resume tentang vitamin

advertisement
RESUME VITAMIN

VITAMIN A (RETINOL)
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Bahan Makanan
retinol ekivalen/100 g
Wortel
2.000
Bayam
1.000
Watercress
500
Apricots
250
Tomat
100
Kubis
50
Kapri
50
(Patrick,2006)
2. Fungsi bagi kesehatan

Peranan vitamin A dalam indra penglihatan
Vitamin
A
banyak
berperan
dalam
pembentukan indra
penglihatan
bagi
manusia.Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima
oleh retinauntuk menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita. Senyawa yang berperan utama
dalam hal ini adalah retinol. Bersama denganrodopsin, senyawa retinol akan membentuk
kompleks pigmenyang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan sinyal cahaya ke otak.
Oleh karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ
penglihatan (Patrick,2006).

Vitamin A dan sistem imun
Vitamin
A
juga
dapat
melindungi
tubuh
dari infeksiorganisme
asing,
seperti bakteri patogen.Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal,
karena sistem imun ini berasal dari luar tubuh. Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja
dari sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten
terhadap senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri
patogen dan virus(Patrick,2006).
3. Defisiensi : Akibat Bagi kesehatan
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan
katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan
asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat
ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan
pingsan.Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga
dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan
iritasi kulit(Patrick,2006).
4. Suapan Anjuran
Angka kecukupan vitamin A yang dianjurkan dinyatakan dalam Retinol Ekivalen
(RE). Satu RE setara dengan 1 mikrogram retinol atau 6 mikrogram atau 12 mikrogram
karoten campuran. Sehubungan dengan hal ini perlu penataan kembali nilai vitamin A yang
tercantum dalam daftar komposisi bahan makanan (DKBM). Nilai preformed vitamin A
seyogyanya dinyatakan dalam mikogram, demikian pula untuk karoten.
Kecukupan viatamin A per kg BB yang tertinggi juga terjadi pada bayi, kemudian
berangsur-angsur menurun. Pada bayi angka kecukupan viatmin A per kg BB adalah 64 RE,
sedangkan pada orang dewasa sekitar 10-11 per kg BB (Riyadi,2002).
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Selama pengolahan dapat terjadi kehilangan yang disengaja, misalnya pemotongan
buah-buahan dan sayuran, pembersihan ikan , lemak dari bahan-bahan segar yang
menyebabkan terjainya penyusutan. Adanya kehilangan zat gizi akibat pengolahan mungkin
dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap kelompok di masyarakat. Selama
pemasakan akan terjadi flavor, warna dan tekstur, meningkatkan daya cerna komponen
pangan, terjadinya destruksi mikroorganisme dan toksi serta inaktivasi enzim yang
dikehendaki. Besar kecilnya penurunan zat gizi antara lain dipengaruhi oleh carapengolahan
yang dilakukan serta sifat dari pangan itu sendiri. Pengaruh utama pemasakan terhadap nilai
gizi sayur-sayuran adalah hilangnya/rusaknya vitamin A. Kehilangan vitamin A selama
pemasakan sayuran hijau dengan cara ditumis 8-18%, sayuran hijau yang dimasak dengan
perebusan menyebabkan kehilangan vitamin A berkisar 3-30%. Serta sayuran hujau yang
dimasak bersantan mengalami kehilangan vitamin A hanya sekitar 3%(Riyadi,2002).

