Nilai budaya - WordPress.com

advertisement
ILMU BUDAYA DASAR
Rini Anisyahrini, S.Sos, M.Ikom.
Fisip Unpas
Latar Belakang Ilmu Budaya Dasar
• Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,
tercermin dari berbagai kebudayaanya.
• Proses pembangunan menimbulkan dampak positif
dan negatif berupa perubahan dan pergeseran
sistem nilai budaya sehingga dgn sendirinya mental
manusiapun terkena pengaruhnya.
• Kemajuan IPTEK menimbulkaan perubahaan
kondisi kehidupan manusia, sehingga manusia
bingung sendiri dg kemajuan yg diciptakannya.
Teknlogi di samping memiliki segi positif, juga ada
segi negatifnya, yaitu manusia kini menjadi resah
dan gelisah.
Tujuan Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar
• Diharapkan mahasiswa memiliki kepekaan sehingga
mudah menyesuaikan diri dg lingkungan baru.
• Memberi kesempatan kpd mahasiswa untuk memperluas
pandangan ttg masalah kemanusiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis.
• Mengusahakan agar mahasiswa tdk jatuh ke dalam sifat2
kedaerahan dan pengotakan disiplin yg ketat.
• Menjembatani para akademisi agar mampu lebih mampu
berdialog satu sama lainnya, dengan demikian akan lebih
lancar dalam berkomunikasi.
Pokok Bahasan Ilmu Budaya Dasar
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Manusia dan Cinta Kasih
Manusia dan Keindahan
Manusia dan Penderitaan
Manusia dan Keadilan
Manusia dan Pandangan hidup
Manusia dan Tanggung Jawab
Manusia dan Pengabdian
Manusia dan Kegelisaan
Manusia dan Harapan.
Pengertian Kebudayaan
• Budaya atau kebudayaan, bahasa Sansekerta,
“buddhayah” hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal.
• Inggris, culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
• Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski
• Kebudayaan erat hubungannya dengan masyarakat,
segala sesuatu yang ada dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaannya atau istilahnya
Cultural-Determinism.
• Herskovits (1985-1963): kebudayaan adalah bagian
dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia.
Ia memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang
lain. Istilahnya superorganic.
Menurut Edward B. Taylor
(1832-1917)
• Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan lain, serta
kebiasaan yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Menurut R. Linton (1893-1953)
• Kebudayaan dapat dipandang sebagai
konfigurasi tingkah laku yang dipelajari
dan hasil tingkah laku yang dipelajari,
dimana unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat
lainnya.
Koentjaraningrat (1923-1999)
• Kebudayaan
adalah
keseluruhan
sistem gagasan, milik diri manusia
dengan belajar.
Selo Soemardjan (1915-2003) dan
Soelaeman Soemardi
• Kebudayaan adalah semua hasil
karya, rasa, dan cipta manusia.
• Kebudayaan atau budaya menyangkut
keseluruhan aspek kehidupan manusia baik
materil maupun nonmateril. Sebagian ahli
mengartikan kebudayaan seperti ini
kemungkinan besar sangat dipengaruhi
oleh pandangan evolusionisme, yaitu teori
yang mengatakan bahwa kebudayaan itu
akan berkembang dari tahapan sederhana
menuju tahapan yang lebih kompleks.
Unsur-unsur Kebudayaan
Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 unsur pokok:
• Alat-alat teknologi
• Sistem ekonomi
• Keluarga
• Kekuasaan politik
Unsur-unsur Kebudayaan
Bronislaw Malinowski menyebutkan 4 unsur
pokok yang meliputi:
• Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja
sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
• Organisasi ekonomi
• Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugaspetugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
• Organisasi kekuatan (politik)
Unsur-unsur Kebudayaan
C. Kluckhohn mengungkapkan ada 7 unsur kebudayaan
secara universal (universal categories of culture) yaitu:
• Bahasa
• Sistem pengetahuan
• Sistem teknologi dan peralatan
• Sistem kesenian
• Sistem mata pencarian hidup
• Sistem religi
• Sistem kekerabatan dan organisasi masyarakat
Fungsi Kebudayaan
• Fungsi Kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan
berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan
dengan orang lain di dalam menjalankan hidupnya.
