Bisnis, Lingkungan, dan Keberlanjutan

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Business Ethic
and Corporate
Governance
Bisnis, Lingkungan, dan
Keberlanjutan (Sustainability)
Fakultas
Program Studi
Pasca
Magister
Management
Tatap Muka
10
Kode MK
Disusun Oleh
35040
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Abstract
Kompetensi
Etika Bisnis dan Nilai-nilai Lingkungan,
Tanggung Jawab Bisnis terhadap
Lingkungan: Pendekatan Pasar dan
Pendekatan Peraturan, Tanggung
Jawab Lingkungan Perusahaan:
Pendekatan Keberlanjutan, Peluang
Bisnis dalam Ekonomi yang
Berkelanjutan
Mahasiswa dapat memahami Etika Bisnis
dan Nilai-nilai Lingkungan Tanggung
Jawab Bisnis terhadap Lingkungan:
Pendekatan Pasar dan Pendekatan
Peraturan , Tanggung Jawab Lingkungan
Perusahaan: Pendekatan Keberlanjutan ,
Peluang Bisnis dalam Ekonomi yang
berkelanjutan
Bab 9
Bisnis, Lingkungan, dan Keberlanjutan
(Dr. Antonius D.R.Manurung, Msi)
Etika Bisnis dan Nilai-nilai Lingkungan
Beberapa pertanyaan yang perlu diperhatikan:
1. Nilai apa yang didukung oleh lingkungan alam?
2. Mengapa kita harus bertindak dalam cara yang melindungi lingkungan alam dari
degradasi?
3. Mengapa bisnis harus memperhatikan dan menghargai lingkungan alam?
Seluruh umat manusia bergantung pada lingkungan alam untuk dapat bertahan
hidup: air bersih, udara segar, tanah dan lautan yang subur, lapisan ozon yang tebal, biosfer
yang menjaga keseimbangan iklim yang rapuh, dll. Maka Kepentingan pribadi manusia
merupakan jawaban yang paling jelas untuk menjawab ketiga pertanyaan di atas.
Dalam sebuah buku berjudul Collapse, seorang ahli geografi bernama Jared
Diamond mendokumentasikan berapa banyaknya kebudayaan yang menderita dan hancur
akibat terjadinya degradasi lingkungan. Mulai dari revolusi Industri yang terjadi pada abad ke
18 dan 19. Kemudian awal ke-21, bumi diklaim mengalami periode kepunahan spesies
terbesar. Manusia pun ikut terancam oleh perubahan iklim global. Setiap perubahan
lingkungan yang terjadi secara luas ini diakibatkan oleh kegiatan manusia, khususnya oleh
perkembangan masyarakat industri modern. Pola kehidupan manusia pada masa lalu sering
melampaui batas dari kemampuan lingkungan setempat untuk menopang kehidupan
manusia. Degradasi lingkungan telah dilokalisasi pada sebuah wilayah tertentu dan jarang
memengaruhi lebih dari satu generasi. Namun sebagian isu lingkungan saat ini berpotensi
2012
2
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
untuk memberikan pengaruh buruk di seluruh dunia dan mengubah hidup manusia
selamanya. Perubahan iklim global, punahnya spesies, erosi tanah dan deserification
(perubahan lahan subur menjadi gersang), dan limbah nuklir akan mengancam kehidupan
manusia hingga masa depan yang tidak terhingga.
Ilmu ekologi dan pemahamannya mengenai sistem-sistem alam yang saling tekait
membantu kita untuk memahami betapa manusia sangat bergantung pada ekosistem. Jika
dulu, kita pernah berpikir bahwa limbah yang terkubur akan hilang selamanya, sekarang
terdapat pemahaman bahwa limbah yang dikubur di dalam tanah akan meracuni air tanah
dan mengontaminasi air minum untuk wilayah yang luas dan dalam jangka waktu yang
sama. Sekarang kita pun memahami bahwa pestisida terakumulasi ke dalam keseluruhan
rantai makanan dan menimbulkan bahaya terbesar, tidak hanya pada predator tingkat atas,
namun juga sampai kepada manusia. Jika dulu kita berpikir bahwa ikan yang ada di lautan
tidak akan pernah habis untuk ditangkap nelayan dan bahwa atmostfer terlalu luas untuk
dapat diubah manusia, sekarang kita memahami bahwa keseimbangan lingkungan yang
tepat sangatlah penting untuk memelihara sistem yang menunjang kehidupan. Berbagai
pendapat dan gerakan terjadi di dunia ini sehubungan dengan lingkungan dan binatang
yang status moralnya telah menjadi nilai lingkungan yang, dapat diperdebatkan, telah
menciptakan tantangan besar bagi bisnis.
