View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
PERILAKU ANAK
Perilaku merupakan suatu aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi
pola hidup yang akan dijalaninya. Proses pembentukan perilaku yang
diharapkan memerlukan waktu serta kemampuan dari orang tua dalam
mengajarkan anak. Rasa takut merupakan perilaku nonkooperatif anak terhadap
perawatan gigi, faktor penyebabnya bisa atau ditimbulkan dari anak itu sendiri,
keluarga maupun dokter gigi. Anak-anak memiliki cara pendekatan tersendiri
yang berbeda dengan orang dewasa dan memiliki cara berkomunikasi yang
berbeda. Perilaku anak juga berbeda pada setiap kunjungan gigi tergantung
pada variabel seperti usia, perilaku orang tua, kecemasan orang tua, riwayat
medis / gigi terakhir, kesadaran akan masalah gigi mereka, jenis prosedur gigi,
manajemen perilaku, dan teknik prosedural diikuti oleh dokter gigi.2
Pakar psikologi Swiss terkenal, Jean Piaget megemukankan bahwa anakanak membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri, informasi tidak
sekedar ke dalam pikiran mereka dari lingkungan. Piaget meyakini bahwa anakanak menyesuaikan pemikiran mereka untuk mencakup gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan memajukan pemahaman mereka. Piaget menyatakan
bahwa anak-anak melampaui empat tahap ,yakni :4
5
1. Sensorimotor: tahap
ini usia mulai dari kelahiran hingga 2 tahun.bayi
beranjak dari tindakan refleks naluriah sejak kelahiran hingga permulaan
pemikiran simbolis. Bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia
dengan
mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman
sensor
denagn
tindakan fisik.
2. Preoperasional : tahap ini anak usia usia 2 sampai 7 tahun. tahap
ini
merupakan kelanjutan dari tahap sensorimotor. Anak mulai melukiskan
dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar, kata-kata dan gambar-gambar
ini mencerminkan meningkatnya pemikiran simbolis dan melampaui
hubungan informasi sensor dan tindakan fisik.
3. Operasional Konkret : tahap perkembangan yang terjadi pada usia sekitar 7
sampai 11 tahun. Anak saat ini dapat berpikir secara logis tentang peristiwa
yang konkret dan mengklasifikasika benda-benda ke dalam bentuk yang
berbeda..
4. Operasioanal formal : Pada tahap ini perkembangan kognitifnya pada usia 1115 tahun, Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak dan logis. 7
Terdapat beberapa klasifikasi perilaku anak pada saat perawatan gigi dan
mulut menurut beberapa ahli.
2.1.1
KLASIFIKASI PERILAKU ANAK MENURUT WRIGHT
Menurut Wright, anak-anak secara umum dapat diklasifikasikan
dalam salah satu dari tiga cara: kooperatif, tidak mampu kooperatif atau
6
berpotensi kooperatif yang mencakup perilaku histeris, keras kepala,
pemalu/penakut, tegang dan cengeng. Ada banyak perilaku-rating skala
yang tersedia untuk menilai dan mengevaluasi perilaku anak pada setiap
kunjungan gigi.5,8
1.
Kooperatif
a. Rileks, minimal bentuk ketakutan dan dilakuakn perawatan
dengan baik dan sederhana
b. Adanya hubungan antara dokter dan ketertarikan terhadap
perawatan
c. Tertawa dan menikmati perawatan
d. Mengikuti instruksi dengan efektif dan efisien
2. Tidak Mampu Kooperatif
a. Termasuk dalam usia sangat muda (<2 tahun) atau rehabilisasi
spesific atau handicapping
b. Mereka memilki masalah perilaku
3. Perilaku Histeris
a. Biasanya pada usia 3 – 6 tahun.
