Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat

advertisement
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak
Pemeriksaan
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(Pasal 29 UU KUP)
Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
(Pasal 31 UU KUP)
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan:
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan.
1
menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan
dan/
atau
2
tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan
peraturan perundangundangan perpajakan.
Pemeriksaan untuk
menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan
Jenis Pajak :
satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak
Masa/Tahun Pajak :
satu atau beberapa Masa Pajak,
Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam
tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan
Kriteria Pemeriksaan
Harus
dilakukan
Pemeriksaan
Menguji
kepatuhan
Dapat
dilakukan
WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran pajak (Pasal 17B UU KUP)
a
SPT LB selain Pasal 17B UU KUP
b
WP telah diberikan pengembalian pendahuluan
kelebihan pajak
c
SPT Rugi;
d
penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia
untuk selama-lamanya;
e
Wajib Pajak melakukan perubahan tahun buku atau
metode pembukuan atau karena dilakukannya
penilaian kembali aktiva tetap
f
Tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT
melampaui jangka waktu dalam Surat Teguran yang
terpilih untuk dilakukan pemeriksaan berdasarkan
analisis risiko
g
Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan
yang terpilih untuk dilakukan pemeriksaan
berdasarkan analisis risiko
Jenis Pemeriksaan
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Restitusi Pasal 17B UU KUP
Selain Pasal 17B UU KUP
Pemeriksaan
Rutin
Pemeriksaan
Rutin
a
Pemeriksaan
Kantor
Pemeriksaan
Lapangan
b
Pemeriksaan
Kantor
c
d
Pemeriksaan
Khusus
e
Pemeriksaan
Lapangan
PENENTUAN JENIS
PEMERIKSAANNYA DIATUR OLEH
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
f
g
Pemeriksaan
Lapangan
Pemeriksaan Restitusi Pasal 17B UU KUP
Dilakukan dengan pemeriksaan kantor dalam hal:
1
2
Laporan Keuangan Wajib Pajak untuk Tahun Pajak
yang diperiksa diaudit oleh akuntan publik atau
laporan keuangan salah satu Tahun Pajak dari 2
(dua) Tahun Pajak sebelum Tahun Pajak yang
diperiksa telah diaudit oleh akuntan publik, dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian
Wajib Pajak tidak sedang dilakukan Pemeriksaan
Bukti Permulaan, penyidikan atau penuntutan tindak
pidana perpajakan, dan/atau Wajib Pajak dalam 5 (lima)
tahun terakhir tidak pernah dipidana karena
melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
PENYIMPANAN DOKUMEN
Buku, catatan, & dokumen
dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data dari
pembukuan yg dikelola
secara elektronik atau
secara program aplikasi online
Dokumen
dan/atau
informasi tambahan untuk
mendukung
bahwa
transaksi yg dilakukan dgn
pihak
yg
mempunyai
hubungan istimewa telah
prinsip
sesuai
dgn
kewajaran dan kelaziman
usaha
Pasal 10 PP 74 2011
dasar
pembukuan/
pencatatan
10 tahun
di Indonesia
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG DIPERIKSA
Wajib
Pajak
OP dan Badan
Memperlihatkan/meminjamkan buku atau
catatan, dokumen
memberikan kesempatan untuk memasuki
tempat atau ruangan
paling lama 1 bulan sejak
permintaan disampaikan
memberikan keterangan lain yg diperlukan
Dirjen
Pajak
menyampaikan
SPHP
Pasal 11
penghasilan kena
pajaknya dapat dihitung
secara jabatan
TIDAK
Ps. 14 (5) UU PPh
memberikan hak
hadir dalam Clossing
…pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dalam proses
keberatan yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan informasi
yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib Pajak dari pihak ketiga,
pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain dimaksud tidak
dipertimbangkan dalam penyelesaian keberatannya. (Pasal 26A ayat 4 UU KUP)
Dokumen dari WP yg
dipertimbangkan saat
clossing terbatas pada
peredaran usaha atau
penghasilan bruto
dokumen kredit pajak
Peminjaman Dokumen
PEMERIKSAAN LAPANGAN:
Dokumen yang diperlukan dan
ditemukan pada saat pelaksanaan
pemeriksaan dipinjam saat itu juga.
