Jadi Mata-Mata, Warga Rusia Dihukum 7 Tahun

advertisement
Jadi Mata-Mata, Warga Rusia Dihukum 7 Tahun
Selasa, 15 September 2009 09:23
[Paluhakim] Sebuah pengadilan Rusia hari Senin memvonis seorang pria yang dituduh
melakukan tindakan mata-mata untuk Georgia dengan hukuman tujuh tahun penjara, kata
kantor-kantor berita Rusia, setahun setelah perang singkat antara dua negara tersebut.
“Jaksa meminta hukuman sembilan tahun, namun kami berpendapat bahwa putusan itu adil,”
kata jaksa utama dalam kasus itu Igor Cheldiev kepada kantor berita RIA Novosti.
Dijelaskan, Alexander Khachirov ditangkap atas tuduhan pengkhianatan setelah sebuah
kamera video tersembunyi ditemukan di alat pemanas depan mobilnya.
Jaksa mengatakan, Khachirov direkrut oleh Georgia pada 2004 dan ditugasi mengawasi
penempatan pasukan perdamaian dan prajurit Rusia di sekitar wilayah separatis Georgia,
Ossetia Selatan.
Khachirov saat itu adalah warga kota Vladikavkaz di wilayah selatan dekat perbatasan Rusia
dengan Ossetia Selatan, di mana perang meletus pada Agustus 2008. Ia ditangkap pada Juni
2008.
Bulan lalu, sebuah pengadilan lain Rusia menyatakan, seorang perwira angkatan darat, Letnan
Kolonel Mikhail Khachidze, bersalah karena melakukan aksi mata-mata untuk Georgia dan
menjatuhkan hukuman enam tahun penjara kepadanya atas tuduhan pengkhianatan.
Ketegangan antara Moskow dan Tbilisi tetap tinggi setahun setelah konflik tersebut. Pasukan Rusia memasuki Georgia untuk mematahkan upaya militer Georgia menguasai lagi
Ossetia Selatan pada 7-8 Agustus 2008. Perang lima hari pada Agustus itu meletus ketika
Tbilisi berusaha memulihkan kekuasaannya dengan kekuatan militer di kawasan Ossetia
Selatan yang memisahkan diri dari Georgia pada 1992, setelah runtuhnya Uni Sovyet.
Georgia dan Rusia tetap berselisih setelah perang singkat antara mereka pada tahun lalu itu.
Hubungan Rusia dengan negara-negara Barat memburuk setelah perang tersebut.
1/2
Jadi Mata-Mata, Warga Rusia Dihukum 7 Tahun
Selasa, 15 September 2009 09:23
Ossetia Selatan dan Abkhazia memisahkan diri dari Georgia pada awal 1990-an. Kedua
wilayah separatis itu bergantung hampir sepenuhnya pada Rusia atas bantuan finansial, militer
dan diplomatik. Georgia tetap mengklaim kedaulatan atas kedua wilayah tersebut dan
mendapat dukungan dari Barat.
Ossetia Selatan pada 11 Maret menyatakan akan mengizinkan pasukan Rusia menggunakan
wilayah tersebut untuk pangkalan militer selama 99 tahun.
Pemimpin Abkhazia Sergei Bagapsh juga mengatakan sebelumnya pada Maret, provinsi itu
akan segera menandatangani sebuah perjanjian yang mengizinkan Rusia membangun sebuah
pangkalan di wilayah separatis lain Georgia itu untuk kurun waktu 49 tahun.
Rencana Rusia untuk tetap menempatkan ribuan prajurit di Abkhazia dan Ossetia Selatan telah
membuat marah Tbilisi dan sekutu-sekutu Barat-nya, yang mengatakan bahwa hal itu
melanggar gencatan senjata yang mengakhiri perang.
Rusia meresmikan pengakuannya atas kemerdekaan kedua wilayah Georgia yang memisahkan
diri itu, Ossetia Selatan dan Abkhazia, pada 16 Januari ketika Presiden Dmitry Medvedev
menerima duta-duta besar pertama mereka yang bersanding sejajar dengan para duta besar
dari negara anggota NATO. [Ant]
2/2
Download