VITAMIN B1( TIAMIN)
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Bahan Makanan
Vitamin B1
(Mg)
Kacang Tanah Terkupas
0,30 Mg
(dengan selaput)
Kacang Tanah Rebus
0,44 Mg
(dengan selaput)
Dedak Gandum
30 Mg
Jagung
150 Mg
Bekatul
200 Mg
(Lal, 2000)
2. Fungsi bagi kesehatan
Sumber vitamin B1 adalah gandum, beras, daging, telur,susu dan lainnya. Vitamin B1,
yang dikenal juga dengan nama tiamin, merupakan salah satu jenis vitamin yang memiliki
peranan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu mengkonversi karbohidrat
menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin
B1 juga membantu proses metabolisme protein dan lemak (Lal, 2000).
3. Defisiensi: Akibatnya bagi kesehatan
Bila terjadi defisiensi vitamin B1, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti
kulit kering dan bersisik.Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran
pencernaan, jantung, dan sistem saraf. Untuk mencegah hal tersebut, kita perlu banyak
mengonsumsi banyak gandum, nasi, daging, susu, telur, dan tanaman kacang-kacangan.
Bahan makanan inilah yang telah terbukti banyak mengandung vitamin B1 (Lal, 2000).
4. Suapan Anjuran
FAO/WH0 menetapan kecukupan tiamin yang dianjurkan sebesar 0,4 mg atau
1000kkal, sedangkan menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 dapat dilihat
dalam table berikut ini. Angka kecukupan tiamin yang dianjurkan:
Golongan Umur
AKT* (µg)
Golongan Umur
AKT* (µg)
0 - 6 bl
0,3
Wanita:
7 - 11 bl
0,4
10 - 12 th
1,0
1 - 3 bl
0,5
13 - 15 th
1,1
4 - 6 bl
0,8
16 - 18 th
1,1
7 - 9 bl
0,9
19 - 29 th
1,0
30 - 49 th
1,0
50 - 64 th
1,0
≥ 65 th
1,0
+0,3
Pria :
10 - 12 th
1,0
Hamil
13 - 15 th
1,2
Menyusui
16 - 18 th
1,3
0 – 6 bl
+0,3
19 - 29 th
1,2
7 – 12 bl
+0,3
30 - 49 th
1,2
50 - 64 th
1,2
≥ 65 th
1,0
5. Kehilangan akibat pemanasan (Pengolahan) dan penyimpanan
Tiamin tampak tidak akan terdestruksi ketika direbus dalam kondisi asam untuk
beberapa jam, namun akan terjadi kehilangan hingga 100% apabila direbus dalam
kondisi pH 9 selam 20 menit. Senyawa ini tidak stabil di uadara, terutama pada nilai
pH lebih tinggi dan akan rusak selama proses autoklaf, sulfitasi dan dalam larutan
alkali. Tiamin memiliki sifat yang mudah larut dalam air, sehingga dapat hilang danrusak
selama dalam proses pemasakan, dan juga tidak tahan terhadap pemanasanyang terlalu
lama. Faktor lain yang juga menyebabkan kerusakan pada tiaminadalah adanya alkali
yang terkandung. Jika dilihat pada proses pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 3050%. Pada Pembuatan roti dari terigu dapat mengurangi ketersediaan kalsium karena
terjadinya ikatan kompleks dengan fitin.
Pemanggangan roti sampai kulitnya berwarna cokelat akan menurunkan kadar
tiamin 17 – 22%. Roti tawar akan kehilangan tiamin (vitamin B1) lebih sedikit
dibandingkan dengan roti berukuran kecil. Hampir semua tiamin akan hilang apabila
dalam proses pembuatan roti/kue digunakan bahan kimia seperti dalam pembuatan bolu
panggang, cake, atau donat. Hal ini terjadi karena pH meningkat jauh di atas 6 akibat
penggunaan soda dalam jumlah banyak. Pada daging yang direbus mencapai 50-70%,
yangdipanggang kehilangan 40-50 %, digoreng kehilangan nya mencapai 0-45 %, dan
dikalengkan kehilangannya mencapai 80%. Serta pada pemasakna telur dapat
menyebabkan kehilangan thiamin sekitar 5-15%. Oleh karena itu, guna menjaga
kehilangan tiamindari makanan, terutama sayuran, maka dalam memasaknya digunakan
air yangsedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut di manfaatkan untuk
konsumsi bersama sayuran itu sendiri(Lal, 2000).

