PEGADAIAN SYARIAH (RAHN)

advertisement
Pertemuan 9
1

Pengertian Gadai Syariah
Gadai diistilahkan dengan rahn dan dapat juga
dinamai al-habsu (Pasaribu, 1996). Secara
etimologis, pengertian rahn adalah tetap dan
lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan
terhadap suatu barang tersebut (Syafei, 1987).
Sedangkan menurut Sabiq (1987), rahn adalah
menjadikan barang yang mempunyai nilai harta
menurut pandangan syara’ sebagai jaminan
hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh
mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu.
2

Dasar hukum gadai menurut Islam adalah Al-Qur’an,
sunnah dan ijtihad. Ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan
dasar hukum perjanjian gadai adalah QS. Al-Baqarah
ayat 282 dan 283 yang berbunyi “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya..” dan “Jika kamu dalam perjalanan
sedang kau tidak memperoleh seorang penulis, maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh
yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang
dipercaya itu menunaikkan amanatnya (hutangnya)…”.

3
Rukun dan syarat sahnya perjanjian gadai
adalah sebagai berikut :
1. Ijab qabul (sighot)
2. Orang yang bertransaksi (Aqid), terdiri dari
rahin (pemberi gadai) dan murthahin
(penerima gadai)
3. Adanya barang yang digadaikan (Marhun)
4. Utang (Marhun bih)

4





GADAI VERSUS RAHN
Hak gadai berlaku atas pinjaman uang.
Adanya agunan sebagai jaminan uang.
Pada prinsipnya tidak boleh mengambil
manfaat barang yang digadaikan, kecuali dg
seijin rahim.
Biaya barang yang digadaikan ditanggung
oleh pemberi gadai.
Apabila batas waktu pinjaman habis, barang
yang digadaikan boleh dijual/dilelang.
Sumber : Muhammad&Hadi S, 2003: 36
Rahn
Gadai
(Menurut Hukum Islam) (Menurut Hukum Perdata)
Dasar tolong menolong tanpa
mencari keuntungan
Dasar tolong menolong juga
menarik bunga/sewa modal.
rahn berlaku pada semua harta.
Berlaku untuk barang bergerak.
Tidak mengenal istilah bunga
uang.
Mengenal bunga uang.
rahn bisa dilaksanakan tanpa
melalui lembaga.
Melalui lembaga Perum Pegadaian.
Sumber : Muhammad&Hadi S, 2003: 36
5


Al-Qardul Hasan → Digunakan jika untuk
konsumtif. Rahim akan memberikan biaya
upah/fee kepada murtahin, karena
murtahin telah menjaga/merawat marhum.
Mudharabah → Digunakan jika untuk modal
usaha (pembiayaan modal kerja&investasi).
Rahim akan memberikan bagi hasil
berdasarkan keuntungan usaha yg
diperoleh kepada murtahin sesuai dg
kesepakatan.

Al-Bai Muqoyyadah → Digunakan jika untuk
produktif (modal kerja berupa pembelian
barang). murtahin akan membelikan barang
yang dibutuhkan rahim dan rahim akan
memberikan mark-up kepada murtahin
sesuai dg kesepakatan.
Pencairan
Fee
Murtahin
Akad Lain
Akad Rahn
Penyerahan marhum
Rahim
Marhum
Jika marhum digunakan oleh Murtahim
Murtahin
X%
Jika
Marhum
igunakan
Oleh
Murtahim
Hutang&Jasa
Marhum
Akad Rahn
Modal Usaha
Rahim
Akad Lain
Usaha
Skill
Hasil Usaha
Y%
Mark-up
Pencairan (barang)
Murtahin
Akad Rahn
Rahim
Jual beli barang
Distributor
Penyerahan marhum
Marhum
Jika marhum digunakan oleh Murtahim
Akad Lai
Download