BLOCK BOOK

advertisement
1. Identifikasi Mata kuliah
WHI 2212
: GENDER DALAM HUKUM
Team Pengajar
: Prof. Dr. T.I.P. Astiti, SH., MS.
: Ni Nyoman Sukerti, SH.,MH.
: I Ketut Sudantra, SH.,MH.
Status Mata Kuliah : MK Wajib Instruksional (Universitas/Fakultas)
SKS
:2
2. Diskripsi Mata Kuliah :
Substansi atau materi Mata Kuliah Gender Dalam Hukum ini mencakup
sejarah perkembangan kajian terhadap wanita/perempuan, pengertianpengertian dasar yang harus dipahami dalam mempelajari gender dalam
hukum, teori-teori dalam
studi gender (Feminis, Nurture dan Nature).
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita. Isu
gender dalam berbagai bidang hukum dan perundang-undangan serta dalam
yurisprudensi.
3. Tujuan Mata Kuliah
Melalui mata kuliah gender dalam hukum ini mahasiswa diharapkan
memperoleh pengetahuan, pemahaman maupun ketrampilan terkait dengan
masalah gender dalam hukum dan mahasiswa mampu melakukan analisis
terhadap berbagai isi gender dalam hukum mampu memberikan solusi.
4. Metode dan Strategi Proses Pembelajaran
Metode Perkuliahan adalah Problem Based Learning (PBL) artinya pusat
pembelajaran ada pada mahasiswa. Metode yang diterapkan adalah “belajar”
(Learning) bukan “mengajar” (Teaching).
Strategi pembelajaran : kombinasi perkuliahan 50% ( 6 kali pertemuan
perkuliahan ) dan tutorial 50% ( 6 kali pertemuan tutorial ). Satu kali
pertemuan untuk Tes Tengah Semester dan satu kali pertemuan untuk Tes
Akhir Semester. Total pertemuan 14 kali.
1
Pelaksanaan Perkuliahan & Tutorial
Dalam Mata Kulian Gender Dalam Hukum ini, perkuliahan direncanakan
berlangsung 6 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 1, ke 3, ke 5, ke 7, ke 9, dan
ke 11.
Tutorial 6 kali pertemuan yaitu pertemuan ke 2, ke 4, ke 6, ke 8, ke 10 dan ke
12.
Strategi Perkuliahan
Perkuliahan
mengenai
sub-sub
pokok
bahasan
dipaparkan
dengan
mempergunakan alat bantu media papan tulis, pawer point slide, serta
menyiapkan bahan bacaan yang dipandang sulit diakses oleh mahasiswa.
Sebelum mengikuti perkuliahan mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self
study) mencari bahan materi, membaca dan memahami pokok bahasan yang
dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam Block Book. Teknik
perkuliahan meliputi : pemaparan materi, tanya jawab dan diskusi (proses
pembelajaran dua arah).
Strategi Tutorial:
1. Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas (Discussion task, Study task dan
Problem task) sebagai bagian dari self study (20 jam perminggu),
kemudian berdiskusi di kelas tutorial, presentasi pawer point dan
diskusi peran (berberan sebagai tertugat, penggungat dan hakim
dipengadilan dalam kasus perwalian anak akibat perceraian.
2. Dalam 6 kali tutorial di kelas, mahasiswa diwajibkan :
a. Menyetor karya tulis berupa paper sesuai dengan topik tutorial
1, 2, 3, 4,5. Pilih salah satu topik-topik tersebut, disetor paling
lambat pada tutorial ke 4.
b. Mempresentasikan tugas tutorial dalam bentuk pawer point
presentation untuk tugas tutorial 1, 2, 3, 4. Presentasi dilakukan
pada saat tutorial ke 2 dan ke 5.
c. Mengambil peran sebagai penggugat, tergugat atau hakim
untuk materi tutorial 4.
2
5. Ujian dan Penilaian
Ujian
Ujian dilaksanakan dua kali dalam bentk tertulis yaitu Ujian Tengah
Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).
Penilaian
Penilaian akhir dari proses pembelajaran ini berdasarkan Rumus Nilai
Akhir sesuai ketentuan Buku Pedoman yaitu :
(UTS +TT)
+ 2 (UAS)
2
NA
3
Nilai
Range
A
80 – 100
B
65 – 79
C
55 – 64
D
40 – 54
E
0 – 39
6. Materi Perkuliahan
I.
Pendahuluan
1. Sejarah perkembangan kajian terhadap wanita
2. Pengertian gender
3. Dasar-dasar pemikiran hukum berspektif gender.
II.
Beberapa Pengertian Yang harus dipahami dalam mempelajari
gender dalam hukum
1. Sex , gender dan kodrat
2. Bias gender
3
3. Diskriminasi geder
4. Sensitif /kepekaan gender
5. Pengharus utamaan gender
6. Kesetaraan dan keadilan gender (KKG)
7. Budaya patriarhi
III. Teori-Teori dalam Studi Gender
1. Teori Feminis :
- Feminis Radikal
- Feminis Libral
- Feminis Marxis
2. Teori Nurture dan Nature
IV. Isu Gender
Isu-Isu Pokok (Isu Diskriminasi, Isu Ketidakadilan, Isu Kekerasan, Isu
Eksploitasi, Isu Marjinalisasi)
V. Isu Gender dalam Berbagai Bidang Hukum dan Perundang-undangan
1. Isu gender dalam Hukum adat (keluarga, perkawinan dan waris).
2. Isu gender dalam perundang-undangan :
-
Isu gender dalam UU RI No. 1 Th. 1974 tentang Perkawinan.
-
Isu gender dalam
UU RI No. 13 Th. 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
-
Isu gender dalam
UU RI No. 23 Th. 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
-
Isu gender dalam Undang-Undang Pornograi dan Pornoaksi
-
Isu gender dalam KUHPerdata.
-
Isu gender dalam dan KUHPidana.
-
Isu gender dalam yurisprudensi
VI. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Wanita/Perempuan
4
7. Bahan Bacaan
 Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual; Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia,
Jakarta, 1985.
 Gadis Arivia, Filsafat Berspektif Feminis, Yayasan Jurnal Perempuan,
Jakarta, 2003.