VITAMIN B2 (RIBOFLAVIN)
1. Kandungan Dalam Beberapa Makanan
Bahan makanan
Mg riboflavin
per 100gram
Khamir bir yang
dikeringkan
3,68
Hati
Ginjal
Jantung
Keju
Telur
Daging sapi
3,10
2,10
1,60
0,50
0,47
0,20
0,1
(Budianto,2001)
2. Fungsi bagi Kesehatan
Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh
manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu kompenen koenzim flavin
mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine
dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh
melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekulsteroid, sel
darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti
kulit, rambut, dan kuku. Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu (Harjadi,2006).
3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan
Tanda-tanda defisiensi pada vitamin ini adalah keilosis ( terjadi kerak pada sudutmulut
yang berwarna merah ). Sumber vitamin ini adalah susu, daging, telur, dan ikan.Adapun bijibijian seperti beras dan gandum hanya mengandung riboflavin dalam jumlahyang kecil
(sedikit)(Harjadi,2006).
4. Suapan Anjuran
Kebutuhan riboflavin di anjurkan sebagai berikut (Harjadi,2006):
Bagi wanita yang lebih dari 23 tahun
1,2 mg/hari
Pria lebih dari 23 tahun
1,6 mg/hari
Wanita menysui
1,7 mg/hari
Wanita hamil
1,5 mg/hari
Bayi
0,6 mg/hari
Anak sampai 10 tahun
1,2 mg/hari
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Riboflavin sangat sensitif terhadap sinar dan kecepatan destruksinya akan meningkat
seiring dengan meningkatnya Ph dan temperatur. Oleh karena itu,
riboflavin dalam susu akan hilang secara cepat (50% dalam 2 jam) ketika terekspos
dengan sinar matahari dan akan menghasilkan senyawa derivatif (lumiflavin) yang juga
akan merusak asam askorbat dalam susu. Vitamin ini akan
stabil terhadap panas dalam bentuk kering atau dalam larutan asam. Riboflavin atau vitamin
B2 tidak akan hancur bila bahan makanan tersebut dimasak terlalu matang seperti pada jenis
vitamin yang lain, tetapi kandungan vitamin ini akan berkurang bila dipaparkan di bawah
sinar yang sangat kuat dalam waktu lama atau tekena baking soda yang cukup banyak. Panas
dan udara memang tidak terlalu merusak bagi vitamin B2, tapi cahaya itu adalah suatu faktor
perusak utama untuk vitamin ini. Dalam studi-studi yang melibatkan pengukusan mi
macaroni, misalnya, dampak dari air dan temperatur tidak pernah menyebabkan kehilangan
vitamin B2 dari dalam mi.Dalam setiap contoh, ekspose yang lama ke cahaya itu adalah
faktor kritis. Untuk alasan ini, makanan-makanan yang tinggi dalam vitamin B2 seharusnya
dimasak di dalam wadah-wadah yang tertutup dan disimpan di dalam wadah yang tidak
tembus pandang setiap kali memungkinkan. Tanpa ekspose yang terlalu lama ke cahaya,
kehilangan vitamin B2 akibat memasak dan menyimpannya itu biasanya kurang dari
25%.Pada riboflavin sedikit sekali yang hilang. Hanya saja, dalam proses penggorengan donat
dengan minyak susut riboflavin bisa mencapai 23%. (Harjadi,2006).

ASAM NIKOTINAT
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Bahan makanan
Mg asam nikotianat
ekivalen per 100 g
Khamir bir yang
62,9
dikeringkan
Kacang garing
Hati
Daging sapi
Keju cieader
Roti tawar asam
21,3
17,9
7,2
6,2
5,6
tepung gandum
pecah kulit
Telur
Kapri
Roti tawar
4,9
3,7
3,4
3.0
Kentang
1,7
Susu
0,9
Bir
0,6
(Budianto, 2001)
2. Fungsi bagi kesehatan
Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL dalam darah dan mencegah terjadinya
kardiovaskular. Kolesterol LDL dan trigliserida diturunkan sehingga menurunkan adanya
penumpukan kolesterol di hati dan arteri. Vitamin B3 ini juga mampu memproduksi histamin
yaitu senyawa kimia yang mana bisa melebarkan pembuluh darah. Sehingga darah mengalir
ke seluruh bagian tubuh dengan lebih leluasa. Saat pemberian dosis tinggi, niasin dapat
mencegah aterosklerosis. Karena saat sirkulasi darah terganggu, masalah seperti sakit kepala
berlebihan dapat diatasi. Selain itu vitamin B3 juga mampu untuk mencegah diabetes dan juga
menahan kebutuhan insulin. Walaupun perlu diperhatikan penggunaan berlebih malah dapat
menimbulkan gula darah tinggi. Manfaat lainnya adalah bahwa vitamin B3 mampu untuk
meningkatkan kekuatan sendi, tulang dan otot. Sehingga vitamin B3 dapat digunakan dalam
pengobatan osteoarthritis. Karena vitamin B3 juga memiliki efek anti-inflamasi juga dapat
mengobati rheumatoid arthritis (Sulaiman,2005).
3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan
Defisiensi vitamin B3 menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot,
gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual (Sulaiman,2005).
4. Suapan Anjuran
Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalam waktu 30-180 hari
dan penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada sama sekali, akan timbul penyakit
pellagra ( pele = ukilt, agra = kasar ). Penyakit ini dapat mengenai usus, kulit,dan system
syarat. Kulit misalnya pada muka, leher, dada, lengan menjadi kemerah-merahan. Untuk
penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang
mengutamakan sumber vitamin B1, vitamin B2 dan niasinsendiri(Sulaiman,2005).
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Larut dalam air, relatif stabil terhadap panas, oksidasi dan cahaya, serta asam dan
akali.Niasin dapat larut dalam air, sehingga kehingga kehilangan vitamin ini seringterjadi
apabila sayuran di cuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di
Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pellagra, Niasinditambahkan ke dalam
makanan penduduk. Pada asam nikotinat lebih stabil terhadap panas sehingga kehilangannya
lebih kecil.Asam nikotinat relatif stabil dalam proses pemanggangan. Dilaporkan, susut niasin
hanya kurang dari 5%(Sulaiman,2005).

VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Bahan Makanan
Vitamin C
Pepaya
78 mg
Mangga Muda
65 mg
Nanas
24 mg
Rambutan
58 mg
Jeruk Manis
27 mg
Daun Singkong
275 mg
Bayam
60 mg
Tomat Masak
40 mg
Jeruk Nipis
27 mg
(Sulaiman, 2005)
2. Fungsi bagi kesehatan
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan. Vitamin C diperlukan untuk sintesis kolagen, komponen struktural
penting dari pembuluh darah, tendon, ligamen, dan tulang. Vitamin C juga berperan penting
dalam sintesis neurotransmitter , norepinefrin. Neurotransmiter sangat penting untuk fungsi
otak dan diketahui mempengaruhi suasana hati. Selain itu, vitamin C diperlukan untuk sintesis
karnitin , molekul kecil yang sangat penting untuk pengangkutan lemak menjadi organel sel
yang disebut mitokondria , di mana lemak diubah menjadi energi. Penelitian juga menunjukkan
bahwa vitamin C adalah terlibat dalam metabolisme kolesterol untuk asam empedu , yang
mungkin memiliki implikasi terhadap kadar kolesterol darah dan kejadian batu empedu
(Harjadi 2006).
3.
Defisiensi: Akibat bagi kesehatan
Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak.
Sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila
vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin
mengandung vitamin C yang sangat tinggi. Sumber utama vitamin C adalah jambu klutuk,
jeruk, tomat, nanas dan sayur segar. Akibat yang ditimbukkan jika tubuh kekurangan vitamin C
adalah mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, sariawan, dll. Defisiensi vitamin C juga dapat
menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan
di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel
darah merah (Sulaiman,2005).
4. Suapan Anjuran
Vitamin C jika dimakan melebihi jumlah kecukupan dalm jumlah sedang, sisa vitamin
C akan dikeluarkan dari tubuh tanpa perubahan. Pada tingkat lebih tinggi (500 mg atau lebih)
akan di metabolisme menjadi asam oksalat dalam jumlah banyak asam oksalat di dalam ginjal
dapat diubah menjadi batu ginjal. Angka kecukupan vitamin C sehari-hari dapat dilihat pada
table dibawah ini (Wiyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004):
Golongan Umur
AKC** (µg)
Golongan Umur
AKC** (µg)
0 - 6 bl
40
Wanita:
7 - 11 bl
40
10 - 12 th
50
1 - 3 bl
40
13 - 15 th
65
4 - 6 bl
45
16 - 18 th
75
7 - 9 bl
45
19 - 29 th
75
30 - 49 th
75
50 - 64 th
75
≥ 65 th
75
Pria :
10 - 12 th
50
Hamil
+10
13 - 15 th
75
Menyusui
16 - 18 th
90
0 – 6 bl
+25
19 - 29 th
90
7 – 12 bl
+25
30 - 49 th
90
50 - 64 th
90
≥ 65 th
90
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Dalam larutan air, vitamin c mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan.Oksidasi
dipercepat apabila ada tembaga atau suasana alkalis. Kehilangan vitaminc sering terjadi
karena pengolahan, pengeringan dan cahaya. Vitamin csangat penting dalam pembuatan zatzat interseluler dan kolagen. Vitamin ini tersebar diseluruh tubuh dalm jaringan ikat,
rangka, matriks, dan lain-lain. Vitamin C berperan dalam hidroksilasi prolin dan lisisn
menjadi hidroksiprolin danhodroksilasi yang merupakan bahan pembentuk kolagen
tersebut.Dalam proses pernapasan, vitamin C banyak terlibat , namun mekanismenya belum
diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini adalah sebagai berikut(Almatsie,2004) :

Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin

Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pernapasan

Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folitat

Sintese hormo-hormon steroid darikolesterol.
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Kadar vitamin C dapat
hilang karena hal-hal sebagai berikut(Almatsie,2004) :

Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur

Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu

Adanya alkali atau suasana basa dalam pengolahan

Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasiyang tidak
teversibel.
Penambahan tomat atau jeruk nipis dapa mengurangi kadar vitamin C.
Pemanasansayuran
hendaknya
dilakukan
sebentar
saja
dan
dengan
mendidihkan
airnyaterlebih dahulu. Pada kandungan vitamin c sayuran mengalami kehilangan mencapai
50%. Pada kentang saat diseduh air panas kehilangan 18,5%, dikukus 20,3%, dan direbus
57,4% . Pada pengolahan susu mengakibatkan kehilangan vitamin c yang cukup peka
terhadap panas. Jenis susu pasteurisasi kehilangan vitamin c 20%, sterilisasi 50%, bubuk
20%, kental tidak manis 60%, dan kental manis 15 %. Pada buah atau sari buah yang
dibekukan juga terjadi susut vitamin C. Besarnya penyusutan sangat beragam, tergantung
pada jenis buah, ada tidaknya sirup, kadar padatan dalam sari buah, dan jenis kemasan.
Selama proses pembekuan kadar vitamin C bisa susut sampai 30%, sedangkan pada
sari buah jeruk pekat susut vitamin C hanya 5%. Kecilnya susut gizi pada sari buah jeruk
pekat disebabkan oleh rendahnya pH dan rendahnya kadar oksigen pada produk tersebut.Sari
buah yang dibungkus dalam kertas tetrapak dan disimpan dalam suhu kamar ternyata
penurunan nilai gizi vitamin C-nya lebih rendah ketimbang yang dikemas dalam botol. Dalam
kemasan botol kehilangan vitamin C bisa mencapai 70% sedangkan dalam kotak tetrapak
“cuma” 30%. Tampaknya minuman dalam botol lebih mudah terekspos panas dibandingkan
dengan minuman dalam tetrapak sehingga susut vitmain C-nya lebih tinggi.(Almatsie,2004).
 VITAMIN D (KOLKALSIFEROL)
1. Kandungan dalam Beberapa Makanan
Makanan
IU per
melayani
*
DV Persen **
Cod liver oil, 1 sendok makan
1.360
340
Salmon (sockeye), dimasak, 3 ons
794
199
Jamur yang telah terkena sinar ultraviolet untuk
meningkatkan vitamin D, 3 ons (belum umum tersedia)
400
100
Tenggiri, dimasak, 3 ons
388 388
97 97
Ikan tuna, kalengan dalam air, dikeringkan, 3 ons
154
39
1 cup Susu, tanpa lemak, mengurangi lemak, dan utuh, yang
diperkaya vitamin D, 1 cangkir
115-124
29-31
Jus jeruk diperkaya dengan vitamin D, 1 cangkir (periksa
label produk, seperti jumlah vitamin D yang ditambahkan
bervariasi)
100
25
Yogurt, dibentengi dengan 20% dari DV untuk vitamin D, 6
ons (lebih berat yogurt dibentengi menyediakan lebih dari
DV)
80
20
Margarin, dibentengi, 1 sendok makan
60
15
Sarden, kalengan dalam minyak, tiriskan, 2 sarden
46
12
Hati, daging sapi, dimasak, 3,5 ons
46
12
Sereal-untuk-makan, diperkaya dengan 10% dari DV untuk
