PENDANAAN DAN PENGALOKASIAN MODAL

advertisement
PENDANAAN DAN PENGALOKASIAN MODAL
Pendanaan dan pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari
mana sumber daya akan diperoleh serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam
produksi barang dan jasa di masa datang. Lingkup aktivitas-aktivitas ini meliputi pengambilan
keputusan untuk menentukan :
1. Berapa besar jumlah uang yang diperoleh dan dari sumber apa.
2. Bagaimana sebuah alternatif modal proyek (dan kombinasi berbagai alternatif) diidentifikasi dan
dievaluasi.
3. Bagaimana syarat penerimaan minimum terhadap sebuah alternatif proyek ditentukan.
4. Bagaimana pemilihan akhir sebuah proyek dibuat.
5. Bagaimana tinjauan postmortem (penelitian seksama setelah proyek berjalan) dilakukan.
1. PENDANAAN MODAL
Sebagian besar analisis ekonomi teknik berkaitan dengan total modal yang digunakan, tanpa
memperhatikan dari mana sumber modal tersebut diperoleh; oleh karena itu, analisis ekonomi
teknik lebih cenderung mengevaluasi proyeknya itu ketimbang kepentingan para penyelia modal.
1. Perbedaan antara sumber dana pinjaman dan ekuitas
Jika modal pinjaman digunakan, bunga harus dibayarkan kepada pemberi pinjaman. Pemberi
modal pinjaman tidak memperoleh bagian dari keuntungan yang dihasilkan penggunaan modal;
tentu saja bunga yang mereka peroleh berasal dari pendapatan perusahaan. Bagi perusahaan,
bunga yang dibayar untuk dana pinjaman adalah beban yang dapat dikurangkan dari pajak (taxdeductible).
2. Jenis organisasi bisnis
A. Kepemilikan Individu (individual ownership).  Seseorang menggunakan modalnya
untuk mendirikan sebuah usaha dan menjadi pemilik tunggal usaha tersebut. Pemilik
individu yang mengendalikan perusahaan, berhak untuk memperoleh manfaat serta
keuntungan, namun dia pun menanggung setiap kerugian yang akan terjadi. Modal ekuitas
yang diperlukan untuk melakukan perluasan usaha pada umumnya harus berasal dari
keuntungan perusahaan setelah pajak. Sulit bagi perusahaan untuk memperoleh modal
pinjaman, khususnya modal berjumlah besar dan periode waktu yang lama, karena adanya
ketidakpastian hidup perusahaan.
B. Persekutuan (partnership).  menggabungkan sumber dana dari dua atau lebih pihak yang
bergabung menjadi sekutu.
Kelebihan-kelebihan :
a. Persekutuan diikat oleh beberapa persyaratan hukum
b. Pembubaran persekutuan hanya dapat terjadi pada waktu kapanpun jika telah disetujui
melalui persetujuan semua partner, tanpa diperlukan campur tangan pihak luar.
c. Dengan berkumpulnya dua orang atau lebih dengan bakat berbeda,maka masing-masing
orang dapat menangani tanggung jawab yang paling baik dapat ditanganinya.
Kelemahan :
a. Jumlah modal yang dapat dikumpulkan sangat terbatas.
b. Hidup perusahaan ditentukan oleh hidup masing-masing sekutu., jika salah seorang
sekutu/mitra meninggal, persekutuan secara otomatis berakhir.
1
c. Terdapat kemungkinan timbulnya ketidaksamaan pendapat yang serius diantara para
sekutu.
d. Setiap anggota sekutu bertanggung jawab secara pribadi terhadap semua utang
persekutuan.
C. Perseroan Terbatas (Corporation). Adalah sebuah badan buatan, yang diakui hukum, dapat
menjalankan hampir semua jenis transaksi bisnis yang dapat dilakukan manusia sebenarnya.
Modal perseroan terbatas diperoleh dari penjualan saham. Pembeli saham adalah bagian
dari pemilik, disebut pemegang saham, perusahaan beserta seluruh asetnya. Para pemegang
saham tidak dipaksa untuk menanggung kerugian di luar nilai saham yang mereka miliki.
Terdapat beberapa jenis saham diantaranya : saham biasa (ordinary stock), yang
menggambarkan kepemilikan biasa tanpa jaminan khusus dari pengembalian investasi.
Kedua, saham preferen (preferred stock) yang memiliki keistimewaan dan pembatasan
tertentu yang tidak dimiliki saham biasa.
2. PENDANAAN DENGAN MODAL PINJAMAN
Jika tambahan modal diperlukan hanya untuk jangka waktu relatif pendek, biasanya kurang dari
lima tahun dan lebih sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat meminjam dana dari
sebuah bank atau agen peminjaman lainnya dengan menandatangani sebuah surat utang (note)
jangka pendek. Surat utang merupakan janji tertulis untuk membayar kembali jumlah yang
dipinjam berikut sejumlah bunga, pada tanggal tertentu di masa datang. Agen peminjaman biasanya
memerlukan aset berwujud (tangible) sebagai jaminan pinjaman atau setidaknya akan membuat
kepastian bahwa posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan sehingga hanya terdapat
risiko minimal.