Dalam pendapat utilitarianisme, pandangan menyatakan tanggung jawab etis untuk
meminimalkan rasa sakit pada binatang. Menyebabkan rasa sakit yang tidak perlu adalah
salah secara etis; oleh karena itu tindakan yang membuat binatang menanggung rasa sakit
yang tidak perlu adalah salah secara etis. Jika kita hubungkan dengan pendapat Kant, kita
memiliki tugas untuk tidak memperlakukan binatang hanya sebagai obyek dan sarana untuk
mencapai tujuan. Bisnis yang menggunakan binatang untuk makanan, hiburan atau
binatang peliharaan akan melanggar hak-hak etis terhadap binatang tersebut.
Maka pertanyaan utama pada bab ini adalah:
Tanggung jawab apa yang diemban oleh bisnis pada masa kini terkait dengan
lingkungan alam?
Tanggung Jawab Bisnis terhadap Lingkungan: Pendekatan Pasar dan Pendekatan
Peraturan
Terdapat perdebatan sehubungan dengan nilai lingkungan:
-
Pendekatan terbaik terhadap masalah lingkungan adalah untuk mempercayakan
mereka pada pasar yang efisien.
2012
3
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
-
Atau perlunya peraturan pemerintahlah menjadi sarana yang paling tepat untuk
mempertemukan tanggung jawab bisnis terhadap lingkungan.
Pembela pendekatan pasar berpendapat bahwa masalah lingkungan adalah masalah
ekonomi yang patut mendapat solusi ekonomi. Pada dasarnya, masalah lingkungan
melibatkan alokasi dan distribusi dari sumber daya yang terbatas. Pasar yang efisien dapat
menanggapi tantangan lingkungan, terlepas dari peduli atau tidaknya kita terhadap alokasi
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak, dan gas, atau dengan kapasitas
bumi untuk menyerap produk sampingan dari industri seperti CO2. Di sini peran manajer
bisnis yang bertanggung jawab hanya perlu mencari keuntungan dan membiarkan pasar
untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien, sehingga bisnis memenuhi perannya di
dalam sebuah sistem pasar, yang pada gilirannya melayani kebaikan keseluruhan
(utilitarianisme) yang lebih besar.
Yang kedua, jika peraturan pemerintah adalah pendekatan yang lebih memadai, maka
bisnis harus mengembangkan sttruktur yang mematuhi peraturan untuk memastikan bahwa
bisnis telah mematuhi peraturan tersebut.Terdapat beberapa Undang-Undang yang memiliki
pendekatan terhadap isu lingkiungan. Sebelum semua Undang-undang ini diberlakukan,
hukum utama penangan terkait keprihatinan lingkungan adalah hukum tort. Hanya individu
yang dapat membuktikan bahwa mereka telah dirugikan oleh polusi-lah yang dapat
mengajukan tuntutan hukum atas polusi udara dan air. Pendekatan hukum ini menenpatkan
bebamn pembuktian pada orang yang telah dirugika, dan paling baik hanya menawarkan
kompensasi atas kerugian setelah adanya fakta.
Terhadap spesies yang hampir punah, karena tidak memiliki perlindungan hukum,
kerusakan yang mencelakai kehidupan tanaman dan binatang bukan merupakan perhatian
hukum. Selain itu kebijakan sebelumna tidak berbuat banyak untuk mencegah kerusakan
pelestarian tanaman dan kepunahan binatang. Kemudian, sejak tahun 1970-an, dan meluas
ke bagian dunia lain, mulai diberlakukan Undang-undang yang menetapkan standar yang
secara efektif memindahkan beban pembuktian dari merreka yang terancam tindakan
perusahan kepada mereka yang melakukan tindakan perusakan. Pemerintah menetapkan
standar aturan untuk mencegah terjadinya polusi atau kepunahan spesies alih-alih
menawarkan kompensasi setelah adanya fakta.
Tanggung Jawab Lingkungan Perusahaan: Pendekatan Keberlanjutan
Sejak tahun 1980-an, terdapat model baru yang menggabungkan peluang keuangan dengan
tanggung jawab lingkungan dan etis. Konsep pengembangan/pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) dan praktik bisnis yang berkelanjutan (sustainable
business practice) menyarankan visi baru yang radikal untuk mengintegrasikan tujuan
2012
4
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lingkungan dan keuangan, dibandingkan dengan model pertumbuhan yang sebelumya. Hal
ini dikenal dengan sebutan tiga pilar keberlanjutan (three pillar of sustainability):
1. Keberlanjutan ekonomi
2. Keberlanjutan lingkungan
3. Keberlanjutan etis
Konsep pengembangan yang berkelanjutan ini dapat ditelusuri melalui laporan dari World
Commission on Environment and Develomppment (WCED) PBB 1987, yang dikenal dengan
Brundtland Commission, yang beranggung jawab untuk mengembangan rekomendasi untuk
jalur-jalur menuju pembangunan ekonomi dan sosial yang menghindari upaya mencapai
pertumbuhan ekonomi jangka pendek dengan mengorbankan keberlanjutan ekonomi dan
lingkungan dalam jangka panjang. Brundtland Commission memberikan definisi standar dari
pembangunan yang berkelanjutan:
“Pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan
saat ini tanpa mengompromikan kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri.”
