DAFTAR ISI - ANSN

advertisement
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN
STRUKTUR DAN INTI ATOM
A Struktur Atom
B Inti atom
1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida)
2. Kestabilan Inti Atom
Latihan
Rangkuman Bab II.
PELURUHAN RADIOAKTIF
A Jenis Peluruhan
1. Peluruhan Alfa
2. Peluruhan Beta
3. Peluruhan Gamma
B Aktivitas Radiasi
C Waktu Paro
D Aktivitas Jenis
E Skema Peluruhan
Latihan
Rangkuman Bab III
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
A Interaksi Partikel Alfa
1. Proses Ionisasi
2. Proses Eksitasi
B Interaksi Partikel Beta
C Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X
1. Efek Fotolistrik
2. Hamburan Compton
3. Produksi Pasangan
4. Ionisasi Tidak Langsung
5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnet
D Faktor Penambahan (Build up Factor)
F Tameng Berlapis Banyak ..........................................................
G Interaksi Radiasi Neutron
1. Tumbukan Elastik
2. Tumbukan Tak-Elastik
3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)
Latihan
Rangkuman Bab IV.
SUMBER RADIASI
A Sumber Radiasi Alam
1. Sumber Radiasi Kosmik
2. Sumber Radiasi Terestrial
3. Sumber Radiasi di dalam Tubuh
B Sumber Radiasi Buatan
1. Zat Radioaktif
2. Pesawat Sinar-X
3. Akselerator
4. Reaktor Nuklir
1
3
5
6
9
9
11
13
14
17
17
18
19
20
21
23
25
26
27
29
31
31
32
32
33
35
36
37
38
38
39
44
44
45
46
47
47
49
49
49
50
51
51
51
53
56
56
Latihan
Rangkuman Bab V
57
58
.
2
FISIKA RADIASI DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
Modul ini berisi pengetahuan dasar tentang Fisika Radiasi yang menjadi
landasan bagi pengetahuan lain yang berhubungan dengan pemanfaatan dan
pengawasan tenaga nuklir, seperti aplikasi radiasi dan radioisotop, fisika
kesehatan, proteksi radiasi, dan sebagainya.
Dalam modul ini dibahas proses terjadinya radiasi dari atom atau inti atom
yang tidak stabil, peluruhan inti atom yang tidak stabil, interaksi radiasi bila
mengenai materi termasuk terjadinya reaksi inti, serta beberapa sumber radiasi
baik sumber radiasi alam maupun sumber radiasi buatan.
Tujuan Instruksional Umum:
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu memahami prinsipprinsip dasar fisika radiasi, seperti: proses terjadinya radiasi, proses peluruhan
inti atom, interaksi radiasi dengan materi, serta prinsip dari beberapa sumber
radiasi buatan.
Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu:
1. menggambarkan struktur atom berdasarkan model atom Bohr;
2. menguraikan proses transisi elektron;
3. membedakan isotop, isobar, isoton dan isomer;
4. menentukan kestabilan inti atom;
5. menyebutkan tiga jenis peluruhan radioaktif dan sifat radiasi yang
dipancarkannya;
6. menghitung aktivitas suatu bahan radioaktif menggunakan konsep waktu paro;
3
7. menguraikan proses interaksi radiasi alfa dan beta bila mengenai materi;
8. menguraikan proses interaksi radiasi gamma dan sinar-X bila mengenai
materi;
9. menguraikan proses interaksi radiasi neutron bila mengenai materi;
10. menentukan tebal penahan radiasi menggunakan konsep tebal paro; gamma
dan sinar-X;
11. membedakan sumber radiasi alam dan buatan;
12. menguraikan prinsip kerja pesawat sinar-X.
4
BAB II
STRUKTUR DAN INTI ATOM
Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber energi
ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan
perambatan gelombang radio.
Radiasi yang akan dibahas di sini adalah radiasi yang berasal dari proses fisika
yang terjadi di dalam atom.
Semua bahan (materi) yang ada di alam ini tersusun dari berjuta-juta molekul,
sedangkan molekul itu sendiri terdiri atas beberapa atom. Sebagai contoh,
segelas air terdiri atas molekul-molekul H2O, sedang sebuah molekul H2O
terdiri atas dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan sebuah atom
oksigen (dengan lambang O). Jadi, atom itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat dasar materi
tersebut. Atom mempunyai ukuran sekitar 10-10 m atau 1 angstrom (= 1 Å).
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan jenis atom adalah unsur.
Sampai saat ini telah diketemukan 107 jenis unsur.
Atom terdiri atas inti atom dan elektron. Inti atom yang sering disebut sebagai
nuklir ataupun nuklida merupakan bagian dari atom yang memiliki massa
terbesar (masif) dan berukuran sekitar 10-14 m atau 10-4 Å, sedangkan elektron
yang mempunyai massa sangat ringan bertebaran memenuhi ruangan atom.
Pada perkembangan selanjutnya ditemukan bahwa inti atom terdiri atas dua
jenis partikel yaitu proton dan neutron. Elektron merupakan partikel yang
mempunyai muatan listrik negatif sebesar 1,6 x 10-19
Coulomb dan
mempunyai massa sebesar 9,1 x 10-31 kg. Proton mempunyai muatan listrik
positif dan massa 1,67 x 10-27 kg. Sedangkan neutron mempunyai massa 1,675
x 10-27 kg dan tidak bermuatan listrik. Karena berhubungan dengan nilai
muatan dan massa yang sangat kecil, maka diperkenalkan suatu konstanta yang
disebut sebagai muatan elementer (e) sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb dan massa
elementer yang sering dituliskan sebagai satuan massa atom (sma) sebesar 1,6
x 10-27 kg.
5
A. Struktur Atom
Pada prinsipnya struktur atom belum diketahui secara pasti, mengingat
sangat kompleksnya struktur tersebut. Namun demikian, banyak ahli telah
membuat model atruktur atom sesuai dengan pemahaman yang didasarkan
pada bukti-bukti pengamatan. Pemodelan struktur atom, sebenarnya
merupakan usaha pendekatan dalam rangka memudahkan pemahaman.
Model atom bervariasi mulai dari yang sederhana sampai dengan yang
kompleks (model atom Bohr, model atom Rutherford, dsb.).
Model atom Bohr merupakan model yang paling sering digunakan karena
sederhana tetapi dapat menjelaskan banyak hal. Model ini menggambarkan
bahwa atom terdiri atas inti atom, dan elektron-elektron yang mengelilingi
inti atom dengan lintasan-lintasan atau kulit-kulit tertentu (lihat Gambar
II.1).
Inti atom itu sendiri terdiri atas proton dan neutron. Jenis atom yang sama
mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda
memiliki jumlah proton yang berbeda. Sebagai contoh, unsur hidrogen (H)
mempunyai sebuah proton, sedang unsur emas (Au) mempunyai 79 buah
proton. Sebagai suatu konvensi, setiap jenis atom diberi suatu nomor yang
disebut sebagai nomor atom berdasarkan jumlah proton yang dimilikinya.
Sebagai contoh, nomor atom dari unsur hidrogen adalah 1 sedang nomor
atom dari unsur emas adalah 79.
Gambar II.1. Model atom Bohr
Dipandang dari segi beratnya, massa suatu atom terkonsentrasi pada intinya,
karena massa elektron dapat "diabaikan" bila dibandingkan dengan massa
Inti Atom
Elektron
proton maupun neutron. Tetapi bila dipandang dari segi
muatan listriknya,
Lintasan Elektron
muatan atom ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah elektronnya. Bila
jumlah proton dan jumlah elektron di dalam suatu atom sama, maka muatan
atom tersebut nol sehingga dinamakan atom netral, sedangkan bila
6
jumlahnya tidak sama maka dinamakan atom tidak netral atau ion. Sebagai
contoh, unsur emas memiliki 79 buah proton maka sebuah atom emas yang
netral akan mempunyai 79 proton dan 79 elektron.
Setiap lintasan elektron mempunyai tingkat energi tertentu. Semakin luar
lintasannya, tingkat energinya semakin tinggi. Oleh karena itu elektronelektron di dalam atom selalu berusaha untuk menempati lintasan elektron
yang lebih dalam. Lintasan elektron yang paling dalam dinamakan lintasan
K, lintasan berikutnya L, M, N dan seterusnya. Jumlah elektran yang dapat
menempati setiap lintasan dibatasi oleh suatu aturan tertentu (2 x n 2).