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, Cetakan II, 1997.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
 Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005.
 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto, Swi dan E. Kristi Poerwandari, Perempuan dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.
 Tadjudin Noor Efendi, ”Ketenaga Kerjaan dalam Perspektif Gender”
(dalam Masour Fakih 1997. Merekonstruksi Realitas dengan Perspektif
Gender), Sekretariat Bersama Perempuan Yogyakarta, 1997.

Tjok. Istri Putra Astiti, ”Issu Gender Dalam Berbagai Bidang Hukum”,
Makalah, Seminar, 2005.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.

Ihromi T O dkk, Pemberdayaan Perempuan dan Perspektif HAM.

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.
 Surojo Wignjodipuro, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat, Gunung
Agung, Jakarta, 1992.
 Djaren Saragih, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Tarsito, Bandung,
1980.
5
 Ter Haar, Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat, terjemahan K. Ng.
Soebakti Poesponoto, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.

Otje
Salman
Soemadiningrat,
Rekonseptualisasi
Hukum
Adat
Kontemporer : Talaahan Kritis Hukum Adat Sebagai Hukum Yang
Hidup Dalam Masyarakat, PT Alumni, Bandung, 2002
 Peraturan Perundang-undangan terkait yaitu UU RI No.1 Th. 1974
tentang Perkawinan, UU RI No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan,
UU RI No. 23 Th. 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga
(PKDRT),
Undang-Undang
Pornografi
dan
Pornoaksi,
KUHPerdata dan KUHPidana dan Yurisprudensi.
8. Persiapan Proses Perkuliahan
Mahasiswa diwajibkan sudah memiliki Block Book Mata Kuliah Gender
Dalam hukum sebelum perkuliahan dimulai dan sudah mempersiapkan materi
sehingga proses perkuliahan dan trutorial dapat terlaksana dengan lancar.
Pertemuan 1 : Perkuliahan 1 (Lecturer)
Pendahuluan

Sejarah perkembangan kajian terhadap wanita

Pengertian gender

Dasar-dasar pemikiran hukum berspektif gender
Bahan bacaan :

Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual : Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta,
1985.

