lagu puji syukur maria | bintang jasa | persiapan

advertisement
frater CMM
4/11
| BERSAMA MERAYAKAN IMAN | DEKAT NAMUN JAUH |
LAGU PUJI SYUKUR MARIA | BINTANG JASA |
PERSIAPAN PROFESI SEUMUR HIDUP |
INSPIRASI VINSENSIAN | SEMANGAT
DAFTAR ISI
KOLOM PEMIMPIN
UMUM
4
MENGENAI FRATER
ANDREAS
5
MAKLUMAT MISI
Kolofon
Belaskasih berlaku di segala zaman dan di
setiap tempat.
Frater CMM, ISSN 1574-9193, adalah majalah triwulan
Kongregasi Frater CMM. Langganan gratis dapat diminta
pada alamat Kontak di bawah ini.
Belaskasih merupakan inti setiap agama di dunia:
agama Hindu, Buddha, Yahudi, Kristen dan Islam.
Gerakan belaskasih meninggalkan jejaknya
dalam sejarah.
Pelbagai bentuk penampilan belaskasih
merupakan ungkapan masyarakat dalam mana
belaskasih telah lahir, dan tentang ungkapan
spiritualitas yang mendukungnya.
Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda
yang Berbelaskasih, berakar dalam semangat
belaskasih Kristiani.
Redaksi: Rien Vissers (ketua redaksi), Frater Edward
Gresnigt, Frater Ad de Kok, Frater Lawrence Obiko,
Frater Ronald Randang, Frater Jan Smits,
Peter van Zoest (redaktur terakhir)
Rencana
tata:
Heldergroen
www.heldergroen.nl
Dicetak:
Percetakan Kanisius, Yogyakarta
Kontak:
Frater CMM
Jalan Ampel 6, Papringan
Yogyakarta 55281
[email protected]
www.cmmbrothers.org
e-mail:
webside:
Terjemahan: Frater Pieter-Jan van Lierop,
Frater Jan Koppens
Foto sampul depan: ‘Duta-duta persaudaraan seluas dunia’
menghadiri perayaan di kapel ‘Petrus Donders’, Tilburg - Belanda.
Anak yang hilang, Rembrandt
2
Foto sampul berlakang: Batu pegunungan di Bayern,
Jerman. (foto: Fr. Ad de Kok)
BERSAMA
MERAYAKAN IMAN
6
DEKAT
NAMUN JAUH
12
BERITA PENDEK
13
MARIA MENYANYI LAGU PUJI SYUKUR
16
REDAKSI MENULIS
Dahulu istilah ‘duta’ hanya digunakan untuk
seseorang yang mewakili negaranya di negara
lain. Tahun-tahun terakhir ini istilah ini sering
juga digunakan untuk seseorang yang mewakili
suatu organisasi yang mau dipromosikan. Hal ini
juga terjadi dalam edisi Frater CMM ini. Ini bukan
hanya menyangkut satu orang saja, melainkan
‘tujuh puluh delapan duta persaudaraan seluas
dunia’ yang berasal dari tujuh negara. Pada awal
bulan Agustus 2011 mereka menginap di kota
Tilburg - Belanda guna mengikuti program
persiapan intensif, menuju Hari Kaum Muda
Sedunia di kota Madrid - Spanyol. Enam halaman
dalam majalah ini diisi tentang proyek kongregasi
yang luar biasa itu. Adapun cerita mengenai duta
Kenya, Paulas Ndindab Mativu, yang masuk
rumah sakit di Tilburg dengen infeksi ginjal, pas
pada hari keberangkatan para duta ke Madrid.
Satu minggu sesudahnya Paulas sudah sembuh.
Walaupun ia terpaksa harus tinggal, namun
hidupnya di Belanda penuh kesukaan berkat jasa
beberapa frater dan anggota asosiasi kongregasi.
Begitulah persaudaraan yang berbelaskasih! Tim
pembina untuk para duta muda itu dipimpin oleh
pemimpin umum, Frater Broer Huitema. Dalam
edisi akhir tahun 2011, dalam pidatonya kepada
para frater yang berjubileum, ia secara berapi-api
bercerita tentang itu. Untuk menggarisbawahi
segala itu Frater Harrie van Geene
mempresentasikan suatu teks asal Mgr. Joannes
Zwijsen, yang beliau sampaikan kepada para frater
dan susternya: “Kalian duta gereja yang kudus.”
Hal ini membulatkan topik tentang ‘orang duta’.
BINTANG JASA
INSPIRASI
VINSENSIAN
SUMBER
17
PERSIAPAN PROFESI
SEUMUR HIDUP
18
20
SEMANGAT
IN MEMORIAM
21
23
3
kolum
PEMIMPIN UMUM
Dua acara mewarnai bulan-bulan terakhir ini: pertemuan ‘para duta persaudaraan seluas dunia’ di TilburgBelanda, yang berhubungan dengan Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol (16 - 22 Agustus) dan Sidang
Umum CMM di Yogyakarta (2 - 16 Oktober). Pertemuan pertama berlangsung dengan orang muda, terdapat
juga beberapa frater, akan tetapi dikhususkan untuk orang yang bukan frater. Dalam pertemuan kedua, yang
dihadiri pimpinan kongregasi dan para pembina di pembinaan awal CMM, generasi muda dibicarakan.
Dalam edisi Frater CMM ini dapat dibaca apa yang
dialami oleh hampir 90 duta yang berasal dari tujuh
negara. Saya senang bahwa saya dapat berpartisipasi
dalam seluruh kegiatannya. Saya sunggug diilhami oleh
kaum muda ini, yang mendalami hidup mereka dengan
sangat serius dan ingin membangun hidup mereka
dengan sungguh.
Waktu menulis kolom ini sudah lewat pekan pertama
Sidang Umum CMM. Kami merenungkan pembinaan
orang-orang muda agar mereka menjadi frater yang
baik dan matang. Kami menyadari bahwa untuk generasi
zaman kini tidak gampang memilih pola hidup frater.
Hal ini berlaku di mana-mana. Melalui internet dan HP,
kaum muda dapat ‘masuk dunia’ yang bersegi positif
dan negatif. Kaum muda menghindari pola hidup yang
ditentukan oleh tata peraturan sebuah lembaga.
Mereka mencari jalan sendiri-sendiri. Hal itu bisa
menimbulkan masalah.
Beberapa hal yang menyangkut hidup sebagai frater telah
disoroti: hidup sebagai saudara di komunitas, hidup doa
dan peranan meditasi, belaskasih sebagai fondasi karya
dan hidup, cara bagaimana kami dapat menjadi pemimpin
yang berbelaskasih dan akhirnya perihal penghayatan
ketiga kaul. Di samping satu hari refleksi mengenai
4
kaul ketaatan, kami mendalami kaul kemurnian selama
beberapa hari. Dalam terang segala diskusi mengenai
pelecehan seksual, kami sungguh ingin memperhatikan
dan bertanya cara bagaimana seorang frater muda dapat
berkembang dan menghayati selibat secara dewasa dan
sehat. Itu pertama-tama untuk hidup subur bagi dirinya
sendiri dan bagi orang-orang lain, akan tetapi juga untuk
menghindari masalah-masalah di masa mendatang,
dengan segala resiko yang berwarna pelecehan.
Kalau orang muda masuk Kongregasi CMM, ia penuh
cita-cita dan ingin merangkul spiritualitas kongregasi
dan memberikan kesaksian tentang itu. Hal ini juga
berlaku para duta yang aktif di beberapa negara. Mereka
mau memberi bentuk pada cita-cita mereka yang sesuai
semangat kongregasi. Yang menjadi tantangan bagi
frater-frater yang lebih tua adalah agar mereka hidup
sedemikian rupa, sehingga para calon dan duta merasa
terilhami. Cara bagaimana kami memberi bentuk pada
cita-cita itu akhirnya menentukan keberhasilannya.
Frater Broer Huitema
MENGENAI FRATER ANDREAS
BERTAHANLAH
Proses beatifikasi dan kanonisasi makan banyak waktu. Sering terjadi bahwa baru sesudah satu abad pihak
gereja ‘mengangkat’ seorang luar biasa pada status beato atau kudus. Dapat dimengerti bahwa tidak sebarangan Roma bertindak dalam proses semacam itu, dan tidak mengikuti segala jalur mode yang sementara.
Ruginya adalah bahwa orang yang melewati proses
kanonik yang rumit dan lama itu, pada saat beatifikasi
mereka, mereka mewakili suatu penghayatan iman dari
masa yang sungguh lewat. Mereka sudah berjauhan
dari kaum beriman yang mengalami saat beatifikasinya.
Makna apa diberikan kepada pujaan mereka itu?
Kisah seorang beato yang baru diangkat selalu perlu
‘diterjemahkan’, agar umat zaman kini bisa menerimanya.
Beberapa waktu yang lalu sekelompok orang di Tilburg
- Belanda merefleksikan pertanyaan: Apa artinya Frater
Andreas bagi kita? Apa yang merupakan cita-citanya dan
apa maknanya bagi paroki yang mempunyai namanya?
Kebanyakan anggota paroki tidak secara langsung terpesona
oleh riwayat hidup Frater Andreas. Tidak gampang masuk ke
dalam sejarah dan penghayatan iman dari abad yang lalu.
Salah satu peserta mengeluh: “Lebih gampang kalau gereja
ini disebut ‘Paroki Frater’. Sekarang ini kita diundang untuk
melihat kembali pola asrama yang kolot.”