Ekonom Herman Daly memberikan pendekatan inovatif terhadap teori ekonomi berdasarkan
konsep pembangunan yang berkelanjutan. Daly membuat kasus yang meyakinkan untuk
memahami pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melebihi standar yang lebih umum
dari pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kita memerlukan perubahan paradigma utama
dalam cara memahami kegiatan ekonomi, yaitu suatu kegiatan ekonomi dan pertumbuhan
ekonomi standar yang disebut dengan ‘model arus sirkular’ yang menjelaskan sifat transaksi
ekonomi dalam hal arus sumber daya dari bisnis sampai ke rumah tangga dan kemabali lagi
ke bisnis. Bisnis menghasilkan barang dan jasa untuk merespons permintaan pasar dari
rumah tangga, kemudian mengirim barang dan jasa tersebut ke rumah tangga untuk
ditukarkan dengan pembayaran yang diterima oleh bisnis. Pembayaran ini selanjutnya
dikembalikan lagi ke rumah tangga dalam bentuk upah, gaji, sewa, keuntungan, dan bunga.
Rumah tangga menerima pembayaran sebagai pertukaran atas tenaga kerja, lahan, modal,
dan keahlian wirausaha untuk menghasilkan barang dan jasa.
2012
5
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Namun setidaknya terdapat tiga faktor untuk menjelaskan dan mengesahkan kebutuhan
akan sebuah model pembangunan ekonomi yang menekankan pada keberlanjutan,
dibandingkan dengan pertumbuhan:
1. Miliaran penduduk hidup di dalam kemiskinan yang sangat parah dan setiap hari
berhadapan dengan tantangan yang berkaitan dengan kekurangan makanan, air,
perawatan kesehatan, dan tempat tinggal. Menanggapi tantangan seperti ini,
membutuhkan kegiatan ekonomi yang signifikan.
2. Populasi dunia terus berkembang sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan,
dengan proyeksi kenaikan dari 6 miliar orang pada tahun 1998 sampai dengan 7
miliar dalam waktu singkat setelah tahun 2010, dan 8 miliar sebelum tahun 2030.
Sebagian besar perumbuhan penduduk ini akan terjadi di wilayah dunia termiskin,
dengan demikian pertumbuhan penduduk seperti ini hanya akan menguatkan
tantangan pertama. Kegiatan ekonomi yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan
yang diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk ini akan semakin banyak.
3. Seluruh kegiatan ekonomi ini harus bergantung pada kapasitas produktif biosfer
bumi. Sayangnya, ada banyak bukti bahwa jenis dan jumlah kegiatan ekonomi yang
dijalankan oleh perekonomian dunia telah mendekati jika tidak melebihi kemampuan
bumi untuk mendukung kehidupan manusia.
Maka, Daly berargumen bahwa ekonomi neoklasik yang menekankan pertumbuhan
ekonomi sebagai tujuan dari kebijakan ekonomi, pada akhirnya akan gagal memenuhi
tantangan ini kecuali pandangan ini menyadari bahwa ekonomi hanyalah sebuah subsistem
di dalam biosfer bumi. Kegiatan ekonoomi bertempat di dalam biosfer ini dan tidak dapat
berkembang melebihi kapasitas biosfer untuk mendukung kehidupan.
2012
6
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Maka perlu ada suatu sistem ekonomi yang menggunakan sumber daya hanya pada
tingkatan yang dapat terus berlanjut dalam jangka panjang dan yang dapat mendaur ulang
atau menggunakan kemabli baik produk sampingan dari proses produksi maupun produk itu
sendiri. Seperti model di bawah ini:
Model berkelanjutan ini :
1. Mengakui bahwa ekonomi berada di dalam biosfer yang terbatas yang
terdiri dari sebuah lapisan yang melingkupi permukaan bumi dengan luas hanya
beberapa mil. Dari hukum termodinamika pertama (konservasi energi/materi),
dapat diketahui bahwa materi dan energi sesungguhnya tidak dapat ‘diciptakan’,
materi atau energi hanya dapat ditransfer dari bentuk yang satu ke bentuk yang
lain.
2. Ada energi yang hilang pada setiap tahapan dari kegiatan ekonomi.
Konsisten dengan hukum termodinamika yang kedua (entropi meningkat di
dalam sistem tertutup), jumlah energi yang dapat dipakai akan menurun seiring
waktu. “Energi limbah’ terus-menerus meninggalkan sistem ekonomi sehingga
energi baru dengan entropi rendah harus mengalir secara konstan ke dalam
sistem.