PEMERIKSAAN KANTOR:
Dokumen yang dibawa saat wajib
pajak datang memenuhi panggilan
Surat Permintaan Peminjaman
Buku, Catatan, & Dokumen
(Dilampiri daftar dokumen yg wajib
dipinjamkan)
Data WP dikelola secara elektronik
Minta Bantuan WP
Minta Bantuan Tenaga Ahli
Dokumen WP berupa
Fotokopi/Elektronik
Bukti Peminjaman dan Pengembalian
Buku, Catatan dan Dokumen
Dokumen Belum
dipinjamkan
Harus dipenuhi WP dlm
jangka waktu 1 bulan
Atas Biaya WP
Surat Permintaan
Bantuan Tenaga Ahli
Surat Pernyataan bahwa
Fotokopi/Elektronik sesuai aslinya
Jangka Waktu Pemeriksaan
SPHP
7 Hari
Tanggapan Tertulis
Jangka waktu sejak Surat
Pemberitahuan
Pemeriksaan
disampaikan/Sejak WP
datang memenuhi
panggilan s.d. tanggal
SPHP disampaikan
JANGKA WAKTU
PENGUJIAN
KANTOR
4 Bulan +
2 Bulan
LAPANGAN
6 Bulan +
2 Bulan
Perpanjangan
Penyampaian
Tanggapan Tertulis
Jangka waktu sejak
tanggal SPHP disampaikan
sampai dengan tanggal
LHP
JANGKA WAKTU PEMBAHASAN
AKHIR DAN PELAPORAN
2 BULAN
JANGKA WAKTU PEMERIKSAAN
WP K3S MIGAS
WP GRUP
INDIKASI TRANSFER PRICING/
TRANSAKSI KHUSUS LAIN
KANTOR
4 Bulan
LAPANGAN
6 Bulan +
3x6 Bulan
3 Hari
3 Hari
Undangan Pembahasan
Akhir
Pembahasan Akhir
2 Bulan
Risalah
Pembahasan
3 hari
Permohonan
Pembahasan
dgn Tim QA
Pembahasan
Tim QA
Panggilan
Penandatanganan BA
(2 BULAN)
Penandatanganan BA
LHP
3 Hari
PEMBATALAN SKP
skp yg berdasarkan Pemeriksaan/ Verifikasi
yg dilaksanakan tanpa prosedur
penyampaian SPHP atau SPHV
PAHP atau PAHV
dibatalkan Dirjen Pajak dgn Ps. 36 (1) d UU KUP
dilanjutkan dgn melaksanakan prosedur yg belum dilaksanakan
Catatan:
Untuk pemeriksaan dlm rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP dilanjutkan
dgn penerbitan:
1. skp sesuai PAHP apabila jangka waktu 12 bulan belum terlewati.
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati.
Pasal 13
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak
Verifikasi
keterangan lain merupakan data
konkret, berupa:
1. Hasil
klarifikasi/konfirmasi
faktur pajak;
2. bukti pemotongan PPh;
3. data perpajakan terkait WP:
 tidak menyampaikan SPT
dalam jangka waktu sesuai
Ps. 3 (3) UU KUP; dan
 setelah ditegur secara
tertulis
SPT
tidak
disampaikan dalam jangka
waktu sesuai Surat Teguran;
4. bukti transaksi atau data
perpajakan
yg
dapat
digunakan
menghitung
kewajiban perpajakan WP.
