da`wah sirriyah dan para pendahulunya - tarbiyah

advertisement
Seri: Fiqhud Da’wah
Dawah Sirriyah
TUJUAN UMUM MADAH
1. Mengokohkan hubungan peserta dengan perjalanan hidup Rasulullah -Shallallahu
'alaihi wa sallam- menteladani secara baik beliau saw, serta mengambil berbagai
pelajaran dan ibrah.
2. Mengajak peserta untuk merenungi berbagai tata cara pengaturan dan manajemen
yang ditetap Rasulullah -Shallallahu 'alaihi wa sallam- untuk menegakkan negara
Islam di Madinah.
‫الدعوة إىل اإلسالم سراً والسابقون إليه‬
DA’WAH SIRRIYAH DAN PARA PENDAHULUNYA
‫الدعوة إلى اإلسالم س ار‬
A. DA’WAH SIRRIYAH
Rasulullah saw mengamalkan perintah Rabbnya dengan memulai da’wahnya di Makkah
kepada orang-orang yang paling dekat dengannya. Menyampaikannya dengan sangat
hati-hati. Secara alami Rasulullah saw sampaikan kebenaran yang Beliau terima itu
kepada orang yang ada di sekitarnya baik keluarga maupun teman, orang yang dirasa
bisa dipercaya, keikhlasannya, lurus pemikirannya dan mengenalinya. Orang yang dari
gelagat dan jalan hidupnya akan mendorong untuk membenarkan dan mengimaninya.
Hal ini dilakukan dengan sirriyah (sembunyi-sembunyi) untuk menghindari gangguan
dan kemarahan orang-orang musyrik.
Jika ada salah seorang yang terbuka hatinya untuk Islam, ia datang menemui Nabi
Muhammad saw lalu menyatakan keimanannya dan menerima arahan Nabi, sehingga
mereka berkumpul di rumah Al Arqam bin Abil-Arqam dengan sembunyi-sembunyi dari
orang Quraisy yang menyembuinmyikan permusuhan dan kebencian pada siapapun
yang keluar dari ritual ibadahnya dan meninggalkan Tuhannya.
Para pendahulu Islam ini jika mereka ingin shalat, mereka pergi ke lembah Makkah
yang rendah, lalu mereka melaksanakan shalat di sana1 sehingga Islam menyebar di
Makkah. Kemudian Allah swt menurunkan Al Qur’an kepada Rasul-Nya untuk semakin
menambah keteguhan imannya.
‫مدة الدعوة السرية‬
B.
MASA DA’WAH SIRRIYAH
Sudah menjadi ketetapan Allah bahwa da’wah sirriyah ini berlangsung selama tiga
tahun. Waktu yang cukup untuk menyebarkan agama baru bagi penduduk Makkah,
kepada orang-orang yang berjiwa besar yang bergegas mengimaninya karena
ketsiqahan mereka dengan Rasulullah saw, penghormatan dan kekaguman mereka
kepada pribadinya, disertai ketepatan akal mereka dalam menilai hakekat Islam yang
dida’wahkan kepadanya. Maka masuklah ke dalam hati mereka rasa cinta kepada Allah
dan Rasul-Nya, mengikuti apa yang diserukan kepadanya, yaitu hanya menyembah
Allah dan meninggalkan penyembahan kepada berhala. Jumlah mereka sekitar tiga
puluh orang.
‫الرعيل األول من املسلمني‬
KAUM MUSLIMIN ANGKATAN PERTAMA
1
Pada mulanya shalat dilakukan dua kali, dua rakaat pagi dua rakaat sore
www.tarbiyah-online.com
Page
1
C.
Seri: Fiqhud Da’wah
Inilah kelompok pendahulu. Orang-orang yang ada pada waktu yang berbahagia, maka
segeralah mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka menjadi generasi
dan kelompok orang-orang pertama yang beriman kepada Rasulullah saw,
menghormatinya, membelanya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya.
Sejarah mencatat kecepatan mereka kepada Islam dalam lembaran cahaya, yang
selalu menjadi kebanggaan kaum muslimin di setiap ruang dan waktu.
Orang-orang yang mula-mula beriman dan membenarkan Nabi Muhammad adalah
keluarga dan istrinya.