Namun pergumulan bersama itu berhasil juga. Salah
satu peserta meringkaskan kisah Frater Andreas dengan
sejumlah kata kunci: ‘sederhana, devosi, dedikasi.’ Kata
devosi diangkap paling sulit. Di samping itu tertulis:
‘demikiankah??’. Orang lain menulis: ‘cinta, renungan,
menimbulkan daya kemauan yang baik dari orang-orang
lain’. Lagi ditulis: ‘Menerjemahkannya menurut zaman
kini’ dan ‘Siapa mengikuti Frater Andreas?’ Orang ketiga
menambahkan: ‘Keadilan, kemurahan hati, hening, doa,
perhatian.’ Penuh humor seorang lain mengatakan:
‘Bertahanlah, marilah kita sabar lagi selama 20 tahun!’
Sifat-sifat yang digambarkan sungguh mengena sasaran.
Orang-orang zamannya pasti kenal pribadi Frater Andreas
dalam ucapan-ucapan tersebut. Juga dalam ucapan terakhir
itu, sebab ia luar biasa sabar. Seakan-akan semboyannya
berbunyi: “bertahanlah, namun jangan mengeras hati.”
Charles van Leeuwen
‘Frater Andreas.’
‘Bertahan.’
‘Dua puluh tahun
sabar menunggu.’
‘Frater yang terberkati,
Santo Andreas,
apakah kami akan
melihat mukjizat lagi?’
5
INTERNASIONAL
BERSAMA
MERAYAKAN IMAN
‘DUTA-DUTA’
KE HARI KAUM MUDA SEDUNIA
Pada permulaan bulan Agustus yl., 87 ‘duta persaudaraan seluas dunia’ berkumpul di Tilburg-Belanda untuk
menyiapkan diri demi Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid. Kaum muda itu berasal dari Brasil, Indonesia, Kenya,
Namibia, Belanda, Tanzania dan Timor Leste. Untuk kedua kalinya pihak kongregasi menyiapkan sekelompok
duta bagi Hari Kaum Muda Sedunia. Nathalie Bastiaanse, anggota tim pembina kelompok itu, yang diketuai
oleh pemimpin umum Frater Broer Huitema, memberikan laporan.
Para duta mulai menyiapkan diri di negara masingmasing. Sudah ada komunikasi pertama melalui internet.
Pada tanggal 3 dan 4 Agustus mereka tiba di Bandara
Schiphol di Belanda. Mereka menginap di rumah
keluarga-keluarga penampung di Tilburg dan sekitarnya.
Dari tanggal 5 sampai 11 Agustus gereja mahasiswa
Maranatha di Tilburg dijadikan pusat pertemuan
internasional itu.
Ziarah
Dasar programnya adalah teks-teks Kitab Suci. Itu
sama dengan persiapan di tingkat nasional. Tematema yang dibicarakan adalah: ‘Bertolaklah’, ‘Sumber’
dan ‘Belaskasih dan persaudaraan’ sebagai kata kunci
kongregasi. Di gereja Petrus dan Paulus dan di gereja
Lukas di Tilburg diadakan pelbagai perayaan. Adapun
hari rekoleksi di pusat pembinaan ‘Zin’ di desa Vught.
Mereka mengunjungi obyek-obyek rekreasi dan budaya
di Belanda; di kota Tilburg mereka berziarah ke ‘Pusat
Petrus Donders’. Di situ, dalam ´Museum Cintakasih’,
digambarkan riwayat hidup orang beato asal Tilburg
itu serta ketujuh karya belaskasih dalam gaya masa
kini. Lintas pusat kota, lewat sekian gereja, kapel
dan monumen para duta berziarah menuju tempat
kelahiran Petrus Donders. Pemuda-pemudi asal luar
negeri merasa terkesan atas banyaknya gedung religius
yang tua di kota itu. Karena pandangan segar mereka,
juga para peserta asal Belanda melihat kembali bahwa
6
Meninggalkan lapangan terbang
Cuatro Vientus Madrid seusai
acara penutupan Hari Kaum Muda.
hidup rohani masih kentara di tengah masyarakat.
Pekan refleksi itu diakhiri dengan ‘malam budaya’,
yang diadakan pada tanggal 11 Agustus di kompleks
Maranatha. Di samping barbekyu untuk semua duta dan
keluarga yang menampung mereka, diadakan pelabagai
pertunjukan yang gemilang, terdiri atas tarian dan lagu
budaya setiap negara. Keesokan harinya para duta
berangkat dengan dua bis menuju Madrid-Spanyol.
Acara pendahuluan
Dalam perjalanan di Perancis dikunjungi desa Pouy,
tempat kelahiran St. Vinsensius a Paulo, bapak rohani
para Frater CMM. Seusai singgahan di Pouy, mereka
berjalan terus ke San Sebastian. Di kota pelabuhan
Spanyol itu para pemuda mengikuti acara pendahuluan
yang berhubungan dengan Hari Muda Sedunia. Di
mana-mana tema ‘persaudaraan’ tetap diangkat, tidak
hanya dalam kelompok kami, melainkan juga dalam
pertemuan-pertemuan dengan kaum muda lain, yang
sedang berjalan dari seluruh dunia menuju Spanyol
untuk bersama-sama merayakan iman mereka. Pada
Hari Kaum Muda Sedunia sering terdengar seruan ‘Hi!
Where are you from?’, yang dijawab dengan menyebut
nama negara asal kelompok yang disapa.
‘Yesus kompas kita’
Hari Kaum Muda Sedunia Katolik diadakan sejak 1986.
Hari itu dilangsungkan setiap dua atau tiga tahun
dalam salah satu negara. Inisiatif manifestasi itu diambil
oleh Paus Johannes Paulus II. Mendahului Hari Kaum
Muda Katolik di Sydney-Australia (15-21 Juli 2008),
Kongregasi CMM mulai di negara-negara di mana Frater
CMM hadir, ‘proyek duta-duta’ untuk menggerakkan
kaum muda agar mewujudkan ‘gerakan belaskasih
dan persaudaraan yang seluas dunia’. Dengan cara ini
diperkenalkan kharisma CMM pada kaum muda. Pada
tahun 2008, diadakan acara persiapan bagi seratus duta
di kota Tomohon, Sulawesi Utara. Tahun 2011 yang lalu
jumlah duta adalah hampir 90 orang. Mereka berasal
dari Brasil, Indonesia, Kenya, Namibia, Belanda, Tanzania
dan Timor Leste. Mereka berkumpul di kota TilburgBelanda (5 sampai 12 Agustus 2011). Ini diselenggarakan
sebelum Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol
dilangsungkan (16 - 21 Agustus 2011). Semboyan
acara persiapan adalah: ‘Yesus kompas kita, jalan kita
menuju belaskasih’. Tema Hari Kaum Muda Sedunia kali
ini adalah: ‘Berakar dan berkembang dalam diri Yesus
Kristus, mantap dalam iman’.
7
INTERNASIONAL
Pertunjukan orang Kenya di ‘malam budaya’ di gereja Maranata.
Sesudah itu harus dibuat foto-foto dari bendera semua
negara yang berkibar bersama secara menyaudara. Para
peserta lain pada Hari Kaum Muda Sedunia itu sering
merasa heran atas sifat internasional kelompok duta itu:
begitu banyak jenis budaya namun kesatuan sungguh
nyata dan dirasakan.
Acara-acara puncak
Di Madrid para duta menginap di paroki ‘Virgen del
Alba’ di Alcorcón, suatu kota satelit dari Madrid.
Penerimaan dan keramahtamahan sangat hangat.
Diadakan perayaan-perayaan tersendiri di gereja paroki.
Di muka aula paroki terdapat rumah makan di mana
mereka menikmati makanan setiap hari. Begitulah
Alcorcón merupakan semacam wabah ketenangan,
di samping acara-acara ramai di pusat Madrid yang
penuh sesak.
Beberapa puncak manifestasi itu adalah: perayaan
pembukaan, pada 18 Agustus, dengan Paus Benediktus
ke-16 di lapangan Cibeles; jalan salib di keliling
lapangan yang sama dan acara penutupan di Bandara
Cuatro Vientos Madrid. Bandara Cibeles merupakan
pusat kegiatan Hari Kaum Muda Sedunia.
Di samping acara resmi tersebut beberapa kelompok
bertamasya di pusat Madrid. Penggemar sepak bola
mengunjungi stadiun Real Madrid, yang lain berenang
di Alcorcón. Di situ duta-duta Belanda memberikan
pelajaran berenang secara spontan kepada rekanrekan asal Afrika. Sungguh suatu tanda persaudaraan
khusus yang tak terduga. Pada Bandara Cuatro Vientos,
yang sangat luas berlangsung acara jaga malam
8
bersama Paus Benediktus ke-16. Pada waktu acara itu
berlangsung terjadi angin taufan yang dahsyat. Syukur
angin itu mereda dan tak turun hujan sepanjang malam.
Keesokan harinya matahari bersinar kembali sewaktu
perayaan penutupan di lapangan terbang.
