MANAJEMEN KEUANGAN

advertisement
KEBIJAKAN DEVIDEN
 Dividen adalah pembayaran kepada pemegang saham dari
laba, akumulasi laba perusahaan atau free cash flow yang
tersedia bagi pemegang saham.
 Dividen dibayarkan dalam bentuk tunai (cash dividend) atau
dalam bentuk saham (stock dividend).
 Kebijakan pembayaran dividen adalah menentukan berapa
bagian laba dibayarkan kepada pemegang saham dan berapa
bagian laba ditanam kembali di perusahaan.
 Semakin besar dividen dibayarkan, semakin kecil dana internal
untuk pendanaan investasi. Artinya,
perusahaan harus mencari dana dari luar
atau dana eksternal.
[email protected]
 Namun adanya flotation costs (biaya emisi) membuat dana
eksternal akan lebih mahal bagi perusahaan. Dengan demikian
pembayaran dividen menimbulkan biaya karena perusahaan harus
mencari dana dari luar yang lebih mahal.
 Selain dari laba, pendekatan lain menggunakan angka free cash
flow sebagai besaran yang dapat dibagikan kepada pemegang
saham. Free cash flow adalah cash flow yang tersedia setelah
dikurangi dengan kebutuhan kas untuk investasi pada barang
modal dan modal kerja. Free cash flow to equity, bukan net income,
dapat dipandang sebagai sumber untuk pembayaran dividen tunai
(cash dividend).
 Kebijakan dividen menentukan pembagian laba antara pembayaran
kepada pemegang saham dan investasi kembali perusahaan. Laba
ditahan (retained earnings) merupakan salah satu
sumber dana paling penting untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen
merupakan arus kas yang disisihkan untuk
pemegang saham
[email protected]
 Biasanya dividen dibayar per kuartal.
 Kebijakan dividen mencakup dua komponen dasar. Pertama, rasio
pembayaran dividen yang menunjukkan besarnya dividen yang
dibayarkan relatif terhadap pendapatan perusahaan. Kedua, stabilitas
deviden dalam waktu.
 Kebijakan pembayaran dividen seringakali dikaitkan dengan
kebijakan investasi dan pendanaannya. Pertama, pembayaran dividen
yang kecil bisa didasarkan kepada rasa optimis manajemen mengenai
masa depan perusahaan dan berkeinginan menahan laba sebagai
sumber dana ekspansi. Dalam hal ini kebijakan dividend merupakan
kebijakan ikutan (by product) dari capital budgeting decision.
Jika peluang investasi ternyata hilang, maka
manajemen mengumumkan kenaikan jumlah
dividend yang dibayar. Harga saham turun karena
peluang investasi tidak ada sekalipun jumlah
[email protected]
dividen naik
 Kedua, perusahaan lain mungkin menggunakan hutang untuk belanja
modalnya. Disini perusahaan membayar banyak dividen. Kebijakan
pembayaran dividen menjadi penopang dari (mengikuti) borrowing
decision.
[email protected]
[email protected]
 Adanya kendala dari kontrak pinjaman dan perundang-undangan
(Contractual & legal restrictions)
 Akses pada sumber dana dari luar (financial flexibility). Keterbatasan akses
ini membuat lebih banyak laba harus ditanam kembali dalam perusahaan.
 Kemampuan management memprediski laba (stability of earnings).
Perusahaan dengan earnings yang stabil kemungkinan mempunyai payout
ratio yang lebih tinggi. Expected volatility future earnings mempengaruhi
besaran dividen yang dibayarkan.
 Keinginan mempertahankan control (penguasaan terhadap perusahaan).
Dalam hal ini penggunaan internal financing menjamin terpeliharanya
control terhadap perusahaan yang dimiliki pemegang
saham. Penerbitan saham baru dapat mengurangi
control yang dimiliki.
[email protected]
 Company’s growth rate. Perusahaan dengan growth rate yang tinggi





cenderung menahan lebih banyak laba untuk membiayai peluang
pertumbuhannya (investment opportunities).
Financial leverage (kebutuhan untuk membayar kewajiban dari adanya
hutang).
Uncertainty. Pembayaran dividen mengurangi kecurigaan stockholder
tentang kesehatan keuangan perusahaan. Adanya informational content
dari dividen yaitu kenaikan dividen ditafsirkan sebagai optimistic signal
dari management mengenai future profits.