Gadis Arivia, Filsafat Berspektif Feminis, Yayasan Jurnal Perempuan,
Jakarta, 2003.

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan II, 1997.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
6
Literatur
 Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005.
 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto, Swi dan E. Kristi Poerwandari, Perempuan dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.

Ihromi T O dkk, Pemberdayaan Perempuan dan Perspektif HAM.

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.
 Peraturan Perundang-undangan terkait yaitu UU No1 Th. 1974 tentang
Perkawinan, UU No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 23
Th. 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(PKDRT), Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi KUHPerdata dan
KUHPidana serta Yurisprudensi.
Pertemuan 2 : Tutorial 1
Discussion Task-Study Task
Masalah Wanita/perempuan dalam kurun waktu belakangan ini sudah mendapat
perhatian para pemerhati perempuan baik oleh masyarakat umum, para praktisi
maupun para akademisi. Hal tersebut dapat diketahui dari seringnya masalah
perempuan diperdebatkan atau diperbincangkan baik dalam diskusi-diskusi,
lokakarya-lokakarya, seminar-seminar baik dalam tingkat lokal, tingkat nasional
maupun dalam tingkat internasional. Diskusikan mengapa perempuan menjadi
obyek kajian, apa itu gender, mengapa gender menjadi obyek kajian dan mengapa
peranan perempuan perlu ditingkatkan ?
7
Bahan bacaan :

Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual : Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta,
1985.

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan II, 1997.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
Literatur
 Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005.
 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto, Swi dan E. Kristi Poerwandari, Perempuan dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.

Ihromi T O dkk, Pemberdayaan Perempuan dan Perspektif HAM.

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.
 Peraturan Perundang-undangan terkait yaitu UU No1 Th. 1974 tentang
Perkawinan, UU No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 23
Th. 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(PKDRT), Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi, KUHPerdata dan
KUHPidana serta Yurisprudensi.
Pertemuan 3 : Pekuliahan 2 (Lecturer)
Beberapa Pengertian Yang Harus Dipahami Dalam Mempelajari
Gender Dalam Hukum

Sex, gender dan kodrat

Bias gender
8

Diskriminasi gender

Sensitif/kepekaan gender

Pengharusutamaan gender (PUG)

Kesetaraan dan keadilan gender (KKG)

Budaya patriarkhi
Bahan Bacaan :
 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto, Swi dan E. Kristi Poerwandari, Perempuan dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.

Intruksi Presiden RI No. 9 Tahun 2000 tentang Pengharusutamaan
Gender).
Literatur :

Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual : Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta,
1985.

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan II, 1997.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.

Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005.
Pertemuan 4 : Tutorial 2
a. Discussion Task-Study Task
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan materi kuliah gender dalam
hukum yang sementara ini masih banyak orang yang kurang mengetahui dan
memahami tentang perbedaan dari istilah-istilah tersebut. Adapun istilah-
9
istilah tersebut yaitu istilah
gender, sex, patriarkhe, diskriminasi gender,
sensitif gender, kesetaraan dan keadilan gender. Diskusikan beberapa istilah
tersebut dengan memberikan contoh konkrit atau contoh buatan.
b. Study Task - Problem Task
Ni Putu Sumari dan I Gede Weda adalah orang tua yang mempunyai tiga
orang anak, dua orang perempuan dan seorang laki-laki.. Anak yang pertama
dan kedua adalah peremuan dan si bungsu adalah laki-laki. Keadaan ekonomi
Putu Sumari dan I Gede Weda adalah tergolong tidak miskin. Kedua anak
perempuannya disekolahkan hanya sampai SMP saja dan kemudian disuruh
bekerja guna membantu membiayai pendidikan adiknya. Si bungsu anak lakilaki
satu-satunya disekolahkan sampai keperguruan tinggi. Diskusikan
gambaran keluarga Ni Putu Sumari dan I Gede Weda tersebut terkait dengan
beberapa istilah yang telah disebutkan di atas tadi.
Bahan Bacaan :
 Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto, Swi dan E. Kristi Poerwandari, Perempuan dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.
Literatur :

Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual : Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta,
1985.

