UMB Muchammad Bettle Son SH, MH SISTEM HUKUM INDONESIA

advertisement
A. KEBIASAAN (CUSTOM)
Kebiasaan yang dipakai untuk sumber materi hukum Internasional adalah kebiasaan
sebagaimana dimaksud oleh hukum pada umumnya, yaitu suatu adat–istiadat yang
telah memperoleh kekuatan hukum.
Ada tiga kelompok kebiasaan yaitu :
a. Hubungan – hubungan diplomatic antara negara – Negara
tindakan – tindakan dan pernyataan pernyataan negarawan, opini pers release
dll merupka bahan kebiasaan yang bisa di jadikan sbagai sumber hukum
internasional.
b. Praktek – praktek organ – organ internasional.
Semua ucapan dan tindakan organ organ nternasional bisa menjadika
perkembangan kebiasaan hukum Internasiona. Misalnya ILO menyatakn
mengeluarkan peraturan tentang syarat syarat kerja secara internsional di bidang
perindustrian.
c. perundang undangan Negara Negara, keputusan-keputusan pengadilan nasional
dan praktek praktek militer serta administrasi suatu Negara.
B. TRAKTAT – TRAKTAT
Traktat = Treaty = perjanjian internasional
Dibagi 2 kelompok :
1. Traktat – traktat yang membuat hukum.
a. Yang membuat kaidah – kaidah hukum internasional (misal : Piagam
PBB)
b. Yang menetapkan kaidah kaidah umum atau hampir umum (misal traktat
multilateral Konvensi Wina mengenai hubungan diplomatik)
2. Traktat – Traktat kontrak.
Traktat semacam ini tidak secara langsung menjadi sumber hukum Internasional,
namu menjadi hukum yang khusus diantara para penandatangan.
C. KEPUTUSAN – KEPUTUSAN YUDISIAL NASIONAL/INTERNASIONAL DAN
PENGADILAN ARBITRASI INTERNASIONAL
Keputusan yudisial Nasional yang dapat menjadi hukum internasional adalah :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Keputusan yang dipandang berbobot dan sering diikuti oleh putusan pengadilan
berikutnya (baik dalam negeri / luar negeri) dan dipandang mengikat.
Contoh : Keputusan hakim Lord Stowell dari The British Prize Court (1745 – 1836)
tentang masalah blockade, doktrin pelayaran dll
Pengadilan Internasional hanya ada satu yaitu International Court of Justice (didirikan
1946)
Keputusan dari mahkamah intrnasional ini sering dipakai sebagai sumber hukum
Internasional.
Badan Arbitrasi Internasional
Badan Arbitrasi Internasional ini jumlahnya tidak hanya satu. Seperti :
1. Permanent Court of Arbitration.
2. British American Mixed Tribunal.
Hasil putusan yang terkenal :
Alabama Claim Arbitration (1872)
Behring Sea Fisheries Arbitration (1893)
North Atlantic Fisheries Case (1910)
D. Karya – karya Hukum Internasional
Karya – karya hukum ini merupakan sumber hukum Internasional tetapi tidak berdiri
sendiri. Melainkan sebagai sarana guna menjelaskan kaidah – kaidah hukum
Internasional. Dan mempermudah pembentukan hukum Internasional.
Contoh :
Privy Council (Inggris) menyatakan bahwa di dalam masalah perompakan / bajak laut
perampasan bukan masalah esensial, sehingga mencoba merompak (walaupun belum
tejadi perampasan) merupakan tindakan perompakan.
Hubungan Hukum Internasional dengan Hukum Nasional
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Dasar pertanyaan yang dapat diajukan adalah apakah hubungan antara Hukum
Internasional dengan Hukum Nasional, apakah Hukum Internasional itu merupakan satu
sistem dengan Hukum Nasional, manakah yang lebih diutamakan bila terjadi
pertentangan antara Hukum Internasional dan Hukum Nasional dan apakah hukum
internasional daya berlakunya secara otomatis dalam Hukum Nasional suatu negara
(Istanto, ibid; Shaw, ibid).
Hubungan hukum antara Hukum Internasional dengan Hukum Nasional terdapat
dua konsep dasar yaitu aplikasi konsep monoisme dan dualisme. Konsep monoisme
menyatakan bahwa hukum Internasional adalah dua aspek dari satu sistem hukum yang
keberadaannya adalah harus ada satu dengan yang lain berdasarkan siapa subyek
studi Hukum Internasional yaitu Individu. Konsep dualisme menyatakan bahwa Hukum
Internasional dan Hukum Nasional adalah dua sistem yang berbeda secara intrinsik
tentang yurisdiksi berlakunya kedua hukum tersebut.
Jika terjadi pertentangan diantara keduanya, kedua konsep memberikan
alternative solusi yang berbeda. Monoisme menyatakan bahwa urutan fundamental atau
postulat dasarnya harus menjadi tolak ukur pengutamaan. Konsep dualisme
menyatakan bahwa Hukum Internasional harus diutamakan.
Negara
o
o
Konsep terbentuknya negara

Teori kekuasaan

Teori Hukum alam

Teori Kontrak sosial

Teori Kemakmuran
Cara terbentuknya negara
Konsep dasar terbentuknya negara adalah adanya hak menentukan nasib
sendiri (the right of self determination) dengan cara:

Proklamasi, contoh Indonesia.