Kebudayaan berfungsi sebagai:
• Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok.
• Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan
keidupan lainnya.
• Pembimbing kehidupan manusia.
• Pembeda antara manusia dan binatang.
• Kebudayaan berguna bagi manusia untuk
melindungi diri terhadap alam, mengatur
hubungan antar manusia, dan sebagai
wadah dari segenap perasaan manusia.
Kebudayaan akan mendasari, mendukung
dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai
hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan
serta membawa masyarakat kepada taraf
hidup tertentu yang lebih baik, manusiawi
dan berkeperimanusiaan.
Holististas Budaya
• Prof. Koentjaraningrat Pendekatan holistic sosial-budaya
selalu mencoba meneliti sesuatu masalah sosial-budaya
dalam rangka kehidupan masyarakat sebagai kesatuan
yang menyeluruh. Metodologi holistic dikembangkan
oleh ilmu antropologi ketika ilmu itu masih berada dalam
fasenya terutama meneliti masyarakat pedesaan kecil,
yang cangkupan penelitian lapangannya dalam waktu
yang relative lama, yaitu rata-rata memerlukan satu
tahun.
Holistisitas budaya:
• Kebudayaan dipandang secara utuh atau holisitik.
Pendekatan ini digunakan oleh para pakar antropologi
jika mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu
masyarakat. Kebudayaan dipandang sebagai suatu
keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin dipahami
dalam keadaan terpisah dari keutuhan tesebut. Para pakar
antropologi mengumpulkan semua aspek termasuk
sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk
memperoleh generalisasi atau simpulan tentang suatu
kompleks kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu
masyarakat, para pakar antropologi merasa bahwa mereka
harus memahami dengan baik semua lembaga (institutsi)
lain dalam masyarakat yang bersangkutan.
Relativisme Budaya
• Secara etimologis, relativisme yang dalam
bahasa Inggrisnya relativism, relative
berasal
dari
bahasa
latin relativus (berhubungan dengan).
Dalam penerapan epistemologisnya, ajaran
ini menyatakan bahwa semua kebenaran
adalah relatif. Penggagas utama paham ini
adalah Protagoras, Pyrrho.
Relativisme Budaya
• Sedangkan secara terminologis, makna relativisme
seperti
yang
tertera
dalam
Ensiklopedi
Britannica adalah doktrin bahwa ilmu pengetahuan,
kebenaran dan moralitas wujud dalam kaitannya
dengan budaya, masyarakat maupun konteks sejarah,
dan semua hal tersebut tidak bersifat mutlak. Dalam
paham relativisme apa yang dikatakan benar atau
salah; baik atau buruk tidak bersifat mutlak, tapi
senantiasa berubah-ubah dan bersifat relatif
tergantung pada individu, lingkungan maupun
kondisi sosial.
Heterogenitas Budaya
Keberagaman kebudayaan manusia itu
beragam. Keragaman kebudayaan manusia
tersebut didasarkan kepada dua hal/faktor
penyebab yaitu:
• Manusia lahir pada lingkungan yang tidak
sama/berbeda-beda.
• Manusia lahir dengan kondisi fisik/ragawi
yang tidak sempurna untuk beradaptasi
dengan lingkungan.
Ethnosentrisme
• Relativitas kebudayaan akan
melahirkan Ethnosentrisme. Suatu
sikap yang mengagung-agungkan
kebudayaan sendiri dan
meremehkan, merendahkan
kebudayaan orang lain.
• Ethnosentrisme adalah suatu sikap
yang potensial untuk melahirkan
konflik-konfllik sosial yang
berlatar belakang kebudayaan.