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan II, 1997.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
10

Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005.
Pertemuan 5 : Perkuliahan 3(Lecturer)
Teori-Teori Dalam Studi Gender

Teori Feminis
- Feminis Radikal
- Feminis Liberal
- Feminis Marxis

Teori Nurture dan Nature
Bahan Bacaan

Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual : Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta,
1985.

Gadis Arivia, Filsafat Berspektif Feminis, Yayasan Jurnal Perempuan,
Jakarta, 2003.

Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.
Literatur :

Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto,
Swi
dan
E.
Kristi
Poerwandari,
Perempuan
dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan II, 1997.
11

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
Pertemuan 6 : Tutorial 3
a. Discussion Task-Study Task.
Dalam membahas masalah gender, pembicaraan tidak bisa lepas dari
hubungan
laki-laki dan perempuan terhadap suatu hal. Hubungan laki-laki
dan perempuan dalam suatu hal tertentu itu dapat dikaji dari beberapa teori
Feminis. Teori Feminis tersebut yakni Feminis Radikal, Feminis Liberal,
Feminis Marxis dan Feminis Sosialis. Teori Feminis Liberal oleh Alisson
Jaggar mengemukakan bahwa sifat
dasariah manusia yang unik adalah
kemampuan rasionalitasnya. Berbeda dengan Aristoteles bahwa manusia
adalah animal rasionable. Maka kaum liberal mendeinisikan rasionalitas dalam
berbagai aspek sehingga konsekuensinya menekankan individu untuk
mempraktekan otonomi dirinya yang mengisi serta memenuhi dirinya.
Feminis Radikal memfokuskan diri pada akar ketertindasan perempuan. Kaum
Feminis Radikal menyoroti adanya pemisahan ranah publik dan ranah privat
yang menyebabkan perempuan mengalami ketertindasan. Feminis Marxis dan
Sosialis adalah dua aliran yang sebenarnya mempunyai banyak persamaan
satu sama lain. Namun ada satu hal yang membuat tradisi ini memiliki
perbedaan. Feminis Marxis menekankan persoalan utamanya terletak pada
masalah kelas yang menyebabkan perbedaan fungsi dan status sedangkan
Feminis Sosialis lebih menekakan pada penindasan gender di samping
penindasan kelas sebagai salah satu sebab terjadinya penindasan terhadap
perempuan. Diskusikan yang disorot oleh teori-teori feminis tersebut yang
mana dari teori feminis itu yang paling tajam atau paling keras menyoroti
tentang
ketertindasan
perempuan
dimana
perempuan
tidak
dapat
mengembangkan diri dan selalu berada dalam keadaan sub-ordinasi.
12
b. Problem Task-Study Task
Maria dan Susi adalah dua orang perempuan yang sama-sama berpendidikan
SMA tetapi mereka tidak bekerja
yang menghasilan uang atau kedua
perempuan tersebut adalah sebagai ibu rumah tangga yang mengerjakan
semua pekerjaan rumah tangga mulai dari memasak, besih-besih rumah dan
halaman dalan lain-lainnya serta bekerja dari pagi hari hingga sore hari dan
tidak mengenal hari minggu. Para istri yaitu Maria dan Susi bekerja di sektor
domestik. Berbeda dengan para suami dari kedua perempuan tersebut. Mereka
bekerja yang satu sebagai pegawai pada sebuah instansi pemerintah dan yang
satunya lagi sebagai karyawan perusahaan. Di sini para suami bekerja di
sektor publik Dilihat dari pendidikan para suami sama-sama tamatan SMA
sama dengan para istri yaitu Maria dan Susi. Diskusikan kondisi para istri
tersebut apa yang terjadi.
Bahan Bacaan

Arief Budiman, Pembagian Kerja Secara Seksual : Sebuah Pembahasan
Sosiologi tentang Peran Wanita Dalam Masyarakat, PT Gramedia, Jakarta,
1985.

Gadis Arivia, Filsafat Berspektif Feminis, Yayasan Jurnal Perempuan,
Jakarta, 2003.

Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.
Literatur :

Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan.