Lintasan K (n = 1) hanya dapat ditempati oleh dua buah elektron sedang
lintasan L (n = 2) delapan elektron. Atom ada dalam keadaan stabil bila
setiap lintasan yang lebih dalam berisi penuh dengan elektron sesuai dengan
kapasitasnya. Sebaliknya, bila suatu lintasan elektron masih belum penuh
tetapi terdapat elektron di lintasan yang lebih luar, maka atom tersebut
dikatakan tidak stabil. Sebagai contoh suatu atom yang tidak stabil adalah
bila lintasan K dari suatu atom hanya berisi sebuah elektron sedang pada
lintasan L nya berisi enam elektron.
Perpindahan Elektron
Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut sebagai
transisi elektron. Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang lebih luar
ke lintasan yang lebih dalam, maka akan dipancarkan energi, sebaliknya
untuk transisi dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar dibutuhkan
energi. Energi yang dipancarkan oleh proses transisi elektron dari lintasan
yang lebih luar ke lintasan lebih dalam berbentuk radiasi sinar-X
karakteristik.
Gambar II.2. Perpindahan elektron dari lintasan luar ke dalam (kiri) dan dari lintasan
Energi
Sinar-X
dalam ke
luar (kanan)
Eksternal
karakteristik
Energi radiasi sinar-X (Ex) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron
ini adalah sama
dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (Ea) dan
Inti Atom
lintasan tujuan (Et).
Ex = Ea- Et
Kulit K
Kulit L
Elektron
Inti Atom
Kulit K
Kulit L
Elektron
7
Sebaliknya, energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses transisi
elektron dari kulit yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar harus lebih
besar dari pada selisih tingkat energi dari lintasan asal dan lintasan tujuan.
Proses ini disebut sebagai proses eksitasi, yang akan dibahas lebih lanjut
pada Bab IV.
Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang
berurutan, mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K dengan
memancarkan radiasi sinar-X. Energi yang dipancarkan oleh transisi
elektron dari lintasan M ke lintasan K lebih besar daripada transisi dari
lintasan L ke lintasan K. Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak sama.
Sebagai contoh, energi sinar-X yang dipancarkan oleh transisi elektron di
dalam atom perak (Ag) akan berbeda dengan energi yang dipancarkan oleh
transisi elektron dalam atom tungsten (W).
B. Inti Atom
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, inti atom atau nuklir terdiri alas
proton dan neutron yang disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti
atom). Jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom tidak selalu
sama, oleh karena itu suatu unsur (jenis atom) yang sama mungkin saja
terdiri alas inti atom yang berbeda, yaitu bila jumlah protonnya sama tetapi
jumlah neutronnya berbeda.
1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida)
Nuklida adalah istilah lain yang digunakan untuk menyatakan suatu jenis
inti atom. Nuklida atau jenis inti atom yang ada di alam ini jauh lebih
banyak daripada unsur karena unsur yang sama mungkin saja terdiri atas
nuklida yang berbeda. Unsur dituliskan dengan lambang atomnya,
misalnya unsur emas adalah Au dan unsur besi adalah Fe. Sedangkan
penulisan suatu nuklida atau jenis inti atom harus diikuti dengan jumlah
8
neutronnya sebagaimana konvensi penulisan sebagai berikut.
xA
z
X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom yang menunjukkan jumlah
proton di dalam inti atom, sedang A adalah nomor massa yang
menunjukkan jumlah nukleon (jumlah proton + jumlah neutron).
Meskipun tidak dituliskan pada simbol nuklida, jumlah neutron dapat
dituliskan sebagai N dengan hubungan
N=A-Z
Sebagai contoh nuklida 2He4 inti atom helium (He) yang mempunyai dua
buah proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A – Z = 2).
Cara penulisan nuklida tersebut di atas merupakan konvensi atau
kesepakatan saja dan bukan suatu ketentuan sehingga masih terdapat
beberapa cara penulisan yang berbeda. Salah satu cara penulisan lain
yang paling sering dijumpai adalah tanpa menuliskan nomor atomnya
seperti berikut ini.
xA atau X-A
Contoh: nuklida He4 atau He-4 dan Co60 atau Co-60. Nomor atom tidak
dituliskan karena dapat diketahui dari jenis atomnya. Setiap atom yang
berbeda akan memiliki jumlah proton yang berbeda sehingga nomor
atomnya pun berbeda.
Berkaitan dengan komposisi jumlah proton dan jumlah neutron di dalam
inti atom, terdapat beberapa istilah yang yaitu: isotop, isobar, isoton dan
isomer.
Isotop adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah
proton) sama, tetapi mempunyai nomor massa (jumlah neutron) berbeda.
Jadi, setiap unsur mungkin saja terdiri atas beberapa jenis nuklida yang
sama. Sebagai contoh adalah isotop hidrogen sebagai berikut: 1H1 , 1H2 ,
H3.
1
9
Gambar II.3 Isotop Hidrogen
Elektron
Proton
Isobar adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa (jumlah
proton + jumlah neutron) sama, tetapi mempunyai nomor atomNeutron
(jumlah
proton) berbeda.
Contoh:
1
H
1
2
H
1
Hidrogen
Deuterium
16
C dan 8O
6
3
H
1
Tritium
16
Isoton adalah nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama,
tetapi mempunyai nomor atom dan jumlah proton berbeda. Contoh:
C14 ; 7N15 dan 8O16
6
Isomer adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun
nomor massa sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda. Inti
atom yang memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi
dasamya biasanya diberi tanda asterisk (*) atau m.
Ni60 dan
28
Ni60* atau
28
Ni60m
28
Kedua nuklida tersebut di atas mempunyai jumlah proton dan jumlah
neutron yang sama tetapi tingkat energinya berbeda. Tingkat energi Ni60
berada pada keadaan dasarnya sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya
atau pada keadaan tereksitasi (excited-state).
2. Kestabilan Inti Atom
Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat
mempengaruhi kestabilan inti atom tersebut. Inti atom dikatakan stabil
bila komposisi jumlah proton dan neutronnya sudah "seimbang" serta
tingkat energinya sudah berada pada keadaan dasar. Sedangkan inti atom
10
dikatakan tidak stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya
"tidak seimbang" atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar.
Isotop
Jumlah
radioaktif
neutron (N)
Gambar II.4. Hubungan antara jumlah neutron dan jumlah proton
alam
Gambar II.4 di atas menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton
N=Z
dan jumlah neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida
tidak berada pada posisi sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida
tersebut tidak stabil. Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila
jumlah protonnya sama dengan jumlah neutronnya, terlihat bahwa posisi
0
Jumlah
proton (Z)
nuklida berhimpit dengan garis N = Z, sedang
kestabilan
inti-inti berat
terjadi bila jumlah neutron mendekati 1,5 kali jumlah protonnya.
Isotop yang tidak stabil disebut sebagai radioisotop. Radioisotop dan
radionuklida adalah istilah yang sama, yaitu menunjukkan inti-inti atom
yang tidak stabil. Sedangkan bahan yang terdiri atas radionuklida dengan
jumlah cukup banyak disebut bahan radioaktif.
Proses perubahan atau transformasi inti atom yang tidak stabil menjadi
atom yang stabil tersebut dinamakan peluruhan radioaktif. Proses
peluruhan radioaktif seringkali harus melalui beberapa tingkatan
intermediet (antara) sebelum menjadi inti atom yang stabil. Peluruhan
seperti ini dinamakan peluruhan berantai.
LATIHAN
1. Sebutkan muatan dan massa dari partikel-partikel elementer penyusun atom.
2. Jelaskan prinsip dasar struktur atom Bohr
3. Jelaskan maksud dari atom yang tidak netral (ion) dan atom yg tidak stabil
4. Jelaskan proses terjadinya sinar-X karakteristik
5. Tentukan jumlah proton dan neutron dari nuklida 19K40 dan 92U235 . Kemudian
hitung muatan dan massa dari nuklida 2He4 .
11
6. Tentukan pasangan nuklida di bawah ini yang merupakan isotop, isobar,
isoton dan isomer.
Co60 dan 27Co60 * ; 27Co60 dan 27Co59 ; 27Co60 dan 28Ni60 ; 27Co60 dan 28Ni61
27
7. Jelaskan, mengapa suatu inti atom dikatakan tidak stabil.
8. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan peluruhan radioaktif.
Jawaban
1. Lihat Tabel II.1
2. Struktur atom Bohr menyatakan atom terdiri dari inti atom yang berisi
proton dan neutron, serta elektron yang mengitari inti pada lintasannya
masing-masing.
3. Atom tidak netral (ion) adalah atom yang memiliki proton dan elektron
dengan jumlah berbeda.
