presentasi-biogas-kelompok-9-kelas-a

advertisement
Pembuatan Biogas
FITRIA MILANDA (1500020036)
ANJU RORO NAISYA (1500020037)
DINDA FENI DWI PUTRI FERI (1500020039)
SALSABILLA USI RAHADHIKA (1500020040)
Macam macam mikroba
Macam macam mikroba pada biogas
 Kelompok
bakteri
fermentatif,
yaitu
Streptococci,
Bacteriodes.
 Kelompok bakteri asetogenik, yaitu Kethanobacillus dan
Desulfovibrio.
 Kelompok bakteri metana, yaitu Methanobacterium,
Methanobacillus, dan Methanococcus
 Ketiga kelompok bakteri tersebut bekerja sama dalam
pembentukan biogas, walaupun yang mendominasi
fermentasi metana adalah jenis Methanobacterium.
Streptococci Streptococcus
 Streptococci Streptococcus adalah salah satu genus dari
bakteri nonmotil yang mengandung sel gram positif,
berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek,
panjang atau berpasangan.Bakteri ini tidak membentuk
spora. Bakteri ini dapat ditemukan di bagian mulut, usus
manusia dan hewan. Ada juga jenis yang digunakan untuk
fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis ada
yang bersifat patogen.
Bacteroides
Bacteroides adalah genus dari bakteri Gram Negatif
, berbentuk tongkat. Spesies Bacteroides tidak membentuk
endospora, anaerob dan bergerak ataupun tidak dapat
bergerak, tergantung spesiesnya.Komposisi dasar DNA
adalah 40-48% GC. Tidak biasa pada organisme bakteri,
membran Bacteroides mengandung sphingolipid.
Bakteri pembentuk asam dan Bakteri Pembentuk
Asetat
 Bakteri Pembentuk Asam (Acidogenic Bacteria) yang
merombak senyawa organic menjadi senyawa yang lebih
sederhana yaitu berupa asam organic.
 Bakteri Pembentuk Asetat (Acetogenic bacteri) yang
merubah asam organik dan senyawa netral yang lebih
besar dari methanol menjadi asetat dan hydrogen.
Bakteri penghasil metan (metanogens) yang berperan
dalam merubah asam – asam lemak dan alkohol menjadi
metan dan karbondioksida. Bakteri pembentuk metan
antara lain Methanococcus, Methanobacterium dan
methanosarcina.
Reaksi Biogas
Reaksi pembuatan Biogas
Reaksi kimia Pembuatan Biogas (gas metana)
ada 3 tahap , yaitu :
1. Reaksi Hidrolisa
2. Reaksi Asidogeik/ Tahap pengasaman
3. Reaksi Metanogenik
1. Reaksi Hidrolisa / Tahap Pelarutan
Pada tahap ini bahan yang tidak larut seperti
selulosa,polisakarida dan lemak diubah menjadi bahan
yang larut dalam air seperti karbohidrat dan asam
lemak
Tahap pelarutan berlangsung pada suhu 25C di
digester
(C6H10O5)n
nH2O(l)
(S)+
nC6H12O6
selulosa
air
glukosa
2. Reaksi Asidogeik/ Tahap Pengasaman
Pada tahap ini,bakteri asam menghasilkan asam
asetat dalam suasana anaerob.
Tahap ini berlangsung pada suhu 25C di
digester
Reaksi :
n (C6H12O6)2n(C2H5OH) + 2nCO2(g) + kalor
Glukosa
etanol
karbondioksida
2n(C2H5OH)(ag) + nCO22n(CH3COOH) + nCH4
Etanol
karbondioksida as.asetat
metana
3. Reaksi Metanogenik/ Tahap Gasifikasi
Pada tahap ini bakteri metana membentuk gas
metana secara perlahan secara anaerob
Proses ini berlangsung selama 14 hari dengan
suhu 25C di dalam digester
Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH4 30%
CO2 Sedikit H2 dan H2S
2n(CH3COOH)

2nCH4(g)
+
2nCO2(g)
as.asetat
gas metana
gas
karbondioksia
Proses Produksi Biogas
Proses Penguraian
Proses penguraian oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik terjadi secara
anaerob. Proses anaerob adalah proses biologi yang
berlangsung pada kondisi tanpa oksigen oleh
mikroorganisme tertentu yang mampu mengubah
senyawa organik menjadi metana. Proses ini banyak
dikembangkan untuk mengelola kotoran hewan dan
manusia air atau limbah yg kandungan bahan organik
tinggi.sisa pengolahan nya digunakan untuk kompos.
Proses pembentukan Biogas
a. Tahap Hidrolisis
Bahan Organik yang terdiri dari karbohidrat,
lemak, protein yang terdapat pada material organik
terhidrolisis. Materi organik kompleks dipecah oleh
enzim extraseluler yang dihasilkan bakteri hidrolitik
menjadi materi organik yang lebih sederhana. Produk
yang dihasilkan larut di dalam air yang selanjutnya
digunakan oleh bakteri pembentuk asam.
Lanjutan…
b. Tahap Pembentukan Asam
Molekul monomer glukosa yang merupakan
hasil dari tahap hidrolisis difermentasikan dalam
keadaan anaerob menjadi beberapa benuk asam
dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh bakteri
pembentuk asam. Monomer glukosa yang terdiri dari
6 atom diubah menjadi molekul-molekul yang
mempunyai atom karbon sedikit (bersifat asam) yaitu
antara lain molekul asam asetat (CH3COOH) dan
etanol (CH3CH2OH).
