9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan dalam Siagian
(2011:10) adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal
mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk
pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada
perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai
principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang
saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal.
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham. Jensen dan Meckling
dalam Siagian (2011:10) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah
kontrak antar manajer (agent) dengan pemegang saham (principal). Hubungan
keagenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang
saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang
mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan
manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan
mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan.
Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat-cepatnya
9
10
atas
investasi
yang
mereka
tanamkan
sedangkan
manajer
menginginkan
kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang
sebesar-besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.
Eisenhardt dalam Siagian (2011:11) menyatakan bahwa teori agensi
menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu :
1. manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest),
2. manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality), dan
3. manusia selalu menghindari resiko (risk averse).
Dari asumsi sifat dasar manusia tersebut dapat dilihat bahwa konflik agensi yang
sering terjadi antara manajer dengan pemegang saham dipicu adanya sifat dasar
tersebut.
Manajer
dalam
mengelola
perusahaan
cenderung
mementingkan
kepentingan pribadi daripada kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan perilaku opportunistic dari manajer, manajer bertindak untuk mencapai
kepentingan mereka sendiri, padahal sebagai manajer seharusnya memihak kepada
kepentingan pemegang saham karena mereka adalah pihak yang memberi kuasa
manajer untuk menjalankan perusahaan.
11
2.2
Kinerja Keuangan
2.2.1
Pengertian Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:111) adalah tingkat
pencapaian hasil atau tujuan perusahaan, tingkat pencapaian misi perusahaan dan
pelaksanaan tugas secara aktual. Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat
kesehatan perusahaan tersebut.
Sedangkan pengertian kinerja keuangan menurut Fahmi (2011:239) adalah
sebagai berikut :
“Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturanaturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat
suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standard dan ketentuan dalam
SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted
Accounting Principle), dan lainnya”.
Adapun pengertian kinerja keuangan menurut Jumingan (2006:239) adalah
gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut
aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan
indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas.
Dari definisi kinerja ataupun kinerja keuangan yang telah dipaparkan di atas,
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah suatu prestasi yang
dicapai oleh suatu perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan sehingga
mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
12
2.2.2
Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan
Menurut Fahmi (2011:240), penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda
tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya, apakah sektor
pertambangan, pertanian, ataupun sektor keuangan, dan lain-lain. Namun ada 5 (lima)
tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu :
a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah di
buat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam
dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
b. Melakukan perhitungan.
Penerapan
metode
perhitungan
disesuaikan
dengan
kondisi
dan
permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan
tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang
diinginkan.
c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.
Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.
Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan
ini ada dua yaitu :
13
1. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau
antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
2. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap
hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan
dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang
dilakukan secara bersamaan.
Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dibuat
satu kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada
dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/normal, tidak baik, atau sangat
tidak baik.
d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan
yang ditemukan.
Setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran
untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang
dialami oleh perusahaan tersebut.
e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang
dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau
masukan agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat
terselesaikan.
14
2.3
Laporan Keuangan
2.3.1
Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 1 paragraf 07 (2009:1,5)
laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan
suatu
entitas.
Laporan
keuangan
juga
menunjukkan
hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Di sisi lain, Sugiyarso dan Winarni (2005:1) mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan (financial statement) merupakan daftar ringkasan akhir
transaksi keuangan organisasi yang menunjukkan semua kegiatan operasional
organisasi dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan”.
Lebih lanjut Fahmi (2011:2) mengatakan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan
sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah
catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
15
2.3.2
Komponen Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 1 paragraf 08
(2009:1,6), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :
a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode;
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode;
c. Laporan peruahan ekuitas selama periode;
d. Laporan arus kas selama periode;
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lainnya; dan
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
2.3.3
Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan paragraf 09 (2009:2) dinyatakan bahwa pengguna
laporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan tersebut meliputi :
16
a. Investor
Investor membutuhkan informasi untuk membantu menetukan apakah
harus membeli, menahan, atau menjual investasi. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun,
dan kesempatan kerja.
c. Pemberi Pinjaman
Pemberi
pinjaman
tertarik
dengan
informasi
keuangan
yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutangakan dibayar pada saat jatuh tempo.
e. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
17
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang, atau bergantung pada perusahaan.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaaan dalam
menetapkan kebijakan pajak.
g. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.3.4
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliaty (2002:6), karakteristik kualitatif laporan
keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok yaitu :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai.