Atom dikatakan tidak stabil bila lintasan elektron yang lebih dalam belum
terisi penuh tapi lintasan yang lebih luar sudah berisi elektron.
4. Radiasi sinar-X karakteristik terjadi pada saat elektron berpindah (transisi)
dari lintasan yg lebih luar ke lintasan yang lebih dalam.
5. 19K40
: jumlah proton = 19; jumlah neutron = 21
U235 : jumlah proton = 92; jumlah neutron = 143
92
He4
2
: muatan nuklida = 2 x 1,6 x 10-19 C = 3,2 x 10-19 C
massa nuklida = 4 x 1,67 x 10-27 C = 6,68 x 10-27 kg
6. Isomer, isotop, isobar, isoton
7. Inti dikatakan tidak stabil apabila komposisi proton dan neutronnya "tidak
seimbang" atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar, lihat
tabel nuklida.
8. Peluruhan radioaktif adalah proses transformasi inti atom yang tidak stabil
menjadi inti atom yang lebih stabil.
RANGKUMAN BAB II
1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki sifat
materi tersebut.
12
2. Atom terdiri atas inti atom (berisi proton dan neutron) serta elektron yang
mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu.
3. Muatan dan massa dari elektron, proton dan neutron adalah sebagaimana
tabel berikut:
Tabel II.1 Harga muatan dan massa dari partikel elementer
Partikel
Muatan Listrik
Coulomb
Elementer
Massa
Kg
sma
Elektron
- 1,6 x 10-19
-1
9,1 x 10-31
0
Proton
+ 1,6 x 10-19
+1
1,67 x 10-27
1
Neutron
0
0
1, 67 X 10-27
1
4. Transisi elektron dari lintasan yang lebih luar ke lintasan yang lebih dalam
akan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik. Sebaliknya, transisi
elektron dari lintasan yang lebih dalam ke lintasan yang lebih luar akan
membutuhkan energi eksternal.
5. Penulisan nuklida adalah ZXA dengan X adalah simbol atom, Z adalah
nomor atom (jumlah proton), A adalah nomor massa (jumlah proton
ditambah jumlah neutron).
6. Isotop adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom sama tetapi
mempunyai nomor massa berbeda.
7. Isobar adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor massa sama tetapi
mempunyai nomor atom berbeda.
8. Isoton adalah inti-inti atom atau nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah
neutron sama tetapi mempunyai nomor atom berbeda.
9. Isomer adalah inti-inti atom yang mempunyai nomor atom maupun nomor
massa sama tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda.
10. Peluruhan radioaktif adalah perubahan inti atom yang tidak stabil menjadi
inti atom yang stabil. Inti atom yang tidak stabil dapat disebut sebagai
radionuklida atau radioisotop. Bahan yang terdiri atas inti atom yang tidak
stabil dengan jumlah yang cukup banyak disebut bahan radioaktif.
13
BAB III
PELURUHAN RADIOAKTIF
Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom yang
lebih stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan radioaktif
(radioactive decay). Dalam setiap proses peluruhan akan dipancarkan radiasi.
Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan
neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan
memancarkan radiasi alfa (α) atau radiasi beta (β). Sedangkan bila
ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada pada
keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi gamma (γ).
A. Jenis Peluruhan
Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan alfa
(α), peluruhan beta (β), dan peluruhan gamma (γ). Jenis peluruhan atau jenis
radiasi yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan dari posisi
inti atom yang tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z.
1. Peluruhan Alfa (α)
Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat
(nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan
partikel alfa (α) yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua
neutron, yang berarti mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan
elementer positif. Partikel α secara simbolik dinyatakan dengan simbol
He4.
2
Radionuklida yang mengalami peluruhan akan kehilangan dua proton
dan dua neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa peluruhan α ini
dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:
14
Z
XA →
YA-4 + α
Z-2
Contoh peluruhan partikel Alfa yang terjadi di alam adalah:
U238 →
+α
Th234
90
92
Sifat Radiasi Alfa
a. Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya
ionisasi partikel β dan 10.000 kali daya ionisasi sinar γ.
b. Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm
udara, bergantung pada energinya.
c. Partikel α akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
listrik.
d. Kecepatan partikel α bervariasi antara 1/100 hingga 1/10 kecepatan
cahaya.
2. Peluruhan Beta (β)
Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam
peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan
negatif (β-) atau bermuatan positif (β+). Partikel β- identik dengan
elektron sedangkan partikel β+ identik dengan elektron yang bermuatan
positif (positron). Pada diagram N-Z, peluruhan β- terjadi bila nuklida
tidak stabil berada di atas kurva kestabilan sedangkan peluruhan β+
terjadi bila nuklidanya berada di bawah kurva kestabilan.
Dalam proses peluruhan β- terjadi perubahan neutron menjadi proton di
dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai
persamaan inti berikut.
XA →
Z
Y A + β- + ν
Z+1
Contoh:
P32 →
15
S32 + β- + ν
16
15
Sedangkan dalam proses peluruhan β+ terjadi perubahan proton menjadi
neutron di dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan
sebagai persamaan inti berikut.
Z
XA →
YA + β+ + ν-
Z-1
Contoh:
O15 → 7N15 + β+ + ν-
8
Neutrino (ν+) dan antineutrino (ν-) adalah partikel yg tidak bermassa
tetapi berenergi yg selalu mengiringi peluruhan β.
Sifat Radiasi Beta
a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel α
b. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel α, di udara dapat
beberapa cm.
c. Kecepatan partikel β berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan
cahaya.
d. Karena sangat ringan, maka partikel β mudah sekali dihamburkan
jika melewati medium.
e. Partikel β akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan
listrik.
3. Peluruhan Gamma (γ)
Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak
menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena
radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang
elektromagnetik (foton). Peluruhap ini dapat terjadi bila energi inti atom
tidak berada pada keadaan dasar (ground state), atau pada bab
sebelumnya dikatakan sebagai inti atom yang isomer. Peluruhan ini dapat
terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva
kestabilan. Biasanya, peluruhan γ ini mengikuti peluruhan α ataupun β.
16
Peluruhan γ dapat dituliskan sebagai berikut.
XA∗ → ZXA + γ
Z
Salah satu contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan β
Co60 →
27
Ni60∗ →
28
Ni60∗ + β-
28
Ni60 + γ
28
Sifat Radiasi Gamma
a. Sinar y dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang
gelombang antara 0,005 Å hingga 0,5 Å
b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya
tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus
partikel α atau β
c. Karena tidak bermuatan, sinar γ tidak dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnit
B. Aktivitas Radiasi
Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa inti yang tidak
stabil akan berubah menjadi stabil dengan memancarkan radiasi (proses
peluruhan). Laju peluruhan - jumlah proses peluruhan per satuan waktu (∆
N/∆t) - sebanding dengan jumlah inti yang tidak stabil (N) dan suatu
konstanta yang disebut sebagai konstanta peluruhan (γ).
∆N
= λ⋅N
∆t
(III-1)
Aktivitas radiasi didefinisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi
dalam satu detik, atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri.
A = λ ⋅t
(III-2)
Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan
yang disebut sebagai hukum peluruhan yaitu:
17
N = N 0 ⋅ e − λ ⋅t
(III-3)
N adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat ini, N0 adalah jumlah inti
atom yang tidak stabil saat mula-mula, λ adalah konstanta peluruhan
sedangkan t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat ini.
Persamaan di atas dapat diubah menjadi bentuk aktivitas sebagai berikut.
A = A0 ⋅ e
− λ ⋅t
(III -4)
di mana A adalah aktivitas pada saat t, sedangkan A0 adalah aktivitas mulamula. Persamaan III-4 di atas dapat digambarkan dalam grafik eksponensial
yang menunjukkan hubungan antara aktivitas radioaktif terhadap waktu
(Gambar III-2).
Gambar III-2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi waktu
Satuan Aktivitas
Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan intemasional (SI) aktivitas radiasi
dinyatakan dalam satuan Beqcuerel (Bq) yang didefinisikan sebagai:
Aktivitas (A) 1 Bq = 1 peluruhan per detik
Aktivitas awal
Sebelum itu digunakan satuan Curie
(Ao) (Ci) untuk menyatakan aktivitas radiasi
yang didefinisikan sebagai:
1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik
dan satuan-satuan berkaitan yang lebih kecil yaitu mili Curie (mCi) dan micro
Curie (µCi),
1 mCi = 10-3 Ci
1 µCi = 10-6 Ci
Waktu
C. Waktu Paro
Waktu paro (T1/2) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar
aktivitas
suatu
radioaktif
menjadi
separuhnya
setiap
radionuklida
18
mempunyai waktu paro yang unik dan tetap. Sebagai contoh, Co-60
mempunyai waktu paro 5,27 tahun dan Ir-192 adalah 74 hari.