1. Obligasi Jangka Panjang
Obligasi pada dasarnya adalah surat utang (note) jangka panjang dari peminjam untuk si
pemberi pinjaman, dengan ketentuan jangka pembayaran kembali serta persyaratan-persyaratan
lainnya. Jika nilai nominal obligasi telah dibayar, obligasi dikatakan telah dibatalkan (retired)
atau ditebus (redeemed). Tingkat suku bunga yang dicantumkan dalam obligasi disebut sebagai
bond rate dan pembayarannya dihitung dari perkalian nilai nominal dengan tingkat bunga
obligasinya.
2. Penebusan Obligasi
Obligasi menggambarkan utang dan bunga obligasi merupakan biaya dalam menjalankan
bisnis. Selain biaya periodik, perusahaan juga harus melihat tanggal jatuh tempo obligasi
tersebut dan membayar kembali jumlah pokoknya kepada pemegang obligasi. Dibawah ini
adalah siklus hidup pendanaan sebuah obligasi.
Gambaran tahapan
Komentar
1. Peminjam menjual sebuah obligasi kepada
pemberi
pinjaman.
Pemberi
pinjaman
memperoleh sertifikat obligasi.
Obligasi diterbitkan dalam denominasi genap (nilai
nominalnya) seperti satuan $1.000, $10.000, dst, namun
jumlah yang dibayar oleh pemberi pinjaman ditentukan oleh
penawaran dan permintaan pasar. Transaksi biasanya
dilakukan melalui seorang pialang.
Jumlah pembayaran bunga setiap obligasi dihitung sebagai
nilai nominal (face value) dikalikan dengan tingkat bunga
obligasi.
Lazimnya dilakukan pada akhir masa obligasi yang telah
ditetapkan, jumlah yang dibayar kembali biasanya nilai
2. Pembayaran bunga obligasi periodik dibuat.
3. Peminjam menebus obligasi dengan
membayar pokoknya dan memperoleh sertifikat
2
obligasi kembali.
nominalnya.
Perusahaan secara periodik menetapkan sejumlah uang, plus bunga yang dihasilkan, sehingga
terakumulasi sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menebus obligasi pada saat jatuh tempo.
Dana yang terakumulasi tersebut disebut dana pelunasan (singking funds).
Jika penerbitan obligasi 10 tahunan senilai $100.000, dalam satuan $1.000, memberikan tingkat
bunga nominal setengah tahunan sebesar 10% dan harus ditebus dengan menggunakan singking
fund yang memberikan bunga setengah tahunan sebesar 8%, maka biaya setengah tahunan
penebusan obligasi akan sebesar :
Diketahui : F = $100.000
i= 8%/2 = 4% per periode
N = 2x10 =20 periode
Ditanya : A = F (A/F,i%,N)
A = $100.000 (A/F,4%,20) = %100.000 (0,0336) = $3.358
Bunga setengah tahunan obligasi yang harus dibayar :
Bunga = $100.000 x 0,10/2 = $5.000
Biaya setengah tahunan total = $3.358 + $5.000 = $8.358
Biaya tahunan = $8.358 x 2 = $16.716
Total biaya bunga dan penebusan seluruh obligasi selama 20 periode (10 tahun) adalah $8.358
x 20 = $167.160
3. PENDANAAN DENGAN MODAL EKUITAS
Jika sebuah proyek dibiayai 100% modal ekuitas, maka analisis ekonomi teknik dapat dilakukan
tanpa secara eksplisit menetapkan biaya modal sebagai sebuah beban. Artinya, bunga yang
dibebankan dan resiko bisnis yang berkaitan dengan modal utang dapat diabaikan sehingga analisis
dapat disederhanakan.
1. Saham biasa
Nilai saham biasa merupakan sebuah ukuran terhadap laba/keuntungan yang akan diterima
melalui kepemilikan saham, dan tergantung kepada faktor dividen dan harga pasar. Harga pasar
akan dipengaruhi oleh dividen, kondisi perekonomian secara umum. Harga pasar dapat secara
drastis berubah oleh adanya spekulasi yang menyebabkan tidak akuratnya lagi harga pasar
sebagai ukuran nilai saham aktual. Pendekatan dengan model penilaian dividen (dividend
vakuation model) :
Pemilik saham biasa dalam sebuah perusahaan berhak untuk menerima dividen yang
diumumkan oleh perusahaan, seperti halnya harga saham pada waktu saham itu dijual. Jika kita
anggap nilai dividen tunai setelah pajak yang diterima selama tahun k sama dengan Divk, nilai
saham biasa saat ini dalam model penilaian dividen dapat didekati oleh PW dari penerimaan
kas masa datang selama periode kepemilikan N-tahun :
Div N
PN
Div 1
Div 2
Po 

 ..... 

2
N
(1  ea ) (1  ea )
(1  ea )
(1  ea ) N
Dimana ea = tingkat pengembalian per tahun (%) yang diinginkan oleh pemegang saham biasa
(jumlah ini merupakan biaya ekuitas setelah pajak bagi perusahaan).
P0 = nilai saham biasa saat ini.