Notosusanto,
Swi
dan
E.
Kristi
Poerwandari,
Perempuan
dan
Pemberdayaan, Kumpulan Karangan untuk menghormati Hut Ibu
Saparinah Sadli, Obor, Jakarta, 1997.

Ihromi T O dkk, Kajian Wanita Dalam Pembangunan.
13

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, Cetakan II, 1997.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
Pertemuan 7 : Perkulihan 4
Isu-Isu Pokok (Isu Diskriminasi, Isu Ketidakadilan, Isu Kekerasan, Isu
Eksploitasi, Isu Marjinalisasi)
Isu Diskriminasi, Isu Ketidakadilan, Isu Kekerasan, Isu Eksploitasi dan Isu
Marjinalisasi masih sangat banyak terjadi terhadap perempuan dalam berbagai
aspek walaupun pemerintah telah lama meratifikasi Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan menjadi UndangUndang No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Pengahpusan
Segala bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
Bahan Bacaan:

Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
Literatur :

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
14
Pertemuan 8 : Totorial 4
Discussion Task-Study Task
Kasus 1
Eni seorang mahasiswi yang kreatif dan sangat aktif di fakultasnya pada
suatu
kesempatan
mencalonkan diri
bersama
beberapa
teman
mahasiawa
lainnya
dalam pemilihan ketua senat mahasiswa. Eni tidak
mendapat dukungan dari para mahasiswa karena ia seorang mahasiswi
atau seorang perempuan. Diskusikan apa yang dialami oleh Eni tersebut.
Kaus 2
Mutiara seorang perempuan dan berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Ia sering dipuli suaminya hingga bengkak disekujur tubuhnya, tapi
ia tidak berani untuk melaporkan perbuatan suaminya karena akan
membuka kejelekan keluarganya tapi ia pernah mengadu kepada orang
tuanya namun saran orang tuanya Mutiara disuruh bertahan di rumah
suami demi anak-anaknya . Diskusikan kasus Mutiara tersebut.
Bahan Bacaan:

Lisa hadiz & Tri Wiyanti, Pembakuan Peran Gender dalam Kebijakan di
Indonesia, LBH APIK, Jakarta, 2005

Wila Candra Supriadi, Perempuan & Kekerasan Dalam Perkawinan,
Mandar Maju, Bandung, 2001.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
Literatur :

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT).
15
Pertemuan 9 : Perkuliahan 5 (Lekturer)
Isu Gender Dalam Berbagai Bidang Hukum Dan Perudang-undangan.
1. Isu gender dalam hukum adat ( keluarga, perkawinan dan adat waris).
2. Isu gender dalam perundang-undangan
- Isu gender dalam UU No. 1 Th. 1974 tentang Perkawinan.
- Isu gender dalam UU No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan.
- Isu gender dalam UU No. 23 Th. 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah tangga (PKDRT).
- Isu gender dalam Undang-Undang Pornografi dan Pornoaksi.
- Isu gender dalam KUHPerdata.
- Isu gender dalam KUHPidana.
- Isu gender dalam Yurisprudensi
Bahan Bacaan

Sorojo Wignjodipuro, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat, Gunung
Agung, Jakarta, 1992.

Djaren Saragih, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Tarsito, Bandung,
1980.

Ter Haar, Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat, terjemahan K. Ng.
Soebakti Poesponoto, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.

Otje
Salman
Soemadiningrat,
Rekonseptualisasi
Hukum
Adat
Kontemporer : Talaahan Kritis Hukum Adat Sebagai Hukum Yang Hidup
Dalam Masyarakat, PT Alumni, Bandung, 2002.

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT).

Undang-Undang Pornograpi dan Porno Aksi

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
16

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana).