Gambar III-3: Hubungan antara aktivitas radioaktif dan waktu paro
Nilai waktu paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan
berikut ini.
T1 / 2 =
0,693
λ
(III-5)
Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu
radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis
Aktivitas (A)
Aktivitas
(III-4). Bila selang waktunya
sama dengan satu kali T1/2 maka aktivitasnya
awal (Ao)
tinggal 0,5 nya, sedang kalau dua kali T1/2 , maka aktivitasnya tinggal 0,25
nya, dan seterusnya. Dapat juga menggunakan hubungan berikut ini.
A = ( 1 2 ) ⋅ A0
n
½ Ao
n=
t
T 12
(III-6)
¼ Ao
t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat pengukuran,
T½
2T½
sedangkan T 12 adalah waktu paro radionuklida.
Waktu (t)
CONTOH SOAL
1. Sumber Ir-192 mempunyai aktivitas 100 MBq pada tanggal 1 Januari
1999. Berapa aktivitasnya pada tanggal 28 Mei 1999 jika 1r-192
mempunyai waktu paro T 12 = 74 hari?
Jawab:
Selang waktu t = 1 Januari - 28 Mei 1999 = 148 hari
n = 148 / 74 = 2
A = ( 1 2 ) ⋅ 100 MBq
= 25MBq
2
19
Jadi aktivitas Ir-192 pada tanggal 28 Mei ‘99 adalah 25 MBq.
2. Suatu bahan radioaktif mempunyai aktivitas 100 MBq pada pukul 08.00
WIB Sedangkan pada pukul 14.00 WIB aktivitasnya tinggal 25 MBq.
Berapa waktu paro T 12 bahan radioaktif tersebut?
Jawab:
Ao = 100 MBq, A(t) = 25 MBq, dan waktu t = 6 jam.
Setelah 6 jam aktivitasnya tinggal 25 / 100 =
1
4
kali yang berarti telah
mencapai 2 kali T 12 .
2 x T 12 = 6 Jam, maka T 12 = 3 jam.
20
D. Aktivitas Jenis
Aktivitas jenis radioaktif (Asp) didefinisikan sebagai aktivitas dari satu gram
zat radioaktif tersebut, biasanya dinyatakan dalam satuan Ci/gram. Makin
pendek waktu paro unsur radioaktif, makin besar aktivitas jenisnya.
Asp = λ × N sp
N sp =
(III-7)
6,02 × 1023
A
(III-8)
Asp adalah jumlah atom dalam satu gram zat radioaktif, sedang A adalah
nomor massanya.
CONTOH SOAL
Aktivitas jenis Ra-226 yang mempunyai waktu paro 1620 tahun adalah:
0,693
6,02 × 10 23
⋅
1620 × 365 × 24 × 3600
226
Asp = 0,97Ci / gram
Asp =
E. Skema Peluruhan
Proses peluruhan suatu radionuklida dari keadaan tidak stabil menjadi stabil
ternyata menempuh tahapan tertentu yang dapat digambarkan dalam suatu
skema peluruhan. Gambar berikut ini menunjukkan dua contoh yaitu skema
peluruhan
dan Co-60.
Cs137 Cs-137
(T ½ = 30 tahun)
55
Co60
27
(T ½ = 5,26 tahun)
βGambar
(95%) III.4. Skema Peluruhan Cs-137 dan Co-60
β1 (99%)
1
0,6616 MeV
2,5057 MeV
γ1
γ (85%)
Terlihat
perjalanannya menuju
β2 dari
(5%) skema peluruhan di atas bahwa dalam
β2 (5%)
1,3325 MeV
stabil Cs-137 memancarkan0,0 2MeVjenis radiasi β- dan sebuah radiasi
γ,
γ2
Ba137
0,0 MeV
56
21
Ni60 (stabil)
28
sedangkan Co-60 memancarkan 2 jenis radiasi β- dan 2 jenis radiasi γ. Dari
skema peluruhan tersebut juga dapat diketahui tingkat energi dari setiap
radiasi
yang
dipancarkan
maupun
probabilitas
jumlah
(kuantitas)
pancarannya.
LATIHAN
1. Tiga jenis peluruhan secara spontan dari suatu nuklida adalah sebagai
berikut, kecuali
a. alfa
b. Beta
c. gamma
d. neutron
2. Suatu radionuklida ZPA memancarkan radiasi α, maka reaksi inti pada
proses tersebut:
a.
Z
b.
Z
p A →Z + 2 P A + α
p A →Z − 2 P A+ 4 + α
c.
Z
p A →Z − 2 P A− 4 + α
d. Z p A + α → Z + 2 P A + 4
3. Setiap radionuklida mempunyai :
a. waktu paro yang unik
b. waktu paro dan aktivitas yang sama
c. waktu paro dan spektrum energi yang unik
d. tidak ada jawaban yang benar
4. Yang dimaksud dengan waktu paro (half life) adalah:
a. waktu yang diperlukan agar aktivitas zat radioaktif bertambah
separonya
b. waktu yang diperlukan aktivitas zat radioaktif bertambah menjadi dua
kalinya
c. waktu yang diperlukan aktivitas zat radioaktif berkurang menjadi
separonya
d. waktu yang diperlukan untuk menurunkan aktivitas radiasi
5. Suatu zat radioaktif dengan waktu paro pendek akan menyebabkan:
a. konstanta peluruhannya besar dan lambat meluruhnya
b. konstanta peluruhannya kecil dan cepat meluruhnya
c. konstanta peluruhannya tetap dan aktivitasnya tetap
d. konstanta peluruhannya besar serta lebih cepat meluruhnya
22
6. Waktu paro Au-198 adalah 2,70 hari. Kalau aktivitas awal 35 curie,
berapakah aktivitasnya setelah 8,1 hari kemudian dinyatakan dalam persen?
a. 7,5 %
b. 12,5%
c. 15%
d.8%
7. Pengukuran aktivitas radiasi dua sumber radiasi sesuai data dibawah ini:
Waktu
Aktivitas Sumber A
Aktivitas S umber B
Senin, jam 8.00
300 Ci
200 Ci
Kamis, jam 8.00
150 Ci
25 Ci
Selisih waktu paro kedua sumber radiasi tersebut:
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 4 hari
8. Berapakah jumlah radiasi gamma dengan energi 1,332 Mev yang akan
dipancarkan per detik oleh nuklida Co-60 dengan aktivitas 10.000 Bq?
a. 1,99 x 10.000
b. 0,99 x 10.000
c. 10.000
d. 0,01 x 10.000
9. Apa yang dimaksud dengan daya ionisasi suatu partikel?
10. Berapakah muatan listrik untuk partikel α, partikel β dan foton γ?
11. Mengapa radiasi α dan β dibelokkan oleh medan magnet?
12. Sebutkan 3 sifat radiasi α, β dan γ!
Jawaban:
l. d
2. c
3. c
4. c
5. d
6. b
7. b
8. b
9. Kemampuan suatu partikel untuk mengionisasi atom yang dilewatinya.
10. - muatan listrik partikel α = +2
-
muatan listrik partikel β = -1 atau + 1
-
muatan foton γ = 0
11. Karena radiasi α dan β bermuatan listrik
12. Sifat radiasi α:
-
Daya ionisasi lebih besar dari daya ionisasi α dan γ. Partikel α
merupakan inti Helium
-
Daya tembusnya lebih kecil dari radiasi β dan γ.
Sifat radiasi β:
23
-
Daya ionisasinya lebih kecil dari sinar α tetapi lebih besar dari sinar γ
-
Daya tembusnya lebih besar dari sinar α tetapi lebih kecil dari sinar γ
-
Mudah dihamburkan jika melewati medium
Sifat radiasi γ:
-
Daya ionisasinya lebih kecil dari sinar β
-
Daya tembusnya lebih besar
-
Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik
24
RANGKUMAN BAB III
1. Dikenal tiga jenis peluruhan spontan yaitu peluruhan alfa, peluruhan beta,
dan peluruhan gamma.
2. Dalam peluruhan α akan dipancarkan partikel α yang identik dengan inti
atom Helium, bermuatan dua positif dan bermassa 4 sma. Nuklida yang
meluruh akan kehilangan dua proton dan dua neutron, sehingga membentuk
nuklida baru.
3. Dalam peluruhan β, terjadi perubahan neutron menjadi proton di dalam
nuklida yang meluruh sehingga berubah menjadi nuklida baru.