18
Dalam hal ini para pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan
untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, sulitnya memahami informasi yang komplek jangan dijadikan
alasan untuk tidak memasukkan informasi tersebut dalam laporan
keuangan.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat
memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna.
Relevansi
informasi
dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dipandang
material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam
mencatat informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
3. Keandalan
Informasi mempunyai kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan penggunanya
sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Selain itu, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna,
dan tidak bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu
19
(netralitas).Informasi juga harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya.
4. Dapat diperbandingkan
Para pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasikan kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat
memperbandingkan
laporan
keuangan
antar
perusahaan
untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
secara relatif.
Agar suatu informasi tidak kehilangan relevansinya, maka informasi
tersebut harus disajikan tepat waktu. Penerapan karakteristik kualitatif pokok dan
standar akuntansi keuangan yang sesuai biasanya menghasilkan laporan keuangan
yang wajar.
2.4
Analisis Laporan Keuangan
2.4.1
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliaty (2002:52) analisis laporan keuangan
merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara
unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman
yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
20
Sedangkan pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2006:190)
yaitu :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih
kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai
makna antara satu dengan yang lain antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam
yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
Lebih lanjut menurut Hanafi dan Halim (2005:5) mengatakan bahwa analisis
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa analisis laporan
keuangan digunakan sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan
melalui informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan. Laporan keuangan
secara luas memberikan manfaat mengenai tingkat kesehatan perusahaan tersebut
dengan dilakukan analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan mengukur
antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari
tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Analisis laporan keuangan
merupakan bagian integral dari proses pengambilan keputusan pihak-pihak yang
terkait. Dari hasil analisis atas laporan keuangan masa lalu dan sekarang, dapat
diketahui kinerja keuangan dan dapat dievaluasi baik potensi maupun risiko di masa
depan yang dapat diatasi.
21
2.4.2
Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2004:195) analisis laporan keuangan dilakukan untuk
menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap
kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. dapat memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam daripada
yang terdapat dari laporan keuangan biasa,
2. dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan
(implicit),
3. dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan,
4. dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan
komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi
yang diperoleh dari luar perusahaan,
5. mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,
peningkatan (rating),
6. dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu
laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara
lain :
22
1. dapat menilai prestasi perusahaan,
2. dapat memproyeksi keuangan perusahaaan,
3. dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari
aspek waktu tertentu:
a. Posisi keuangan (Aset, Kewajiban, dan Modal)
b. Hasil usaha perusahaan (Pendapatan dan Biaya)
c. Likuiditas
d. Solvabilitas
e. Aktivitas
f. Rentabilitas atau Profitabilitas
g. Indikator Pasar Modal
4. menilai perkembangan dari waktu ke waktu,
5. melihat komposisi struktur keuangan, arus dana
7. dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis,
8. dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar
ideal,
9. dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan,
baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya,
23
10. bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di
masa yang akan datang.
Dari sudut lain, tujuan analisis laporan keuangan menurut Prastowo dan
Juliaty (2002:53) adalah sebagai berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan
dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
2. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
3. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalahmasalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau
masalah lain.
4. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional,
efisiensi, dan lain-lain.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca
dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan satu pos
dengan pos lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan
perusahaan.
24
2.5
Analisis Rasio Keuangan
2.5.1
Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2004:64):
“Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan
dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan
atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio
tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan
sebagai standard”.
Menurut Harahap (2004:297) :
“Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti)”.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa rasio keuangan perusahaan adalah
perbandingan antara komponen-komponen dalam laporan keuangan yang mempunyai
hubungan yang relevan sehingga dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan.
2.5.2
Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2004:298) analisis rasio memiliki keunggulan dibanding
teknik analisis lainnya. Keunggulan tersebut adalah :
1. rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan;
25
2. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit;
3. mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain;
4. sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score);
5. menstandarisir size perusahaan;
6. lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series;
7. lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang.
Di
samping
keunggulan
yang
dimiliki,
Harahap
(2004:298)
juga
mengungkapkan beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh analisis rasio yang harus
dihindari sewaktu penggunaannya, yaitu :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik ini seperti :
a. bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau
subjektif;
26
b. nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar;
c. klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio;
d. metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan untuk menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa
menimbulkan kesalahan.