Permulaan berinspirasi
Para duta kembali ke Belanda melalui kota Lourdes. Di
tempat ziarah itu hati mereka sangat tersentuh. Kembali
di Belanda mereka tinggal beberapa hari di kompleks
‘Sparrenhof’ di Tilburg. Dalam evaluasinya kaum muda
mengungkapkan bahwa berdoa bersama, perayaan
bersama dan pembicaraan mengenai iman sangat
menyatukan mereka dan sangat mendalami pengalaman
pribadi iman mereka. Setelah kembali di negaranegara asal mereka, para duta akan mempromosikan
spiritualitas belaskasih dan persaudaraan, berdasarkan
pengalaman-pengalaman mereka. Memang ‘Hari Kaum
Muda Sedunia’ di Madrid bukan tujuan akhir, melainkan
suatu permulaan yang inspiratif menuju ‘persaudaraan
seluas dunia’.
Nathalie Bastiaansen
Informasi lanjutan: www.worldwidebrotherhood.com
www.facebook.com/AmbassadorsWWB
PESTA PEMAHAMAN
Meditasi mengenai peristiwa Emaus (Lk. 24: 13-35),
yang dilangsungkan pada tangggal 11 Agustus, satu
hari sebelum para duta berangkat ke Madrid.
Kita berada di tengah-tengah kisah Paskah dalam Injil
Lukas. Malaikat-malaikat menampakkan diri kepada
perempuan-perempuan untuk mewartakan Injil Paskah
kepada mereka. Perempun-perempuan itu, yang melihat
segala itu, memberitahukan berita itu kepada para murid lain.
Disitu lahir keragu-raguan, karena mereka menganggapnya
omong kosong belaka. Ada satu murid yang toh pergi untuk
menyelidiki hal itu: Petrus. Murid-murid lain rupanya tidak
mau terlibat lagi. Begitulah bubar kelompok yang berkumpul
di Yerusalem. Injil Paskah mengakibatkan pepecahan dan
keraguan di kalangan murid. Dua murid mulai berjalan.
Injil menurut Lukas adalah Injil tentang perjalanan. Orangorang Kristen yang pertama juga disebut ‘orang-orang dari
jalan’. Kita berjalan bersama dengan Yesus, menuju kepada
kemuliaan-Nya. Dua murid Yesus berada dalam perjalanan.
Mereka menjalankan suatu proses belajar. Secara harafiah:
mereka berjalan sambil belajar. Di tengah jalan mereka
berdiskusi dengan hebat. Mereka mau memahami dan
meresapi apa yang sudah terjadi. Saat itu seorang asing
bergabung dengan mereka. Yang bagus dari peristiwa itu
adalah bahwa mereka dapat mengutarakan kepadanya apa
yang mereka masih ingat. Itu menimbulkan kejengkelan di
hati mereka, sebab mereka tidak dapat mengerti bahwa
terdapat orang yang tidak tahu-menahu apa yang terjadi
di Yerusalem. Apa yang bagi mereka merupakan hal yang
terpenting di seluruh dunia sama sekali tidak dipahami oleh
orang itu. Bagaimana mungkin? Akan tetapi betapa sering
kita sendiri mengalami bahwa orang lain tidak melihat apa
yang kita anggap sebagai hal yang begitu penting.
Walaupun merasa jengkel, mereka berjalan terus dengan
orang asing itu. Barangkali karena Ia mau mendengar
mereka. Mereka bersama berjalan maju dan kedua orang itu
Perayaan di kapel Petrus Donders di Tilburg.
memperoleh kesempatan untuk bercerita, membicarakan
detail-detail terkecil pun yang mungkin tidak penting bagi
orang luar itu. Mereka mengungkapkan harapan mereka,
yang sekaligus menunjukkan mengapa mereka begitu kecewa.
Bagaimana Israel bisa dibebaskan di masa mendatang? Tidak
jelas apa yang mereka bayangkan tentang itu. Menurut
pendapat umum diasumsikan bahwa Israel akan dibebaskan
dari kuk Romawi. Inilah yang dirindukan. Sudah jelas – hal itu
persis yang Yesus anggap salah dalam diri mereka – mereka
tidak paham apapun. Ketidakpengertian tentang apa yang
terjadi dengan diri Yesus, menjadi jelas saat mereka berbicara
mengenai hari ketiga (Paskah). Sambil berjalan dengan Yesus,
mereka memperlihatkan betapa buta mereka. Mereka tidak
mengerti ramalan-ramalan sengsara yang Yesus pernah
ungkapkan. Seakan-akan Yesus mengambil tangan mereka
untuk melewati proses belajar. Sedang di perjalanan, Yesus
menjelaskan bagaimana mereka harus membaca Kitab Suci
dan cara bagaimana mereka dapat mengerti siapakah Mesias
itu dan apa yang harus terjadi atas diri-Nya. Yesus mengajar
murid-murid-Nya agar mengerti Kitab Suci dengan gaya
tersendiri, supaya mereka segaligus diperdayakan, sehingga
mereka melihat Yesus dengan mata yang baru.
Pada saat roti dipecahkan mata mereka terbuka secara
harafiah dan kiasan. Tanda khas dari Yesus itu mengajar para
murid untuk memahami segala sesuatu. Jadi hal ini jauh
melampaui ‘hati kita berkobar-kobar’, dan jauh melampaui
rasa antusiasme. Mereka memahami keseluruhan. Orang
belajar untuk melihat semua dalam perspektif wafat di salib
dan kebangkitan. Dengan memecahkan roti, orang sungguh
belajar siapa Yesus. Apa yang terjadi sesudahnya tidak bisa
diramalkan sebelumnya. Para murid langsung kembali ke
Yerusalem. Mereka lanjutkan jalan belajar. Kelompok mereka
sudah terpecah, karena setiap murid berjalan sendiri-sendiri.
Sekarang mereka berhimpun kembali dan bersama-sama
mereka dapat merayakan pesta Paskah. Ada orang yang
berseru: ‘Mereka melihat Tuhan’. Seorang lain berseru: ‘Kita
mengenal Dia di dalam, melalui dan dengan memecahkan
roti.’ Lahirlah kegembiraan besar di antara mereka. Menjadi
pesta pemahaman.
Lilin duta-duta CMM.
9
INTERNASIONAL
Paus Benedictus XVI, ketika tiba di Plaza de Cibeles, Madrid.
BUDAYA CINTAKASIH
DAN MEMBANGUN
HIDUP
Pada tgl. 18 Agustus Paus Benedictus XVI berpidato
di depan para peserta Hari Kaum Muda Sedunia,
di Plaza de Cibeles, Madrid.
Pergunakanlah hari-hari ini untuk mengenal Kristus
dengan lebih baik, dan agar dapat kepastian bahwa
kalau kalian berakar dalam Dia, jadi semangatmu,
kegembiraan dan keriduanmu akan sesuatu yang lebih
besar lagi tinggi mengantar kamu sekalian kepada Allah.
Maka kamu akan mempunyai masa depan yang pasti.
Demikian halnya karena hidup dalam kepenuhan sudah
terletak dalam keberadaan kalian. Izinkanlah hal itu
berkembang terus dengan rahmat ilahi, menjadi luhur
dan tanpa sikap yang setengah-setengah. Arahkanlah
matamu kepada tujuan kekudusan. Marilah kita
menghadapi kelemahan kita, yang terkadang menekan
kita, dan memperhitungkanlah belaskasih Tuhan. Ia
selalu setia dalam mencari kita dan mengampuni kita
melalui sakramen tobat dan pengampunan. Dengan
membangun atas batu karang yang kuat, hidup kalian
bukan hanya kokoh dan bertahan lama, akan tetapi
juga mengakibatkan bahwa terang Kristus bersinar
pada kaum sebaya dan pada seluruh umat manusia.
Dengan cara ini diperlihatkan suatu alternatif berharga
kepada banyak orang yang hidupnya jangkal, karena
fundamen hidup mereka tidak bertahan. Diperlihatkan
suatu alternatif kepada banyak orang yang merasa puas
dengan mengikuti aliran-aliran yang mode belaka, yang
10
mengejar keuntungan instan, lalu melupakan keadilan
yang benar, atau mencari keselamatan mereka dalam
pandangan pribadi, dan bukan dalam kebenaran yang
tidak kenal tawar-menawar. Ya, ada banyak orang
yang menganggap diri allah dan berpikir bahwa tidak
dibutuhkan akar atau dasar lain daripada dirinya sendiri.
Mereka ingin menentukan sendiri apa yang merupakan
kebenaran atau tidak, apa yang merupakan kebaikan
dan apa yang tidak, apa yang tepat dan apa yang
tidak. Mereka mau menentukan siapa boleh hidup dan
siapa yang harus dikorbankan pada altar pandanganpandangan lain. Setiap saat mereka berlangkah saja
tanpa sebelumnya menentukan arah. Mereka dihantar
oleh kecenderungan sesaat itu saja. Penggodaanpenggodaan itu selalu mengancam kita. Sungguh
penting bahwa kita sanggup menentang hal itu, karena
hanya menghantar kita pada sesuatu yang sepintas,
seperti hidup tanpa horison, pada suatu kebebasan
tanpa Allah. Berhadapan dengan itu, kita tahu dengan
baik bahwa kita diciptakan sebagai manusia yang
bebas, rupa Allah, justru untuk menjadi pelopor dalam
mencari kebenaran dan kebaikan, bertanggung jawab
atas perbuatan kita dan bukan pelaksana yang buta
belaka, melainkan berlaku sebagai partisipan kreatif
yang bertugas memelihara dan memperindah karya
penciptaan. Allah ingin mempunyai teman bicara yang
bertanggung jawab, seseorang yang dapat berbicara
dengan Dia dan mencintai Dia. Melalui Kristus kita
dapat mencapai tujuan itu. Dan bila berakar dalam
Dia, kita memberi sayap pada kebebasan kita. Apakah
itu barangkali merupakan alas terpenting dalam hal
kegembiraan kita? Apakah hal ini merupakan dasar
kuat untuk mengembangkan budaya cintakasih dan
membangun hidup yang bisa memanusiakan
setiap orang?