Sebaliknya dalam peluruhan β+, terjadi perubahan proton menjadi neutron.
Partikel β identik dengan elektron sedang β+ identik dengan positron
(elektron yang bermuatan positif).
4. Peluruhan gamma terjadi pada nuklida yang dalam keadaan tereksitasi
(isomer). Nuklida yang mengalami peluruhan gamma tidak berubah
menjadi nuklida baru.
5. Radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan spontan berupa partikel
bermuatan seperti partikel α dan β atau gelombang elektromagnetik seperti
sinar γ.
6. Radionuklida meluruh mengikuti persamaan eksponensial berikut
A = A0 ⋅ e − λ ⋅t
7. Waktu paro dapat digunakan untuk menentukan laju peluruhan (aktivitas)
suatu zat radioaktif. Waktu paro merupakan waktu yang diperlukan
sehingga jumlah inti atom yang tidak stabil (atau aktivitas) berkurang
menjadi separuhnya.
25
BAB IV
INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI
Pada bagian ini akan dibahas interaksi yang terjadi antara radiasi dengan materi
yang dilaluinya. Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan atas tiga jenis
radiasi yaitu radiasi partikel bermuatan, seperti radiasi α dan β radiasi partikel
tidak bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi gelombang elektromagnetik,
seperti radiasi γ dan sinar-X.
A. Interaksi Partikel Alfa
Dibandingkan dengan radiasi yang lain, partikel α secara fisik maupun
elektrik relatif besar. Selama melintas di dalam bahan penyerap, partikel α
ini sangat mempengaruhi elektron-elektron orbit dari atom-atom bahan
penyerap karena, adanya gaya Coulomb. Oleh karena itu, radiasi α sangat
mudah diserap di dalam materi atau daya tembusnya sangat pendek. Radiasi
α yang mempunyai energi 3,5 MeV hanya dapat menembus 20 mm udara
atau hanya dapat menembus 0,03 mm jaringan tubuh.
lnteraksi radiasi α dengan materi yang dominan adalah proses ionisasi dan
eksitasi. lnteraksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah reaksi
inti, yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom
yang lain, biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil.
1. Proses Ionisasi
Ketika radiasi α (bermuatan positif) melalui materi maka terdapat
beberapa elektron (bermuatan negatif) yang akan terlepas dari orbitnya
ElektronProses terlepasnya elektron dari
karena adanya gaya tarik Coulomb.
lepas
suatu atom dinamakan sebagai proses ionisasi.
Radiasi, E0
Radiasi, Ei
Inti
Gambar IV.1: Proses ionisasi
Lintasan
elektron
26
Elektron
Energi radiasi setelah melakukan sebuah proses ionisasi (E0) akan lebih
kecil dibandingkan dengan energi mula-mula (Ei), berkurang sebesar
energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses ionisasi. Setelah
terjadi ionisasi maka atomnya akan bermuatan positif dan disebut sebagai
ion positif. Setelah melalui beberapa kali (beribu-ribu) proses ionisasi,
maka energi radiasinya akan habis.
2. Proses Eksitasi
Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya dalam proses
eksitasi, elektron tidak sampai lepas dari atomnya hanya berpindah ke
lintasan yang lebih luar.
Gambar IV.2. Proses eksitasi
Radiasi, E0
Elektron energi radiasi setelah melakukan proses
Sebagaimana proses ionisasi,
pindah
eksitasi (E0) juga berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk
melangsungkan
proses
eksitasi.
Inti
Energi
yang
melakukan eksitasi tidak sebesar energi yang
dibutuhkan
Lintasan
elektron
dibutuhkan
untuk
untuk
Radiasi, E1
mengionisasi. Setelah
melakukan beberapa kali (beribu-ribu) proses
eksitasi, maka energi radiasinya akan habis.
Elektron
Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses
transisi elektron dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam
dengan memancarkan radiasi sinar-X karakteristik.
B. Interaksi Partikel Beta
Dibandingkan dengan partikel alfa, massa dan muatan partikel beta lebih
kecil sehingga kurang diserap oleh materi atau daya tembusnya lebih besar.
Sinar-X
Bremstrahlung
Partikel beta dengan energi sebesar 3,5 MeV dapat melintas
di udara sejauh
11 meter atauPartikel
dapat mencapai
jarak sekitar 15 mm) di dalam jaringan tubuh.
β
Interaksi radiasi β dengan materi adalah proses ionisasi dan eksitasi
Lintasan
elektron
Elektron
Inti Atom
27
sebagaimana radiasi α, serta proses bremstrahlung, yaitu pemancaran radiasi
gelombang elektromagnetik (sinar-X kontinyu) ketika radiasi β, dibelokkan
atau diperlambat oleh inti atom yang bermuatan positif. Ukuran partikel β
jauh lebih kecil dan kecepatannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
partikel α sehingga partikel β dapat "masuk" mendekati inti atom.
Gambar IV.3. Proses terbentuknya Sinar-X bremstrahlung
Fraksi energi (f) dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan dapat
ditentukan menggunakan persamaan empiris berikut ini.
f = 3,5 x10−4 ⋅ Z ⋅ Emaks
(IV-1)
dengan Z adalah nomor atom bahan penyerap sedangkan Emaks adalah energi
maksimum dari partikel beta (dalam Me V).
Dari persamaan (IV -1) di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Energi partikel β yang lebih besar akan menghasilkan radiasi
bremstrahlung yang lebih besar.
2. Semakin besar nomor atom bahan penyerap (semakin berat) akan
menghasilkan radiasi sinar-X yang lebih besar pula.
LATIHAN
1. Sebutkan nama dari masing-masing
proses di bawah ini.
1. Sebutkan interaksi yang terjadi di bawah ini:
-
Proses terlepasnya elektron dari atomnya.
-
Proses transisi elektron ke orbit yang lebih tinggi.
-
Proses transisi elektron ke orbit yang lebih rendah.
-
Proses terbentuknya sinar-X karena partikel β dibelokkan oleh inti
atom.
2. Tentukan fraksi energi dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan oleh
radiasi β dari P-32 (Emaks = 1,7 MeV) ketika mengenai timah hitam (Z =
82).
Jawaban:
28
1. Ionisasi; eksitasi; de-eksitasi; bremstrahlung.
2. 7 %.
C. Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X
Sinar γ dan sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang
berarti tidak mempunyai massa maupun muatan listrik. Oleh karena itu,
sinar γ dan sinar-X sangat sulit untuk diserap oleh materi, atau daya
tembusnya sangat besar. Proses interaksi antara sinar γ dan sinar-X dengan
materi adalah efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan.
Probabilitas terjadinya antara tiga proses tersebut sangat ditentukan oleh
energi radiasi dan jenis materi (nomor atom) penyerapnya.
Gambar IV-4: Probabilitas interaksi atom dengan materi
1. Efek Fotolistrik
Pada efek fotolistrik, enegi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga
elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan dalam
Nomor
prosesAtom
ini, disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energi foton
100
yang mengenainya.
Efek
Produksi
Fotolistrik
dominan
Pasangan
dominan
Efek fotolistrik sangat dominan terjadi bila foton berenergi rendah di
Fotoelektron
bawah 0,5 Me50V dan lebih banyak terjadi pada material
dengan Z yang
Gelombang
(berenergi)
besar.Elektromagnet
Sebagai contoh efek fotolistrik
lebih banyak terjadi pada timah
Efek
Compton
hitam (Z=82) daripada tembaga (Z=29).
dominan
0
Lintasan
0
elektron
0,1
1
10
100
Energi Foton (MeV)
Inti Atom
29
Elektron
Gambar IV-5: Efek Fotolistrik
2. Hamburan Compton
Gelombang Gambar IV-6: Hamburan Compton
Elektromagnet,
Ei=hνi
Fotoelektron
(berenergi)
Pada hamburan Compton, foton dengan energi hνi bertumbukan dengan
Eo=hνo
elektron terluar
Lintasandari atom, selanjutnya foton dengan energi hν0
elektron
dihamburkan
dan sebuah fotoelektron
lepas dari ikatannya. Energi
Inti Atom
kinetik elektron (Ee) sebesar selisih energi foton masuk dan foton keluar.
Elektron
Ee = hvi − hv0
(IV -2)
Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton berenergi sedang
(di atas 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang
rendah.
30
3. Produksi Pasangan
Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang hνi lebih
besar dari 1,02 MeV. Ketika foton "sampai" ke dekat inti atom maka
foton tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektronpositron. Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi
bermuatan positif. Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama
dengan energi foton yang datang dikurangi 1,02 MeV.