1. Khadijah binti Khuwailid ra
Suatu yang wajar jika ia bergegas mengimaninya. Ia telah membuktikan amanah,
shidq, ketinggian jiwa, cinta kebaikan dan kasih sayang sepanjang hidupnya. Dalam
beberapa tahun ia menyaksikannya tahannuts (ibadah panjang). Kebenaran memenuhi
jiwanya, ia cari dengan ketinggian hati, jiwa dan akalnya, melewati pikiran kaumnya
yang menyembah berhala, mendekatkan diri dengan berbagai pendekatan. Orangorang yang menganggap berhala itu bisa mendatangkan bahaya dan mendatangkan
keuntungan, mereka menganggapnya layak untuk disembah dan disucikan.
Ia menyaksikan ibadahnya beberapa tahun, dan menyaksikan langsung bagaimana
Beliau pulang dari gua Hira setelah ditunjuk sebagai Nabi dalam kebimbangan besar
atas apa yang dialaminya.
Ia adalah orang yang paling dekat dengannya, sehingga menjadi orang yang paling
mengenalnya, maka jadilah orang pertama yang mengimaninya.
2. Ali bin Abi Thalib ra.
Ia tinggal bersama dengan Rasulullah saw yang mengasuh, merawatnya dan
melindunginya sebagaimana melindungi anaknya untuk meringankan beban pamannya,
Abu Thalib yang banyak anak dan sedikit hartanya pada saat orang Quraisy ditimpa
paceklik. Ia sampaikan kepada pamannya Al Abbas bin Abdul Muththalib:
“Sesungguhnya Abu Thalib adalah orang yang banyak anaknya, dan sekarang sedang
terjadi paceklik, maka marilah kita ringankan bebannya, Engkau ambil satu dan saya
ambil satu.” Keduanya berangkat ke rumah Abu Thalib dan menyampaikan
pendapatnya. Al Abbas mengambil Ja’far bin Abi Thalib, dan Nabi mengambil Ali bin Abi
Thalib. Ali berada dalam tanggungan Nabi sebagaimana anaknya, sampai datang masa
kenabian ia berusia delapan tahun. Ia mengikuti seluruh amal Nabi, tidak pernah
menyembah berhala sekalipun, atau tercemar oleh noda jahiliyah.
Ketika Allah mengajarkan shalat kepada Nabi, ia dan Khadijah shalat bersama. Ali
melihat keduanya ruku’ dan sujud, membaca Al Qur’an. Ali memperhatikannya dengan
penasaran, setelah keduanya selesai ia bertanya untuk siapa keduanya bersujud. Nabi
menyampaikan bahwasannya Beliau bersujud kepada Allah yang telah mengutusnya
sebagai Nabi, memerintahkannya berda’wah, mengajak manusia kepada Islam,
mengajaknya menyembah Allah saja, meninggalkan berhala, membacakan Al Qur’an.
Maka Ali segera membenarkannya dan beriman kepada Allah. Maka dialah anak-anak
pertama yang masuk ke dalam agama Allah, setelah Khadijah ra.
www.tarbiyah-online.com
Page
Zaid lebih memilih tinggal bersama Nabi daripada pulang kembali ke keluarganya,
karena cintanya kepada Nabi, kekagumannya dengan kemuliaan akhlaknya. Rasulullah
saw juga mencintai dan memperlakukannya dengan baik sebagaimana perlakuannya
kepada anaknya.
2
3. Zaid bin Haritsah ra
Setelah Ali masuk Islam, Zaid bin Haritsah mantan budak Nabi saw masuk Islam.
Budak yang dimerdekakan dan diangkat menjadi anak dengan pengumuman terbuka.
“Wahai manusia, saksikanlah bahwa Zaid ini adalah anakku,” sampai Allah batalkan
status anak angkat.
Seri: Fiqhud Da’wah
4. Abu Bakar Ash Shiddiq
Namanya Abdullah bin Abi Quhafah, laki-laki dewasa yang pertama beriman. Ia orang
yang sangat jujur dan dekat dengan Nabi Muhammad saw., Nabi memberinya gelar As
Shiddiq. Dialah teman perjalanan hijrahnya ke Madinah.
Abu Bakar dikenal kebersihan diri, amanah dan shidq. Karena itulah ia menjadi orang
pertama yang diajak masuk Islam. Orang pertama yang diajari wahyu Allah yang
diterima Nabi. Abu Bakar tidak ragu-ragu memenuhi ajakan Nabi. Orang-orang yang
berakal sehat akan segera membenarkannya dan meninggalkan penyembahan berhala.
Abu Bakar adalah sosok yang dimuliakan di tengah kaumnya, dibanggakan di suku
Quraisy, dicintai. Mereka mengakui ilmu Abu Bakar tentang nasab (asal usul
seseorang) perniagaan dan pergaulannya.