MISIONARIS INJILI
Pidato Paus Benedictus XVI kepada para peserta Hari
Kaum Muda Sedunia, ketika beliau berpisah, 21 Agustus,
di bandara internasional Barajas, Madrid.
Terima kasih dan komplimen saya bagi kesaksian yang kalian
berikan di Madrid dan kota-kota lain yang dikunjungi di
Spanyol. Sekarang saya mengundang kalian agar di setiap
sudut dunia kalian menyebarkan pengalaman iman yang
menggembirakan dan mendalam itu, iman yang kalian
alami di negara yang luhur ini. Teruskanlah kegembiraan itu
terutama kepada mereka yang ingin mengikuti program ini,
namun karena pelbagai alasan tidak bisa hadir. Teruskanlah
kegembiraan itu kepada semua orang yang mendoakan
kalian, dan mereka yang hatinya tersentuh oleh harihari ini. Bantulah kaum sahabatmu lewat kehadiran dan
kesaksian kalian, agar mereka menemukan bahwa mencintai
Kristus merupakan kepenuhan hidup. Saya meninggalkan
Spanyol dengan rasa puas dan berterima kasih kepada
kamu sekalian, terutama terhadap Allah Tuhan kita yang
mengizinkan saya untuk merayakan Hari Kaum Muda
Sedunia ini, yang begitu kaya dengan rahmat dan perasaan,
begitu penuh dengan dinamika dan harapan. Ya, pesta iman
yang kita telah rayakan mengizinkan kita mengarahkan
pandangan kita pada masa depan, dalam kepercayaan pada
Penyelenggaraan Ilahi. Penyelenggaraan Ilahi menghantar
gereja lintas sejarah. Sebab itu gereja tetap muda dan
berdaya, walaupun harus mengatasi pelbagai kesulitan. Ini
merupakan karya Roh Kudus, yang menghadirkan Yesus
Kristus dalam hati kaum muda di setiap zaman, dan dengan
demikian mewahyukan keluhuran panggilan ilahi setiap
orang. Kita juga dapat mengalami bagaimana rahmat Kristus
melenyapkan tembok dan halangan antar bangsa dan
generasi, yang telah muncul akibat dosa, untuk menjadikan
semua orang menjadi satu keluarga, satu keluarga yang
mengakui digabungkan dalam Bapa yang satu bagi semua
orang dan yang dengan karyanya sendiri dan dengan hormat
Hari rekoleksi di Wisma ZIN di Vught.
Beberapa kutipan dari duta-duta
“Perjalanan ini adalah berkat Allah dan memperlihatkan
bahwa kita dapat hidup bersama dalam cinta, hormat,
kegembiraan, dan bahwa kita dapat membagikan
pengetahuan dan budaya kita.”
“Dalam perjalanan ini saya belajar sangat banyak dan
dapat berkembang baik sebagai pribadi, juga dalam hal
rohani. Dengan adanya tantangan, saya semakin dekat
menghadapi saya sendiri.”
“Saya belajar berkomunikasi dengan orang lain,
mendengarkan dan mengerti mereka. Melalui hubungan
saya dengan mereka, saya lebih menghargai apa yang
saya sudah dapat lakukan.”
“Perjalanan ini sangat berarti bagi saya. Hubungan saya
dengan Kristus sangat diperkuat olehnya. Saya belajar
mengenal kelemahanku dan bagaimana saya harus
menghadapinya. Segala itu merupakan suatu pembebasan.”
“Perjalanan ini sangat berarti bagi saya. Saya belajar
banyak hal baru dan dapat banyak pengalaman yang
sungguh menyentuh. Saya merasa lebih dekat
dengan Allah.”
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
orang yang memberikan kesempatan kepada saya untuk
menjadi duta persaudaraan seluas dunia; terutama saya
ucapkan terima kasih kepada Yesus Kristus.”
mengasihi apa yang Dia berikan kepada kita dalam karya
ciptaan-Nya. Kaum muda akan menjawab dengan polos
bila mereka dengan jujur dan dalam kebenaran dihadapkan
pada pertemuan dengan Yesus Kristus. Ia satu-satunya
Penebus umat manusia. Mereka sekarang pulang sebagai
misionaris Injil, yang ‘berakar dan dikembangkan dalam
Yesus Kristus, teguh dalam iman’, akan tetapi mereka
akan membutuhkan bantuan di perjalanan mereka. Saya
menganjurkan kepada para uskup, para imam, para religius
dan para pendidik kristiani agar mereka memperhatikan
secara khusus kaum muda yang ingin menjawab panggilan
Tuhan dengan penuh harapan. Jangan hilang keberanian,
yang disebabkan oleh halangan-halangan yang muncul di
beberapa negara. Lebih kuat daripada semuanya itu adalah
kerinduan akan Allah, yang diletakkan oleh Sang Pencipta
ke dalam hati kaum muda. Kekuatan ilahi diberikan kepada
mereka yang mengikuti Sang Guru, dan kepada mereka yang
menemukan ‘makanan’ untuk hidup di dalam Dia. Jangan
takut menjelaskan amanat Yesus Kristus sepenuhnya
kepada kaum muda dan mengundang mereka
menerima sakramen-sakramen yang Ia gunakan
untuk membuat kita bagian dari hidup-Nya sendiri.
11
belanda
BEGITU DEKAT
NAMUN BEGITU JAUH
Sudah enam bulan telah diikuti program persiapan
di Nairobi-Kenya, lalu ditambah lagi dengan 10 hari
di Tilburg, dan justru pada hari keberangkatan
‘kaum duta’ asal tujuh negara yang menuju Hari
Kaum Muda Sedunia di Madrid-Spanyol, ia masuk
rumah sakit.
Paulas Ndinda Mativu di RS Santa Elisabeth.
Inilah secara ringkas cerita yang menonjol dari Paulas
Ndinda Mativu (25), salah satu ‘duta persaudaraan
seluas dunia’, yang begitu ingin mengikuti program
itu, namun karena infeksi ginjal harus tinggal di rumah
sakit selama satu minggu. Satu hari sebelum berangkat
ke Madrid, ia sudah mengunjungi rumah sakit.
“Bukan malaria”, kata dokter. Frater Edward Gresnigt
menghantar Paulas ke bagian opname darurat RS St.
Elisabeth, karena Paulas terlalu sakit untuk berjalan
ke Madrid. Lima jam kemudian, sesudah banyak
pembicaraan dan pemeriksaan singkat, ia berbaring
di tempat tidur rumah sakit. Dengan kur antibiotika ia
sembuh dalam satu minggu.
dia pada jam tamu. Mereka meminjamkan HP mereka,
sehingga ia dapat berkontak sebentar dengan
saudaranya di Kenya, yang kemudian memberitahukan
kepada ibunya mengenai keadaan Paulas. Sesudah
beberapa hari, Frater Niek Hanckmann mengirim fotofoto dan berita-berita dari Paulas memalui Facebook.
Begitulah disampaikan berita perkembangan kepada
para rekan duta di Spanyol. Mereka berjanji untuk
mendoakannya dan mengucapkan selamat sembuh.
Kesan-kesa yang memperkaya
Ketika keluar rumah sakit, Paulas tinggal di Generalat
CMM. Ia mengunjungi tempat dan monumen di
kota Tilburg, yang belum dikunjungi dalam minggi
persiapan: Gereja ’t Heike, patung Joannes Zwijsen,
rumah induk SCMM dan pavilyun ‘Peerke Donders’.
Ia dihantar dengan antusias lintas pameran CMM
‘1844 – Sekarang’ di generalat oleh Frater PieterJan van Lierop. Bersama dengan Lex van der Poel,
anggota asosiasi CMM, dan Frater Edward Gresnigt
ia mengunjungi pusat pembinaan ZIN dan komunitas
Eleousa di desa Vught, dan di kota ’s-Hertogenbosch
mereka masuk katedral St. Yohanes. Bersama
dengan Nelleke Verstijnen, anggota asosiasi CMM,
Paulas mengunjungi komunitas Joannes Zwijsen dan
bertamasya ke tempat-tempat lain. Ia naik kereta
api untuk pertama kalinya. Ia diantar oleh Frater
Niek Hanckmann ke kota Kampen, di mana mereka
mengunjungi sejumlah ‘duta’ dari Hari Kaum Muda
Sedunia tahun 2008 di Sydney - Australia.
Sebelum ia pulang ke Kenya ia secara spontan berkata:
“Sebenarnya tidak terlalu berat bahwa saya tak dapat
pergi ke Madrid. Saya sudah mendapat banyak kesan
yang berbobot betul, dan saya sangat berterima kasih
atas itu.”
Frater Edward Gresnigt
Selamat sembuh
“Para dokter dan perawat sangat baik bagi saya”,
kata Paulas ketika ia meninggalkan rumah sakit. Ia
juga sungguh diperhatikan oleh keluarga di mana ia
bertamu, Keluarga itu membantunya bersama dengan
beberapa orang Kenya dan frater yang mengungungi
12
Paulas dekat monumen Mgr. Joannes Zwijsen
di Tilburg.