PN = harga jual saham biasa pada akhir tahun N
Model penilaian dividen menggabungkan dua asumsi konservatif, yaitu bahwa dividen konstan
selama masa hidup perusahaan yang tak terbatas dan bahwa P0 = PN. Dalam kasus ini, harga
3
saham biasa saat ini sama dengan PW dari rangkaian penerimaan dividen tak terbatas yang
jumlahnya tetap konstan :
Div
Po  Div ( P / A, e a , ) 
ea
Dengan demikian, jika harga jual saham biasa saat ini diketahui dan dividen tahunan untuk
tahun lalu juga diketahui, maka tingkat pengembalian ekuitas (saham biasa) secara konservatif
diestimasi sebesar,
Div
ea 
Po
Jika harga saham masa datang diasumsikan meningkat sebesar g (dinyatakan dalam satuan
desimal) setiap tahun, biaya ekuitas dapat diperkirakan dengan ,
Div
ea 
g
Po
Andaikan bahwa selembar saham biasa berharga $100 dan memberikan dividen $8 yang
dibayar tahunan. Peningkatan harga diharapkan 4% per tahun. Jika seorang investor bersedia
membeli saham ini berdasarkan asumsi bahwa dividen tetap konstan dan harga meningkat 4%
per tahun, tingkat pengembalian yang diharapkan akan sekitar $8/$100+0,04 = 0,12 atau 12%
per tahun. Saham kedua yang kurang beresiko sedang dipertimbangkan untuk dijual seharga
$100 dan memberikan dividen $10 per tahun, dengan g=0. Dalam kasus ini e1 = 10%. Jika
investor bersifat indiferent terhadap kedua saham tadi, tambahan pengembalian 2% diperlukan
untuk mengkompensasi tambahan risiko pada investasi pertama.
Contoh :
Perusahaan CMX berharap memperoleh pengembalian neto setelah pajak sebesar $1.600 per
tahun dari asetnya saat itu. Perusahaan ini memproduksi produk yang stabil dan telah
menjalankan bisnis ini selama 75 tahun. Selanjutnya, perusahaan 100% dibiayai oleh ekuitas
dari 200.000 lembar saham biasa dan memiliki dividen tahunan 50% dari pendapatan setelah
pajak. Sisa pendapatan 50% ditahan sebagai cadangan kas, penggantian peralatan dan lain-lain.
(a) jika investor memerlukan 15% tingkat pengembalian dari investasinya, berapa yang
bersedia mereka bayar untuk saham perusahaan CMX jika divideen tetapkonstan?
(b) Seorang investor yang optimis ingin memiliki 1.000 saham perusahaan CMX dan percaya
bahwa pendapatan neto perusahaan akan meningkat 5% per tahun di masa datang.
Berapakah tingkat pengembalian dari saham CMX yang diharapkan oleh investor ini?
Jawaban :
(a) Harga jual saham CMX saat ini seharusnya sebesar
[$1.600.000(0,5)/200.000saham]/0,15 = $26,67
(b) Pengembalian terhadap ekuitas diperkirakan akan sebesar
($4.000/$26,67)+0,05 = 0,20 atau 20% per tahun.
2. Saham Preferen
Pemilik saham preferen memperoleh dividen dari saham mereka, biasanya presentase dari
nilainya, sebelum pemilik saham biasa menerima bagiannya. Kadang-kadang mereka memiliki
hak istimewa tertentu, jika dividen istimewa mereka tidak dibayarkan dalam periode spesifik
tertentu. Karena tingkat dividen biasanya tetap, saham istimewa merupakan investasi yang lebih
4
konservatif dibanding saham biasa dan memiliki beberapa sifat obligasi jangka panjang. Karena
alasan ini, pasar saham tersebut tidak akan begitu banyak berfluktuasi.
3. Laba ditahan
“Biaya” jenis modal ini (laba ditahan) biasanya diasumsikan identik dengan tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham biasa. Alasannya adalah laba ditahan
diinvestasikan kembali didalam perusahaan dan biaya peluang (opportunity cost) pemilik
perusahaan (pemegang saham) setidaknya harus sebesar ea. Jika tidak, dana ini akan
didistribusikan sebagai dividen.
4. Dana penyusutan
Dana yang disisihkan sebagai cadangan penyusutan biasanya ditahan dan digunakan dalam
sebuah usaha. Dana ini dapat diinvestasikan kembali dan menjadi sumber modal internal
penting untuk mendanai proyek baru. Sebagai akibatnya, dana penyusutan memberikan dana
investasi yang terus berputar yang dapat digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan
demikian, dana tersebut, merupakan sebuah sumber modal penting untuk mendanai usaha baru
perusahaan. Jelas bahwa penyusutan harus dikelola dengan baik sehingga tersedia modal yang
diperlukan untuk menggantikan kembali peralatan penting ketika waktu penggantian tiba.
4. LEASING SEBAGAI SUMBER MODAL
Leasing adalah sebuah sumber modal yang secara umum dianggap sebagai kewajiban jangka
panjang yang mirip dengan hipotik, dimana pembelian sebuah aset biasanya menggunakan dana
dari kumpulan (pool) seluruh sumber modal perusahaan (yang sebagian besar adalah ekuitas).
Bagi perusahaan, sewa yang dibayarkan untuk penyewaan aset pada umumnya dapat dikurangkan
(deductible) sebagai beban/biaya perusahaan. Agar pembayaran leasing dapat dideduksi sebagai
sewa, kontrak sewa harus berupa perjanjian sewa murni (true lease), bukan perjanjian penjualan
bersyarat (conditional sales agreement). Pada sewa murni, perusahaan yang menggunakan properti
(penyewa) tidak memperoleh kepemilikan terhadap atau berhak pada aset yang disewa tersebut.