Age and size. Age and size mempengaruhi kemudahan akses pada capital
market.
Biaya emisi saham atau flotation cost. Untuk pembiayaan proyek
perusahaan bisa menggunakan laba ditahan atau menjual saham baru.
Jika flotation cost tinggi perusahaan akan lebih baik
jika menggunakan lebih banyak dana dari laba.
Pertimbangan pajak. Bila pajak atas dividen lebih
tinggi atau lebih rendah dari pajak atas capital gain.
[email protected]
 Tanggal deklarasi : Tanggal ketika dividen secara resmi dideklarasikan
oleh dewan direktur.
 Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) : Tanggal
ketika buku transfer saham ditutup untuk menentukan siapa pemilik
saham itu.
 Tanggal pemisahan dividen (ex dividend date) : Dua hari kerja sebelum
tanggal pencatatan. Setelah tanggal ini, hak menerima dividen tidak
lagi bersama saham itu.
 Tanggal pembayaran : Tanggal cek dividen dikirimakan ke pemegang
saham.
[email protected]
 Undang-undang
 Posisi likuiditas
 Kebutuhan pelunasan hutang
 Pembatasan dalam perjanjian hutang
 Tingkat ekspansi aktiva
 Tingkat laba
 Stabilitas laba
 Akses ke pasar modal
 Kendali perusahaan
 Posisi pemegang saham sebagai pembayaran pajak
 Pajak atas laba yang diakumulasikan secara salah
[email protected]
Beberapa teori kebijakan dividen yang di kemukakan oleh Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.
(2002) antara lain:
 Teori dividen tidak relevan dari Modigliani dan Miller
 Teori the bird in the hand : Keyakinan bahwa pendapatan dividen bernilai lebih tinggi
bagi investor ketimbang capital gain, karena dividen lebih pasti ketimbang capital gain.
Gordon dan Lintner menyatakan bahwa, biaya modal sendiri (Ks) perusahaan akan naik
jika Dividend Payout Ratio (DPR) rendah karena investor lebih suka menerima dividen
dibanding capital gain. Karena dividend yield lebih pasti.
 Teori perbedaan pajak : Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena
adanya pajak terhadap dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital
gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
 Teori signaling hypothesis : Menyatakan bahwa, jika ada kenaikan dividen sering kali
diikuti dengan kenaikan harga saham. Demikian pula sebaliknya
 Teori clientele effect : Kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan
memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada
saat ini lebih menyukai suatudividend payout ratio (DPR) yang tinggi.
[email protected]
 Kebijakan dividen stabil menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.(2002: 317) adalah
jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif lengkap selama
jangka waktu tertentu meskipun laba per lembar saham per tahunnya berfluktuatif.
 Menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M., (2002) alasan-alasan dilaksanakannya
kebijakan pembayaran dividen stabil adalah:
 Memberikan penjelasan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik di masa-masa mendatang.
 Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen.
 Pada banyak Negara dalam ketentuan pasar modalnya, hanya diijinkan
menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil.
 Dari uraian tersebut, ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat
yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan
kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer
keuangan yang harus mampu menentukan kebijakan yang akan menyeimbangkan
dividen saat ini dan tingkat pertumbuhan dividen di masa yang akan datang agar
memaksimumkan harga saham.
[email protected]
 Dividen dipengaruhi oleh banyak variabel. Contoh, arus kas dan
kebutuhan investasi suatu perusahaan mungkin berubah-ubah dengan
cepat sehingga sulit untuk menentukan jumlah dividen tetap yang
tinggi. Di pihak lain, perusahaan mungkin menginginkan pembayaran
dividen yang tinggi untuk menyalurkan dana yang tidak di butuhkan
untuk investasi (J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1998)
 Hubungan positif antara kebijakan pembayaran dividen dan
pergerakan harga saham telah didokumentasikan oleh beberapa
peneliti. Studi klasik yang dilakukan oleh Linter (1956)dalam Werner
R. Murhadi (2008) memperoleh hasil :
1)
Perusahaan lebih menekankan pembayaran dividen yang stabil, dan
2)
Earning merupakan faktor penentu utama dalam kebijakan dividen.
[email protected]
 Financial Management, Keown, Martin Myer & Scott,
2005.
 Manajemen Keuangan, JF. Weston & Thomas E.
Copeland
 Modul Manajemen Keuangan.
[email protected]
Download