Yurisprudensi.
Pertemuan 10 : Tutorial 5
a. Discussion Task-Study Task
Dalam hukum adat dikenal tiga sistem kekeluargaan atau kekerabatan yaitu
sistem kekerabatan matrilinial, sistem kekerabatan patrilinial dan sistem
kekerabatan parental. Pada sistem kekerabatan matrilinial adalah sistem
kekerabatan dimana garis keturunan ditarik dari garis ibu (Minangkabau).
Dalam sistem kekerabatan matrilinial yang menjadi ahli waris adalah anakanaknya (laki-laki dan perempuan) dan sistem pewarisannya sistem kolektif.
Pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patrilinial garis
keturunan ditarik dari garis ayah (Bali, Lampung dan lain-lain). Dalam sistem
kekerabatan patrilinial yang menjadi ahli waris adalah anak laki-laki dengan
sistem pewarisan individu dan kolektif. Pada masyarakat yang menganut
sistem kekerabatan parental garis keturunan ditarik dari garis ibu dan ayah
sehingga anak-anak mengakui keturunan dari ayah dan ibu. Dalam sistem
kekerabatan parental yang menjadi ahli waris adalah anak-anaknya (laki-laki
dan perempuan) dengan sistem pewarisan individual dimana perbandingan 2 :
1 yaitu 2 bagian untuk laki-laki dan 1 bagian untuk perempuan. Diskusikan
apakah terjadi dikriminasi gender dalam hukum adat waris tersebut di atas
dan hubungkan pula keberadaan perempuan dalam pewarisan dengan Pasal 27
(1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
b. Study Task-Problem Task
Kasus 1.
Surti adalah seorang perempuan yang sudah berkeluarga dan
mempunyai seorang anak bayi berumur dua bulan. Surti bekerja pada
sebuah perusahaan sedangkan suaminya bekerja pada sebuah instansi
pemerintah. Pada saat Surti bekerja ia membawa bayinya karena sakit.
Tidak menanyakan alasan kenapa Surti membawa bayinya ketempat
kerja, sang direktur perusahaan menyodorkan selembar kertas untuk
17
ditanda tangani yang isinya, Surti mengundurkan diri dari perusahaan
tersebut. Surti tidak mengerti masalah hukum yakni tentang
perlindungan ternaga kerja, khususnya perlindungan tenaga kerja
perempuan.
Kasus 2.
I Gede Gaya seorang laki-laki Bali (Warga Negara Indonesia) kawin
dengan Cicilia (Warga Negara Asing). Perkawinan dilakukan sesuai
dengan adat Bali dan agama Hindu. Perkawinan I Gede Gaya dengan
Cicilia menghasilkan dua orang anak yakni laki-laki dan perempuan
masing-masing berumur enam tahun dan dua tahun. I Gede Gaya terus
minta uang kepada CiCilia yang jumlahnya cukup banyak dan ia suka
mencari perempuan lain. Cicilia tidak tahan kemudian ia minta cerai.
Pengadilan memutuskan pengasuhan anak berada di tangan Cicilia
tetapi Gede Gaya tidak terima karena menurut Hukum adat Bali, anakanak adalah milik sang ayah. Berikan pemecahan masalah terhadap
kasus tersebut.
Kasus 3.
Laki-laki suku asmat di Irian sampai sekarang masih memakai koteka.
Mereka tidak merasa malu dengan pakaian tersebut sedangkan yang
perempuan hanya mengenakan rumbai pada bagian pinggang namun
susunya dibiarkan begitu saja tidak memakai penutup (BRA) seperti
perempuan umumnya baik yang sudah ibu-ibu maupun yang masih
muda. Di Bali pengajin patung membuat patung yang tidak jauh
berbeda dengan keberadaan kehidupan suku Asmat di mana susu
patung (perempuan) sengaja susunya dibiarkan tanpa ditutupi dengan
BRA sehingga akan menarik kalau dipajang. Kalau patungnya dibuat
lengkap dengan kain kepaya, kamben dan selendang mungkin kurang
mempunyai gaya tarik seperti patung yang setengah telanjang tersebut
sehingga untuk memacu barang daganganya maka inilah yang
disuguhkan
atau
memang tidak mempunyai maksud seperti itu
18
melainkan hanya merupakan seni. Hal-hal tersebut apakah merupakan
porno ? lalu bagaimana dengan keberhasilan Pemerintah Indonesia
yang telah mengeluarkan Undang-Undang Pornograpi dan Porno Aksi.
Berikan solusinya.
Kasus 4.
Seorang istri si A tidak tahan dengan perlakuan suaminya si B yang
kerap kali tidak mau bekerja dan juga tidak mau bertanggung jawab
terhadap anak-anak dan istrinya. Ia kerap kali berjudi baik judi sabung
ayam maupun judi ceki dan perbuatan tersebut sudah berlangsung
bertahun-tahun sampai anak-anaknya membutuhkan biaya yang cukup
banyak untuk sekolah. Sang suami tidak mau membiayai anakanaknya dan seluruh biaya rumah tangga dan biaya sekolah anakanaknya ditanggung si istri yang berkerja sebagai pedagang. Sang istri
tidak tahan dengan perlakuan sang suami sang istri minta cerai.
Singkatnya pengadilan menjatuhkan putusan bahwa hak asuh anakanaknya jatuh kepada si B sang suami yang tidak mempunyai
pekerjaan.
Kasus 5.
Budi adalah seorang suami yang sebagai PNS golongan III sedang
istrinya Ria adalah PNS golongan IV dan menjabat struktural di
kantornya, namun dalam rumah tangga/perkawinan ada salah satu
pasal dalam Undang-Undang Perkawinan mengatur bahwa istri
berkedudukan
sebaga
ibu
rumah
tangga
sedangkan
suami
berkedudukan sebagai kepala rumah tangga. Diskusikan hubungan
gender dalam contoh kasus tersebut.
19
Bahan Bacaan