Sedangkan kontrak penjualan bersyarat akan mengalihkan andil kepemilikan atau hak kepada si
penyewa dari aset yang sedang disewa.
Leasing dapat menghemat biaya pemeliharaan, namun dapat juga tidak. Penghematan akan
tergantung pada situasi aktual yang harus diteliti secara hati-hati dalam setiap kasus. Tidak ada
kesangsian bahwa leasing biasanya menyederhanakan masalah pemeliharaan, yang bisa jadi
merupakan faktor penting. Selain itu, beberapa biaya tak langsung, yang sering sekali sulit untuk
ditentukan, biasanya dikaitkan dengan kepemilikan.
Analisis-analisis ini memberi kesimpulan bahwa manfaat leasing yang sebenarnya terletak pada
kemungkinan perusahaan untuk memperoleh peralatan modern yang sangat dipengaruhi oleh
cepatnya perubahan teknologi. Leasing juga memberikan pencegahan yang efektif terhadap
timbulnya keusangan dan inflasi.
Contoh :
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah kompleks perkantoran
dengan biaya $100.000 pada sebidang tanah seharga $20.000. Diperkirakan tanah tersebut dapat
dijual seharga pembeliannya pada akhir tahun kelima puluh. Diperkirakan pula bahwa gedung yang
telah dibangun, meskipun secara penuh disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama 50
tahun, akan memiliki nilai sisa $20.000. Biaya pemeliharaan tahunan, pajak property, asuransi dan
biaya-biaya lainnya diperkirakan $5.250. Di samping membangun sendiri, terdapat alternatif untuk
menyewa gedung selama 50 tahun dengan biaya $16.500 per tahun. Perusahaan biasanya
5
memperoleh pengembalian modal 20% sebelum pajak, sedangkan tarif pajak penghasilan 40%,
sehingga pengembalian modal setelah pajak menjadi 12%. Apa yang harus dilakukan perusahaan?
Jawaban :
(A)
(B)
(C )
(D)
(E)
tahun
=(A)-(B)
=-(C )x40%
=(A)+(D)
BTCF
Penyusutan
Pendapatan
Arus kas untuk
kena pajak pajak penghasilan
ATCF
Bangun gedung
0
-$120.000
-$120.000
1-50 - 5.250
$2.000
-$7.250
+$2.900
- 2.350
=(1/50)100.000
50
+40.000
+20.000a
-8.000
+32.000
=20.000+20.000
Sewa gedung
1-50 -16.500
-16.500
+6.600
-9.900
a
Keuntungan modal dari bangunan
Menggunakan metode IRR :
IRR dari tambahan modal yang diperlukan untuk membeli bangunan adalah i% dimana,
-$120.000+(-$2.350+$9.900)(P/A,i%,50)+$32.000(P/F,i%,50)=0
Dari hasil perhitungan diperoleh i sebesar 6%. Karena 6%<12%, maka lebih baik jika perusahaan
menyewa bangunan.
Contoh :
Sebuah truk forklift dapat dibeli seharga $30.000 atau disewa $9.200 per tahun yang dibayar pada
setiap awal bulan. Kontrak sewa menyebutkan bahwa biaya pemeliharaan dibebankan kepada
pemberi sewa (lessor). Baik truk disewa atau dibeli, periode analisis yang digunakan adalah 6
tahun. Jika dibeli, biaya pemeliharaan tahunan diperkirakan $1.000 berdasarkan daya beli tahun
nol, dan meningkat 5% per tahun selama periode analisis. MV truk diharapkan dapat diabaikan
setelah enam tahun penggunaan normal. Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode
MACRS (GDS) periode pemulihan lima tahun (deduksi terjadi selama enam tahun). Tarif pajak
penghasilan efektif 40% dan MARR setelah pajak, yang menyertakan penyisihan inflasi harga
umum adalah 15%. Gunakan metode AW dan tentukan apakah truk forklift tersebut harus dibeli
atau disewa. Perusahaan ini menghasilkan laba dari seluruh aktivitas bisnisnya.
Jawaban :
tahun
(A)
(B)
(C )
(D )
(E)
a
BTCF
Penyusutan
=(A)-(B)
-(C )x40%
=(A)+(D)
Pendapatan
Arus kas untuk
ATCF
kena pajak pajak penghasilan
b
Membeli truk (analisis A$)
0
-$30.000
-$30.000
1
-1.050=1000x5%
$6.000=30.000x0,2
-$7.050
$2.820
1.770
2
-1.102=1050x5%
9.600=30.000x0,32
-10.702
4.281
3.179
3
-1.158=1102x5% 5.760=30.000x0,192
-6.918
2.767
1.609
4
-1.216=1158x5% 3.456=30.000x0,1152
-4.672
1.869
653
6
5
-1.276=1216x5% 3.456=30.000x0,1152
-4.732
1.893
617
6
-1.340=1.276x5% 1.728=30.000x0,0576
-3.058
1.227
-113
c
Menyewa truk (analisis A$)
0
-$9.200
-$9.200
$3.680
-$5.520
1-5
-9.200
-9.200
3.680
-5.520
6
0
0
0
0
0
a
MACRS diberikan dalam table MACRS
b
AW pada MARR=15% adalah -$6.439
AW=-$30.000(A/P,15%,6)+[$1.770(P/F,15%,1)+$3.179(P/F,15%,2)
+$1.609(P/F,15%,3)+$653(P/F,15%,4)+$617(P/F,15%,5)-113(P/F,15%,6)] (A/P,15%,6)
= -$6.439
c
AW pada MARR=15% adalah –$6.348
AW = -$5.520(A/P,15%,6)-$5.520(P/F,15%,5)(A/P,15%,6)
= -$6.348
Alternatif membeli memerlukan lebih banyak biaya dibandingkan dengan alternatif menyewa ($6.439<-$6.348) dan kemungkinannya tidak akan dipilih.
