdasarkan kriteria ini
Giddens kemudian membedakan revolusi dari kudeta dan
pemberontakan. Kudeta yang melibatkan penggantian pemimpin
dan tidak mengubah institusi politik sedangkan pemberontakan tidak
membawa perubahan nyata meskipun melibatkan ancaman atau
penggunaan kekerasan.
Bina Nusantara
4. Sebab-Sebab Munculnya Gerakan Sosial
• Teori deprivasi
Teori ini mengatakan bahwa gerakan sosial muncul karena
sebagian orang dalam masyarakat mederita deprivasi (kekurangan,
kehilangan, penderitaan). Mereka tidak menikmati kesejahteraa.
Deprivasi yang paling umum adalah diprivasi ekonomi.
• Mass-Society Teory (William Kornhauser)
Menurut teori ini gerakan sosial muncul karena dibentuk oleh orangorang yang merasa secara sosial terisolasi dan secara personal
tidak merasa bermakna dalam masa yang besar, masyarakat yang
kompleks.
• Structural-Strain Theory (Neil Smelser)
Menurut Smelser ada enam kondisi sosial yang menyebabkan
munculnya gerakan sosial. Kondisi-kondisi itu terdiri dari:
Bina Nusantara
1). Structural condusivness
Gerakan sosial berasal dari struktur masyarakat itu sendiri, termasuk
berbagai macam pola yang signifikant memuculkan
problemproblem sosial.
2). Structural Strain
Munculnya gerakan sosial didorong oleh ketegangan dalam masyarakat itu
sendiri, termasuk berbagai mancam pola konflik sosial atau gagalnya
masyarakat memenuhi harapan anggotanya.
3). Growth and spread of an explanation
Berkembangnya
informasi
dan
penjelasan-penjelasan
yang
semakin jelas mengenai problem-problem dalam sosial.
4). Precipitating factors
Gerakan sosial muncul karena berbagai faktor yang mempercepat gerakan
sosial.
5). Mobilization for action
suatu precipitating factors memiliki fokus pada perhatian isu publik,
tindakan-tindakan kolektif, seperti pertemuan-pertemuan, leafleting, fundrising, lobbying, dan
demonstrations.
6). Lack of social control
Bina Nusantara
5. Tingkatan Gerakan Sosial
• Emergence
Gerakan sosial yang muncul karena kejadian yang tidak disangkasangka atau darurat.
• Coalecence
Setelah gerakan sosial muncul, langkah berikutnya adalah koalisi
sejumlah individu ke dalam organisasi yang secara aktif memasuki
kehidupan publik, termasuk mengembangkan kepemimpinan baru,
memformulasikan taktik dan kebijakan, dan membangun moral positif
dan merekrut anggota baru. Pada level ini gerakan sosial mungking
akan mendorong tindakan kolektif demonstrasi, penyadaran publik
dan lain sebagainya.
• Bureaucratization
Setelah mapan, gerakan sosial akan mengembangkan organisasi
formal seperti birokrasi dan lain sebagainya.
• Decline
Gerakan sosial secara inherent bersifat dinamis. Suatu ketika akan
mapan namun pada saat yang lain akan mengalami dinamika baru.
Bina Nusantara
Download