b. Anak mulai mengamuk/marah dimulai di ruang tunggu atau
bahkan sebelumnya
c. Perilaku ini juga tidak bisa diperbaiki
7
d. Menagis, memukul dengan keras, adanya reaksi untuk melawan
seperti tangan dan kaki yang mencoba melawan yang merupakan
manifestasi dari rasa takut dan cemas
e. Anak usia sekolah cenderung untuk memodelkan perilaku mereka
setelah itu orang dewasa
f. Jika terjadi pada anak-anak yang lebih tua, ada kemungkinan
mungkin ada alasan yang mendalam untuk itu
4. Perilaku Keras Kepala
a. Dapat ditemukan di semua usia, lebih khas dalam kelompok
sekolah dasar
b. Adanya tanggapan ‘’saya tidak ingin’’ atau “saya tidak mau’’
c. Mereka protes ketika mereka dibawa ke klinik gigi
d. Disebut sebagai keras kepala atau manja
e. Melawan pada setiap instruksi
5. Perilaku Penakut/Pemalu
a. Ringan tapi sangat cemas
b. Jika ditangani dengan benar, perilaku mereka dapat memburuk ke
uncotrolled
c. Berlindung dibelakang orang tua
d. Mungkin dari lingkungan rumah overproctective atau mungkin
tinggal di terisolasi mengalami hanya sedikit kontak dengan
orang asing
e. Membutuhkan dorongan kepercayaan diri anak.
8
6. Perilaku Tegang
a. Tampak anak bersikap tegang
b. Menerima perawatan, tetapi sangat tegang
c. Ketika mereka berbicara suaranya bergetar
d. Tampak berkeringat
7. Perilaku cengeng/suka merengek
a. Mereka tidak melawan pada perawatan tetapi suka merengek
selama perawatan
b. Menagis tetapi masih dapat dikontrol
c. Sering mengeluarkan air mata
d. Reaksi frustasi pada perawatan gigi
e. Pasien yang baik pada perawatan gigi anak
2.1.2
KLASIFIKASI PERILAKU ANAK MENURUT FRANKL
Frankl et al mengklasifikasikan perilaku anak menjadi empat
kelompok sesuai dengan sikap anak dan kerjasama pada perawatan gigi
dan mulut,yakni : 5
a. Jelas Negatif
Penolakan perawatan , menangis, takut atau perilaku-perilaku lainnya
yang jelas bersikap negatif terhadap perawatan
b. Negatif
Enggan untuk menerima pengobatan, tidak kooperatif, beberapa
bukti dari sikap negatif tetapi tidak diucapkan, cemberut.
9
c. Positif
Penerimaan perawatan , kesediaan untuk mematuhi dokter gigi dan
tidak menolak petunjuk dokter gigi
d. Jelas Postif
Hubungan pasien dengan dokter gigi baik , anak tertarik pada
prosedur perawatan , tertawa dan menikmati perawatan
2.1.3
KLASIFIKASI PERILAKU ANAK MENURUT KOPEL
a. Pasien berusia sangat muda
b. Terganggu secara emosional pasien, seperti
1. Anak dari keluarga yang berantakan atau miskin
2. Anak manja
3. Anak neurotik
4. Anak terlalu takut
5. Anak hiperktif
c. Secara fisik anak handcapped
d. Anak cacat mental
e. Anak dengan pengalaman medis atau gigi sebelumnya kurang
menyenangkan 5
2.1.4
KLASIFIKASI PERILAKU ANAK MENURUT LAMPSHIRE
Klasifikasi perilaku anak menurut Lampshire yakni :5
10
a. Koperatif : anak dengan sikap dan emosional relaks dan koopertif
selama perawatan berlangsung
b. Tegang kooperatif : anak tegang tetapi koopertif pada saat yang
bersamaan
c. Cemas: menghindari pengobatan awalnya, biasanya bersembunyi di
balik ibu, menghindari melihat atau berbicara dengan dokter gigi.
Tetapi pada akhirnya menerima perawatan gigi
d. Takut : membutuhkan dukungan yang cukup sehingga dapat
mengatasi kekhawatiran perawatan gigi
e. Keras Kepala: pasif menolak pengobatan dengan menggunakan
teknik yang telah berhasil dalam situasi lain
f. Hypermotive: anak yang gelisah, menendang dan menjerit
g. Penyandang cacat: fisik atau mental
h. Secara emosional belum dewasa : cacat emosional 5
2.2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PERILAKU ANAK
Perilaku anak pada perawatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh berbegai
faktor yang terdiri dari faktor yang melibatkan anak itu sendiri, orang tua
maupun dokter gigi, sehingga perlu menjelaskan lebih lanjut hal-hal yang
mempengaruhi perilaku anak agar dapat menimbulkan perilaku kooperatif anak.5
11
2.2.1
FAKTOR YANG MELIBATAKAN ANAK ITU SENDIRI
Kematangan anak bisa dikelompokan mengikuti kronologis
tingkatan usia sebagai berikut ini: 2
A. Perkembangan Anak
1) Usia 2 tahun : dalam usia ini kosakata dari anak bervariasi dari 15
sampai 1000 kata. Anak pada periode ini takut pada gerakan
mendadak yang tidak terduga. Pergerakan mendadak pada kursi gigi
(dental chair) tanpa peringatan akan menimbulkan rasa takut, cahaya
yang terang juga terasa menakutkan bagi anak. Memisahkan anak
pada usia ini dari orang tuanya sangat sulit. Sebisa mungkin anak
pada periode usia dua tahun ditemani oleh orang tua atau
pendamping selama berada di ruang perawatan.