Abu Bakar menyampaikan imannya kepada Allah dan Rasul-Nya itu kepada para
sahabatnya. Mengajak kaumnya yang tsiqah dengannya. Demikianlah da’wah
menyebar. Allah mudahkan penyebarannya lewat tokoh-tokoh seperti Abu Bakar Ash
Shiddiq. Islamnya menjadi kunci bagi imannya komunitas shalih, orang-orang yang
tsiqah, benar berpikir, haus akan kebenaran, kebaikan dan kemuliaan akhlaq.
5. Utsman bin Affan
Usianya sekitar tiga puluh empat tahun, bekerja sebagai pedagang, memiliki
keuntungan besar. Ketika pamannya tahu ia masuk Islam pamannya mengikatnya dan
mengatakan: “Kamu sudah tidak suka dengan agama nenek moyangmu, dan pindah ke
agama baru? Demi Allah, aku tidak akan melepaskanmu hingga engkau tinggalkan
agama itu.” Ketika Utsman tetap komitmen dengan agama barunya, dan pamannya
melihat ketegarannya, akhirnya pamannya meninggalkannya dengan putus asa.
6. Az Zubair bin Al Awwam
Ketika masuk Islam, pamannya mengikatnya dengan rantai dan memasukkannya ke
dalam ruangan kemudian dipenuhi asap, untuk menekannya agar kembali ke agama
nenek moyangnya. Tetapi Allah menguatkannya dan memberinya kesabaran dari
tekanan pamannya itu. Ketika masuk Islam, Az Zubair belum melewati usia murahaqah
(menjelang baligh).
7. Sa’d bin Abi Waqqash
Ketika ibunya, Hamdunah binti Sufyan bin Umayyah mengetahuinya telah masuk
Islam, ia marah dan berkata: Hai Sa’d, aku dengar kamu telah meninggalkan agama
nenek moyangmu. Aku bersumpah bahwa tidak ada lagi atap yang menaungiku dari
panas dan dingin, dan tidak ada makan minum sehingga anaknya meninggalkan ajaran
Muhammad.”
Hal ini berlangsung selama tiga hari. Sa’d adalah orang yang sangat mencintai dan
berbakti kepada ibunya. Dan ibunya ingin memaksanya kufur. Ketika ia bingung, ia
mendatangi Rasulullah saw mengadukan keluhannya. Maka turunlah firman Allah:
www.tarbiyah-online.com
Page

Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan. ( QS. Al Ankabut: 8 )
3



     










   
Seri: Fiqhud Da’wah
Rasulullah menyuruhnya untuk bertahan dalam kebenaran. Dan ibunya pasti akan
makan dan minum mencari tempat berteduh ketika sudah tidak tahan lagi. Tetapi Sa’d
harus berbuat baik kepadanya selama tidak mengajaknya kepada perbuatan syirik.
Karena setiap muslim berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tuanya dengan
ucapan dan perbuatan, mentaati perintahnya selama tidak menyuruh kekufuran. Tidak
ada kepatuhan kepada sesama makhluk untuk mendurhakai AL Khaliq.
Termasuk dalam pendahulu Islam ini adalah : Abdurrahman bin Auf, bernama Abdu
Amr di masa jahiliyah, lalu Rasulullah saw merubah namanya menjadi Abdurrahman.
Ada pula Thalhah bin Ubaidillah, setelah itu Abu Ubaidah bin Al Jarrah, dan penduduk
Mekah lainnya.
8. Shuhaib Ar Rumiy,
Dialah Shuhaib bin Sinan, dikenal dengan Ar Rumiy karena pernah menjadi tawanan
Romawi di waktu kecilnya, sehingga bicaranya terpengaruh oleh dialek Romawi.
Kemudian dibeli oleh seseorang dari suku Kalb, lalu dijual di Mekah. Kata Shuhaib: Aku
melihat Rasulullah saat itu hanya bersama lima A’bud (bernama Abd….), dua orang
wanita dan Abu Bakar. Maksudnya adalah keadaan da’wah ketika dia masuk Islam.
9. Abdullah bin Mas’ud
Semula adalah penggembala kambing milik keluarga ‘Uqbah bin Abi Mu’ith, salah
seorang musyrik Quraisy. Ketika dia melihat ayat yang jelas dan seruan berakhlaq
mulia dari Rasul yang mulia, ia tinggalkan berhala, dan menyertai Rasulullah saw
dengan menjadi pelayannya, karena cinta dan penghormatannya kepadanya.