Universalitas Budaya
Universalitas kebudayaan itu dapat
diartikan bahwa :
Kebudayaan tersebut ada dimana-mana,
dalam arti setiap masyarakat yang ada
didunia
ini
memiliki
dan
mengembangkan kebudayaan.
• Setiap kebudayaan yang dimiliki oleh
setiap masyarakat, mempunyai unsurunsur yang sama, atau dengan kata
lain terdapat unsur-unsur yang sama
dalam setiap kebudayaan unsur-unsur
yang sama itu disebut sebagai unsure
yang Universal (cultural universals).
• Keragaman
kebudayaan,
akan
memunculkan juga Etos kebudayaan.
Etos kebudayaan ini adalah, watak
khas yang terpancar dari kebudayaan
etnis tertentu yang tertangkap oleh
orang diluar kelompok etnis tersebut
dapat berupa gaya tingkah laku,
kegemaran-kegemaran
ataupun
benda-benda budaya.
Unsur-unsur Kebudayaan
C. Kluckhohn mengungkapkan ada 7 unsur kebudayaan
secara universal (universal categories of culture) yaitu:
• Bahasa
• Sistem pengetahuan
• Sistem teknologi dan peralatan
• Sistem kesenian
• Sistem mata pencarian hidup
• Sistem religi
• Sistem kekerabatan dan organisasi masyarakat
Holististas Budaya
• Prof. Koentjaraningrat Pendekatan holistic sosialbudaya selalu mencoba meneliti sesuatu masalah
sosial-budaya
dalam
rangka
kehidupan
masyarakat sebagai kesatuan yang menyeluruh.
Metodologi holistic dikembangkan oleh ilmu
antropologi ketika ilmu itu masih berada dalam
fasenya terutama meneliti masyarakat pedesaan
kecil, yang cangkupan penelitian lapangannya
dalam waktu yang relative lama, yaitu rata-rata
memerlukan satu tahun.
Holistisitas budaya:
• Kebudayaan dipandang secara utuh
atau
holisitik.
Pendekatan
ini
digunakan oleh para pakar antropologi
jika mereka sedang mempelajari
kebudayaan
suatu
masyarakat.
Kebudayaan dipandang sebagai suatu
keutuhan, setiap unsur di dalamnya
mungkin dipahami dalam keadaan
terpisah dari keutuhan tesebut.
• Para pakar antropologi mengumpulkan
semua aspek termasuk sejarah, geografi,
ekonomi, teknologi, dan bahasa. Untuk
memperoleh generalisasi atau simpulan
tentang suatu kompleks kebudayaan seperti
perkawinan dalam suatu masyarakat, para
pakar antropologi merasa bahwa mereka
harus memahami dengan baik semua
lembaga (institutsi) lain dalam masyarakat
yang bersangkutan.
Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan
• Manusia sebagai mahluk individu
Individu berasal dari bahasa Latin kata
individuum artinya yang tak terbagi. Dalam
bahasa Inggris individu berasal dari kata in
dan divided. Kata in salah satu artinya
mengandung pengertian tidak, sedangkan
divided artinya terbagi. Jadi, individu artinya
tidak terbagi, atau suatu kesatuan.
• Manusia sebagai mahluk individu
memiliki unsur jasmani dan rohani,
unsur fisik dan psikis, unsur jiwa dan
raga.
• Manusia sebagai mahluk individu
mengandung arti bahwa unsur yang
ada dalam diri individu tidak terbagi,
merupakan satu kesautan yang tidak
terpisahkan.
• Setiap manusia itu unik atau memiliki
kekhasan tersendiri, baik fisik maupun
non fisik.
• Seorang individu adalah perpaduan
antara faktor genotif dan fenotif.
• Karakteristik yang khas dari seseorang
dinamakan
kepribadian.
Nursyid
Sumaatmadja (1996):
kepribadian adalah keseluruhan perilaku
individu yang merupakan hasil interaksi
antara potensi-potensi biopsifisikal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan
rangkaian situasilingkungan, yang terungkap
pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental psikologisnya, jika mendapat
rangsangan dari lingkungan.