Jika modal tidak tersedia, perusahaan akan memilih untuk menyewa truk forklift tersebut karena
perbedaan dalam nilai ekuitas tahunannya (annual equivalent worth) relatif kecil. Selanjutnya, jika
estimasi biaya pemeliharaan dan inflasi harga umum diyakini tidak tepat, perusahaan cenderung
untuk memilih menyewa aset tersebut sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi masa
datang yang tidak pasti.
1. Biaya alternatif melakukan leasing
Biaya sewa setelah pajak selama tahun k :
lk = Lk (1-t)
Dengan
lk = biaya sewa setelah pajak selama tahun k
Lk = biaya sewa sebelum pajak selama tahun k
t = tarif pajak penghasilan efektif
PW biaya sewa setelah pajak selama kehidupannya N tahun :
N
L (1  t )
PWSewa (i%)   k
k
k 1 (1  t )
Harus diperhatikan bahwa biaya pemeliharaan tahunan tidak dimasukkan ke dalam persamaan
karena biaya tersebut diasumsikan ditanggung oleh pemberi sewa dan dimasukkan ke dalam
biaya sewa tahunan Lk. Selanjutnya diasumsikan pula arus kas terjadi di akhir tahun.
2. Biaya alternatif pembelian
PW biaya pembelian peralatan setelah pajak :
N
O & M k (1  t )  d k (t )
MV
PWPembelian (i%)  I 


N
(1  i)
(1  i) k
k 1
Dengan
I = investasi modal
MV = nilai pasar yang diharapkan pada akhir tahun N
i = tingkat bunga per tahun
N = masa hidup peralatan dalam tahun
7
O&Mk = biaya operasi dan pemeliharaan selama tahun k
t = tarif pajak penghasilan efektif
dk = penyusutan selama tahun k
Harus dicatat bahwa nilai pasar dan penyusutan dalam persamaan adalah negatif karena
keduanya mengurangi biaya.
5. ALOKASI MODAL
Alokasi modal ditempatkan sebagai bagian dari fungsi investasi dan disinilah analisis ekonomi
teknik memainkan peranan pentingnya dalam memperoleh proses persetujuan pengeluaran modal.
6. ALOKASI MODAL DI ANTARA BERBAGAI PROYEK INDEPENDEN
Perusahaan selalu dihadapkan pada peluang yang bersifat independent untuk menginvestasikan
modal mereka. Peluang-peluang itu biasanya menggambarkan sekumpulan alternatife mutually
exclusive paling baik untuk memperbaiki operasi pada semua bidang perusahaan (misalnya,
pabrikasi, riset dan pengembangan, dll). Pada sebagian besar kasus, jumlah modal dengan biaya
yang meningkat pula. Perusahaan harus mencari solusi terhadap masalah penganggaran, atau
pengalokasian, modal yang tersedia bagi berbagai kemungkinan penggunaan.
Jika risiko proyek kira-kira sama, maka dilakukan penghitungan PW setiap peluang investasi.
Kemudian ditentukan kombinasi berbagai proyek yang memaksimumkan PW dengan tetap
memperhatikan berbagai kendala dalam penyediaan modal.
Contoh :
Perhatikan kelima proyek independent di bawah ini dan tentukan alokasi modal terbaik di antara
proyek tersebut jika modal yang tersedia untuk diinvestasikan maksimum $300.000.
Proyek
Pengeluaran modal awal
PW
A
-$100.000
$25.000
B
-125.000
30.000
C
-150.000
35.000
D
-75.000
40.000
Jawaban :
Kombinasi
Total PW (x103)
Total pengeluaran Modal (x103)
AB
25+30=$55
100+125=$225
AC
25+35=60
100+150=250
AD
25+40=65
100+75=175
BC
30+35=65
125+150=275
BD
30+40=70
125+75=200
CD
35+40=75
150+75=225
ABC
25+30+35=90
100+125+150=375
ACD
25+35+40=100
100+150+75=325
BCD
30+35+40=105
125+150+75=350
ABD
25+30+40=95
100+125+75=300 * terbaik
ABCD
25+30+35+40=130
100+125+150+75=450
Setelah mengeliminasi kombinasi-kombinasi yang melebihi plafon dana $300.000, pilihan proyek
yang tepat jatuh pada kombinasi ABD dengan PW maksimum $95.000. Jika jumlah proyek yang
8
sedang dipertimbangkan sangat banyak, proses mengurutkan kombinasi proyek yang memiliki
risiko hampir sama akan lebih baik dilakukan dengan menggunakan komputer.