Pemeriksaan
1. SPT;
2. kewajiban perpajakan WP
karena:
 tidak menyampaikan SPT
dalam jangka waktu sesuai
Ps. 3 (3) UU KUP; dan
 setelah ditegur secara
tertulis
SPT
tidak
disampaikan dalam jangka
waktu
sesuai
Surat
Teguran;
Pemeriksaan
Bukti Permulaan
WP
yg
melakukan
perbuatan dalam Ps. 13A
UU KUP
Dirjen Pajak dapat menerbitkan SKPKB berdasarkan Putusan
Pengadilan yg telah mempunyai kekuatan hukum tetap terhadap WP
yg dipidana karena tindak pidana di bidang perpajakan atau tindak
pidana lainnya yg dpt menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara
Dapat lebih dari 5 tahun
Pasal 14
27
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN
Data Baru
dimiliki Dirjen Pajak
Pemeriksaan/
Pemeriksaan Ulang
Data baru selain Putusan pengadilan, hasil
klarifikasi/ konfirmasi faktur pajak,
keterangan tertulis dari WP atas kehendak
sendiri
Pengakuan WP
Verifikasi/
Pemeriksaan/
Pemeriksaan Ulang
Putusan
Pengadilan
yg
menimbulkan
kerugian
pendapatan negara
dapat
pada
Verifikasi
Verifikasi
hasil
klarifikasi/
konfirmasi
faktur
pajak
Keterangan
tertulis
dari WP atas kehendak
sendiri
SKPKBT (5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau
berakhirnya masa pajak/bagian tahun pajak/tahun pajak)
Sanksi kenaikan 100%
Pasal 15
Sanksi 100%  bila terbit dalam jangka
waktu 5 tahun
Dirjen Pajak dapat menerbitkan
SKPKBT lebih dari 5 tahun dengan
sanksi bunga 48%
Sanksi kenaikan 100%
Sanksi 0%
28
PROSES PENERBITAN SKP
Verifikasi
Pembahasan Akhir
Hasil Verifikasi
kecuali
1. SKPKBT Ps. 15 ayat
(3) UU KUP; dan
2. SKPLB Ps. 17 ayat
(2) UU KUP
laporan hasil
Verifikasi
Pemeriksaan
Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan
laporan hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan Bukper
Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan
laporan hasil
Pemeriksaan ulang
laporan hasil
Pemeriksaan Bukper
nota penghitungan
surat ketetapan pajak
Pasal 19 & 20
31
KUASA WAJIB PAJAK (1)
Surat Kuasa
Khusus
Wajib
Pajak
konsultan pajak
memuat:
a.
b.
c.
Pasal 49
Kuasa
Nama, alamat, ttd
di atas materai &
NPWP Pemberi
Kuasa
Nama, alamat, ttd
& NPWP penerima
kuasa
Hak dan/atau
kewajiban
perpajakan yang
dikuasakan
bukan konsultan pajak
Syarat:
a.
b.
c.
d.
e.
Menguasai peraturan
perpajakan
Memiliki surat kuasa khusus
Memiliki NPWP
Menyampaikan SPT Tahunan
PPh Tahun Pajak terakhir
Tidak pernah dipidana di
bidang perpajakan
65
KUASA WAJIB PAJAK (2)
tidak dapat
melimpahkan
kuasa kepada
orang lain
KUASA
surat penunjukan
orang lain/
karyawannya
menyampaikan
dokumen
perpajakan tertentu
kepada
pegawai DJP
menerima
dokumen
perpajakan tertentu
dari
pegawai DJP
menyerahkan surat penunjukan
Pasal 50
66
KUASA WAJIB PAJAK (2)
hanya mempunyai hak dan/atau kewajiban
perpajakan sesuai dengan surat kuasa khusus
kuasa
wajib mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan di bidang perpajakan
tidak dapat melaksanakan hak dan/atau kewajiban yang dikuasakan, bila:
melanggar ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang
perpajakan
Pasal 51
menghalang-halangi
pelaksanaan ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang
perpajakan
dipidana karena
melakukan tindak
pidana di bidang
perpajakan atau tindak
pidana lainnya
67
PERMINTAAN DATA KEPADA PIHAK KE-3
Dirjen Pajak
dapat
meminta
keterangan
atau bukti
Dalam pelaksanaan:
PEMERIKSAAN,
PEMERIKSAAN BUKPER,
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DI
BIDANG PERPAJAKAN,
PENAGIHAN PAJAK, atau
PROSES KEBERATAN
pihak
ketiga
kewajiban merahasiakan ditiadakan
berdasarkan permintaan secara tertulis dari
Dirjen Pajak
Pasal 54
Menteri Keuangan kepada
Gubernur Bank Indonesia
sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang di bidang
perbankan
69
Download