Ee + + Ee − = hvi − 1.02 Mev
(IV -3)
Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee- energi kinetik elektron.
GelombangGambar IV.7. Produksi Pasangan
Elektromagnet
Elektron
4. Ionisasi Tidak Langsung
Lintasan
elektron
Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik
tersebut Positron
diatas terlihat
Inti Atom
bahwa semua interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau
positron) yang berenergi.Elektron
Elektron atau positron yang berenergi tersebut
dalam pergerakannya akan mengionisasi atom-atom bahan yang
dilaluinya sehingga dengan kata lain, gelombang elektromagnetik juga
dapat mengionisasi bahan tetapi secara tidak langsung.
5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan (α atau β), daya tembus
radiasi gamma dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap,
secara keseluruhan.
Gambar IV.8. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Io
Bahan
Penyerap
Ix
31
x
Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (Io) dan intensitas yang
diteruskan (Ix) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai
berikut.
I x = I 0 ⋅ e −µ ⋅x
(IV-4)
µ adalah koefisien serap linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinarX. µ sangat dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan
densitas (ρ) serta energi radiasi yang mengenainya. Nilai tebal bahan
penyerap bisa dalam satuan panjang (mm; cm) ataupun dalam satuan
massa persatuan luas (gr/cm2).
TerIihat bahwa persamaan (IV-4) di atas merupakan persamaan
eksponensial seperti persamaan peluruhan radioaktif sehingga dapat
digambarkan sebagai berikut.
GambaI IV.9. Kurva intensitas radiasi yang diteruskan oleh bahan penyerap
Bila pada peluruhan nuklir radioaktif dikenal istilah waktu paro, disini
terdapat istilah tebal paro (HVL = half value layer) yaitu tebal bahan
yang dapat menyerap separo dari intensitas mula-mula atau intensitas
yang diteruskan tinggal separonya. Istilah lain adalah TVL (tenth value
layer) yaitu tebal bahan yang dapat menyerap 90% intensitas mula-mula
atau intensitas yang diteruskan tinggal sepersepuluh (10%) nya. Nilai
HVL danI TVL suatu bahan ditentukan dari koefisien serap linier (µ) nya
Intensitas,
Intensitas
x
awal (Io)
dengan persamaan berikut.
HVL =
0,693
2,303
; TVL =
µ
µ
(IV -5)
½ Io
Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui
suatu bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan
konsep HVL dan TVL ini dibandingkan harus menggunakan persamaan
1/10
Io
dasarnya (IV-4).
HVL
TVL
Tebal, x
32
I x = ( 1 2 ) I 0 ; I x = ( 110 ) I 0
n
m
(IV-6)
n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL (x /
TVL).
Prinsip-prinsip tersebut diterapkan di dalam merancang tameng radiasi
(radiation shielding). Dengan bahan yang telah diketahui koefisien
atenuasinya, kita bisa menghitung berapa ketebalan yang diperlukan agar
intensitas radiasi bisa diturunkan ke level yang kita kehendaki.
LATIHAN
1. Sebutkan tiga prinsip interaksi atom!
2. a. Yang mana di antara ketiga proses tersebut di atas yang dominan
terjadi apabila energi fotonnya lebih dari 1,02 MeV?
c. Sementara itu, mana di antara ketiga proses tersebut yang dominan
pada energi foton yang rendah ?
Jawaban:
1. Efek fotolistrik, Efek Compton, Produksi pasangan
2. a. Efek produksi pasangan
b. Efek fotolistrik
D. Faktor Penambahan (Build-up Factor)
Sebagaimana telah diuraikan di depan, bahwa seseorang bisa mengurangi
intensitas dari gelombang elektromagnet (gamma, sinar-X) dengan
memanfaatkan bahan yang mempunyai koefisien atenuasi tertentu sebagai
tameng. Mengacu pada Gambar IV-8 dan persamaan IV-4, intensitas radiasi
I0 yang melalui bahan dengan koefisien atenuasi μ dan ketebalan X akan
berkurang menjadi Ix = I0 e-( μX). Artinya, secara teori semakin tebal bahan
tameng dan semakin tinggi harga μ, semakin tajam penurunan intensitas
radiasinya.
33
Namun demikian, pada kenyataannya semakin tebal bahan tameng, semakin
kompleks interaksi yang terjadi di dalamnya, sehingga timbul kemungkinan
penambahan radiasi sebagai akibat interaksi tersebut. Dalam hal ini dikenal
istilah ”Faktor Penambahan” (Build-up Factor), B yang nilainya
tergantung pada energi radiasi dan jenis bahan tameng. Tabel IV.1
memberikan contoh nilai-nilai B untuk bahan Besi (Fe) dan Timbal (Pb).
Dengan adanya faktor penambahan B, maka intensitas radiasi gelombang
elektoromagnet yang melewati bahan menjadi:
Ix = I0 B e-μx
(IV-7)
Dengan B adalah faktor penambahan.
Tabel IV.1. Faktor Penambahan, B untuk radiasi searah
Bahan
E0,
1
2
4
7
10
15
0.5
2.07
2.94
4.87
8.31
12.4
20.6
1.0
1.92
2.74
4.57
7.81
11.6
18.9
2.0
1.69
2.35
3.76
6.11
8.78
13.7
3.0
1.58
2.13
3.32
5.26
7.41
11.4
4.0
1.48
1.90
2.95
4.61
6.46
9.92
6.0
1.35
1.71
2.48
3.81
5.35
8.39
8.0
1.27
1.55
2.17
3.27
4.58
7.33
10.0
1.22
1.44
1.95
2.89
4.07
6.70
0.5
1.24
1.39
1.63
1.87
2.08
1.0
1.38
1.68
2.18
2.80
3.40
4.20
2.0
1.40
1.76
2.41
3.36
4.35
5.94
3.0
1.36
1.71
2.42
3.55
4.82
7.18
4.0
1.28
1.56
2.18
3.29
4.69
7.70
6.0
1.19
1.40
1.87
2.97
4.69
9.53
8.0
1.14
1.30
1.69
2.61
4.18
9.08
10.0
1.11
1.24
1.54
2.27
3.54
7.70
MeV
Besi
Timbal
μ ox
34
E. Tameng Berlapis Banyak
Prinsip penghitungan tebal tameng yang dibicarakan sebelumnya adalah
tameng dengan bahan lapisan tunggal (single layer). Pada prakteknya,
sering dijumpai penggunaan tameng dengan kombinasi beberapa lapisan
yang berbeda (multilayered shields), seperti ditunjukkan pada Gambar
IV.10 di bawah ini.
μ2 lapisan ganda
Gambar IV.10.μTameng
dengan
1
Io
Dari
Gambar
IV.10
terlihat
bahwa
I
intensitas
radiasi
I2
gelombang
elektromagnet yang melewati bahan 1 akan
1 berkurang dari I0 menjadi I1 dan
X1berkurangX2lagi menjadi I2 yang bisa dihitung
setelah melewati bahan 2 akan
dengan persamaan berikut ini.
I1 = I0 e-μ x
(IV-8)
I2 = I1 e-μ x
(IV-9)
1 1
2 2
atau dengan persamaan gabungan:
I2 = I0 e-(μ x
1 1
+ μ2x2 )
(IV-10)
F. Interaksi Radiasi Neutron
Berbeda dengan radiasi α, β dan γ, radiasi neutron memang tidak dihasilkan
dari proses peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari proses reaksi
fisi, misalnya di reaktor nuklir, atau dari neutron generator (akselerator
ataupun zat radioaktif).
Neutron merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan
listrik sehingga interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik,
yaitu tumbukan antara neutron dengan atom (inti atom) bahan penyerap,
baik secara elastik maupun tak elastik. Setiap tumbukan dengan materi akan
menyerap energi neutron sehingga setelah beberapa kali tumbukan maka
energi neutron akan "habis". lnteraksi lain yang mungkin muncul --- bila
35
energi neutron sudah sangat rendah --- adalah reaksi inti atau penangkapan
neutron oleh inti atom bahan penyerap.
1. Tumbukan Elastik
Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikelpartikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan
elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron
diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut
terpental sedangkan neutronnya dibelokkan atau dihamburkan.
Gambar IV.11. Peristiwa tumbukan elastik
Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai
Neutron
Atom
massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya
atom Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom
tumbukan)
tersebut(Sebelum
cukup besar.
(Setelah tumbukan)
2. Tumbukan Tak Elastik
Proses tumbukan tak elastik sebenamya sama saja dengan tumbukan
elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. lni
terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari
massa neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya
bergetar, sedang neutronnya terhamburkan.
Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang
ditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi
neutron tidak banyak berkurang. Oleh karena itu, bahan yang
mengandung atom-atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagai
penahan radiasi neutron.
Neutron
Atom
(Sebelum tumbukan)
36
(Setelah tumbukan)
Gambar IV.12. Peristiwa tumbukan non-elastik
3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)
Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai
neutron termal (En ≤ 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa
neutron tersebut akan "ditangkap" oleh inti atom bahan penyerap
sehingga mambentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom
yang tidak stabil, yang memancarkan radiasi, misalnya α, β atau γ.
Peristiwa ini disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu rnengubah
bahan yang stabil menjadi bahan radioaktif.
Gambar IV.13. Peristiwa penangkapan neutron
Neutron
Radiasi
Atom
(Sebelum tumbukan)
(Setelah tumbukan)
Pada atom tertentu, penangkapan neutron diikuti dengan peristiwa pecahnya
inti atom (reaksi fisi) yang disertai dengan pembentukan 2 buah inti atom baru,
pelepasan energi panas dan pelepasan 2 ~ 3 buah neutron baru.
Di dalam reaktor nuklir, energi panas bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit
listrik, sedangkan neutron yang baru digunakan untuk mempertahankan reaksi
fisi (reaksi berantai). Atom-atom yang bisa mengalami peristiwa ini adalah: U235, Pu-239, Th-233, dan sebagainya.
LATIHAN
1. Sebutkan tingkat energi dari tipe neutron di bawah ini:
a. termal
b. sedang
c. cepat
2. Isilah titik-titik berikut ini:
a. Dalam mekanisme ………., total energi sebelum tumbukan sama
dengan setelah tumbukan.
b. Dalam mekanisme ………., neutron berturnbukan dengan target yang
lebih besar;
37
c. Sedangkan dalam mekanisrne ………., neutron "masuk" 'ke dalam inti,
sehingga rnenghasilkan inti radibaktif.
Jawaban:
1.
a. E ≤ 0,025 eV
b. 0,025eV < E < 0,10 MeV
c. E ≥ 0,10 MeV
2.
a. Tumbukan elastik
b. Tumbukan tak elastis
c. Reaksi inti atau penangkapan neutron.
Rangkuman Bab IV
1. Ionisasi adalah proses terlepasnya elektron dari atom sehingga terbentuk
pasangan ion.
2. Radiasi pengion adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi,
baik secara langsung (radiasi α dan β) maupun secara tidak langsung
(radiasi γ dan neutron).
3. Eksitasi adalah proses perpindahan elektron dari suatu orbit (lintasan)
tertentu ke orbit yang lebih luar (energi lebih tinggi). Sebaliknya adalah
proses de-eksitasi yaitu perpindahan elektron dari suatu orbit ke orbit yang
lebih dalam dengan memancarkan sinar-X karakteristik.
4. Radiasi α disebut sebagai radiasi pengion kuat, radiasi β disebut sebagai
radiasi pengion sedang, dan radiasi γ dan sinar-X disebut sebagai radiasi
pengion yang lemah.
5. Daya tembus radiasi α sangat pendek, radiasi β sedang dan radiasi γ dan
sinar-X sangat jauh.
6. Radiasi beta yang dibelokkan oleh medan listrik dari inti atom akan
menghasilkan sinar-X bremstrahlung.
7. Fraksi energi radiasi beta yang berubah menjadi bremstrahlung sebanding
dengan energi maksimal partikel beta dan nomor atom bahan.
8. lnteraksi sinar γ dan sinar-X dengan materi adalah efek fotolistrik, efek
Compton, dan produksi pasangan.
9. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika
38
atom menyerap seluruh energi foton yang mengenainya.
10. Efek Compton adalah peristiwa terlepasnya elektron dari orbitnya ketika
atom
menyerap
sebagian
energi
foton
yang
mengenainya
dan
menghamburkan sebagian energi lainnya.
11. Produksi pasangan adalah terbentuknya pasangan elektron dan positron
ketika energi foton diserap seluruhnya oleh pengaruh medan inti atom.
12. lnteraksi neutron dengan materi adalah proses tumbukan elastik, tak elastik
dan reaksi inti (penangkapan neutron).
13. Tumbukan elastik terjadi bila neutron menumbuk bahan dengan nomor
atom rendah, misalnya Hidrogen. Tumbukan tak elastis terjadi bila neutron
menumbuk bahan dengan nomor atom yang lebih besar.
14. Reaksi inti atau penangkapan neutron oleh inti atom mungkin terjadi bila
energi neutron sudah sangat lemah (neutron termal dengan energi < 0,025
eV).
39
BAB V
SUMBER RADIASI
Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi alam
yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang
sengaja dibuat oleh manusia. Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi
alam disebut radiasi latar belakang (radiasi latar). Pada bab ini akan dibahas
beberapa macam sumber radiasi alam dan prinsip kerja secara umum dari
beberapa sumber radiasi buatan.
A. Sumber Radiasi Alam
Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini
merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja
di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang
diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama, berikut:
-
sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar
tata surya kita,
-
sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,
-
sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri.
1. Sumber Radiasi Kosmik
Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang
antar bintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan
sinar yang berenergi tinggi (1017 eV) dan berinteraksi dengan inti atom
stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22
dan H-3. Radionuklida yang terjadi karena interaksi dengan radiasi
kosmik ini disebut radionuklida cosmogenik.
Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh
manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada
40
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila
posisinya semakin tinggi. Tinggi radiasi yang diterima seseorang juga
bergantung pada garis lintangnya di bumi, karena radiasi kosmik ini
dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena medan magnet bumi di
daerah kutub lebih kuat, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil
daripada di daerah katulistiwa.
2. Sumber Radiasi Terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida didalam
kerak bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionulida yang disebut
primordial dengan waktu paro berorde milyar (109) tahun. Radionuklida
ini ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak
bumi terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari
U-238 sampai dengan Pb-206 stabil; deret Aktinium, yaitu mulai dari U235 sampai dengan Pb-207; dan deret Thorium, mulai dari Th-232
sampai dengan Pb-208. Dalam setiap proses peluruhan berantai di atas
dipancarkan berbagai jenis energi (α, β dan γ) dengan berbagai tingkatan
energi.
Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas
sehingga bisa menyebar ke mana-mana. Tingkat radiasi yang diterima
seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-beda dari satu tempat ke
tempat lain bergantung kepada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak
bumi. Ada beberapa tempat di bumi ini yang memiliki tingkat radiasi di
atas rata-rata seperti Pocos de Caldas dan Guarapari (Brazil), Kerala dan
Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).
41
3. Sumber Radiasi di dalam Tubuh
Sumber radiasi alam lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh
manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak
dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima
dari radionuklida C-14, H-3, K-40, Radon. Selain itu masih ada sumber
lain seperti Pb-210 dan Po-210 yang banyak berasal dari ikan dan
kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.
B. Sumber Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan mulai diproduksi pada abad ke 20, yaitu sejak
diketemukannya sinar-X oleh W. Roentgent. Saat ini sudah banyak sekali
jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif, pesawat
sinar-X, reaktor nuklir maupun akselerator.
1. Zat Radioaktif
Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh
manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif
dengan neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau
berdasarkan penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel
atau ion cepat (didalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya
akselerator, siklotron). Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis
radiasi alfa, beta, gamma dan neutron.
a. Pemancar Alfa
Salah satu contoh reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida
pemancar alfa adalah:
13
Al 27 + 0 n1 →11 Na 24 + α
42
Salah satu aplikasinya adalah untuk menghasilkan radiasi neutron
melalui reaksi (α,n), radionuklida yang sering dipakai adalah Ra-226,
Po-210, Pu-239 dan Am-241.
b. Pemancar Beta
Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan
partikel neutron pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor
nuklir didapatkan berbagai macam pemancar beta. Energi radiasi beta
bersifat kontinu. Pemancar beta sering digunakan dalam kedokteran
dan juga dalam industri untuk mengukur ketebalan materi. Pemancar
beta yang sering digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-90,
P-32, Re-188, sedangkan untuk industri yang sering digunakan adalah
Sr-90, P-32, TI-208.
Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah
14
Si 31 + 0 n1 →15 P 32 + β −
c. Pemancar Gamma
Sebenarnya jarang sekali sumber radioaktif yang hanya memancarkan
radiasi gamma saja, karena radiasi gamma biasanya mengikuti proses
peluruhan α atau β.