7. FORMULASI PROGRAM LINIER PADA MASALAH PENGALOKASIAN MODAL
Anggaplah bahwa tujuan sebuah perusahaan adalah memaksimumkan PW netonya melalui
anggaran modal yang melibatkan sejumlah besar kombinasi proyek yang bersifat mutually
exclusive. Jika jumlah kombinasi proyek menjadi sangat besar, metode manual dalam menentukan
rencana investasi optimal cenderung menjadi rumit dan memerlukan waktu yang lama. Program
linier adalah prosedur matematis untuk memaksimumkan (atau meminimumkan) sebuah fungsi
tujuan linier (linear objective function) yang dibatasi oleh salah satu atau lebih kendala
(constraint).
Program linier merupakan teknik yang sangat berguna untuk memecahkan masalah alokasi modal
ketika perusahaan tidak dapat mengimplementasikan semua proyek yang mungkin dapat
meningkatkan PWnya.
Fungsi tujuan (objective Function) masalah alokasi modal :
m
MaksimumkanPWneto   B *jj X j
j 1
Dimana B*j = PW neto peluang investasi j selama periode perencanaan yang sedang
dipertimbangkan
Xj= bagian dari peluang j yang dilaksanakan selama periode perencanaan (catatan: Xj
akan bernilai 0 atau 1; nilai Xj merupakan variabel keputusan)
m = jumlah kombinasi alternatif yang bersifat mutually exclusive yang sedang
dipertimbangkan.
Dalam menghitung PW neto masing-masing kombinasi yang bersifat mutually exclusive, MARR
harus ditentukan.
cij = pengeluaran tunai (misalnya investasi modal awal atau anggaran operasi tahunan) yang
diperlukan peluang j pada periode waktu k..
Ck = pengeluaran tunai maksimum yang diperbolehkan pada periode k.
Terdapat dua jenis batasan/kendala (constraint) dalam masalah penganggaran modal, yaitu :
m
1. Kendala pengeluaran modal pada periode k dari perencanaan :
C
j 1
kj
X j  Ck
2. Saling keterkaitan antara peluang investasi. Contoh :
a. Jika proyek p, q, dan r bersifat mutually exclusive, maka Xp + Xq + Xr ≤ 1
b. Jika proyek r dapat diambil hanya jika proyek s telah terpilih, maka Xr ≤ Xs atau Xr – Xs ≤ 0
c. Jika proyek u dan v bersifat mutually exclusive dan proyek r tergantung pada penerimaan
proyek u dan v, maka Xu + Xv ≤ 1 dan Xr ≤ Xu + Xv
Contoh :
Lima investasi modal proyek sedang dipertimbangkan untuk periode anggaran mendatang (yaitu
persyaratan modal tahun nol). Kesaling keterkaitan serta arus kas kelima proyek diberikan berikut
ini.
Proyek
Arus kas ($000) akhir tahun k
PW pada MARR=10%
9
0
1
2
3
4
B1
-50
20
20
20
20
13,4
B2
-30
12
12
12
12
8,0
C1
-14
4
4
4
4
-1,3
C2
-15
5
5
5
5
0,9
D
-10
6
6
6
6
9,0
Proyek B1 dan B2 bersifat mutually exclusive. Proyek C1 dan C2 bersifat mutually exclusive dan
tergantung pada penerimaan B2. Terakhir, proyek D tergantung dari penerimaan C1. Dengan
menggunakan metode PW dan MARR=10% per tahun, tentukan kombinasi (portofolio) proyek
mana yang paling baik jika jumlah modal hanya $48.000.
Jawaban :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan : 13,4XB1 + 8,0XB2 – 1,3XC1 – 0,9XC2 + 9,0 XD
Dibatasi oleh 50XB1 + 30XB2 +14XC1 + 15XC2 +10XD ≤ 48 (kendala dana investasi)
XB1 + XB2 ≤ 1 ( B1 dan B2 bersifat mutually exclusive)
XC1 + XC2 ≤ XB2 (C1 dan C2 tergantung pada B2)
XD ≤ XC1 (D tergantung pada C1)
X = 0 atau 1 (proyek tidak dapat dibagi-bagi)
Contoh :
Mari kita perhatikan sebuah masalah alokasi modal tiga periode yang memiliki estimasi arus kas
seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini. MARR perusahaan 12% sedangkan dana investasi
yang tersedia $1.200.000. Selain itu, dana operasi untuk mendukung alternatif yang terpilih
hanyalah $400.000 dalam tahun pertama. Dengan keterbatasan dana ini serta sifat
kesalingketerkaitan di antara peluang yang tersedia, kita harus memformulasikan situasi ini ke
dalam bentuk program linier integer.