2) Usia 3 tahun : anak memiliki keinginan untuk berbicara dan
mendengarkan, pada usia ini, sikap kooperatif muncul dan dokter
gigi bisa mulai menggunakan pendekatan positif dengan anak
tersebut .
3) Usia 4 tahun : seorang anak usia empat tahun umumnya
mendengarkan dan tertarik untuk menjelaskan, jika tidak diatur
dengan baik pada beberapa situasi anak usia empat tahun bisa
menjadi tidak patuh dan menentang.
4) Usia 5 tahun : ini merupakan periode dari penggabungan, dimana
anak pada usia lima tahun senang melakukan aktifitas berkelompok
12
dan siap berpartisipasi didalamnya dan mereka juga memiliki sedikit
rasa khawatir bila terpisah dari orangtuanya saat melakukan
perawatan gigi.
5) Usia 6 sampai 12 tahun : biasanya anak pada usia ini bisa menangani
ketakutan terhadap prosedur perawatan gigi karena dokter gigi bisa
menjelaskan apa yang akan dilakukan dan alasan kenapa perawatan
tersebut dilakukan
B. Pengalaman Perawatan Gigi Sebelumnya
Terdapat perbedaan perilaku anak pada anak yang pernah
memperoleh perawatan gigi dan mulut dengan yang belum pernah.
Begitupula dengan perbedaan kunjungan perawatan pertama dengan
kunjungan perawatan kedua.
C. Sosial dan Kemampaun Adaptasi
Sesuatu yang sangat penting untuk memperhatikan sosial dan
kemampuan adaptasi anak sehingga dapat direncanakan rencana
perawatan yang efektif. 5
2.2.2
FAKTOR YANG MELIBATKAN ORANG TUA
A. Pengaruh Keluarga
Terdapat beberapa keadaan anak di dalam ruang lingkup
keluarganya, 5
13
1. Karakteristik anak yang kekurangan kasih sayang, yakni anak
yang cendrung menunjukan kecemasan, menangis dan cendrung
menuntut
2. Karakterisik anak yang didominasi orangtua, yakni anak yang
cendrung kooperatif,dan pasien yang baik
3. Karakteristik anak yang otoriter terhadap orangtuanya, yakni anak
yang cendrung mengelak dan tidak menyukai perawatan
B. Hubungan Orang Tua dan Anak
Tingkah laku orangtua merupakan hal yang penting antara
hubungan interpersonal anak yang mempengaruhi respon tingkah
laku anak tersebut terhadap perawatan gigi. Pada berbagai motif dan
situasi, orangtua mengambil sikap ekstrim yang berbeda-beda
terhadap anaknya, sikap itu antara lain :2
1) Terlalu melindungi (overprotection), sikap terlalu melindungi
ditunjukan dengan terlalu mencampuri dan mendominasi anak oleh
orangtuanya.
2) Penolakan ( rejection), anak yang sedikit terabaikan oleh orang
tuanya merasa rendah diri, dilupakan, pesimis dan memiliki rasa
percaya diri yang rendah. Pada perawatan gigi anak seperti ini bisa
menjadi tidak kooperatif, menyulitkan, dan susah diatur.
14
3) Terlalu Cemas (overanxiety) sikap dari orangtua dengan perhatian
yang berlebihan dan tidak semestinya pada anak, hal ini selalu
diiringi dengan sikap terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi,
atau terlalu ikut campur.
4) Terlalu Mengidentifikasi (overidentification), jika si anak tidak
mau mengikuti keinginannya, orangtua anak tersebut merasa
dikecewakan
C. Kecemasan Ibu
Wright et al dalam buku yang komprehensif terhadap
manajemen anak meringkas alasan agar orant tua tidak ikut masuk ke
dalam ruang perawatan sebagai berikut: 10
1) Orang tua sering mengulangi perintah, menciptakan gangguan bagi
baik dokter gigi dan anak pasien.