Perjanjian Internasional, contoh Hongkong-China
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
o

Plebisit, contoh Timor Leste;

Integrasi, contoh Jerman Barat-Timur

Disintegrasi, contoh negara bekas Uni Soviyet.
Pengakuan (Recognition)

Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan subyek HI yang
lain adalah ditunjukkan dengan pengakuan negara.

Pengakuan adalah perbuatan politik daripada perbuatan hukum:
karena pengakuan merupakan perbuatan pilihan yang didasarkan
pada pertimbangan kepentingan negara yang mengakui dan
bukan
didasarkan
pada
ketentuan
kaidah
hukum
yang
menimbulkan hak dan kewajiban berdasarkan hukum.
o
Macam Pengakuan

Pengakuan de Facto:?adalah pengakuan yang diberikan dengan
anggapan dan kepercayaan bahwa yang diakui untuk sementara
dan dengan reservasi dikemudian hari telah memnuhi syarat
dalam hubungan Internasional.

Pengakuan
De
Jure:?adalah
pengakuan
yang
didasarkan
pertimbangan bahwa yang diakui telah memenuhi syarat untuk
ikut serta dalam Hubungan Internasional?
Perbedaan Hukum Internasional dan Moral Internasional
Menurut John Austin Hukum Internasional secara sekilas seperti Moral
Internasional karena tidak ada badan hukum (legislatif) yang membuat aturan Hukum
Internasional dan pelaksana serta penegak Hukum Internasional (fungsi eksekutif dan
legislatif).
Saat ini gejolak dan jurisprudensi invasi AS dan sekutunya terhadap Irak
merupakan bukti nyata pendapat tersebut karena masyarakat Internasional tidak bisa
berbuat apa-apa terhadap negara adidaya sehingga pemberlakuan Hukum Internasional
identik dengan Moral Internasional karena tidak bisa dipertahankan oleh masyarakat
internasional.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Namun demikian dalam studi Hukum Internasional pendapat bahwa Hukum
Internasional itu hanyalah Moral Internasional memiliki 2 kelemahan mendasar.
1. Pertama, Hukum Internasional mengenal eksistensi hukum kebiasaan
internasional (customary international law) yang timbul dalam tata
pergaulan
internasional
yang
keberadaannya
dipertahankan
oleh
masyarakat internasional juga.
2. Kedua, jika Hukum Internasional adalah moral internasional saja, maka
eksistensinya sama dengan teori bahwa hukum hanyalah kekuasaan
belaka yaitu siapa yang kuat dialah yang menang, padahal dalam tertib
hukum internasional hukum digunakan untuk sarana kontrol terhadap
pencapaian bersama (common goals) masyarakat internasional.
Daftar Pustaka
1. Soemardi Dedi, SH. Pengantar Hukum Indonesia, IND-HILL-CO Jakarta.
2. Soekamto Soerjono, Prof, SH, MA, Purbocaroko Purnadi, Perihal Kaedah
Hukum, Citra Aditya Bakti PT, Bandung 1993
3. Djamali Abdoel R, SH, Pengantar hukum Indonesia, Raja Grafindo Persada PT,
Jakarta 1993.
4. Tim Dosen UI, Buku A Pengantar hukum Indonesia
5. Yudho Winarno, SH, Brotosusilo Agus, SH, Sistem Hukum Indonesia, Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka April 2001.
6. Anthony D'amato, International Law Anthology, Cincinnati: Andersen Publishing,
1994
7. Boer Mauna, Hukum Internasional, Pengertian Peranan dan Fungsi Era
Dinamika Global, Bandung: Penerbit Alumni, 2003
8. Bryan Gardner, ed. Black's Law Dictionary. West Publishing
9. David Weissbrodt, International Human Rights Law, Law, Policy and Process,
Cincinnati: Andersen Publishing 2001
10. Djenal Sidik Suraputra, Hukum Internasional dan Berbagai Permasalahannya
Suatu Kumpulan Karangan. Lembaga Pengajian Hukum Internasional Fakultas
Hukum UI, Depok, 2004
11. http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_internasional
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Muchammad Bettle Son SH, MH
SISTEM HUKUM INDONESIA
Download