Jawaban :
Peluang investasi
Arus kas neto ($000), akhir tahuna PW neto ($000) pada 12%b
0
1
2
3
150
150
150
A1
-225
(60)
(70)
(70)
+135,3
200
180
160
A2 Mutually exclusive
-290
(180)
(80)
(80)
+146,0
210
200
200
A3
-370
(290)
(170) (170)
+119,3
100
400
500
B1
independen
-600
(100)
(200) (300)
+164,1
500
600
600
B2
-1.200 (250)
(400) (400)
+151,9
70
70
70
C1 Mutually exclusive
-160
(80)
(50)
(50)
+8,2
dan tergantung pada
90
80
60
-13,1
C2 penerimaan A1 dan
200
(65)
(65)
(65)
A2
90
95
100
C3
-225
(100)
(60)
(70)
+2,3
10
a
Nilai dalam tanda kurung adalah biaya operasi tahunan (yang telah dikurangkan dalam penentuan
arus kas neto)
b
Sebagai contoh, PW neto untuk A1 = -$225.000+$150.000(P/A,12%,3)=+$135.300
Fungsi tujuan :
Maksimumkan PW neto = 135,3XA1 + 146XA2 + 119,3XA3 + 164,1XB1 + 151,9XB2 + 8,2XC1 –
13,1XC2 + 2,3 XC3
Kendala/batasan anggaran :
Kendala dana investasi :
225XA1 +290XA2 +370XA3 +600XB1 +1200XB2 +160XC1 +200XC2 +225XC3 ≤ 1.200
Kendala biaya operasi tahun pertama :
60XA1 + 180XA2 + 290XA3 + 100XB1 + 250XB2 + 80XC1 + 65XC2 + 100XC3 ≤ 4.00
Saling keterkaitan diantara peluang investasi menimbulkan batasan :
XA1 + XA2 + XA3 ≤ 1
A1, A2, A3 mutually exclusive
XB1  1
B1, B2 tidak saling tergantung
XB2  1
XC1 + XC2 + XC3  XA1 + XA2
memperhitungkan ketidak-bebasan
C1,C2,C3 pada A1 atau A2
X = 0,1 untuk j = A1, A2, A3, B1, B2, C1, C2, C3
8. KAJI ULANG TERHADAP KEBIJAKAN DAN PROSEDUR ALOKASI MODAL
PERUSAHAAN
Tujuannya adalah memfokuskan pada bagaimana hasil dari analisis ekonomi teknik digunakan
dalam proses pengalokasian modal perusahaan.  memfokuskan pada bagaimana ukuran-ukuran
manfaat keuangan seperti nilai sekarang (present worth-PW) dan tingkat pengembalian internal,
digunakan dalam proses penyediaan modal perusahaan.
1. Perencanaan dan penyaringan
Tujuan utama perencanaan pengeluaran modal adalah untuk meyakinkan bahwa tujuan jangka
panjang dapat dicapai. Tujuan serta rencana strategis jangka panjang secara langsung akan
mempengaruhi rencana laba yang harus dihasilkan dari anggaran modal. Periode anggaran
biasanya berjangka tiga sampai sepuluh tahun, perusahaan berukuran besar dan menengah
menggunakan periode anggaran lima tahun, perusahaan kecil menggunakan periode anggaran
tiga sampai lima tahun. Dua metode untuk mengklasifikasikan usulan proyek, yaitu berdasarkan
divisi operasi (jenis dan tujuan proyek) dan berdasarkan ukuran proyek dalam nilai dollar.
Setelah usulan proyek diklasifikasikan, penting untuk merangking proyek-proyek tersebut ke
dalam sebuah portofolio menurut berbagai kriteria seleksi. Profitabilitas modal yang
diinvestasikan serta strategi dan tujuan perusahaan jangka panjang yang terkait di dalamnya
biasanya dirangking sebagai dua kriteria paling atas. Dua metode yang seringkali digunakan
untuk mengukur manfaat ekonomi dalam tahap perencanaan sebuah proyek adalah metode
periode pengembalian (payback period) dan metode IRR. Proyek-proyek yang memiliki periode
pengembalian yang lama dan atau/IRR yang rendah akan dihilangkan dari pertimbangan
berikutnya, kecuali terdapat situasi yang memperingan sehingga proyek-proyek tersebut tetap
berada dalam portofolio (misalnya proyek-proyek yang harus didanani untuk menjamin
pemenuhan persyaratan hukum).
11
2. Anggaran pengeluaran modal tahunan
Sebuah prosedur normal penyusunan anggaran pengeluaran modal tahunan dalam sebuah
perusahaan adalah manajer fungsional dan divisi menyusun daftar usulan proyek, yang
selanjutnya disampaikan kepada manajemen pada hirarki lebih tinggi untuk dilakukan
pengkajian dan persetujuan. Proyek-proyek besar biasanya disusun tersendiri, sedangkan
proyek-proyek yang lebih kecil digabungkan ke dalam sebuah kelompok atau kategori. Seperti
yang diperkirakan, khususnya pada perusahaan besar, manajemen tingkat atas dan dewan
direksi akan selalu menyetujui keseluruhan anggaran modal; manajer divisi dan fungsional akan
memutuskan alokasi modal pada sebagian besar proyek.
Sebuah proyek mungkin saja dibagi ke dalam dua tahap proses penganggaran modal. Pertama
adalah tahap perencanaan dan pemilihan, dan tahap kedua adalah tahap implementasi.
Meskipun produktivitas modal penting, namun ada dua alasan utama mengapa sebuah usulan
proyek yang dinilai akan memberikan keuntungan tetap ditolak pada kedua tahap tersebut.
Alasan pertama adalah karena proyek tersebut tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Alasan
kedua adalah karena tidak tersedia modal untuk mendanai proyek tersebut.