2) Orang tua biasanay mencegat perintah, menjadi penghalang untuk
pengembangan hubungan antara dokter gigi dan anak.
3) Dokter gigi tidak dapat menggunakan intonasi suara di hadapan
orangtua karena dia akan tersinggung.
4) Anak membagi perhatian antara orang tua dan dokter gigi.
5) Dokter gigi membagi perhatian antara orang tua dan anak.
6) Dokter gigi mungkin lebih santai dan nyaman ketika orangtua tetap
di ruang penerimaan.
15
D. Sikap Orang Tua kepada Dokter Gigi
Sikap positif
orang tua terhadap perawatan gigi akan
memberikan kemajuan sikap pada anak mereka. Sehingga kecemasan
orang tua seminimal mungkin tidak diketahui oleh anaknya.5,11
2.2.3
FAKTOR YANG MELIBATKAN DOKTER GIGI
Sebagai seorang dokter gigi haruslah dapat menyesuaikan diri
dengan sikap orang tua dan anak sehingga tercipta hubungan yang dekat
antar ke tiga individu.5,11
A. Penampilan dari Klinik Dokter Gigi
Rasa takut anak sewaktu memasuki ruang praktek maka untuk
mengurangi rasa takut ini adalah dengan membuat suasana ruang tunggu
seperti suasana rumah. Buat ruang tunggunya menyenangkan dan hangat.
Tidak diragukan lagi bahwa peralatan dan dekorasi kamar menghasilkan
keuntungan psikologis pada anak tersebut dalam sejumlah besar kasus.
Kamar praktek dapat dibuat lebih menarik dengan menggantungkan
gambar-gambar
16
Gambar 1. Penampilan ruangan perawatan klinik gigi anak
Sumber : http://media.tumblr.com/tumblr_m0eeq4Dzns1r6xq.
Avaible 9 Januari 2013
Gambar 2 Penampilan Ruang Pendaftaran Klinik Gigi Anak
Sumber : Koleksi Pribadi
17
Gambar 3 Ruangan Perawatan Klinik Anak
Sumber : Koleksi Pribadi
B. Sikap dari dokter gigi
Perilaku dokter gigi terhadap pasien anak sangat berpengaruh
terhadap perawatan yang akan dilakukan, dengan perilaku positif yang
diberika kepada anak tentu memberikan respon positif terhadap perilaku
anak 12
C. Waktu dan lamanya kunjungan
Waktu dan lamanya kunjungan harus diperhatikan oleh karena
dapat mempengaruhi tingkah laku anak, diusahakan untuk tidak
membuat anak di kursi gigi lebih lama dari setengah jam, oleh karena
dapat menyebabkan anak bosan dan menangis. Waktu kunjungan,
misalnya pada anak-anak pra sekolah tidak boleh diberikan waktu
kunjungan pada waktu waktu tidurnya karena anak-anak yang dibawa
waktu ini biasanya mengantuk, lekas marah dan susah diatur.11
18
D. Kecepatan dan kemampuan dokter gigi
Seorang dokter gigi harus mampu melaksanakan tugasnya
dengan cekatan, terampil dan sedikit mungkin menimbulkan rasa
sakit. Dalam melakukan perawatan terhadap pasien anak, tenaga
asisten akan sangat berarti, terutama pada waktu menolong
mengontrol anak dan melakukan tindakan operatif. Cara yang
sederhana dan mudah umumnya merupakan cara yang cepat
dilakukan. Teknik operatif harus dikerjakan dengan lancar.
Penyusunan alat dan tindakan mencaricari alat pada waktu tindakan
operatif tidak akan dimulai, tidaklah perlu. Dokter gigi yang tidak
efisien ini akan terlihat kehilangan keyakinannya terhadap pasien.
Bekerjalah hati-hati dan jangan sekali-kali membuang-buang
waktu.11,12
E. Mengunakan kata-kata halus, pujian dan penghargaan
Untuk menghargai si anak penambah semangat, dapat diberi
pujian atau hadiah sederhana. Ada banyak macam-macam hadiah
yang dapat diberikan pada pasien yang bertingkah laku baik. Salah
satu hadiah terpenting yang diinginkan oleh anak adalah pendekatan
oleh dokter giginya. Pada waktu menghargai si anak, berikan pujian
terhadap tingkah lakunya, misalnya dengan mengatakan si anak yang
19
baik dan sekaligus mengatakan bahwa ia bersikap sangat baik hari ini.