10.Abu Dzar Al Ghifari
Seorang Arab Badui, berbahasa Arab fasih, dan indah ketika berbicara. Ketika
mendengar diangkatnya Muhammad sebagai seorang Nabi, ia suruh saudaranya pergi
ke Mekah mencari tahu tentang Rasulullah saw, yang mendapat wahyu dari langit.
Ketika saudaranya datang ia diberitahu tentang ayat-ayat nyata yang didengar dan
dilihatnya. Maka berangkatlah Abu Dzar dan berusaha untuk dapat bertemu dengan
Rasul yang mulia ini. Ali bin Abi Thalib menerimanya sebagai tamu, karena Abu Dzar
orang yang tidak dikenal di Mekah. Tamu ini meminta dengan sangat agar dapat
bertemu dengan Rasulullah saw. Begitu ia mendengar langsung dari Nabi saat itu juga
ia menyatakan syahadat, dan keluar ke masjid menyatakan Islam dengan suara
kerasnya. Orang-orang memukulnya sehingga ia jatuh ke tanah. Al Abbas bin Abdul
Muththalib menyelamatkannya dari pengeroyokan itu, mengingatkan kaumnya bahwa
Abu Dzar adalah suku Ghifar, yang menjadi lintasan orang Quraisy ketika berdagang ke
Syam.
Keimanan yang memenuhi hati Abu Dzar menjadikannya tidak dapat mengendalikan
diri untuk menyatakannya, meskipun berhadapan dengan derita.
‫اإلسالم جيمع أتباعه على مبادئه السامية‬
Saat itu Nabi tidak membawa pedang yang dipakai untuk membunuh lawan. Tidak ada
sesuatu yang membuat orang meninggalkan agama nenek moyangnya, mengikutinya
untuk mendapatkan harta benda. Banyak di antara mereka yang
lebih banyak
kekayaannya daripada Nabi Muhammad saw, seperti Abu Bakar dan Utsman. Demikian
juga para mustadh’afin yang mengikutinya lebih memilih duka, derita, lapar dan
tekanan, padahal jika mereka mengikuti tuan-tuannya, mereka dapat lebih tenteram,
lebih nikmat. Akan tetapi hidayah Allah itulah sebenar-benarnya petunjuk. Kebenaran
yang dibawa oleh Rasulullah yang mulia adalah cahaya yang melapangkan dada
mereka untuk menerima iman. Tidak ada perbedaan antara tuan dan budak, antara
bangsawan dan rakyat jelata, laki-laki dan wanita, miskin dan kaya, tua dan muda,
www.tarbiyah-online.com
4
ISLAM MENGHIMPUN PENGIKUTNYA DI ATAS PRINSIP YANG LUHUR
Page
D.
Seri: Fiqhud Da’wah
kota dan pedalaman. Mereka semua terhimpun dalam agama baru dengan prinsipprinsipnya yang mulia sehingga tersebarlah da’wah dan umat manusia masuk ke dalam
agama Allah.
Mereka mempersiapkan diri untuk tadhiyah (pengorbanan) di jalan da’wah dengan jiwa
dan harta mereka, karena mereka mendapatkan rasa aman, ketenangan jiwa,
kebahagiaan hakiki dan keberadaan mereka di dunia menjadi bermakna. Hidupnya
memiliki tujuan yang akan dicapai.
‫ويف رسول هللا أسوة حسنة‬
E.
RASULULLAH TELADAN YANG BAIK
Kenyataan di setiap (zaman wa makan) ruang dan waktu tidak pernah kosong dari
para pendukung yang memiliki akal sehat, fitrah yang lurus dan orang-orang yang
bergegas untuk mengimani apa yang telah diterimanya, meskipun berhadapan dengan
penderitaan, atau kehilangan kenikmatan dunia, terutama jika menemukan pemimpin
terdepan yang mulia, yang dengan akhlak dan amalnya menjadi potret hidup bagi apa
yang diserukannya kepada umat manusia. Dan sesungguhnya Rasulullah saw adalah
fakta dzahir aplikasi Al Qur’an.
‫الدروس املستفادة‬
1. Yang dimaksud dengan SIRRIYATUDDA”WAH bukanlah tidak ada seorangpun yang
terdengar berda’wah, akan tetapi maksudnya adalah SIRRIYATUL HARAKAH
(gerakan tersembunyi), tidak terbuka dalam forum terbuka, atau yang sekrang
disebut dengan DA’WAH FARDIYYAH
2. Seorang harus cepat bergerak, merekrut orang yang tsiqah lewat tajribah untuk
ditawarkan da’wah kepada mereka. Hendaklah pandai memilih kader. Di antara
orang-orang yang direkrut Abu Bakar As Shiddiq, enam di antaranya dijanjikan
masuk surga.