• Manusia lahir, hidup dan berkembang dan
meninggal dunia di dalam masyarakat.
• Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322
SM), bahwa manusia itu adalah ZOON
POLITICON artinya bahwa manusia itu
sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesama
manusia lainnya, jadi makhluk yg suka
bermasyarakat.
• Dalam disiplin ilmu Antropologi Budaya, budaya dan
kebudayaan mempunyai arti sama, tidak diadakan
perbedaan.
• Menurut Munandar Sulaiman (1992: 11) kebudayaan
dalam kaitanya dengan IBD adalah penciptaan,
penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani, tercakup di
dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam lam
lingkungan, baik fisik maupun sosial. Nilai-nilai
ditetapkan atau dikembangkan hingga sempurna. Tidak
memisah-misahkan
dalam
membudayakan
alam,
memanusiakan hidup da menyempurnakan hubungan
insani.
Manusia
memanusiakan
dirinya
dan
memanusiakan lingkungan dirinya.
• Manusia adalah makhluk yang derajatnya
paling atas bila dibandingkan dengan yang
lain, karena manusia mempunyai akal dan
pikiran. Perilaku manusia sebagai makhluk
budaya merupakan gabungan dari adanya
unsur fisik/ raga, mental/ kepribadian.
• Manusia
sebagai
makhluk
budaya
hendaknya
dapat
memanfaatkan/
mendayagunakan sumber daya alam
dengan
sebaik
mungkin,
dengan
sebijaksana mungkin sehingga tercipta
masyarakat atau peradaban yang damai dan
ideal.
Kebudayaan sebagai Ciptaan Manusia
• Suatu Kebudayaan terwujud sebagai hasil interaksi antara
manusia dengan segala isi alam raya. Manusia memiliki
kemampuan daya akal, inteligensia; dan intuisi: perasaan
dan emosi; kemauan; fantasi dan perilaku.
• Dengan daya manusia itu menciptakan kebudayaan.
• Hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan.
Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu
sendiri adalah produk kebudayaan. Kebudayaan ada
karena ada menusia penciptanya dan manusia dapat hidup
di tengah kebudayaan yang diciptakannya.
Kebudayaan dan Masyarakat
• Masyarakat adalah kumpulan manusia
yang hidup dalam suatu daerah tertentu
dalam waktu yang telah cukup lama dan
mempunyai aturan-aturan yang mengatur
mereka untuk menuju kepada satu tujuan
yang sama.
• Manusia adalah sumber kebudayaan dan
masyarakat adalah ibarat danau besar
dimana air dari sumber-sumber itu
mengalir dan tertampung didalamnya.
Manusia mengambil air dari danau
tersebut, jadi erat sekali hubungan antara
masyarakat dengan kebudayaan.
• Masyarakat adalah suatu organisasi
manusia yang saling berhubungan dengan
kebudayaan.
• Masyarakat menciptakan dan melestarikan
kebudayaan dan Kebudayaan tak mungkin
timbul tanpa adanya masyarakat, dapat dari
nenek
moyang
mereka
ataupun
kebudayaan baru yang tumbuh seiring
dengan berjalannya waktu. Demikian pula
eksistensi suatu masyarakat hanya dapat
dijaga kelangsungannya dengan adanya
kebudayaan.
• Mc Iver pakar sosiologi politik pernah
mengatakan:”Manusia adalah makhluk
yang dijerat oleh jaring – jaring yang
dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu
adalah kebudayaan.
• Menurut Mc Iver kebudayaan adalah
sesuatu
yang
diciptakan
oleh
masyarakat tetapi pada gilirannya
merupakan suatu kekuatan yang
mengatur bahkan memaksa manusia
untuk melakukan tindakan dengan
“pola tertentu”.
• Kebudayaan bukan hanya merupakan
kekuatan dari luar diri manusia tetapi
bisa tertanam dalam kepribadian
individu.
• Kebudayaan merupakan kekuatan
pembentuk pola sikap dan perilaku
manusia dari luar dan dari dalam.