2.5.3
Jenis Rasio Keuangan
Menurut Fahmi (2011:171) jenis rasio keuangan dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Rasio Likuiditas
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat
waktu. Rasio likuiditas secara umum ada 2 (dua) yaitu current ratio dan
quick ratio (acid test ratio).
27
2. Rasio Leverage
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage terdiri dari : debt to
total asset, debt to equity ratio, times interest earned, cash flow coverage,
long-term debt to total capitalization, fixed charge coverage, dan cash
flow adequancy.
3. Rasio Aktivitas
Rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan.
Rasio aktivitas secara umum ada empat yaitu : inventory turnover
(perputaran persediaan), rata-rata periode pengumpulan piutang (day sales
outstanding), fixed asset turnover (perputaran aktiva tetap), dan total asset
turnover (perputaran total aset).
4. Rasio Profitabilitas
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen
secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan
maupun investasi. Rasio profitabilitas secara umum ada empat yaitu :
gross profit margin, net profit margin, return on investment, dan return on
network.
28
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan
ekonomi secara umum. Rasio pertumbuhan ini umumnya dilihat dari
berbagai segi yaitu dari segi sales (penjualan), earning after tax (EAT),
laba per lembar saham, dividen per lembar saham, dan harga pasar per
lembar saham.
6. Rasio Nilai Pasar
Rasio-rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini
mampu memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap
kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa
yang akan datang. Yang termasuk dalam rasio ini yaitu earning per share,
price earning ratio, book value per share, price book value, dividen yield,
dan dividend payout ratio.
Adapun rasio yang dipilih penulis dalam melakukan penelitian atau analisis
rasio keuangan yang berhubungan dengan laba perusahaan, yaitu :
a. Return On Asset (ROA)
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dari semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu
rupiah aset yang digunakan. Dengan ini kita bisa menilai apakah
29
perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan
operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih
baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas
manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.
ROA =
EAT
Total Aktiva
x 100%
b. Return On Equity (ROE)
Rasio ini memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal
sendiri (net worth) secara efektif dan mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang
saham perusahaan. ROE berguna untuk mengetahui seberapa besar
pengembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal
dari pemilik.
ROE =
EAT
Total Ekuitas
x 100%
c. Earning Per Share (EPS)
Rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu
lembar saham. EPS adalah rasio keuangan yang paling sering digunakan
untuk mengukur kondisi dan pertumbuhan perusahaan. Semakin besar
tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per
30
lembar saham bagi pemiliknya maka semakin profitable dan menarik
investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan memberikan efek positif
pada harga saham.
EPS
=
EAT
Jumlah Saham Beredar
d. Price Earning Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham
perusahaan dengan keuntungan yang akan diperoleh oleh para pemegang
saham. PER menunjukkan apresiasi pasar terhadap kemampuan emiten
dalam menghasilkan laba. PER mempunyai arti yang cukup penting dalam
menilai suatu saham, rasio ini merupakan suatu indikasi tentang harapan
masa depan perusahaan.
PER
=
Harga Pasar per Saham
2.6
Saham dan Harga Saham
2.6.1
Pengertian Saham
EPS
Menurut Martalena dan Malinda (2011:12) :
“Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)”.
31
Lebih lanjut Fahmi (2011:53) mengatakan beberapa pengertian saham, yaitu :
1. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
2. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan
diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap
pemegangnya.
3. Persediaan yang siap untuk dijual.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat bukti
keikutsertaan dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian
kekayaan perusahaan. Hal ini berarti jika seorang investor membeli saham maka
investor tersebut menjadi salah satu pemilik perusahaan di mana proporsi
kepemilikannya sesuai dengan jumlah kepemilikan saham yang dipunyai oleh
pemegang saham tersebut.
2.6.2
Pengertian Harga Saham
Menurut Jogiyanto (2003:88) :
“Harga saham merupakan harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal”.
Sedangkan menurut Widiatmojo (2000:45) :
“Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan
untuk memperoleh atas suatu saham”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk dari
kesepakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan
permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu.
32
2.6.3
Faktor-faktor yang dapat Memengaruhi Harga Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006:9) faktor-faktor yang mempengaruhi
harga saham, yaitu :
1. Penawaran dan Permintaan
Harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti kekuatan permintaan dan
penawaran di pasar modal. Fluktuasi harga saham mencerminkan seberapa
minat investor terhadap saham suatu perusahaan. Oleh karena itu, harga
saham setiap saat bisa berubah seiring dengan minat investor untuk
menginvestasikan modalnya pada saham.
