bab vii analisis dan sintesis tanggung jawab sosial

advertisement
94
BAB VII
ANALISIS DAN SINTESIS TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Visi dan Misi PT Holcim Indonesia Tbk menjadi landasan bagi seluruh
divisi dalam penyelenggaraan operasional perusahaan termasuk departemen
Community Relation. Melalui visi misi perusahaan, enam pilar kebijakan CSR dan
prinsip triple bottom line menjadi pedoman bagi Departemen Community
Relations dalam mengatur aspek tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu
bentuk tanggung jawab sosial PT Holcim Indonesia Tbk yakni BMT Swadaya
Pribumi, sebuah lembaga keuangan mikro syariah.
Menurut hasil intrepetasi pihak community relations dan penelitian di
lapangan diketahui bahwa BMT Swadaya Pribumi berbasiskan pada prinsip
People dalam 3P. Dimana pelaksanaan BMT Swadaya Pribumi ini dimaksudkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pengembangan
masyarakat di desa-desa binaan Holcim dan untuk menjalin kerja sama yang baik
antara masyarakat dan PT Holcim Indonesia Tbk. Hal ini diperkuat dengan
adanya bentuk pola pelaksanaan PT Holcim yang dilihat menurut beberapa
komponen utama dan pendukung. Adapun komponen utama ini adalah motivasi
dan cara pandang perusahaan. Motivasi perusahaan dalam menjalankan CSR nya
yakni berada pada rentan pilantropi hingga corporate citizenship. Kebijakan
perusahaan, melalui visi misi dan motto untuk membangun bersama telah
berupaya untuk tetap beroperasional secara baik tanpa melupakan seluruh
stakeholders yang terkait dalam prosesnya. Selain itu jika dilihat berdasarkan cara
pandang perusahaan, sifat pelaksanaan ini adalah internal driven. Internal driven
adalah cara pandang perusahaan dimana pelaksanaan CSR telah terinternalisasi
dalam kebijakan PT Holcim Indonesia. sehingga CSR dilakukan bukan karena
keterpaksaan. Sedangkan jika dilihat pada tiga komponen pendukung yakni
stakeholders atau pemangku kepentingan dibagi menjadi internal, eksternal, masa
depan, dan primer. Komponen model penyalurannya yakni merupakan kombinasi
95
antara bermitra dengan pihak lain dan mendukung terbentuknya suatu lembaga
tertentu dalam hal ini adalah BMT Swadaya Pribumi.
Kebijakan yang menjadi landasan perusahaan dan pola pelaksanaan dalam
menjalankan aktivitas tanggung jawab sosial akan memiliki hubungan dengan
tingkat partisipasi dan dampak yang dirasakan oleh masyarakat. Secara agregat
kebijakan ini telah menyebabkan adanya peningkatan bagi pengembangan
masyarakat secara keseluruhan. Pengembangan masyarakat adalah suatu cara atau
upaya dalam meningkatkan kualitas hidup komunitas. Adapun yang dirasakan
dengan adanya BMT Swadaya Pribumi ini adalah peningkatan dalam bidang
ekonomi dan sosial.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat hubungan antara tingkat
partisipasi dan dampak ekonomi serta sosial CSR menurut lapisan sosial. Hasil
penelitian menunjukan bahwa secara umum, pengembangan masyarakat telah
terjadi melalui tanggung jawab sosial perusahaan BMT Swadaya Pribumi. Hal ini
ditunjukan dengan adanya partisipasi yang diberikan kepada masyarakat pada
prosesnya melalui tangga partisipasi Arstein. Melalui tangga ini dapat dilihat
bahwa tingkat partisipasi masyarakat berada pada rentan konsultasi hingga kontrol
masyarakat. dimana persentase terbesar ditunjukan pada hasil kekuasaan berada di
masyarakat yakni 78 persen dan diikuti dengan tokenisme atau sekedar justifikasi
yakni 22 persen. Sedangkan menurut lapisan sosial antara komunitas yang terkena
dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR menunjukan rentan yang sama yakni
konsultasi hingga kontrol masyarakat namun dengan presentase yang berbeda.
Dimana pada komunitas yang terkena dampak CSR hasil kekuasaan berada di
masyarakat bernilai 79 persen dan pada komunitas yang tidak terkena dampak
CSR bernilai 62 persen. Hal ini menunjukan secara garis besar, komunitas yang
terkena dampak CSR memiliki tingkat partisipasi yang lebih besar yakni adanya
kekuasaan di masyarakat melalui persentase yang lebih besar dibandingkan
komunitas yang tidak terkena dampak CSR. Sedangkan jika tingkat partisipasi ini
dibagi ke dalam lapisan sosial masyarakat, sebagian besar pada komunitas yang
terkena dampak CSR yang menjawab tahap partisipasi berada di rentan konsultasi
hingga kontrol masyarakat adalah lapisan sosial atas. Namun lain halnya dengan
96
komunitas yang tidak terkena dampak CSR, sebagian besar yang menjawab pada
rentan ini adalah lapisan sosial bawah.
Perbedaan antar lapisan dalam setiap komunitas yang terkena dampak
CSR dan tidak terkena dampak CSR memiliki hubungan dengan dampak yang
dirasakan oleh masyarakat. Dampak ini diukur berdasarkan perbedaan atau selisih
antara masyarakat yang terkena dampak CSR dan tidak terkena dampak CSR.
Secara umum dampak ekonomi terjadi pada seluruh lapisan sosial baik bawah,
menengah dan atas. Dimana hal ini menunjukan adanya dampak yang positif dari
keberadaan BMT Swadaya Pribumi. Sedangkan pada dampak sosial, hanya dua
lapisan sosial yang terdapat dampak sosial, Hal ini dikarenakan pada lapisan
bawah, nilai dampak sosial adalah negatif. Sedangkan nilai tertinggi dampak
sosial berada pada lapisan menengah.
Secara keseluruhan pengembangan masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas manusia telah terjadi melalui adanya
BMT Swadaya Pribumi.
Hal ini dapat dilihat pada hubungan antara tingkat
partisipasi dan dampak yang terjadi. Namun jika dilihat secara lebih spesifik pada
setiap lapisan sosial, tingkat partisipasi sebagian besar yang menjawab tahap
konsultasi adalah lapisan bawah, menengah, dan atas. Sedangkan pada dampak
ekonomi seluruh lapisan memiliki dampak dengan adanya CSR ini. Namun
dampak sosial hanya dirasakan pada lapisan menengah dan atas. Perbedaanperbedaan yang terjadi ini tidak terlepas dengan adanya perbedaan budaya dan
kemampuan setiap individu dalam melakukan suatu kegiatan yang diikutinya.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka sebaiknya sistem dan pola
pelaksanaan BMT Swadaya Pribumi yang ada sekarang ditingkatkan guna
menjangkau seluruh lapisan masyarakat baik bawah, menengah, dan atas. Hal ini
dapat didasarkan kepada tingkat ekonomi, pendidikan setiap individu, kebutuhan,
aspek sosial, kemampuan seseorang, dan budaya yang ada di masyarakat. Pada
akhirnya program pemberdayaan yang diinginkan oleh seluruh stakeholders
terkait dapat berjalan secara optimal dan berkelanjutan secara merata di seluruh
lapisan sosial masyarakat.
Download