BERITA PENDEK
ABJAD SPIRITUAL
BAGI KAUM MUDA
Provinsi CMM Belanda telah menciptakan semacam
brosur sebagai lanjutan atas brosur Fraters, untuk
disebarkan antara kaum muda, yaitu ‘abjad CMM’. Pada
setiap huruf abjad itu tertulis nilai-nilai inti kongregasi
yang diungkapkan dengan semboyan dan foto. Abjad
CMM (edisi Belanda) dimulai dengan ‘Aanwezig zijn
waar je nodig bent’ (Hadir di mana anda dibutuhkan).
Ungkapan-ungkapan lain adalah: Berkarya penuh
harapan pada dunia yang lebih baik; Hidup bakti bagi
Allah dan manusia; Melihat, tergerak dan bergerak. Untuk
menjelaskan bahwa CMM adalah serikat internasional,
maka ‘brosur adjad’ ini diterbitkan dalam dua bahasa:
bahasa Belanda dan bahasa Inggris. Abjad Inggris
mulai dengan ‘Action and contemplation’ (Aksi dan
kontempklasi). Ungkapan-ungkapan lain adalah: Zwijsen,
pendiri kita; Hadir di tengah-tengah kaum miskin;
Vinsensius a Paulo, nabi karya amal.
Abjad ini mengundang kaum muda agar merenungkan
apa yang merupakan abjad mereka yang ideal.
PASTOR HARRIE
VAN DOORN
WAFAT
Pada usia hampir 80 tahun, tanggal 23 Agustus 2011,
Pastor Harrie van Doorn pr. wafat di Wisma Lansia
Joannes Zwijsen di Tilburg. Selama hidupnya sebagai
imam ia beberapa waktu dan dalam pelbagai fungsi
berhubungan dengan
kedua kongregasi
Zwijsen. Sebagai imam
muda, ia bertahuntahun bekerja sebagai
rektor di Rumah Induk
SCMM dan bekerja
sebagai guru agama
di Sekolah Pendidikan
Guru milik Suster
SCMM. Kemudian
ia diangkat menjadi
pastor dekanus di
kota Oss. Ketika
Pastor Harrie van Doorn pr.
ia, sebagai pastor
v
Vincent de Paul
prophet of charity
z
Zwijsen
our founder
R
R
R
R
R
t
poverty
three vows: chastity
obedience
w
witnessing mercy
in a worldwide
brotherhood
www
www.cmmbrothers.org
[email protected]
R
R
R
R
u
unity
in diversity
x
Christ
centre of our life
your way ?
Apa yang merupakan kata-kata kunci bagi mereka
pribadi; bagaimana isi abjad dari dirimu?
Terbitan itu disusun oleh komisi panggilan Provinsi CMM
Belanda, terdiri dari Frater Niek Hanckmann, Frater
Edward Gresnigt, Frater Ad de Kok dan bapak Charles van
Leeuwen, sekretaris studi CMM, dan digunakan dalam
promosi panggilan. Rencana tata itu mengingat kita akan
alat peraga di sekolah dasar masa lampau di Belanda,
yang disebut ‘papan membaca’. Karena itu terbitan ini
disebut ‘papan membaca yang spiritual’.
dekanus di Tilburg, masuk masa pensiunnya, ia bekerja
sebagai pastor komunitas CMM di Wisma Lansia Joannes
Zwijsen. Harrie van Doorn adalah anak petani yang
suka berbicara. Ia orang lugas, sekaligus ia bersifat
optimis dan tahu humor. Ia memandang orang dan relasi
antaramanusia dengan mata tajam, karena intuisinya
kuat. Dengan demikian, karena semangat pastoralnya, ia
dapat betul berarti bagi banyak orang. Akan tetapi juga
pada tingkat kepemimpinan dan organisasi, sifat-sifat
ini sungguh berguna. Pada upacara pemakamannya - di
samping segala hal lain - Mgr. Hurkmans menyebutnya:
“orang kepercayaan uskup”. Pastor Harrie van Doorn
dikaruniai oleh kesehatan yang baik. Sejak permulaan
tahun 2011 kondisinya berubah dengan cepat. Berbulanbulan ia menderita kesakitan, namun ia berusaha untuk
selama mungkin melakukan kegiatan hariannya yang
biasa. Dengan setia ia merayakan Ekaristi di kapel Wisma
Lansia, sampai hal itu tidak mungkin lagi ia lakukan.
Pada pertengahan tahun 2011 ia diopname di rumah
sakit, dan kemudian ia masuk Wisma Lansia, di mana
ia pernah tampil sebagai pastor selama sepuluh tahun
lebih. Di situ, di tengah-tengah Frater CMM,
ia meninggal dunia. Atas permohonannya ia
dikuburkan di kuburan Frater CMM di desa Vught.
Rien Vissers
13
BERITA PENDEK
DPU Suster SCMM yang baru: dari kiri ke kanan Sr. Rosa Olaerts (pemimpin umum), Sr. Mariana Situngkir
(wkl. pem. umum) dan anggota DPU Sr. Hermin Bu’ulölö, Sr. Margaretha Gultom dan Sr. Dorine Drost.
DEWAN UMUM BARU
SUSTER SCMM
Dari tanggal 19 Juni sampai dengan 1 Juli diadakan kapitel yang ke-30 Suster SCMM, di pusat pembinaan ZIN di
Vught. Tema pertemuan adalah: ‘Semoga kita berlaku sebagai wanita yang berani’. Pada tanggal 29 Juni dipilih
dewan pimpinan umum yang baru untuk enam tahun mendatang. Dewan itu terdiri dari: Sr. Rosa Olaerts (Belgia),
pemimpin umum, Sr. Mariana Situngkir (Indonesia), wakil pemimpin umum, dan anggota-anggota dewan umum
Sr. Hermin Bu’ulölö (Filipina), Sr. Dorine Drost (Belanda) dan Sr. Margaretha Gultom (Indonesia).
SESUDAH 110 TAHUN
REGIO SURINAME DIBUBARKAN
Pada awal tahun 2012 Regio Suriname akan
dibubarkan. Sejak tahun 1902 terdapat 101 frater
yang - untuk waktu lama atau pendek – berkarya
di Suriname. Mereka terutama bekerja di dunia
pendidikan. Sejak awal mula asrama dianggap penting.
Hal ini mulai dengan asrama anak yatim-piatu St.
Yosef. Asrama itu menjadi dasar percetakan Leo Victor
dan perusahaan pembangunan Timin/Remas. Sekitar
tahun 1985 semua sekolah dan perusahaan dialihkan
14
kepada yayasan dan perusahaan swasta Suriname.
Tahun ini Frater Lambertus Berkers (72), Frater Laurenti
Verhoeven (78) dan Frater Johannes van Berkel (69)
akan kembali ke Belanda. Pemimpin Umum,
Frater Broer Huitema, akan mengunjungi Suriname dari
11 sampai 25 Februari untuk secara resmi menutup
regio ini. Di edisi Frater CMM mendatang akan
dilaporkan tentang penutupan Regio Suriname.
Para penziarah memasang lilin
pada kuburan Frater Andreas.
‘ALLAH MAU BAHWA
KITA SELALU
BERGEMBIRA’
ZIARAH ANDREAS
Pada tanggal 7 Agustus, waktu ziarah tahunan kepada
kuburan Frater Andreas, Pater Willem Spann OSFS
membawa renungan yang menonjol. Ia menerangkan
suatu segi dari calon orang kudus itu yang kurang
dikenal. “Semangat riang dan jenaka tampaknya
bukan sifat yang merupakan ciri khas hidup Frater
Andreas”, ujarkan koordinator Kantor Frater Andreas.
“Kadang-kadang ia memberikan kesan bahwa sikapnya
agak suram. Ia sendiri juga sering menulis mengenai
perasaan depresif. Namun dalam catatannya ada
teks yang dapat mengoreksi sedikit pandangan biasa
mengenai Frater Andreas. Pembimbing retret tahun
tertentu berupaya menekankan kegembiraan, yang ia
gambarkan sebagai sumber damai dan kebahagiaan.
Rupanya hal ini menyentuh hati Frater Andreas
secara mendalam, karena ia membicarakan hal itu
secara panjang lebar: “Kegembiraan mengindahkan
segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan. Allah
ingin bahwa kita selalu bergembira. Ia ingin bahwa
sejauh mungkin kita menyerupai Dia; Allah adalah
kegembiraan, sama seperti Ia adalah kasih. Dalam
alam semesta segala sesuatu bersorak-sorai dan
Kuburan Frater Andreas.
bergembira….. Ketawa merupakan sifat manusia
yang wajar dan karena itu merupakan karya Sang
Pencipta. Segala yang baik mau diungkapkan dalam
kegembiraan, keterbukaan dan cinta yang ramah.
Mengapa Allah telah menghiasi dunia begitu indah?
…. Sebagian terbesar dari alam semesta ini dibuatNya demi kegembiraan dan kesukaan kita dan itu
melampaui penggunaan belaka.” Begitulah ungkapan
Frater Andreas, yang dikutip oleh Pater Spann. Ia
tambahkan: “Atas pandangan yang mengherankan
itu, Frater Andreas menggali pandangan yang jitu
mengenai apa yang harus dibuat dan dihindari, yang
kita ingin sebut: berjalan dalam kehadiran Allah.” Kata
Frater Andreas: “Allah adalah Bapa yang baik, yang
ingin bahwa anak-Nya senang dan bermain-main
dalam kehadiran-Nya. Ia suka tinggal bersama kita,
bahkan Ia ingin hadir dalam hiburan kita yang polos.