3. Sebelum terbuka da’wah, seorang da’i wajib memiliki pilar kuat yang mampu
menghadapi siapapun yang menghalangi da’wah
4. Seorang da’i harus menjaga da’wahnya dan pengikutnya sehingga dapat menyebar
dan menemukan orang yang dapat membawa da’wahnya. Semakin tersembunyi
gerakannya maka semakin menyulitkan lawan untuk memukulnya
5. Prioritas da’wah adalah orang terdekat. Dialah orang yang paling tahu dengannya.
Hendaklah dimulai darinya, jangan meninggalkannya. Baik ia itu isteri, anak, orang
tua, kerabat, tetangga, teman dekat, ataupun orang yang tsiqah dengannya.
6. Wanita shalihah berperan penting dalam menopang suaminya yang berdakwah
seperti yang dicontohkan oleh Khadijah ra.
7. Seorang da’i tidak boleh membatasi dirinya pada generasi tertentu, atau kelas
sosial tertentu. Orang pertama yang beriman dengan Nabi adalah Khadijah, anak
kecil pertama adalah Ali bin Abi Thalib, orang merdeka adalah Abu Bakar ash
Shiddiq. Zaid bin Haritsah adalah mantan budak Nabi. Mereka mewakili seluruh
lapisan sosial.
8. Da’wah pada fase sirriyah telah mampun menghimpun seluruh lapisan masyarakat,
besar-kecil, muda-tua, pria-wanita, budak-merdeka, miskin-kaya. Da’wah tidak
hanya terbatas pada kelompok miskin dan hamaba sahaya saja, seakan-akan
mereka adalah lapisan dendam sosial seperti yang difahami sebagian orang. Rumah
Al Arqam bin Abi Al Arqam telah menghimpun seluruh kekayaan suku Quraisy.
9. Jumlah kaum muslimin pada masa da’wah sirriyah mencapai enam puluh orang,
tiga puluh satu di antaranya datang dari pemuka quraisy, tiga dari qabilah lain, dua
belas wanita, empat belas budak. Data ini menjawab anggapan yang menyatakan
bahwa mereka yang mula-mula masuk Islam mayoritas budak dan fuqara.
10. Da’wah dengan qudwah hasanah (teladan yang baik) lebih efektif pengaruhnya
dibandingkan dengan ucapan saja. Karena mayoritas orang yang menyambut
www.tarbiyah-online.com
5
PELAJARAN YANG BERMANFAAT
Page
F.
Seri: Fiqhud Da’wah
Page
6
da’wah adalah orang-orang yang paling mengenal Rasulullah saw, dan mengenal
orang yang mengajaknya kepada Islam, seperti Abu Bakar Ash Shiddiq. Maka kita
tidak bisa melupakannya.
11. Shalat sudah diwajibkan atas kaum muslimin sejak awal da’wah, meskipun berbeda
bilangan rakaat atau waktunya, hingga peristiwa Isra’ Mi’raj, akan tetapi shalat
telah diwajibkan bahkan menjadi sarana utama tarbiyah di Mekah, seperti yang
diterangkan dalam surat Al Muzzammil
12. Ujian adalah salah satu sunnah da’wah. Maka setiap da’i harus bersabar dan
berserah diri sehingga datang pertolongan Allah
13. Berbuat baik kepada orang tua adalah perintah agama meskipun mereka berbeda
agama dengan kita. Mentaatinya hukumnya wajib kecuali jika menyuruh berbuat
maksiat kepada Allah, maka tidak ada kepatuhan kepada makhluk untuk
mendurhakai Al Khaliq
14. Mengakui kebaikan orang lain dan membalasnya adalah menjadi keharusan seorang
da’i. Rasulullah saw membalas kebaikan Abu Thalib dengan mengambil Ali untuk
dirawat dan diasuh di rumahnya karena ingin meringankan beban Abu Thalib. Hal
ini adalah salah satu bentuk takaful (saling membantu) dalam Islam.
15. Tidak apa-apa merubah nama seseorang. Rasulullah saw telah merubah nama
Abdurrahman bin Auf, dll. Dan kita disuruh memilih nama terbaik bagi anak-anak
kita.
www.tarbiyah-online.com
Download