BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang menyediakan
pelayanan pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Bagi pasien kritis
yang memerlukan perawatan lanjutan akan ditempatkan disalah satu unit Rumah
Sakit yaitu Intensif Care Unit (ICU). Unit ini berbeda dari unit lainnya karena
selain merawat pasien kritis, untuk peraturan kunjungan ke dalam ruangan pasien
dibatasi.sehingga keluarga akan mengalami suatu keadaan depresi, kecemasan
bahkan gejala trauma setelah anggota keluarganya dirawat di ruang ICU (Adam
dan Puntillo dalam Bailey, 2009).
Kecemasan merupakan reaksi pertama yang muncul atau dirasakan oleh pasien
dan keluarganya disaat pasien harus dirawat mendadak atau tanpa rencana begitu
mulai masuk rumah sakit. Kecemasan akan terus menyertai pasien dan
keluarganya dalam setiap tindakan perawatan terhadap penyakit yang diderita
pasien di Rumah Sakit. Kecemasan tersebut banyak berkaitan dengan penyakit,
proses hospitalisasi, prosedur tindakan dan lain-lain yang mencakup 30-60%
(Nursalam, 2011).
Kecemasan dapat timbul secara otomatis akibat dari stimulus internal dan
eksternal yang berlebihan sehingga melampaui kemampuan individu untuk
menanganinya. Dampak dari kecemasan akan mempengaruhi pikiran dan
motivasi sehingga keluarga tidak mampu mengembangkan peran dan fungsinya
yang bersifat mendukung terhadap proses penyembuhan dan pemulihan anggota
keluarganya yang sedang dirawat (A. Sani, 2007).
1
2
Salah satu faktor yang dapat mengurangi perasaan cemas pada keluarga adalah
adanya dukungan informasi yang jelas dan akurat dari tenaga medis berkaitan
dengan adanya penyakit yang diderita oleh pasien beserta tindakan yang dapat
diambil untuk keselamatan pasien.Keluarga dari pasien yang dirawat di ruang
ICU menginginkan perawatan yang terbaik untuk anggota keluarganya. Hal
tersebut tentunya memberikan dorongan bagi tim perawatan untuk dapat
meyakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan perawatan yang terbaik dan
maksimal, dengan cara memberikan informasi tentang tindakan perawatan yang
diperlukan, informasi tentang kondisi pasien, rencana perawatan dan prognosis
penyakit. Dukungan yang maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga
memberikan perubahan yang positif bagi keluarga pasien (Friedman, 2006).
Perawat dalam tugas dan fungsinya memiliki banyak kewajiban terhadap
pelayanan
kesehatan
yang
diberikan.Salah
satu
kewajibannya
adalah
memberikan informasi kesehatan atau pendidikan kesehatan yang diperlukan
pasien.Perawat bertugas meningkatkan atau mengembangkan tingkat pemahaman
pasien. Hal ini sesuai dengan hak yang semestinya diterima oleh pasien yaitu
menerima informasi berkaitan dengan kesakitannya, mulai dari pemahaman
tentang penyakit, prosedur tindakan yang akan dilakukan sampai pada persiapan
pulang pasien. Pemenuhan kebutuhan informasi pasien dalam hal ini pendidikan
kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan dirumah
sakit. Semakin tinggi tingkat keberhasilan pemberian pendidikan kesehatan yang
diberikan atau semakin tinggi tingkat kepuasan pasien terhadap pendidikan
kesehatan yang diberikan oleh perawat, maka semakin tinggi kualitas pelayanan
kesehatan dirumah sakit tersebut. Joint Commission on Accreditation of Health
Care Organizations telah menetapkan standar pendidikan kesehatan pada
pasien.Hal ini penting karena mengingat tidak selamanya pasien dirawat dirumah
sakit sehingga diharapkan dengan adanya pendidikan kesehatan, pasien dan
keluarga dapat melakukan perawatan dirumah.