Hadiah merupakan pemberian yang baik. 11,12
2.3
MANAJEMEN PERILAKU ANAK
1. Desensitisasi
Desentisation secara tradisional digunakan untuk anak yang gelisah
pada perawatan gigi, prinsip ini dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh
dokter gigi anak dengansemua pasien, untuk meminimalkan kemungkinan
bahwa pasien mungkin menimbulkan kecemasan. Kecemasan anak ditangani
dengan memberikan serangkaian pengalaman perawatan anak. 6,13
a. Tujuan
Untuk membantu anak mengatasi kecemasan pada perawatan gigi
Untuk memberikan serangkaian pengalaman mengatasi kecemasan anak
pada perawatan gigi.
b. Indikasi : Bisa digunakan dengan semua pasien anak. 6
2. Tell-Show-Do
Addelston pertama sekali mencoba cara T.S.D. untuk merawat gigi
anak dan cara ini sangat sederhana dan cukup efektif. Cara ini baik untuk
anak yang takut. 6,13
Tell
: Anak diberitahu apa yang akan dilakukan pada dirinya dengan
20
bahasa yang dapat dimengerti oleh anak.
Show
: Menunjukkan objek sesuai dengan yang diterangkan sebelumnya
tanpa menimbulkan rasa takut. Dalam hal ini dapat dipergunakan model
gigi, menunjukkan alat yang akan dipergunakan misalnya bur dan kalau
perlu dipegang pasien.
Do
: Melakukan tindakan pada anak sesuai dengan yang dikatakan dan
ditunjukkan pada anak.
Pada waktu melakukan TSD harus sesuai dengan yang diceritakan
atau ditunjukkan, jadi jangan sampai anak merasa dibohongi. Pendekatan
dengan cara TSD dapat dilakukan bersama-sama dengan cara modeling.
Cara pendekatan dengan TSD dapat diterapkan untuk semua jenis perawatan
pada anak kecuali melakukan suntikan. 11,13
a. Tujuan
Untuk memungkinkan anak untuk mempelajari dan memahami
prosedur perawatan gigi dengan cara yang meminimalkan kecemasan.
Digunakan dengan imbalan, secara bertahap membentuk perilaku anak
terhadap penerimaan prosedur invasif lebih.
b. Indikasi : Bisa digunakan dengan semua pasien. Dapat digunakan untuk
berurusan dengan yang sudah ada kecemasan dan ketakutan, atau
dengan pasienmenghadapi kedokteran gigi untuk pertama kalinya.6
21
3. Modelling
Menurut teori belajar sosial Bandura dan Walters dikutip oleh
Roberts,et al
6
sebagian besar dari perkembangan anak dan pembelajaran
didasarkan pada pengamatan dan peniruan berbagai macam kondisi dan
imembentuk dasar dari manajemen teknik modelling . Menurut Adelson
dan Goldfried dikutip oleh Roberts,et al 6. Hal ini sangat efektif bila
pengamat memperhatian sikap dari model. Idealnya, untuk pasien cemas,
model ini awalnya tampak cemas tapi kemudian melanjutkan untuk
mengembangkan perilaku yang lebih baik dan kemudian dihargai untuk
perilaku tersebut. Untuk non-cemas anak model tidak perlu digunakan
pertanyaan tentang situasi menunjukkan kecemasan awal. Misalnya dapat
dilihat untuk mengajukan pertanyaan tentang situasi baru, pengamat
kemudian merasa lebih mudah beradaptasi. Pembelajaran tidak langsung,
yaitu belajar dari orang lain yang mungkin menjadi orang tua, guru, teman
sebaya, saudara atau media. Modelling dapat merugikan ketika anak-anak
mengunjungi dokter gigi untuk pertama kalinya dengan harapan negatif
berdasarkan pada kesalahan informasi yang diperoleh dari saudara atau
teman sebaya anak tersebut, jika tidak kooperatif atau cemas, mungkin
lebih baik dirawat di ruangan tersendiri, bukan di klinik terbuka yang
perilakunya dapat mendengar dan kemudian dimodelkan dengan pasien lain.
Atas dasar tersebut, orangtua yang sangat pencemas mungkin dapat diminta
untuk tetap berada di luar ruang perawatan, atau menjadi pengamat yang
benar-benar pasif. Hal ini juga menyiratkan bahwa dokter gigi harus tetap
22
menjadi model ketenangan dan kepercayaan diri, agar tidak disulitkan oleh
perilaku kooperatif anak. 6,13
a. Tujuan
Untuk mengurangi kecemasan pada anak dengan pengalaman
sebelumnya.