vitamin D, 0,75-1 cangkir (sereal diperkaya lebih berat
mungkin menyediakan lebih dari DV)
40
10
Telur, 1 keseluruhan (vitamin D ditemukan dalam kuning
telur)
25
6
Keju, Swiss, 1 ons
6
2
(Budianto,2001)
2. Fungsi bagi Kesehatan
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada
makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian
tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi
vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar vitamin D rendah maka
tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan
membentuk huruf O dan X.Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot
pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalahosteomalasia, yaitu hilangnya unsur
kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada
remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis, yaitu
kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat
menyebabkan tubuh mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan
dehidrasiberlebihan (Sunita, 2009).
3. Defisiensi : Akibat Bagi kesehatan
Defisiensi vitamin D memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau disebut pula
penyakit inggris, karena mula-mula banyak terdapat dan dipelajari di negeri inggris. Sebelum
diketahui adanya vitamin sebagai zat gizi. Penyakit ini merupakan problema gawat sekali di
Negeri inggris, di mana anak-anak tidak dapat dikenai cukup sinar matahari untuk jangka
waktu sangat panjang, karena hidup di lorong-lorong kota London, yang tidak pernah terkena
sinar matahari karena terlindung oleh bayangan gedung-gedung yang tinggi. Secara umum di
Indonesia penyakit ini tidak perlu dirisaukan, tetapi kasus sporadis mungkin masih dijumpai
pada anak-anak atau para wanita yang karena adat istiadat sdikit sekali terkena sinar matahari
(Sunita , 2009).
4. Suapan Anjuran
Asupan Vitamin D dipercaya mampu memperkuat tulang. Namun kelebihan Vitamin
D tidak hanya sebatas itu, tapi juga mampu mengkebalkan sistem pertahanan dalam tubuh
manusia. Di dalam tubuh manusia terdapat sel pembunuh kuman yang disebut sebagai sel T,
yang bergantung pada vitamin D. Jika manusia kekurangan vitamin D dalam darah maka sel
T tidak aktif tetapi juga tidak mati. Bahayanya, jika infeksi maka tubuh akan sulit
beradaptasi."Sel T harus mempunyai vitamin D atau proses aktivasi sel ini akan terhenti. Jika
sel T tak menemukan vitamin D yang cukup dalam darah, proses mobilisasi tidak akan
dimulai yang tidak kita sadari adalah seberapa penting vitamin D untuk mengaktifkan sistem
imun, yang baru kami ketahui sekarang. (Sunita, 2009)
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Stabilitas vitamin D dipengaruhi oleh pelarut pada saat vitamin tersebut dilarutkan,
namun akan stabil apabila dalam bentuk kristal disimpan dalam botol gelas tidak tembus
pandang. Pada umumnya vitamin D stabil terhadap panas, asam dan oksigen. Vitamin ini
akan rusak secara perlahan-lahan apabila suasana sedikit alkali, terutama dengan adanya
udara dan cahaya (Sunita,2009).