3. Model ini tidak lagi memperlakukan sumber daya alam sebagai
sebuah faktor produksi yang sama dan tidak dapat dijelaskan yang muncul dari
rumah tangga. Sumber daya alam berasal dari biosfer dan tidak dapat diciptakan
ex nihilo (dari ketiadaan). Pada akhirnya, pola ini mengakui bahwa limbah
2012
7
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diproduksi pada setiap tahapan kegiatan ekonomi dan kemudian dibuang
kembali ke dalam biosfer.
Kesimpulannya: Terdapat kondisi yang disebut dengan “Batasan biofisik untuk
perumbuhan”, yaitu bahwa dalam jangka panjang, sumber daya dan energi tidak dapat
dipakai, dan limbah tidak dapat dihasilkan, pada tingkat di mana biosfer tidak dapat
menggantikan atau menyerap mereka tanpa membahayakan kemampuannya untuk
menunjang kehidupan (manusia). Biosfer dapat menghasilkan sumber daya secara tidak
terbatas dan dapat menyerap limbah secara tak terbatas, namun hanya pada tingkat
tertentu dan dengan jenis kegiatan ekonomi tertentu. Inilah tujuan dari pembangunan yang
berkelanjutan. Menemukan tingkat dan jenis kegiatan ekonomi ini, dan dengan demikian
menciptakan praktik bisnis yang berkelanjutan, adalah tanggung jawab lingkungan
perusahaan yang utama.
Peluang Bisnis dalam Ekonomi yang Berkelanjutan
Jika model peraturan dan kepatuhan cenderung untuk menafsirkan tanggung jawab
lingkungan sebagai hambatan pada bisnis, model berkelanjutan lebih maju dan dapat
menghadirkan bagi bisnis peluang yang lebih besar dibandingkan beban. Dan model ini
menawarkan sebuah visi bisnis masa depan yang telah banyak dikerjar oleh bisnis yang
kreatif dan bersifat wirausaha. Untuk membantu bisnis memahami peluang-peluang
tersebut, The Natural Step menggunakan gambar sebagai berikut:
5 (Lima) alasan bahwa upaya mengejar strategi yang berkelanjutan hampir selalu menjadi
kepentingan pribadi bisnis
2012
8
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. Keberlanjutan adalah strategi jangka panjang yang bijak. Bisnis perlu mengadopsi
praktik yang berkelanjutan untuk menjamin kelangsungan hidup dalam jangka
panjang. Perusahaan yang gagal beradaptasi terhadap kurva dari penurunan
ketersediaan sumber daya alam dan kenaikan permintaan yang saling mengerucut
beriksiko kehilangan kelangsungan hidup mereka sendiri.
2. Potensi pasar yang besar yang belum terpenuhi di antara perekomian dunia yang
sedang berkembang hanya dapat dipenuhi dengan cara yang berkelanjutan.
Terdapat banyak sekali peluang bisnis untuk melayani miliaran orang yang
membutuhkan, serta meminta barang dan jasa yang ekonomis. Dasar dari piramida
ekonomi menunjukkan pasar dari perekonomian yang terbesar dan memiliki
pertumbuhan tecepat dalam sejarah manusia. Meskipun begitu, besarnya ukuran
pasar itu sendiri membuatnya tidak mungkin untuk memenuhi permintaan ini dengan
praktik industri abad ke 19 dan 20.
3. Penghematan biaya yang signifikan dapat dicapai melalui praktik yang berkelanjutan.
Bisnis melakukan penghematan biaya yang signifikan untuk dapat bergerak menuju
efisiensi lingkungan. Penghematan penggunaan energi dan bahan tidak hanya akan
mengurangi pembuangan limbah lingkungan, namun juga berarti mengurangi
pengeluaran yang sia-sia. Meminimalkan limbah adalah hal yang masuk akal atas
dasar finansial maupun lingkungan.
4. Terdapat keunggulan kompetitif bagi bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan yang
berada di depan pada kurva keberlanjutan akan memiliki dua keunggulan yaitu
melayani konsumen yang peduli lingkungan dan menikmati sebuah keunggulan
kompetitif untuk menarik para karyawan yang memiliki rasa bangga dan puas karena
bekerja di perusahaan yang maju.
5. Keberlanjutan adalah strategi manajemen risiko yang baik. Menolak untuk bergerak
menuju keberlanjutan menawarkan banyak hambatan yang ingin dihindari oleh
perusahaan yang inovatif.
2012
9
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Fahmi Irham. (2013). Etika Bisnis: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta.
Hartman, L., Desjardins, Joe. ((2008). Etika Bisnis: Pengambilan Keputusan untuk Integritas
Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial. Jakarta: Erlangga.
2012
10
Business Ethic & Corp Governance
Dr. Antonius D.R.Manurung, MSi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download