Ia tidak mau bahwa kehadirat-Nya mengganggu kita.
Ia terutama mau agar kita menyerupai kebaikan dan
kerelaan-Nya. Allah ingin agar kita selalu bergembira.
Kita tidak dapat menyenangkan Dia dan berlaku kudus,
jikalau kita tidak melakukan kehendak-Nya.”
Pater Willem Spann membawa renungannya
di kapel generalat.
15
belanda
Nelleke Verstijnen menyalakan lilin depan gua Maria di Lourdes.
MARIA MENYANYIKAN
LAGU PUJI SYUKUR
“Maria telah menyanyikan lagu puji syukur mengenai Allah yang belaskasih. Ia memperhatikan kaum miskin
dan kecil.” (dari: ‘Belaskasih dan persaudaraan’, karangan Charles van Leeuwen). 20 tahun lebih saya berusaha
untuk menyatakan belaskasih yang dinyanyikan oleh Maria. Setiap tahun saya pergi ke Lourdes dengan
sekelompok sukarelawan untuk menghantar orang-orang sakit dan mereka yang kemampuannya terbatas.
Setiap kali, pada saat saya mendorong orangorang di kursi roda, terdengarlah cerita-cerita yang
mengesankan mengenai penyakit mereka, kehilangan
partner hidup, kehilangan anak dan cucu, tentang
anak yang menyimpang dari jalan yang benar. Ceritacerita mereka lebih memberikan kesan tentang Lourdes
daripada hal-hal lain yang tampak di situ.
Kepercayaan
Di samping pengaruh perayaan-perayan yang
mengesankan di Lourdes, ternyata kehadiran banyak
sukarelaan sangat mempengaruhi para peserta. Akan
tetapi juga pada kami, para sukarelawan, Lourdes
sangat mengesankan: kegembiraan para penziarah,
kepercayaan mereka, harapan mereka. Hal ini
mengajar kami untuk menghadapi keterbatasan kami
16
sendiri dengan cara lain. Saya berpikir bahwa dengan
demikian bisa ditempuh langkah-langkah di jalan
kehidupan seperti tertulis dalam buku Belaskasih dan
persaudaraan: “di mana anda berbakti pada Allah dan
manusia, dan disitu juga boleh dialami bahwa Allah
berbakti pada anda dan orang lain.”
Nelleke Verstijnen, anggota asosiasi CMM
Charles van Leeuwen: ‘Belaskasih dan persaudaraan.
Ambil bagian dalam hidup Frater CMM – anggota
asosiasi’. Dengan ilustrasi dari Frater Paschalius
Ververst. Valkhof Pers, Nijmegen 2006 - Belanda.
belanda
BINTANG JASA
UNTUK DIRIGEN MARTIN HOONDERT
Pada hari Kamis tanggal 1 September, sesudah libur musim panas, paduan suara Katharsis dari Tilburg memulai
periode yang baru. Hampir semua anggota paduan hadir di ‘Studio Elim’, di komunitas CMM Elim. Pada
pertengahan latihan beberapa tamu masuk studio berhubungan dengan penyerahan bintang jasa perak dari
Serikat St. Gregorius Belanda kepada Martin Hoondert. Ia sudah dirigen selama 25 tahun.
yang berpangkal di Studio Elim. Karena jasanya besar
bagi Serikat St. Gregorius, maka ketua untuk wilayah
keuskupan, Jeroen de Wit, datang untuk menyematkan
bintang jasa. Hal ini adalah sesuatu yang luar biasa,
karena biasanya bintang jasa macam itu diserahkan
oleh dewan paroki atau dewan paduan suara.
Maha guru luar biasa
Bintang jasa disematkan pada Martin Hoondert .
Dalam masa 25 tahun Martin Hoondert memimpin
beberapa paduan suara antara lain Paduan Anak
Liesbos, Mudika Princenhage, Martinus Princenhage
dan Katharsis untuk enam tahun terakhir. Katharsis
yang didirikan pertengahan tahun 2000, adalah ‘kor
tengah’ (usia anggotanya di antara 25 dan 50 tahun),
Pada acara penyerahan, kongregasi diwakili oleh
beberapa anggota dewan umum, dewan provinsi dan
komunitas Elim untuk menyelamati dirigen itu. Martin
Hoondert adalah dirigen Katharsis sejak tahun 2005.
Paduan suara itu tidak terikat pada suatu paroki
tertentu. Mereka menyanyi dalam pelbagai perayaan di
sekian tempat. Sejak 2007, Prof. Dr. Martin Hoondert
menjadi maha guru luar biasa di bidang musik dan
agama Kristiani di Tilburg School of Humanities
(Universitas Tilburg), atas nama Serikat St. Gregorius
Belanda. Tugasnya adalah penunjangan studi sistematik
mengenai fungsi musik dalam hubungannya dengan
liturgi kristiani. Di samping itu ia koordinator, redaktur
dan pembina Kelompok Kerja Liturgi Heeswijk, yang
menerbitkan bahan tersendiri melalui Penerbitan Biara
Berne di Heeswijk-Dinther, Belanda.
Frater Paul Damen
Serikat St. Gregorius Belanda adalah serikat untuk musik liturgi di Gereja Katolik Belanda.
Serikat itu menunjang studi dan musik liturgi. Anggotanya berjumlah 4.000 paduan suara
yang beranggota 125.000 orang di kalangan Gereja Katolik Belanda.
17
INTERNASIONAL
PERSIAPAN
PROFESI SEUMUR HIDUP
Di Belanda, dari tanggal 14 Juli sampai 17 Agustus 2011, tujuh frater Indonesia mengikuti program intensif
sebagai persiapan demi profesi seumur hidup mereka. Salah satu bagian program itu adalah ziarah ke tempattempat penting dalam hidup Vinsensius a Paulo dan Luise de Marillac di Perancis. Kedua orang kudus ini
mengilhami Joannes Zwijsen dalam mendirikan kedua kongregasinya. Akan tetapi juga beberapa lokakarya dan
pengalaman persaudaraan di Belanda dan Belgia merupakan bagian penting dalam program itu, sebagaimana
tampak dalam karangan Frater Leston Situmorang.
Frater Wim Verschuren memberikan lokakarya mengenai
belaskasih di Vught. Ia mengajar kami untuk memandang
belaskasih sebagai suatu dinamika yang terdiri atas
melihat, tersentuh dan bergerak. Hal ini dijelaskan
melalui perumpamaan orang Samaria yang berbelaskasih
dan sebuah lukisan Rembrandt ‘Anak yang hilang pulang’
serta suatu lukisan Lucy D’Souza yang memperlihatkan
penyembuhan seorang perempuan yang bengkok
badanya. Kami menyadari kembali bahwa belaskasih
Allah harus mengalir kepada sesama melalui kami. Kami
akan diterima sebagai frater kalau kami berbelaskasih,
walaupun terdapat kesilafan kami.
Kaul-kaul
Di generalat di Tilburg, kami mengikuti suatu lokakarya
mengenai kaul-kaul, dipimpin oleh Frater Harrie van
Geene. Ia membicarakan kaul-kaul itu berdasarkan
inti panggilan kita sebagai frater: belaskasih dan
persaudaraan. Melalui kaul-kaul, kami sungguh
didukung untuk mewujudkan nilai-nilai inti itu dalam
kehidupan kami. Dalam bentuk doa, para peserta dapat
merumuskan kaul-kaul itu secara pribadi. Doa saya
berbunyi sbb.:
“Allah yang berbelaskasih, sebagai frater CMM saya
ingin menjadi alat-Mu untuk membawa belaskasih-Mu
kepada orang-orang lain. Untuk itu saya ingin hidup
sesuai kaul-kaul, mencintai sesama di komunitas dan
di tempat kerja, dan bersama dengan frater-frater yang
membimbing saya saya mau mencari kehendak-Mu. Saya
mohon bantuan Yesus, Putera-Mu dan Saudara kami,
Maria Bunda yang Berbelaskasih dan Vinsensius a Paulo,
supaya belaskasih dan persaudaraan semakin kuat dalam
diri saya dan di dalam orang-orang yang berpartisipasi
dalam gerakan belaskasih di dunia ini. Amin.”
Bersama dengan Frater Edward Gresnigt kami membaca
teks dari Konstitusi kami mengenai kaul-kaul. Kami
18
menyadari bahwa hidup kami, karena kaul-kaul,
berhadapan dengan nilai-nilai yang berdominasi di
masyarakat. Kaul kemiskinan berhadapan dengan
keinginan untuk memperoleh kepunyaan, kaul kemurnian
memperlihatkan masayarakat yang dipengaruhi oleh
seks secara berlebih-lebihan dan tak terkendali, dan
kaul ketaatan menjelaskan bahwa bila sendiri saja
menentukan kehidupan dan mau bebas saja, maka tiada
arti tanpa kesetiaan, solidaritas dan mencari kehendak
Allah. Sebab itu kami dengan sadar memilih kaul-kaul.
Vinsensius a Paulo
Bersama dengan 12 suster SCMM, mereka juga calon
profesi seumur hidup, kami mengikuti selama tiga
hari kursus mengenai Vinsensius a Paulo dan Luise de
Marillac. Kursus ini dipimpin oleh Romo Rafael Isharianto
CM, Frater Martinus Lumbanraja, Suster Bernadette
Chandra dan Suster Mariana Situngkir. Kami mulai
mengerti bahwa Vinsensius dan Luisa bukan dengan
sendirinya menjadi orang kudus. Mereka mengalami
proses pertobatan dan dalam praktek pelayanan kaum
miskin mereka mengembangkan spiritualitas mereka.