Sorojo Wignjodipuro, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat, Gunung
Agung, Jakarta, 1992.

Djaren Saragih, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Tarsito, Bandung,
1980.

Ter Haar, Asas-Asas Dan Susunan Hukum Adat, terjemahan K. Ng.
Soebakti Poesponoto, Pradnya Paramita, Jakarta, 1985.

Otje
Salman
Soemadiningrat,
Rekonseptualisasi
Hukum
Adat
Kontemporer : Talaahan Kritis Hukum Adat Sebagai Hukum Yang Hidup
Dalam Masyarakat, PT Alumni, Bandung, 2002.

Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang- Undang RI No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.

Undang-Undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Undang-Undang RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga (PKDRT).

Undang-Undang Pornograpi dan Porno Aksi

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHPidana).

Yuisprudensi.
Pertemuan 11 : Perkuliahan 6 (Lecturer)
Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
Negara Indonesia adalah sebagai salah satu peserta dan penanda tangan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan
(Convention On The Elimination
O All Forms Of Discrimination Against
Women) yang kemudian konvensi tersebut diratifikasi dengan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan.
20
Bahan Bacaan :

Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan (Convention On The Elimination
O All Forms Of
Discrimination Against Women).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskrininasi
Terhadap Perempuan.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
Pertemuan 12 : Tutorial 6
a. Discussion Task-Study Task
Undang-Undang No. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan. UndangUndang tersebut sudah cukup lama diundangkan yakni kurang lebih 25 tahun.
Diskusikan undang-undang tersebut bagaimanakah perlaksanaannya atau
implementasinya dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia.
b. Study Task-Problem Task
Dalam pelaksanaan pesta demokrasi legislatif yang baru lalu dimana
diberlakunya sistem pemilihan langsung terhadap para calon legislative dalam
artian tidak membedakan laki-laki dan perempuan dalam penentuan para calon
legislator. Namun hasilnya menunjukan bahwa para calon yang menang sebagai
calon legislator dominan laki-laki yang mana tidak jauh berbeda dengan hasil
pemilu tahun-tahun sebelumnya pada hal berdasarkan data statistik jumlah
perempuan lebih banyak dari laki-laki. Demikian juga dalam pesta demokrasi
pemilihan presiden, juga calon presiden yang ikut pemilu ada yang laki-laki dan
ada yang perempuan. Lagi-lagi pemenangnya adalah laki-laki pada hal
berdasarkan data KPU jumlah pemilih perempuan lebih banyak dari pemilih
laki-laki hampir di setiap lokasi pemilihan. Pecahkan masalah tersebut !
21
Bahan Bacaan :

Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan (Convention On The Elimination
O All Forms Of
Discrimination Against Women).

Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1984 tentang
Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskrininasi
Terhadap Perempuan.

Ihrohmi T D., Achiluhulima dan Sulistyowati Irianto, Penghapusan
Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni, Bandung, 2000.
22
Download