• Unsur paling sentral dalam suatu
kebudayaan adalah nilai – nilai yang
merupakan suatu konsepsi tentang apa
yang benar atau salah (nilai moral), baik
atau buruk (nilai etika) serta indah atau
jelek (nilai estetika).
• Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh
norma yang merupakan patokan atau
rambu – rambu yang mengatur perilaku
manusia di dalam masyarakat.
Sistem Nilai Budaya
• Konsepsi Nilai Budaya
• Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak,
yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip
umum dalam bertindak dan bertingkah laku.
Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai
menurut Theodorson relatif sangat kuat dan
bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai
dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia
itu sendiri.
Sistem Nilai Budaya
Nilai budaya
• Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai
budaya
terdiri
dari
konsepsi
–
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian b
esar warga masyarakat mengenai hal – hal yang mereka
anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu
masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam
bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki
seseorang
mempengaruhinya
dalam
menentukan
alternatif, cara – cara, alat – alat, dan tujuan – tujuan
pembuatan yang tersedia.
Sistem Nilai Budaya
• Nilai Budaya
• Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994)
mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi
umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi
perilaku yang berhubungan dengan alam,
kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini
dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan
hubungan orang dengan lingkungan dan sesama
manusia.
Sistem Nilai Budaya
• Nilai Budaya
• Sementara itu Sumaatmadja dalam
Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada
perkembangan,
pengembangan,
penerapan
budaya dalam kehidupan,
berkembang pula nilai – nilai yang melekat
di masyarakat yang mengatur keserasian,
keselarasan, serta keseimbangan. Nilai
tersebut dikonsepsikan sebagai nilai
budaya.
• Nilai Budaya ini dapat dikatakan bahwa
setiap individu dalam melaksanakan
aktifitas sosialnya selalu berdasarkan serta
berpedoman kepada nilai – nilai atau
system nilai yang ada dan hidup dalam
masyarakat itu sendiri. Artinya nilai – nilai
itu sangat banyak mempengaruhi tindakan
dan perilaku manusia, baik secara
individual, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan tentang baik buruk,
benar salah, patut atau tidak patut
Sistem Nilai Budaya
• Sistem nilai budaya ini merupakan
rangkaian dari konsep-konsep abstrak yang
hidup dalam masyarakat, mengenai apa
yang dianggap penting dan berharga, tetapi
juga menjadi pedoman dan pendorong
perilaku manusia dalam hidup yang
memanifestasi kongkritnya terlihat dalam
tata kelakuan.
• Dari sistem nilai budaya termasuk
norma dan sikap yang dalam bentuk
abstrak tercermin dalam cara berfikir
dan dalam bentuk konkrit terlihat
dalam bentuk pola perilaku anggotaanggota suatu masyarakat.
Sistem Nilai Budaya
• Secara fungsional sistem nilai ini mendorong
individu
untuk
berperilaku
seperti apa yang ditentukan. Mereka percaya,
bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu
mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994).
• Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat
erat secara emosional pada diri seseorang atau
sekumpulan orang, malah merupakan tujuan
hidup yang diperjuangkan.
• Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia
tidaklah
mudah,
dibutuhkan
waktu.
Sebab,
nilai-nilai
tersebut
merupakan wujud ideal dari lingkungan sosial
nya.
• Dapat
pula
dikatakan
bahwa
sistem nilai budaya suatu masyarakat meru
pakan wujud konsepsional dari kebudayaan
mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di
atas para individu warga masyarakat itu.
Sistem Nilai Budaya
• Orientasi Nilai Budaya
• Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap
kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal.
Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah
pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2)
hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan
manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan
manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari
hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
• Hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang
dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap
hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola
kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan
hidup
itu
guna
mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan sega
la tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup
kembali
(samsara)
(Koentjaraningrat,
1986:10).
Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan
dan
makna
kehidupan
itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa
hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang
berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan
mereka.
• Hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu
sebagai usaha untuk kelangsungan hidup
(survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik
kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang
menganggap kerja untuk mendapatkan status,
jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang
berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi
prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi
bukan kepada status.
• Mengenai orientasi manusia terhadap
waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang
melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang
jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat
mempengaruhi
perencanaan
hidup
masyarakatnya.
• Berkaitan dengan kedudukan fungsional
manusia terhadap alam. Ada yang percaya
bahwa alam itu dahsyat dan mengenai
kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin
mencari harmoni dan keselarasan dengan
alam. Cara pandang ini akan berpengaruh
terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
• Menyangkut hubungan antar manusia.
Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir,
cara
bermusyawarah,
mengambil
keputusan dan bertindak. Kebudayaan
yang menekankan hubungan horizontal
(koleteral) antar individu, cenderung untuk
mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan
kemandirian seperti terlihat dalam
masyarakat – masyarakat eligaterian.
Orientasi Nilai Budaya
Masalah Dasar Dalam Hidup
Konservatif
Transisi
Progresif
Hidup itu sukar
tetapi
harus
diperjuangkan
Hakekat Hidup
Hidup itu buruk
Hidup itu baik
Hakekat Kerja/karya
Kelangsungan hidup
Kedudukan
dan Mempertinggi
kehormatan / prestise
prestise
Hubungan Manusia Dengan Waktu
Orientasi ke masa lalu
Orientasi ke masa kini
Orientasi ke masa
depan
Hubungan Manusia Dengan Alam
Tunduk kepada alam
Selaras dengan alam
Menguasai alam
Hubungan Manusia Dengan Sesamanya
Vertikal
Horizontal/ kolekial
Individual/mandiri
• Sebaliknya kebudayaan yang menekankan
hubungan vertical cenderung untuk
mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin).
Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu
saja pandangan ini sangat mempengaruhi
proses dinamika dan mobilitas social
masyarakatnya.
Perubahan kebudayaan
• Masyarakat dan kebudayaan dimana
pun akan selalu berubah. Bahkan pada
masyarakat dan kebudayan primitif
yang terisolasi jauh dari berbagai
perhubungan dengan masyarakat yang
lainnya.
Perubahan kebudayaan
• Kebudayaan mengalami perkembangan secara
dinamis seiring dengan perkembangan manusia
itu sendiri, dan tidak ada kebudayaan yang
bersifat statis. Dengan demikian kebudayaan
akan mengalami perubahan.
• Suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi
karena ketidaksesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi
kehidupan.
Bentuk-bentuk & tahap-tahap
perubahan kebudayaan
• Akulturasi
Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau
lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih
terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran
budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling
memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan
bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh
budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana
sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan
sebagian lain berusaha menolaknya.
Bentuk-bentuk & tahap-tahap
perubahan kebudayaan
• Asimiliasi
• Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur
menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya
aslinya tidak tampak disebut asimilasi.
• Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun
waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap
budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih
dinamis.
• Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap
budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam
asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang
mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud
budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya.
Bentuk-bentuk
&
perubahan kebudayaan
tahap-tahap
• Difusi
• Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu
unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, atau dari
suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat
lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsurunsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih
masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya
paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan
baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh
hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya
baru.
Bentuk-bentuk & tahap-tahap
perubahan kebudayaan
• Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari
penggunaan sumber daya alam, energi, modal,
pengaturan tenaga kerja dan penggunaan
teknologi yang menyebabkan adanya sistem
produksi dan produk-produk baru.
• Inovasi berkaitan dengan pembaruan kebudayaan
khususnya unsur teknologi dan ekonomi. Adanya
inovasi pada berbagai bidang termasuk sosial dan
budaya akan memberi pengaruh yang luas pada
berbagai kehidupan di masyarakat.
• Pengaruh tersebut tampak pada adanya perubahan
perilaku sosial, adat istiadat, dan pergeseran niali-nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat.