VITAMIN E (TOKOFEROL)
1. Kandungan dalam beberapa makanan
Bahan Makanan
Kandungan Vitamin E
Minyak kacang
28,13
Mentega
3,22
Minyak kecambah
177,97
Kecambah
17,36
Beras merah,rebus
2,01
Roti,roti putih
0,80
Kacang, bakar kering
10,73
Hati,rebus
0,94
Udang,beku,bakar
0,89
Ayam, goreng
0,86
Telur
0,69
Apel Segar
0,46
Pisang Segar
0,33
(Lamid,2005)
2. Fungsi bagi kesehatan
Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai
dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat
melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja
vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan
pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan (Sirajuddin, 2009).
3. Defisiensi: Akibat bagi kesehatan
Defisiensi vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh,
antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan
mengalami gangguan yang berkepanjangan(Sirajuddin, 2009).
4. Suapan Anjuran
Bila Anda menginginkan fungsi vitamin E sebagai antioksidan, maka seorang
perempuan membutuhkan sedikitnya 120 IU(international unit) per hari. Namun menurut
catatan medis, kebanyakan perempuan Indonesia hanya makanan yang mengandung 10.4 13,4 IU per hari. Untuk mencukupi kebutuhan itu, kita bisa mengonsumsi vitamin E dan
vitamin E sintetis (dl-a tokoferol). Karena kebutuhan vitamin E kita terbatas, maka tubuh
akan segera bereaksi ketika mengalami kondisi tidak berimbang. Gejala yang terlihat nyaris
berbeda, namun cenderung samar sehingga bisa jadi sulit dipahami (Sunita, 2009).
5. Kehilangan akibat pemanasan (pengolahan) dan penyimpanan
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila pemanasan terlalu tinggi.
Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu
100o C. Bila terkena oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan bila
terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap (Sunita, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Budianto, MAK. 2001. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang :UMM Press.
Harjadi. 2006. Biokimia I. Jakarta : Gramedia
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. New Delhi: CBS Publishers and Distributor
Lamid,astuti. 2005. Vitamin E sebagai Antioksidan. Bogor: Puslitbang Gizi
Patrick, hendra. 2006. Vitamins & Health Supplements Guide. Diakses pada 5 Mei 2010
Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.Jakarta :EGC
Riyadi, Hadi.2002. Gizi dan kesehatan keluarga. Jakarta: Universitas Terbuka
Sirajuddin, S. 2009.Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar: Laboratorium Terpadu
Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS
Sulaiman. 2005. Biokimia untuk Pertanian. Medan : USU-Press
Sunita .2009.Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : PT.Gramedia pustaka utama
.
BAB II
HASIL dan PEMBAHASAN
Pada hasil vitamin yang dapat disimpulkan, bahwa masing-masing viatmin memiliki
sifat yang berbeda-beda. Diantaranya adalah: Vitamin A umumnya stabil terhadap panas,
asam, dan alkali. Tetapi mempunyai sifat yang mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak
bila dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik. Sumber
vitamin A adalah susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna
merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain). Penyakit yang
ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A adalah rabun senja, katarak, infeksi saluran
pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.Vitamin B1
(Tiamin) merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada
dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1mudah rusak oleh panas atau oksidasi.
Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang
digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.Vitamin B2 berbentuk murni, riboflavin
adalah Kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan
alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang
rusak.
Pada Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah niasin. Berbagai jenis senyawa racun
dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin
yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan
ikan.Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan vitamin yang paling mudah rusak.
Sangat larut dalam air, mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila
vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar adrenalin
mengandung vitamin C yang sangat tinggi.
Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah nikotinamida
(niasin amida). Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin.
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh
pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang.
Nisin mudan diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.Sifat antioksidan vitamin E sangat
penting bagi kita untuk mencegahdan melindungi sel tubuh dan organ penting untuk
kerusakan sehingga dapat memperlambat terjadinya ketuaan, mencegah dari penyakit kanker,
anterosklerosis dan lain-lain. Maka dengan mengkonsumsi vitamin E yang berasal dari
makanan dalam jumlah cukup dapat memperpanjang usia kita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terdapat dua golongan vitamin, yaitu vitamin larut lemak dan vitamin larut air.
Vitamin yang larut lemak adalah vitamin A,D,E,K. Sedangkan vitamin yang larut dalam air
adalah thiamin, riboflavin, niacin dan vitamin C. Kedua golongan tersebut mempunyai sifat
umum sendiri. Fungsi umum vitamin adalah sebagai bagian dari enzim atau koenzim,
mempertahankan fungsi berbagai jaringan, membantu proses pertumbuhan dan pembentukan
sel-sel baru serta membantu pembuatan senyawa dalam tubuh. Ada beberapa senyawa yang
berhubungan dengan vitamin, yaitu anti vitamin, yang kerjanya dapat merusak struktur
vitamin, dan antagonis vitamin, yang kerjanya dapat berkompetisi dengan vitamin.
3.2 Saran
Jadi bagaimanapun juga, makanan segar, terutama makanan nabati, tetap lebih baik nilai
gizinya. Penyimpanan sebaiknya dilakukan bila memang diperlukan saja. Sementara,
pemasakan atau pengolahan dengan panas sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang tidak
terlalu besar mempengaruhi kandungan gizi. Kalau menggoreng, dianjurkan jangan sampai
terlalu kering (gosong) agar protein yang terkandung di dalamnya tidak rusak. Kalau merebus
sayuran seyogianya cukup sampai setengah matang supaya vitamin/mineral tidak banyak
yang larut dalam air.Demikian pula apabila mengukus sebaiknya sayuran masih tampak hijau
agak segar dan kalau digigit pun masih terasa renyah. Dan kalau memanggang sebaiknya
makanan (daging) dimasukkan dulu ke dalam microwave selama dua menit supaya agak
matang sehingga tidak diperlukan waktu lama untuk memanggang. Pemanggangan terlalu
lama kurang baik bagi kesehatan karena menyebabkan munculnya aminia-aminia heterosiklis.
Demikianlah, dengan cara memasak apa pun kita bisa memperoleh zat gizi dari makanan
secara optimal.
Download