Berikut ini adalah contoh sebuah reaksi inti untuk menghasilkan
radionuklida pemancar β dan γ:
27
Co 59 + 0 n 1 → 28 Ni 60 + β − + γ
Dalam pemakaiannya, pemancar gamma beraktivitas tinggi sering
digunakan sebagai sumber radiasi di rumah sakit dan industri.
Irradiator banyak diguakan di rumah sakit (irradiator Co-60 dan Cs137) dan dalam industri (irradiator Co-60).
43
d. Pemancar Neutron
Radiasi neutron dapat dihasilkan dengan interaksi antara radiasi α
dengan bahan yang dapat melangsungkan reaksi (α,n) seperti unsur
Be.
Sumber neutron ini merupakan campuran antara unsur Be dengan
unsur radioaktif pemancar α, misalnya Am-241 yang dibungkus
dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi reaksi sebagai berikut.
95
4
Am 241 →93 Np 237 + α
Be9 + α →6 C12 + n
2. Pesawat Sinar-X
Secara sederhana proses terbentuknya radiasi sinar-X pada pesawat sinarX adalah seperti gambar di bawah ini.
Tegangan Tinggi
Pemanas
Katoda
Kaca penutup
Sinar-X
Target (anoda)
Gambar V-1: Konstruksi pesawat sinar-X
Proses pembentukan sinar- X pada pesawat sinar- X adalah sebagai
berikut:
1. Arus listrik akan memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan
elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).
2. Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan
44
menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda.
3. Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan
elektron-elektron (berkas elektron) menuju target.
4. Ketika berkas elektron menabrak target akan terjadi proses eksitasi
pada
atom-atom
target,
sehingga
akan
dipancarkan
sinar-X
karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron sehingga
akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.
5. Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan
bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui jendela (window).
6. Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian
besar energi pada saat elektron menumbuk target akan berubah
menjadi panas.
Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh
pesawat sinar-X terdiri atas sinar-X karakteristik yang bersifat "diskrit"
dan sinar-X bremstrahlung yang bersifat kontinu.
Perhatikan gambar spektrum energi sinar-X berikut ini.
Intensitas, Ix
Karakteristik
Bremstrahlung
Panjang Gelombang, λ
Gambar V.2. Spektrum energi sinar-X
45
Terdapat dua pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar-X yaitu
pengaturan arus berkas elektron (mA) yaitu dengan mengatur arus
filamen dan pengaturan tegangan di antara anoda dan katoda (kV).
Pengaturan arus filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron
yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga
mempengaruhi intensitas sinar-X. Semakin besar mA akan menghasilkan
intensitas sinar-X yang semakin besar. Pengaturan tegangan kV akan
menyebabkan perubahan "gaya tarik" anoda terhadap elektron sehingga
kecepatan elektron menuju (menumbuk) target akan berubah. Hal ini
menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X yang dihasilkan akan
mengalami perubahan. Semakin besar kV akan menghasilkan energi dan
intensitas sinar-X yang semakin besar.
3. Akselerator
Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel
bermuatan (ion atau elektron). Partikel bermuatan, misalnya proton atau
elektron, dipercepat menggunakan medan listrik dan medan magnit
sehingga mencapai kecepatan yang sangat tinggi.
Partikel yang telah mempunyai kecepatan sangat tinggi yang dipancarkan
oleh akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya
untuk memproduksi zat radioaktif dengan proton berenergi tinggi,
memproduksi sinar-X berenergi tinggi dengan elektron yang dipercepat,
dan juga dapat menghasilkan radiasi neutron dengan mempercepat ion
deuterium (1H2).
Dua contoh akselerator yang banyak digunakan adalah akselerator linier
(LINAC = linear accelerator) yang mempunyai lintasan garis lurus dan
siklotron (cyclotron) yang mempunyai lintasan berbentuk lingkaran.
Untuk membedakannya dengan zat radioaktif, akselerator dan pesawat
sinar-X sering disebut sebagai pembangkit radiasi.
46
4. Reaktor Nuklir
Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan
inti dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
X + n1 → Y1 + Y2 + nc + Q
Suatu inti atom X yang dapat belah (fisil) seperti U-235 ketika ditembak
dengan neutron termal (n1) akan membelah menjadi dua inti radioaktif Y1
dan Y2 . Dalam reaksi pembelahan tersebut juga dilepaskan 2 atau 3 buah
neutron cepat (nc) dan sejumlah energi panas (Q). Oleh karena Y1 dan Y2
merupakan inti-inti yang aktif maka dalam proses tersebut juga
dipancarkan berbagai macam radiasi (α, β dan γ).
Dari mekanisme pembelahan (reaksi fisi) di atas terlihat bahwa setiap
reaksi akan menghasilkan lebih dari satu neutron cepat baru, yang bila
energinya dapat diturunkan menjadi neutron termal, akan menyebabkan
reaksi pembelahan inti dapat belah yang lainnya. Proses ini berlangsung
terus-menerus dan disebut sebagai proses reaksi berantai (chain
reaction). Dalam reaktor nuklir, proses reaksi berantai ini dikendalikan
secara cermat sedangkan pada bom atau senjata nuklir reaksi ini
dibiarkan tanpa kendali.
Energi panas yang dihasilkan dari reaksi berantai di atas ( Q ) dapat
dimanfaatkan untuk menggerakan turbin sehingga dapat menghasilkan
listrik. Fasilitas yang memanfaatkan mekanisme ini adalah PLTN.
Neutron yang dihasilkan dalam reaksi ini juga dapat digunakan untuk
berbagai macam aplikasi dan penelitian, seperti untuk keperluan produksi
zat radioaktif dan analisis bahan yang dilakukan di reaktor penelitian
(research reactor).
47
LATIHAN
1. Sebutkan tiga sumber utama radiasi latar belakang!
2. Siapakah yang menerima radiasi kosmik lebih besar, yang berada di laut
atau yang berada di gunung.? Mengapa?
3. Mengapa di dalam tubuh manusia terdapat sumber radiasi internal?
4. Bagaimanakah radionuklida artifisial dapat dibuat?
5. Gas dari sumber terestrial apakah yang merupakan komponen terbesar
sumber radiasi kepada manusia?
6. Bagaimanakah prinsip kerja pesawat sinar-X?
Jawaban:
1. Sumber radiasi kosmik, terestrial dan internal.
2. Orang yang berada di gunung akan menerima radiasi kosmik lebih
besar daripada di laut atau semakin tinggi suatu tempat, semakin besar
pula radiasi kosmik di tempat itu.
3. Sumber radiasi internal terdapat dalam tubuh manusia karena 1). secara
alami ada di dalam bagian-bagian tubuh manusia sejak lahir, 2). masuk
ke dalam tubuh manusia melalui, makanan, minuman, pernafasan dan
luka.
4. Radionuklida dapat dibuat melalui beberapa cara antara lain reaksi fisi,
aktivasi neutron atau penembakan dengan partikel/ion dalam
akselerator.
5. Radiasi terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-222)
dan Thoron (Ra-220). Kedua radionuklida ini berbentuk gas dan bisa
merembes keluar dari bumi atau bahan bangunan tempat tinggal.
6. Sinar-X dihasilkan sebagai akibat interaksi antara elektron cepat yang
dipancarkan dari katoda ke target. Arus listrik mempengaruhi
48
intensitas sinar-x yang dihasilkan, sedangkan tegangan tabung akan
mempengaruhi intensitas dan energi sinar- X yang dihasilkan.
Rangkuman Bab V
1. Sumber radiasi dapat dibedakan menjadi sumber radiasi alam
dan
sumber radiasi buatan.
2. Sumber radiasi alam berasal dari tiga sumber utama yaitu radiasi kosmik,
terestrial dan internal.
3. Sumber radiasi buatan dapat berupa radionuklida, pesawat sinar-X, reaktor
nuklir dan akselerator.
4. Radionuklida buatan dihasilkan melalui reaksi fisi, aktivasi neutron, atau
penembakan partikel/ion.
5. Perubahan mA pada pesawat sinar-X akan mempengaruhi intensitas sinarX yang dihasilkan sedangkan perubahan kV akan mempengaruhi intensitas
dan energi sinar-X.
49
DAFTAR PUSTAKA
1. Herman Chamber, ”Introduction to Health Physics” 3rd Ed., McGrawHill Book Company, Inc. (1996)
2. Irving Kaplan, “Nuclear Physics”, 2nd Ed., Addison-Wesley Publishing
Company (1979)
3. Lamarsh, J.R. “Introduction to Nuclear Engineering” 2nd Ed., AddisonWesley Publishing Company (1983)
4. RD Evans, “The Atomic Nucleus”, McGraw-Hill Book Company, Inc.
(1955)
50
Download