• Contohnya penemuan handphone telah mengubah pola
dan cara berkomunikasi masyarakat. Dengan adanya HP
komunikasi tidak harus dilakukan dengan tatap muka tapi
dapat dilaksanakan dengan secara tidak langsung.
Penemuan HP telah mengubah cara orang dalam
berkomunikasi.
Tahap perubahan kebudayaan
• Proses perubahan biasa terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
• 1. Invensi yaitu proses dimana ide-ide baru diciptakan
dan dikembangkan.
• 2. Difusi, yaitu proses dimana ide-ide baru itu
dikomunikasikan
• 3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai akibat pengadopsian atau penolakan.
• Kurt Lewin sebagai Bapak manajemen perubahan, karena
ia diangkap sebagai orang pertama dalam ilmu sosial
yang secara khusus melakukan studi tentang perubahan
sera ilmiah. Konsepnya dikenal dengan model force-field
yang diklasifikasi sebagai model power-based karena
menekankan kekuatan-kekuatan penekanan.
• Menurutnya perubahan terjadi karena munculnya
tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu atau
organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan
(driving force) akan berhadapan dengan penolakan
(resistences) untuk berubah. Perubahan dapat terjadi
dengan memperkat driving force dan melemahkan
resistences to change.
• Langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengelola perubahan yaitu:
• 1. Unfreezing, merupakan suatu proses
penyadaran tentang perlunya atau adanya
kebutuhan untuk berubah.
• 2. Changing, merupakan langkah tindakan, baik
memperkuat driving force maupun mempelemah
resistences.
• 3. Refreesing, membawa kembali kelompok
kepada keseimbangan yang baru ( a dynamic
equilibrium)
• Culture Shock
• Culture shock terjadi ketika budaya kita
berhadapan dengan cara berpikir yang berbeda
atau cara melakukan sesuatu yang berbeda. Ini
merupakan bagian dari proses adaptasi budaya.
Culture shock sangat wajar terjadi pada siswa
pertukaran
pelajar
yang
meninggalkan
lingkungan asal mereka yang akrab untuk pergi
hidup di negara baru.
• Sulaeman (1995:32) menyatakan bahwa selain
culture shock terdapat pula peristiwa perubahan
kebudayaan yang lain seperti cultural lag,
cultural survival, dan cultural conflict.
• Cultural lag (ketinggalam kebudayaan) adalah perbedaan
antara taraf kemajuan berbagai bagian dalam kebudayaan
suatu masyarakat. Selang waktu antara saat benda itu
diperkenalkan pertamakali dan saat benda itu diterima
secara umum sampai masyarakat dapat menyesuaikan
diri dengannya. Suatu lag
terjadi apabila irama
perubahan dari dua unsur perubahan memiliki korelasi
yang tak sebanding sehingga salah satu unsur tertinggal.
Cultural lag terjadi karena adanya hasil ciptaan baru
yang membutuhkan aturan-aturan serta pengertian yang
baru dan berlawanan dengan hukum lama.
• Cultural survival adalah suatu konsep yang dipakai untuk
menggambarkan praktik yang telah kehilangan fungsi
pentinganya, yang tetap hidup dan berlaku semata-mata
hanya ada dalam landasan adat-istiadat.
• Cultural conflict atau pertentangan kebudayaan yang
muncul akibat dari relatifnya kebudayaan atau konflik
kebudayaan. Faktor yang menimbulkan konflik
kebudayaan adalah keyakinan yang berbeda sehubungan
dengan berbagai masalah aktivitas berbudaya.
Faktor-faktor penyebab perubahan
kebudayaan
• Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam suatu
bangsa tidak luput dari faktor-faktor yang
mempengaruhi. Menurut Soerjono Soekanto
faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern.
• Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari
masyarakat itu sendiri yang menyebabkan
perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
• Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran,
Kematian, dan Migrasi.