Untuk memperkenalkan anak pada perawatan gigi dan mulut
b. Indikasi :
Pengenalan
anak
untuk
prosedur
baru
dengan
pengurangan kecemasan.
4. Reinforcement
Reinforcement didefenisikan sebagai motivasi atau hal yang
memperkuat pola tingkah laku, sehingga memungkinkan tingkah laku
tersebut menjadi panutan dikemudian hari. Pada umumnya anak akan
senang jika prestasi yang telah ditunjukkan dihargai dan diberi hadiah. Hal
ini dapat meningkatkan keberanian anak dan dipertahankan untuk perawatan
dikemudian hari. Reinforcement mempunyai keuntungan karena dokter gigi
secara langsung dapat mengontrol pemberian hadiah yang akan diberikan
dipraktek untuk meningkatkan frekwensi tingkah laku yang diinginkan. Ada
dua tipe reinforcement yang dijumpai sebagai penuntun tingkah laku anak
yaitu :
1. Reinforcement positif.
23
Reinforcement dapat diberikan setelah anak menunjukkan tingkah
laku yang positif dalam perawatan gigi misalnya :
a. Ungkapan kata yang menyatakan bahwa pasien berperilaku manis hari
ini waktu dirawat (setiap akhir dari perawatan)
b. Untuk hadiah yang lain diberikan pada akhir perawatan sebagai tanda
senang atas tingkah laku yang baik misalnya dengan memberikan notes,
gambar tempel dll tetapi tidak boleh terlalu sering diberikan hadiah
(Akhir dari perawatan)
2. Reinforcement negatif.
Reinforcement diberikan hanya jika anak menunjukkan tingkah
laku yang positif. Dokter gigi menguatkan tingkah laku yang tidak
diinginkan dengan menunda perawatan gigi anak karena tingkah lakunya
tidak kooperatif sampai anak mempunyai keinginan dirawat. Walaupun
anak tidak menunjukkan sikap yang baik tetapi anak menerima hadiah
dari dokter gigi dengan harapan meningkatkan hubungan yang positif
pada waktu berkunjung berikutnya. Sebaliknya anak merasa dapat bebas
dengan taktik tersebut dan cenderung mengulanginya pada kunjungan
berikutnya. Dengan reinforcement negatif berarti dokter gigi menguatkan
tingkah laku yang tidak diinginkan.11,13
a. Tujuan
Untuk memperkuat perilaku yang diinginkan.
b. Indikasi :
Dapat digunakan dengan semua pasien 6
24
5. Voice Control
Perubahan dalam nada dan suara telah lama digunakan dalam
kedokteran gigi anak. Brauer yang dikutip oleh Robert6 itu berpendapat
bahwa suara yang tajam keras, kejutan komentar dari "Buka Mulut Anda
dan Berhenti Menangis" sering akan efektif. Menurut Pinkham yang dikutip
oleh Robert6 Ia telah mengemukakan bahwa selain perubahan suara kualitas,
ekspresi wajah terkait mungkin penting dalam mempengaruhi perubahan
perilaku. Chambers dikutip oleh Robert
6
menyarankan bahwa itu adalah
bagaimana sesuatu dikatakan bukan apa yang dikatakan yang penting itu
akan sama efektifnya. Greenbaum et al dikutip oleh Robert
6
menggambarkan suara kontrol sebagai prosedur hukuman terapi dan
menemukan bahwa ketika digunakan bergantung pada perilaku mengganggu
anak dapat ditekan dengan sangat efektif
dalam waktu dua detik dan
efeknya berlangsung selama dua menit periode observasi. Kontrol suara
dengan cepat dapat membangun kembali hubungan antara dokter gigi dan
anak
dengan
yang diinginkan
bimbingan-kerjasama,
jika perilaku
mengganggu adalah mengubah hubungan itu. Meskipun teknik ini biasanya
digambarkan dalam hal hukuman, dengan maksud memperlemah atau
menghilangkan perilaku, seharusnya diakui bahwa modulasi nada bisa
sama-sama efektif dalam mendorong perilaku tertentu 6,13
a. Tujuan
Untuk mengontrol perilaku mengganggu.
25
Untuk mendapatkan perhatian anak.
b. Indikasi :
Dapat digunakan dengan semua pasien
26
Download