pluralisme hukum

advertisement
PLURALISME HUKUM
Hukum
Lembaga hukum
Legal
Perubahan
sosial
Perundang2
an
Tata Aturan
Masyarakat
adat
Pembuat UU
Pengadilan
Kementerian dan
dinas dinas
pemerintahan
Peraturan
Masyarakat
setempat
INTERACTION BY; NETWORK ANALYSIS, TRANSACTIONAL ANALYSIS, THE ANALYSIS OF
NEGOTIATION, THE POLITICS OF CORPORATE GROUPS, SITUATIONAL ANALYSIS AND THE
EXTENDED CASE METHOD, ANALYSIS OF PUBLIC EXPLANATION MADE IN NORMATIVE TERMS
Sumber sumber hukum
•
•
•
•
•
Agama
Negara
Adat
Lembaga lembaga nasional dan internasional
Hukum Internasional
Apakah Pluralisme Hukum itu
• Keberadaan lebih dari satu hal pada suatu wilayah tertentu.
• Pluralisme hukum adalah suatu perangkat wilayah sosial
dan bukan merupakan suatuh hukum ataupun sistem
hukum.
• Hukum adalah pegaturan diri sendiri dalam wilayah sosial
semi-otonom (semiautonomous social field)
• Pluralisme hukum adalah suatu bentuk universal organisasi
sosial.
• Pengertian pluralism hukum; pengaturan keberagaman
kaedah normatif terhadap kenyataan yang menunjukan
bahwa prilaku sosial selalu dilkasakan dalam konteks plural,
tumpang tindih dalam berbagai wilayah semi-otonom dan
mungkin selalu berubah ubah dalam pelaksanaannya.
PLURALISME HUKUM
• Pluralisme hukum (legal pluralism) kerap diartikan sebagai keragaman
hukum. Pluralisme hukum adalah hadirnya lebih dari satu aturan hukum
dalam sebuah lingkungan sosial. Gagasan pluralisme hukum sebagai
sebuah konsep, mulai marak pada dekade 1970an, bersamaaan dengan
berseminya ilmu antropologi.
• Sentralisme hukum memaknai hukum sebagai hukum negara yang berlaku
seragam untuk semua orang yang berada di wilayah yurisdiksi Negara
tersebut. Dengan demikian, hanya ada satu hukum yang diberlakukan
dalam suatu negara, yaitu hukum negara. Hukum hanya dapat dibentuk
oleh lembaga negara yang ditugaskan secara khusus untuk itu.
• Meskipun ada kaidah-kaidah hukum lain, sentralisme hukum
menempatkan hukum negara berada di atas kaidah hukum lainnya, seperti
hukum adat, hukum agama, maupun kebiasan-kebiasaan.
• Pluralisme hukum adalah sebuah alat analisis untuk
memahami interaksi antara dua atau lebih sistem
hukum. Griffiths membedakan dua macam pluralisme hukum
yaitu pluralisme hukum yang lemah (weak legal
pluralism) danpluralisme hukum yang kuat (strong legal
pluralism).
• Menurut Griffiths, pluralisme hukum yang lemah itu adalah
bentuk lain dari sentralisme hukum karena meskipun
mengakui adanya pluralisme hukum, tetapi hukum negara
tetap dipandang sebagai superior, sementara hukum-hukum
yang lain disatukan dalam hirarki di bawah hukum negara.
• Sementara itu konsep pluralisme hukum yang kuat, yang
menurut Griffiths merupakan produk dari para ilmuwan
sosial, merujuk pada pengamatan ilmiah mengenai fakta
adanya kemajemukan tatanan hukum yang terdapat di
semua (kelompok) masyarakat. Semua sistem hukum
yang ada dipandang sama kedudukannya dalam
masyarakat, tidak terdapat hierarki yang menunjukkan
sistem hukum yang satu lebih tinggi dari yang lain.
TIPE-TIPE PLURALISME HUKUM
• Tipe pertama disebut: Pluralisme Relatif
(Vanderlinden 1989), Pluralisme Lemah (J.Griffith
1986) atau Puralisme hukum hukum negara
(Woodman 1995:9) menunjuk pada konstruksi hukum
yang di dalamnya aturan hukum yang dominan
memberi ruang, implisit atau eksplisit, bagi jenis
hukum lain, misalnya hukum adat atau hukum agama.
Hukum negara mengesahkan dan mengakui adanya
hukum lain dan memasukkannya dalam sistem
hukum negara.
• Tipe kedua, yang disebut : Pluralisme Kuat atau
Deskriptif (Griffiths, atau Pluralisme Dalam
(Woodman) pluralisme hukum menunjuk situasi yang
di dalamnya dua atau lebih sistem hukum hidup
berdampingan, dengan masing-masing dasar
legitimasi dan keabsahannya
Pluralisme Hukum Dan Globalisasi
• Desentralisasi pemerintahan
• Negara negara transisi pasca bubarnya Uni
Sovyet
• Konvensi konvensi Internasional
– Pertanian
– Perdagangan
– Standar mutu
– Dll
– Alternatif dispute resolutio (ADR)
Download