Faktor-faktor penyebab perubahan
kebudayaan
• Adanya penemuan baru, seperti: Adanya
ide atau alat baru yang sebelumnya belum
pernah ada (Discovery), Penyempurnaan
penemuan baru (Invention), dan Proses
pembaharuan atau melengkapi atau
mengganti yang telah ada (Innovation).
Faktor-faktor penyebab perubahan
kebudayaan
• Konflik yang terjadi di dalam masyarakat.
Konflik dapat merubah kepribadian orang-orang
yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi
pendiam, murung, tidak mau bergaul, atau
bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut
supaya menjadi lebih baik.
• Pemberontakan
atau
revolusi.
Hal
ini
menyebabkan
perubahan
pada
struktur
pemerintahan pada suatu negara.
Faktor-faktor penyebab perubahan
kebudayaan
• Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar
masyarakat melalui interaksi sosial yang mendorong
terjadinya
suatu
perubahan
kebudayaan,
yang
diantaranya:
• Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang
mendasar pada suatu negara baik seluruh wujud budaya
(sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya
fisik) maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan,
teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, sistem religi, dan
kemasyarakatan). Biasanya akibat ini lebih berpengaruh
kepada negara yang kalah.
• Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal
ini disebabkan oleh tindakan manusia sendiri yang
menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah
sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus
menerus di lahan pertanian, dan masih banyak lagi. Hal
ini dapat merugikan manusia sendiri seperti kehilangan
keluarga, tempat tinggal, harta benda, dan sarana umum
lainnya.
• Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan
(Difusi), Pembauran antar budaya yang masih terlihat
masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan
Pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang
baru tanpa terlihat budaya yang lama sama sekali
(Asimilasi).
Dampak perubahan kebudayaan
• Dampak perubahan budaya terhadap kehidupan
masyarakat dapat bersifat positif ataupun negatif.
• Dampak positif perubahan budaya, antara lain sebagai
berikut.
• Masyarakat yang pendidikannya maju makin kritis pola
berpikirnya.
• Masyarakat yang berpikir rasional akan menjauhi hal-hal
yang bersifat irasional.
• Bentuk-bentuk peralatan-peralatan hidup manusia yang
semakin membantu memudahkan kehidupan manusia.
• Meningkatnya taraf hidup masyarakat.
Dampak perubahan kebudayaan
• Lebih banyak barang dan jasa yang
tersedia.
• Memungkinkan seseorang untuk
memikirkan hal yang bersifat
perikemanusiaan.
• Perubahan budaya pertanian subsisten
menjadi sistem intensifikasi pertanian yang
menghasilkan swasembada pangan.
Dampak perubahan kebudayaan
• Dalam
bidang
industri
terjadi
proses
perkembangan yang pesat baik yang menyangkut
mutu maupun jumlah.
• Di bidang teknologi terjadi proses perkembangan
berupa terjadinya alih teknologi.
• Masyarakat
merasa
terdorong
berusaha
meningkatkan kemampuannya sehingga dapat
berperan serta dalam pembangunan.
Dampak perubahan kebudayaan
• Dampak negatif perubahan budaya adalah sebagai
berikut.
• Bentuk kesenian tradisional semakin terdesak oleh
kesenian modern.
• Bentuk peralatan tradisional semakin terdesak oleh
peralatan modern.
• Kerja fisik manusia semakin berkurang karena diganti
dengan mesin.
• Lahirnya sikap individualistis, materialisme, dan sikap
hidup mewah dalam kehidupan sosial, terutama bagi
masyarakat yang sukses dalam bidang ekonomi.
Dampak perubahan kebudayaan
• Semakin pudarnya prinsip-prinsip kekeluargaan
dalam kehidupan bermasyarakat.
• Hilangnya nilai-nilai hidup rohaniah.
• Timbulnya keresahan sosial karena adanya
pencemaran lingkungan hidup.
• Hasil pembangunan yang belum dapat dinikmati
secara menyeluruh dan merata oleh rakyat
berakibat terjadi kesenjangan sosial antara orang
yang berhasil dan orang yang tidak atau belum
berhasil.
Download