3
Berdasarkan penelitian Komaruddin tahun 2011
kebutuhan utama keluarga
diruang perawatan intensif adalah informasi tentang kondisi pasien. Tim
perawatan perlu memfasilitasi untuk melakukan komunikasi yang aktif dengan
membuat jadwal pertemuan atau menyediakan waktu kapan saja keluarga
perlukan karena dengan informasi yang sulit akan meningkatkan kecemasan dan
ketidakpuasan keluarga. Selain itu sikap yang penuh perhatian, empati, dan
ramah saat menyampaikan informasi tersebut sangat diharapkan oleh keluarga
(Neves, 2009)
Setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 20% dari semua kematian terjadi pada
pasien yang dirawat di ICU.Pengalaman buruk tersebut dapat mempengaruhi
anggota keluarga dengan meningkatnya tingkat kecemasan bagi anggota keluarga
pasien yang beresiko tinggi pada kematian.Keadaan dari pasien ini menimbulkan
banyak beban pengambilan keputusan dan pengobatan pilihan pada keluarga
pasien (Mc Adam & Puntillo, 2009).
Menurut hasil penelitian Health Service Medical Corporation, Inc, 1993,
diperkirakan bahwa sekitar 80 % dari semua kebutuhan dan masalah kesehatan
dapat diatasi dirumah, maka kebutuhan untuk mendidik masyarakat mengenai
cara merawat diri mereka sendiri memang ada. Selain itu, dari berbagai studi
mencatat fakta bahwa pasien yang dibekali informasi memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mematuhi rencana pengobatan medis dan mendapatkan cara
inovatif untuk mengatasi penyakit, menjadi lebih mampu mengatasi gejala
penyakit, kemungkinannya mengalami komplikasi lebih kecil. Hal ini sesuai
dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk membantu meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal.
Melalui Rekan Medik Rumah Sakit Estomihi peneliti memperoleh data jumlah
pasien yang dirawatdi ruang ICU pada tahun 2013sejumlah 375 orang dan rata-
4
rata 30 orang pasien dirawat di ICU per bulannya.Berdasarkan survey awal yang
dilakukan peneliti pada bulan Maret 2014, melalui Wawancara terhadap 10 orang
keluarga pasien yang dirawat di ruang ICURumah Sakit Estomihi Medan.9 dari
10 orang yang memiliki keluarga dirawat diruang ICU merasakan adanya
informasi yang kurang tentang keparahan penyakit, rencana perawatan yang
harus dijalani pasien, dan biaya perawatan yang akan ditanggung oleh keluarga
selama perawatan ICU.Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap kecemasan keluarga
pasien di ruang ICU Rumah Sakit Estomihi Medan tahun 2014.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disusun maka rumusan masalah
yang dapat ditarik yaitu: Adakah Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap
tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU Rumah Sakit Estomihi Medan
Tahun 2014.
F. Tujuan Penelitian
3. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan
kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien di RuangICU di
Rumah Sakit Estomihi Medan tahun 2014
4. Tujuan Khusus
a. Untukmengetahui tingkat kecemasan keluarga pasien sebelum diberikan
pendidikan kesehatan di Ruang ICU Rumah Sakit Estomihi Medan Tahun
2014.
b. Untukmengetahui tingkat kecemasan keluarga pasien setelah diberikan
pendidikan kesehatan di Ruang ICU Rumah Sakit Estomihi Medan Tahun
2014.
5
G. Manfaat Penelitian
2.
Bagi Keluarga Pasien
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan pengetahuan
keluarga dalam meningkatkan pengetahuan tentang perawatan Pasien di
ruang ICURumah Sakit Estomihi Medan Tahun 2014.
3.
Bagi Perawat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau masukan dalam
meningkatkan
pelayanan
asuhahan
keperawatan
tentang
pentingnya
pemberian pendidikan kesehatan untuk mengurangi kecemasan keluarga
pasien di ruang ICU Rumah Sakit Estomihi Medan tahun 2014.
4.
Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dapat menjadi modal bagi perawat dalam
pemberian Asuhan keperawatan terhadap Pasien dan keluarga di ruang ICU
Rumah Sakit Estomihi Medan tahun 2014.
5.
Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat sebagai landasan dan gambaran untuk penelitian
mengenai pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kecemasan keluarga
pasien di ruang ICU Rumah Sakit.
Download