Lanjutan …
c. Tahap Methanogenik
Pada tahap methanogenik, asam-asam organik
selanjutnya dirombak oleh bakteri Methanogen menjadi gas
metana, karbondioksida dan beberapa gas dalam jumlah
rendah. Beberapa referensi menyebutkan bahwa bakteri yang
berperan dalam proses degradasi bahan organik secara
anaerob, yaitu:
a. Kelompok bakteri Fermentatif
: Streptococoi,
Bacterioides
dan
beberapa
jenis
bakteri
sejenis
Enterobacterriaceae.
b. Kelompok bakteri Asetogenik
: Desulfovibrio.
c.
Kelompok
bakteri
Methanogenesis
: Methanobacterium, Methanococcus
Proses Anaerob
Proses anaerob dikendalikan oleh dua
mikroorganisme (hidrolik dan metanogen). Bakteri
hidrolik memecah senyawa organik kompleks menjadi
senyawa yg lebih sederhana. Senyawa sederhana
diuraikan oleh bakteri penghasil asam menjadi asam
lemak dgn BM rendah. Bakteri metanogenik
mengubah asam-asam tersebut menjadi metana.
Bahan baku pembuatan Biogas
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahanbahan organik diantaranya :
 Limbah tanaman :tebu jagung, gandum
 Limbah dan hasil produksi : minyak, penggilingan
padi, limbah sagu.
 Hasil samping industri : tembakau, limbah
pengolahan buah-buahan.
 Limbah perairan : alga laut, tumbuhan air
 Limbah peternakan : kotoran sapi, kerbau, dll.
Hal hal yang mempengaruhi pembuatan biogas
Hal-hal yang mempengaruhi
Proses pembentukan biogas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Temperatur/Suhu,
b. Ketersediaan Unsur Hara,
c. Derajat Keasaman (pH),
d. Rasio Carbon Nitrogen (C/N),
e. Kandungan Padatan dan Pencampuran
Substrat,
a. Temperatur Suhu
Suhu udara maupun suhu di dalam tangki
pencerna mempunyai andil besar di dalam
memproduksi biogas. Suhu udara secara tidak
langsung mempengaruhi suhu di dalam tangki
pencerna, artinya penurunan suhu udara akan
menurunkan suhu di dalam tangki pencerna. Peranan
suhu udara berhubungan dengan proses dekomposisi
anaerobik (Yunus, 1991).
b. Kesediaan Unsur hara
Bakteri anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai
sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor,
magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt (Space
and McCarthy didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level
nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum
yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila
terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi
pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan
yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa
sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan
menambah pertumbuhan di dalam digester (Gunerson and
Stuckey, 1986).
c. Derajat Keasaman PH
Peranan pH berhubungan dengan media untuk
aktivitas mikroorganisme. Bakteri-bakteri anaerob
membutuhkan pH optimal antara 6,2 – 7,6, tetapi
yang baik adalah 6,6 – 7,5. Pada awalnya media
mempunyai pH ± 6 selanjutnya naik sampai 7,5.
Tangki pencerna dapat dikatakan stabil apabila
larutannya mempunyai pH 7,5 – 8,5. Batas bawah pH
adalah 6,2, dibawah pH tersebut larutan sudah toxic,
maksudnya bakteri pembentuk biogas tidak aktif.
Pengontrolan pH secara alamiah dilakukan oleh ion
NH4+ dan HCO3-. Ion-ion ini akan menentukan
besarnya pH (Yunus, 1991).
d. Rasio Carbon, Nitrogen (C/N)
Proses anaerobik akan optimal bila diberikan bahan
makanan yang mengandung karbon dan nitrogen secara
bersamaan. CN ratio menunjukkan perbandingan jumlah
dari kedua elemen tersebut. Pada bahan yang memiliki
jumlah karbon 15 kali dari jumlah nitrogen akan memiliki
C/N ratio 15 berbanding 1. C/N ratio dengan nilai 30 (C/N
= 30/1 atau karbon 30 kali dari jumlah nitrogen) akan
menciptakan proses pencernaan pada tingkat yang
optimum, bila kondisi yang lain juga mendukung. Bila
terlalu banyak karbon, nitrogen akan habis terlebih
dahulu. Hal ini akan menyebabkan proses berjalan dengan
lambat. Bila nitrogen terlalu banyak (C/N ratio rendah;
misalnya 30/15), maka karbon habis lebih dulu dan proses
fermentasi berhenti (Anonymous, 1999a).
e. Kandungan padatan dan pencampuran
substrat
Menurut Anonymous (1999a), walaupun tidak ada
informasi yang pasti, mobilitas bakteri metanogen di dalam
bahan secara berangsur – angsur dihalangi oleh peningkatan
kandungan padatan yang berakibat terhambatnya pembentukan
biogas. Selain itu yang terpenting untuk proses fermentasi yang
baik diperlukan pencampuran bahan yang baik akan menjamin
proses fermentasi yang stabil di dalam pencerna. Hal yang
paling
penting
dalam
pencampuran
bahan
adalah
menghilangkan unsur – unsur hasil metabolisme berupa gas
(metabolites) yang dihasilkan oleh bakteri metanogen,
mencampurkan bahan segar dengan populasi bakteri agar
proses fermentasi merata, menyeragamkan temperatur di
seluruh bagian pencerna, menyeragamkan kerapatan sebaran
populasi bakteri, dan mencegah ruang kosong pada campuran
bahan.
Download