3. Biaya modal perusahaan
Pendekatan paling umum untuk menentukan biaya modal adalah rata-rata setelah pajak
tertimbang (after-tax weighted average). Perusahaan-perusahaan yang menggunakan biaya
modal setelah pajak biasanya menggunakan tingkat pasar saat ini sebagai basis biaya untuk
setiap sumber dana. Sedangkan pembobotan didasarkan pada estimasi rasio utang/ekuitas serta
pada BV saham.
Beberapa perusahaan menggunakan biaya perolehan modal sebagai MARR untuk perencanaan
pengeluaran modal, namun sebagian lainnya menggunakan biaya perolehan modal ini sebagai
titik awal dalam mengembangkan MARR setiap divisi. Hal terakhir ini lebih banyak dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan berskala menengah, meskipun sebagian besar perusahaan
cenderung menggunakan one companywide rate. Revisi/perbaikan biaya modal perusahaan
selalu dilakukan setiap tahun.
4. Kebijakan pengeluaran modal dan prosedur penilaian
Kebijakan pengeluaran modal dan prosedur penilaian dapat dibagi kembali ke dalam dua bagian
besar : (1) tingkat persetujuan manajemen terhadap berbagai ukuran proyek, (2) pengendalian
manajemen terhadap pengeluaran modal.
Tiga jenis pendelegasian tanggung-jawab manajemen terhadap persetujuan proyek adalah sbb.:
1. Apabila proyek yang diusulkan dapat diterima secara ekonomi menurut analisis divisi
operasi, maka diberikan otonomi kepada divisi untuk melakukan persetujuan sepanjang
dapat dilakukan kontrol terhadap jumlah dana yang diinvestasikan oleh masing-masing
divisi dan sepanjang analisis yang dilakukan divisi dianggap dapat diandalkan.
2. Apabila proyek merupakan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kantor pusat,
misalnya penggantian rutin, divisi diberi wewenang untuk mengelola dana di dalam batas
pengendalian yang tepat.
3. Apabila sebuah proyek memerlukan jumlah dana yang melebihi ketentuan, permintaan
tambahan dana disampaikan kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. Permintaan
12
tambahan dana ini sering disertai oleh pembatasan anggaran berkaitan dengan investasi total
maksimum yang akan diambil sebuah divisi pada sebuah periode anggaran.
Penentuan kebijakan pengeluaran modal adalah tanggung-jawab utama manajemen puncak,
namun tanggung-jawab pengembangan kriteria seleksi/pemilihan yang logis secara ekonomi
cenderung bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Pada saat sebuah proyek akan diusulkan dan selanjutnya dipertimbangkan pendanaannya,
kebiasaan yang dilakukan adalah mengembangkan estimasi arus kas. Informasi mengenai arus
kas ini akan memberikan indikasi mengenai ukuran proyek, profitabilitas, serta keseluruhan
dampaknya terhadap perusahaan. Estimasi arus kas juga berperan penting dalam pengembangan
peramalan arus kas jangka panjang perusahaan.
5. Implementasi proyek dan kajian postaudit
Waktu implementasi sebuah proyek bisa pendek maupunpanjang. Tanggung-jawab
implementasi proyek biasanya terletak pada manajemen divisi dan sponsor proyek.
Diperkirakan dua sampai enam bulan sebelum implementasi, permintaan persetujuan
(appropriation request-AR) harus disampaikan dan disetujui. Selama proyek
diimplementasikan, laporan perkembangan secara periodik selalu diberikan kepada tingkat
manajemen yang sesuai. Laporan ini digunakan untuk menjamin bahwa proyek tersebut berada
dalam jadwal yang tepat dan bahwa manajemen bersiap mengatasi masalah yang mungkin
timbul. Seringkali sebuah proyek melebihi biayanya akibat kesulitan dalam mengestimasi arus
kas masa datang. Sebagian besar perusahaan mengijinkan kelebihan sebesar 10% tanpa perlu
menyampaikan AR baru.
Tujuan utama penilaian post audit adalah (1) untuk menentukan apakah tujuan proyek telah
dicapai, (2) untuk menemukan derajat kesesuaian/kecocokan dengan rencana serta memastikan
dimana timbul perbedaanya, (3) untuk mendorong estimasi yang lebih hati-hati dalam proposal
awal, dan (4) untuk mempelajari dari hasil, untuk mengindentifikasi masalah dan untuk
menghasilkan estimasi yang lebih baik di masa datang. Penilaian post-audit bervariasi dari tiga
bulan sampai dua tahun sejak proyek dimulai, namun normalnya dilakukan setelah satu tahun
proyek beroperasi.
6. Komunikasi
Jika usulan proyek diserahkan dari satu unit organisasi ke unit lainnya untuk dilakukan kajian
serta persetujuan, harus terdapat alat komunikasi yang efektif. Dalam mengkomunikasikan
usulan proyek kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi, perlu digunakan sebuah format
yang sebisa mungkin distandarisasi untuk menjamin keseragaman dan kelengkapan informasi
dan evaluasi. Secara umum, aspek teknik dan pemasaran setiap proyek yang diusulkan harus
digambarkan selengkap mungkin dalam cara yang paling sesuai dengan masing-masing kasus.
Namun demikian, ringkasan keuangan semua usulan harus distandarisasi sehingga dapat
dievaluasi secara konsisten dan adil.
13
Download