Calon-calon profesi sedang berbicara
sewaktu lokakarya mengenai belaskasih.
Pada permulaan ‘Ziarah Vinsensian’, di lapangan depan
generalat di Tilburg, para calon profesi dilepaskan. Dari kiri
ke kanan: Frater Petrus Lein, Leston Situmorang, Dominikus
Samponu, Markus Rindi, Broer Huitema (pemimpin umum),
Vinsensius Sole, Ad de Kok, Cancio da Costa Gama, Pedro
Guterres dan Martinus Lumbanraja (pemimpin ziarah).
Joannes Zwijsen
Charles van Leeuwen, sekretaris studi CMM,
menerangkan kepada kami arti Joannes Zwijsen,
pendiri kongregasi kami. Selama satu hari penuh,
Fr. Broer Huitema memimpin ziarah ke tempat-tempat
penting dalam hidup Mgr. Zwijsen. Kami mengunjungi
paroki ’t Heike di Tilburg, rumah kediamannya Wisma
Gerra, kampung asalnya Kerkdriel, Katedral St. Yohanes
di ’s-Hertogenbosch dan kuburannya di Orthen.
Di Belgia dikunjungi perumahan wanita-wanita saleh
di Hoogstraten, dari situ berasal suster-suster SCMM
yang pertama. Dikunjungi lagi mantan biara trapis
di Meerseldreef, di mana frater-frater CMM pertama
mengikuti novisiat mereka.
Ziarah Vinsensian
Di bawah pimpinan Frater Martinus Lumbanraja, anggota
dewan umum, kami mengadakan ‘Ziarah Vinsensian’
ke Perancis. Sesudah perayaan pembukaan dan acara
pelepasan di generalat CMM, kami berangkat dengen
bis ke Follevile, Perancis Utara, di mana Vinsensius mulai
melayani kaum miskin. Kami menginap di Chartres dan
mengunjungi katedral terkenal disitu. Melalui Perigeux,
di mana Vinsensius ditabiskan menjadi imam pada usia
19 tahun. Lewat desa Richelieu, kami tiba di kampung
Pouy, dekat kota Dax, tempat di mana Vinsensius lahir.
Dari Dax kami kunjungi Lourdes selama satu hari penuh.
Disitu kami berdoa dekat gua Bunda Maria, mengisi botol
dengan air Lourdes dan mengikuti prosesi lilin. Di Dax
diadakan hari rekoleksi yang dibimbing Romo Rafael.
Kemudian kami berjalan ke kota Paris, di mana Vinsensius
hidup dan bekerja, dan di mana jenazahnya dibaringkan
di kapel biara CM (Lazaris). Kami juga mengunjungi kapel
‘medali ajaib’, di mana jenazah Luisa de Marillac dan
Katarina de Laboure dibaringkan serta paroki Clichy, di
mana Vinsensius pernah bekerja. Kami juga mengunjungi
beberapa obyek parawisata di kota Paris seperti Menara
Eiffel, Notre Dame, Jardin du Luxembourg, Dome des
Invalides dan Tour Mont Parnasse.
Pada tanggal 14 Agustus 2011, ziarah Vinsensius sebagai
persiapan atas profesi seumur hidup diakhiri dengan
perayaan Ekaristi di Generalat CMM di Tilburg.
Mengesankan
Para calon profesi berpose di depan patung
Yoanes Zwijsen di tempat kelahirannya
di Kerkdriel.
Kembali di Indonesia, kami menyadari betapa
mengesankan segala sesuatu yang diperoleh di
Belanda dan Perancis. Kami dapat sungguh mendalami
spiritualitas kongregasi. Kami mengikuti jejak-jejak
Vinsensius a Paulo dan mengunjungi akar-akar
kongregasi. Frater Harrie van Geene mengatakan:
“Kita harus selalu menyadari akar-akar kita, namun
akar-akar itu tidak merupakan hal yang terpenting.
Yang terpenting adalah bunga-bunga dan buahbuahnya.” Semoga bunga-bunga dan buah-buah itu
menjadi nampak dalam hidup kami. Dalam segala
hal dewan umum telah berupaya betul agar kami
memperoleh kesempatan supaya kami berkembang
menjadi frater-frater sejati. Sekarang kami
bertanggung jawab agar segala yang diperoleh
dimanfaatkan betul.
Frater Leston Situmorang
19
INTERNASIONAL
INSPIRASI
VINSENSIAN
DI PARIS
Pada tahun 2010, Frater Benyamin Tunggu (Indonesia)
dan Frater Athanasius Onyoni (Kenya) selama tiga
bulan mengikuti kursus spiritualitas vinsensian di
pusat pembinaan internasional kongregasi CM di
Paris. Tahun 2011 Frater Gerfasius Soli (Indonesia)
dan Frater John Karungai (Kenya) dapat giliran. Frater
Benyamin Tunggu menceritakan pengalamannya
selama berada di ibu kota Perancis.
Para peserta yang mengikuti kursus di ‘Centre
Internasional de Formation St. Vincent’ di Paris, berasal
dari sekian negara seperti Kolombia, Etiopia, Filipina,
India, Indonesia, Kenya, Madagaskar, Panama, Polandia,
Portugal, Spanyol dan Amerika Serikat. Saya harus
membiasakan diri pada keadaan kota Paris dan kepada
para peserta yang dibagi dalam kelompok bahasa
Spanyol dan kelompok bahasa Inggris. Kedua frater
CMM masuk kelompok bahasa Inggris. Sejak permulaan
pertemuan itu saya mendengar kata-kata vinsensian
yang terkenal serta peristiwa-peristiwa dari sejarah
pertobatan Santo Vinsensius. Kami mengadakan
ziarah vinsensian, lebih luas daripada yang dilakukan
oleh Kongregasi CMM. Saya belajar banyak mengenai
Vinsensius a Paulo, Luise de Marillac dan karya
Kongregasi Misi (CM) di seluruh dunia. CM telah
didirikan oleh Vinsensius. Para anggota Kongregasi
CM disebut ‘Lazaris’. Nama ini berasal dari biara
pertama kongregasi itu di kota Paris: rumah orang
kusta St. Lazar.
Presentasi
Waktu masa libur, saya mengunjungi kota Roma
selama lima hari bersama seorang Romo Lazaris dari
Etiopia. Di situ kami menginap di generalat SVD, di
mana juga tinggal sekian pater yang pernah bekerja di
20
Vinsensius a Paulo, patungnya
di Generalat CMM, Tilburg.
Indonesia. Bersama mereka kami mengunjungi tempattempat terkenal di Roma. Hari-hari ini sangat menarik.
Kembali di kota Paris, kami menerima informasi
mengenai orang-orang kudus vinsensian dan kami
mengikuti retret. Pada akhir kursus itu, setiap peserta
mengadakan presentasi mengenai karya kongregasi
di negara asalnya. Saya dapat kesempatan untuk
menyampaikan banyak mengenai Kongregasi CMM
secara umum dan tentang pola hidup serta karya para
frater di Indonesia.
Dorongan yang baru
Seluruh kursus sungguh mengilhami saya dan
memberikan dorongan baru kepada hidup saya
sebagai frater. Yang sangat menarik bagi saya
adalah kenyataan bahwa hidup menurut spiritualitas
vinsensian jarang menyangkut hal-hal yang besar,
tertapi terutama menyangkut belaskasih terarah
dalam hidup sehari-hari. Berhubungan dengan itu
saya mengingat Frater Andreas van den Boer. Saya
mengharapkan agar semangat vinsensian semakin
menjiwai CMM Indonesia, sehingga kami dapat menjadi
frater-frater sejati dalam zaman modern ini.
Frater Benyamin Tunggu
BELANDA
‘JANGANLAH SEMANGAT
ANDA TERPADAM’
Pada tanggal 29 Agustus Frater Richard van Rooij dan Frater Stefano Bulkens merayakan jubileum 70 tahun
hidup membiara dan Frater Egidius de Laat dan Frater Jan Claveaux jubileum 65 tahun hidup membiara.
Waktu pesta di Wisma Lansia Joannes Zwijsen di Tilburg pemimpin umum CMM berpidato. Teksnya yang
inspiratif itu mau dibagikan dengan para pembaca lewat majalah ‘Frater CMM’.
“Janganlah semangat anda terpadam, melainkan
biarlah anda dikobarkan oleh Roh”, kata Paulus
kepada orang-orang Romawi. Sambil merenungkan
bacaan tadi, kalimat tadi: “Janganlah semangat anda
terpadam”, merupakan kalimat inti bagi saya.
Pada waktu Fr. Richard, Fr. Stefano, Fr. Jan dan
Fr. Egidius mulai mengikuti pendidikan frater,
mereka merasa antusias dan bersemangat. Mererka
memperoleh antusiasme itu sejak awal: merasa
dipanggil untuk melayani Allah sebagai frater Santa
Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih. Hari ini kita
merenungkan permulaan yang antusias itu dan kita
merayakan bahwa mereka masing-masing 70 dan 65
tahun menyalakan api permulaan itu.