2. Harapan dan Perilaku Investor
Harga saham dapat dipengaruhi oleh harapan investor atau perkiraan
investor mengenai keputusan manajemen mengenai kebijakan devidennya.
3. Kondisi Keuangan Perusahaan
Nilai dari suatu perusahaan bisa dilihat dari harga saham perusahaan yang
bersangkutan di pasar modal. Kondisi perusahaan yang baik biasanya akan
meningkatkan minat investor untuk membeli saham sehingga harga saham
naik begitu pula sebaliknya.
4. Kondisi Ekonomi dan Politik pada umumnya
Faktor ini mempengaruhi supply dan demand akan saham. Keadaan
perekonomian yang stabil dan situasi politik yang kondusif akan menarik
minat investor untuk berinvestasi.
33
2.7
Kerangka Pemikiran
Pergerakan harga saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari
dalam perusahaan itu sendiri maupun dari luar perusahaan. Hal ini disebabkan karena
investor memiliki harapan atas sejumlah pengembalian dari investasi yang
ditanamkannya. Pengembalian itu tentunya tergambar jelas pada kinerja perusahaan,
jika dari tahun ke tahun perusahaaan mengalami keuntungan yang signifikan maka
investor cenderung memiliki harapan yang cukup optimis akan pengembalian yang
pasti didapatnya, sementara itu jika perusahaan mengalami kerugian dari tahun ke
tahun maka secara otomatis terbayang di dalam benak investor sejumlah kerugian
yang akan diterimanya.
Kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio keuangan merupakan
suatu konsep pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada perolehan laba
perusahaan. Sehingga investor dapat melihat keuntungan yang benar-benar akan
diterimanya dalam bentuk dividen. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning
Ratio. Rasio-rasio tersebut sering digunakan oleh para investor sebagai tolak ukur
untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan, karena rasio tersebut
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, di mana sebagian
laba tersebut akan dibagikan kepada investor dalam bentuk dividen. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Syamsudin (2002:38) yang mengatakan bahwa :
34
“Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama
pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun pada masa yang akan
datang. Hal tersebut penting karena tingkat keuntungan akan mempengaruhi
harga saham yang mereka miliki”.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka pemikiran
penelitian adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran
Return On Asset
Return On Equity
Harga Saham
Earning Per Share
Price Earning Ratio
Keterangan :
= Variabel diteliti secara simultan
= Variabel diteliti secara parsial
35
2.8
Hipotesis Penelitian
Menurut Sekaran (2007:135) hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji.
Sedangkan menurut Sugiyono (2004:51) hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena
jawaban yang dikemukakan baru berdasarkan pada teori yang peneliti peroleh, belum
berdasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data dan analisis
data. Maka dari itu, berdasarkan teori dan kerangka pemikiran yang telah peneliti
kemukakan sebelumnya maka hipotesis yang terdapat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H01 : Kinerja Keuangan yang diwakili Return On Asset, Return On Equity,
Earning Per Share, dan Price Earning Ratio berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham secara simultan.
Ha1 : Kinerja Keuangan yang diwakili Return On Asset, Return On Equity,
Earning Per Share, dan Price Earning Ratio berpengaruh signifikan
terhadap harga saham secara simultan.
H02 : Kinerja Keuangan yang diwakili Return On Asset berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham secara parsial.
Ha2 : Kinerja Keuangan yang diwakili Return On Asset berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham secara parsial.
36
H03 : Kinerja Keuangan yang diwakili Return On Equity berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham secara parsial.
Ha3 : Kinerja Keuangan yang diwakili Return On Equity berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham secara parsial.
H04 : Kinerja Keuangan yang diwakili Earning Per Share berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga saham secara parsial.
Ha4 : Kinerja Keuangan yang diwakili Earning Per Share berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham secara parsial.
H05 : Kinerja Keuangan yang diwakili Price Earning Ratio berpengaruh
tidak signifikan terhadap harga saham secara parsial.
Ha5 : Kinerja Keuangan yang diwakili Price Earning Ratio berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham secara parsial.
Download