‘Persaudaraan seluas dunia’
Akhir pekan lalu saya mengakhiri suatu ziarah dengan
kurang lebih 90 remaja dari tujuh negara. Mereka
disebut ‘duta-duta persaudaraan seluas dunia’, yang
selama tiga minggu mengikuti program pendalaman
di Tilburg dan Madrid waktu Hari Kaum Muda Sedunia
serta di Lourdes. Boleh dikatakan: selama tiga minggu
saya sungguh beruntung karena saya bisa berjalan
dengan begitu banyak orang muda yang antusias.
Mereka bukan bertamasya, melainkan dengan serius
mereka merenungkan apa arti hidup sebagai ‘duta’.
Kaum muda itu telah merenungkan panggilan hidup
mereka dan bagaimana mereka bisa menjadi kuat
dalam iman. Kami bukan selalu serius. Kami juga
membuat hal yang menggembirakanan, bernyanyi
bersama, menari-nari dan bertamasya. Akan tetapi
hal yang sangat menonjol bagi saya adalah betapa
serius mereka merenungkan iman mereka. Mereka
sungguh melihat diri sebagai ‘duta-duta persaudaraan
seluas dunia’ dengan tugas meneruskan persaudaraan
dan belaskasih, dan dengan demikian membuat dunia
sedikit lerbih baik. Mereka merasa diri sangat bersatu
dengan Kongregasi CMM.
Saya ingin melihat mereka sebagai ‘gerakan belaskasih
kaum muda’, yang berorientasi internasional. Gerakan
ini dimulai tiga tahun lalu pada Hari Kaum Muda
Sedunia di Sydney, yang belakangan ini dilanjutkan
dengan Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid. Hari kaum
muda itu dapat dipandang sebagai sarana, bukan
sebagai tujuan. Tujuannya adalah bahwa kaum muda
memperoleh cita-cita persaudaraan dan belaskasih,
dan agar mereka mau bersaksi atas hal itu kepada
orang lain. Dengan kata lain, mereka ingin hidup
sebagai duta persaudaraan dan belaskasih. Dalam hal
ini mereka mempunyai tradisi yang sama sebagaimana
ada dalam kongregasi kita. Dalam arti inilah keempat
konfrater - yang merayakan jubileum mereka bersama
dengan kita semua - dapat merasa bahwa diteguhkan
dan bahwa cita-cita yang pernah dipilih dan yang
menuntun mereka seumur hidup, pada zaman ini juga
dilanjutkan.
Berapi-api
Frater Richard van Rooij (kiri)
dan Frater Jan Claveaux.
90 orang muda dari Brasil, Indonesia, Kenya,
Namibia, Belanda, Tanzania dan Timor Leste itu telah
merumuskan cita-cita mereka: hidup sebagai duta
persaudaraan seluas dunia, duta belaskasih dan
duta cinta belaskasih Allah. Kalau masih muda,
anda pasti bersemangat dan penuh cita-cita, akan
tetapi masalahnya adalah untuk mempertahankan
cita-cita itu sepanjang hidup. Sambil menjadi
tua, orang-orang sering kehilangan semangat
permulaan dan cita-cita semakin ditempatkeduakan.
21
in memoriam
Akan tetapi kiranya terdapat suatu komitmen seumur
hidup. “Janganlah semangat anda berkurang, melainkan
biarlah anda dikobarkan oleh Roh”, kata Paulus kepada
kita. Saya berharap agar duta-duta, sama seperti
para konfrater yang berjubileum, menyalakan api
itu, dan tetap menghayati cita-cita belaskasih dan
persaudaraan, dan agar diberikan kesaksian tentang
itu seumur hidup. Akan tetapi Paulus berbicara kepada
kita semua, supaya kita tetap hidup bersemangat dan
memelihara cita-cita kita serta menerima bahwa kita
disemangati oleh Roh Allah. Kalau begitu terjadi, maka
tidak sulit lagi untuk mengikuti petunjuk-petunjuk
lain: mencintai dengan sejati, membenci hal jahat,
menjunjung sesama, mempedulikan kebutuhan orang
lain, berlaku dengan ramah tamah, selalu berdoa,
berpadu dengan semua orang serta berusaha berbuat
baik, dan akhirnya hidup dalam damai dengan semua
orang. Paulus menulis kepada kita: Kalau kita tinggal
antusias dengan cara itu dan berbuat demikian,
kita menyelamatkan dunia. Dengan pola hidup itu,
kita mengikuti jejak Yesus Kristus, “yang diutus ke
dunia”, menurut Johannes. “Bukan untuk menghakimi,
melainkan untuk menyelamatkan.” Dengan mengikuti
jejak-Nya dan mengikuti Dia, kita mewujudkan apa
yang dianjurkan oleh Paulus, kita berjalan maju dalam
terang, dan karya Allah yang mulai nampak.
Bersemangat
Pada hari ini kita dapat melihat kembali, sambil merasa
berterima kasih, kehadiran Allah yang aktif dalam
empat konfrater kita. Kita boleh mengucapkan syukur
kepada mereka yang setia pada panggilan mereka
selama begitu banyak tahun. Mereka bersemangat dan
melayani sesama begitu lama, dan begitu lama hidup
mereka bergabung dengan kongregasi kita. Semoga api
Roh Allah tetap menyalakan lampu Saudara sekalian,
sehingga semangat anda tidak terpadam.
Frater Broer Huitema
Jubilaris
Frater Egidius de Laat.
22
Jubilaris
Frater Stefano Bulkens.
frater
richard (h.J.p) van rooij
Frater Richard lahir di Tilburg - Belanda pada tanggal
10 Maret 1924, dan masuk Kongregasi CMM di Tilburg
pada tanggal 29 Agustus 1941. Ia mengikrarkan
profesinya seumur hidup pada tanggal 15 Agustus
1946 dan meninggal dunia pada tanggal
27 September 2011 di RS St. Elisabeth di Tilburg.
Ia dikuburkan di makam CMM di kompleks
‘Huize Steenwijk’ di Vught.
Selama beberapa tahun Frater Richard bekerja sebagai
guru di Tilburg dan Zwolle. Agak cepat ia diminta untuk
bekerja di Curaçao. Sesudah 15 tahun ia berangkat ke
Regio CMM yang baru dibuka di Kalifornia. Ia berbakti di
dunia pendidikan, dan berstudi pada tingkat universitas di
bidang teologi, katekese dan pastoral rumah sakit. Selama
13 tahun ia bertugas sebagai kepala ‘religious education
program’ di parokinya. Banyak waktu ia berikan kepada
orang-orang lansia, orang-orang yang kesepiam dan
kaum muda yang berkekurangan.
Pada bulan Februari tahun 2011, Regio Kalifornia
dibubarkan. Frater-frater terakhir kembali ke Belanda.
Frater Richard mulai berdomisili di komunitas Joannes
Zwijsen. Sesudah 60 tahun tinggal di luar Belanda sudah
pasti bahwa tidak gampang membiasakan diri. Baru di
Belanda menjadi jelas bahwa ia menderita penyakit yang
tidak dapat disembuhkan. Ia menerima kenyataan ini
dengan tenang. Ia wafat secara mendadak. Berakhirlah
hidup seorang religius yang sungguh berguna, yang
hidup dengan Allah dan sesamanya. Karena itu kita
boleh percaya bahwa ia sekarang berada bersama
Sang Penciptanya. Tentang Dialah ia sering bicara
dalam hidupnya.
SUMBER
‘KALIAN
DUTA GEREJA
YANG KUDUS’
Kata kenabian Mgr. Zwijsen
Menurut Mgr. Zwijsen, para suster dan frater hendaknya mewakili sesuatu di tengah
masyarakat. “Kalian duta gereja”, katanya kepada mereka. Sebagai pendiri, kata ‘duta’
bukan mengingatnya pada fungsi ‘duta Vatikan’, melainkan maksudnya adalah spiritual.
Ia menekan ‘gereja yang kudus’.
Ia mau mengatakan: kalian duta gereja Katolik, sama – seperti
pernah dikatakan dengan tepat oleh Jon Sobrino – kalian duta
gereja Samaritan. Para suster dan frater diutus untuk menjadi
tanda hidup yang mengacu pada perumpamaan Orang Samaria yang
Berbelaskasih. Dalam hidup mereka harus menjadi nampak, terdengar
dan terasa bahwa belaskasih merupakan inti Injil Yesus. Para suster
dan frater harus berfungsi di dunia kita sebagai utusan dari Kerajaan
Allah, dalam mana kata ‘belaskasih’ dan ‘persaudaraan’ sungguh
bernilai tinggi.
Mgr. Zwijsen adalah seorang uskup dalam gereja Belanda. Ia sungguh
bermakna bagi sejarah gereja lokal. Akan tetapi Mgr. Zwijsen juga
berjuang agar kedua kongregasinya dengan segera memperoleh
kedudukan resmi dalam gereja universal. Pada tahun 1848 - karena
jasa Mgr. Zwijsen - Kongregasi SCMM menjadi kongregasi kepausan.
Dan kongregasi frater diakui oleh Tahta Suci pada tahun 1861. Tentu
saja karya-karya belaskasih harus selalu diberi bentuk secara lokal.
Namun demikian suatu gerakan spiritual seperti gerakan belaskasih,
demikian pendapat sang pendiri, harus mutlak seluas dunia.
Frater Harrie van Geene
23
KARENA KEIMANAN AKAN KEBANGKITAN TUHAN,
KITA MENGETAHUI BAHWA MELALUI KEGAGALAN
DAN PENDERITAAN AKHIRNYA HANYA YANG
BAIK SAJALAH MEMPUNYAI MASA DEPAN.
(kutipan Konstitusi CMM)
Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih
Download