BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengalaman rawat inap merupakan suatu hal yang traumatik dan
mengerikan bagi anak-anak, hal ini akan lebih menakutkan bagi anak-anak yang
dirawat di Pediatric Intensive Care Unit (PICU) (Diaz-Caneja et al., 2005). Roets
et al., (2012) menyebutkan bahwa 21% dari anak-anak yang dirawat di PICU
mengalami stres atau mengalami PTSD (Post Traumatic Sindrome Disorder).
Pengalaman orangtua ketika anak mendapatkan perawatan di rumah sakit
merupakan pengalaman yang menegangkan dan sulit bagi anak dan orangtua. Hal
ini disebabkan oleh adanya tingkat stres yang lebih tinggi berkaitan dengan
kondisi anak yang kritis (Majdalani et al., 2014; Perry et al., 2014). Hal ini
menurut Majdaleni et al., (2014) disebabkan adanya kecemasan orangtua terhadap
keselamatan anak dan dipasangnya berbagai alat-alat penunjang yang terpasang
pada anaknya. Kondisi anak yang dirawat inap karena penyakit kritis dapat
mempengaruhi setiap anggota keluarga (Balluffi et al., 2004; Perry et al., 2014).
Pengaruh ini disebabkan perubahan peran orangtua dan masalah yang dihadapi
ketika anak dirawat oleh tenaga kesehatan di rumah sakit misalnya, adanya
masalah psikologis, tidak berdaya, dan tidak tahu cara merawat anak mereka, serta
adanya masalah finansial (Ames et al., 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Aldrige pada tahun 2005 menunjukan bahwa
3-6 perawat dan orangtua memiliki persepsi yang berbeda tentang stres yang
2
dzialami sehubungan dengan kondisi anak yang dirawat di ruang PICU. Berbagai
intervensi telah dilakukan untuk mengurangi stres yang dialami orangtua, namun
hal tersebut tidak menujukan hasil yang signifikan. Intervensi yang telah
dilakukan untuk mengurangi stres pada keluarga diantaranya pemberian
pendidikan kesehatan dan penyediaan informasi yang cukup tekait kondisi anak
dan prosedur perawatan yang dijalani, pemenuhan kebutuhan perkembangan anak
dan keluarga, memperhatikan koping anak dan orangtua, serta meningkatkan
dukungan kepada keluarga (Frisch et al., 2010; Hockenberry & Wilson 2013;
Litke et al., 2012). Prinsip intervensi tersebut merupakan bagian dari elemen PBK
sesuai pendapat yang dikemukakan oleh (Smith et al., 2007) yang mengatakan
bahwa PBK dapat mengurangi stres pada orangtua dengan anak yang dirawat
dengan kondisi kritis, karena orangtua ikut terlibat dalam perawatan anak.
Pada saat ini, perubahan kerangka konseptual dan filosofi dalam
keperawatan anak merekomendasikan arah perawatan yang berpusat pada
keluarga (PBK). Hal tersebut telah menjadi landasan dalam praktik keperawatan
anak sejak abad ke-21. Prinsip ini mendukung integritas dari unit keluarga dan
individu dalam meningkatkan kesehatan pasien dan keluarga (Newton, 2000
dalam Daneman, Macaluso, & Guzzetta, 2003). Keluarga merupakan bagian
penting dari perawatan anak selama sakit dan dihormati karena keahlian mereka
dalam merawat anak baik di rumah sakit maupun di rumah. Menciptakan
kemitraan antar keluarga khususnya orangtua dan profesional kesehatan sangat
diperlukan, seperti melibatkan orangtua dalam mengambil keputusan dan
memfasilitasi partisipasi orangtua dalam perawatan anak (Shields et al., 2012).
3
Perawatan di ruang PICU memiliki peraturan yang membatasi keterlibatan
orangtua misalnya: jam kunjungan terbatas dan lingkungan perawatan yang
kompleks, sehingga anggota keluarga tidak dapat bebas untuk berkunjung maupun
masuk keruangan perawatan (Frazier et al., 2010). Peran keluarga yang sangat
terbatas karena kondisi ruangan yang tertutup, steril, pasien yang membutuhkan
perawatan yang lebih ekstra dan waktu untuk berkunjung terbatas, menjadikan
akses komunikasi dan pelibatan orangtua dalam perawatan anak menjadi
berkurang. Hal ini menyebabkan dalam pelaksanaan prinsip perawatan anak yang
menggunakan pendekatan PBK menjadi kurang dapat dilaksanakan di ruang
perawatan intensif (Bagnasco et al., 2013; Frazier et al., 2010).
Kehadiran dan partispasi orangtua dalam perawatan anak di ruang PICU
merupakan komponen utama PBK (Mitchell & Chaboyer, 2010; Rennick et al.,
2011). Menurut Banner et al., (1999) cit. Mattsson et al., (2013) kedekatan
keluarga dengan anak yang sakit kritis merupakan hal yang penting. Kedekatan
keluarga dengan anak yang sakit kritis memberikan kesempatan keluarga untuk
berpartisipasi dalam perawatan. Blom et al., 2013 menjelaskan kehadiran keluarga
di dekat pasien untuk berpartisipasi merupakan hal yang penting dalam perawatan
pasien kritis. Bentuk partisipasi orangtua dalam merawat anaknya di ruang PICU
diantaranya adalah mengganti pakaian, memberi makan, menyentuh, mengganti
posisi dan memegang anak. Penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila et al., (2014)
menjelaskan bahawa PBK memberikan manfaat dalam perawatan bayi di
PERISTI, kegiatan tersebut memiliki manfaat yang signifikan bagi anak dan
orangtua. Partisipasi
orangtua dalam perawatan anaknya juga dapat
4
meningkatkan kepuasaan orangtua terhadap pelayanan, penurunan rasa sakit,
menurunkan lama rawat dan menurunkan ketegangan antara staf perawatan dan
keluarga (Just, 2005). Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang
menunjukkan manfaat keterlibatan orangtua dalam perawatan di ruang PICU
dapat menurunkan kecemasan orangtua dan keluarga lainnya (Smith et al., 2007).
Partisipasi orangtua dapat ditingkatkan dengan adanya jam berkunjung yang
bebas dan cukup fleksibel bagi orangtua (Perry et al., 2014).
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat studi
pendahuluan di ruang PICU, terlihat orangtua dengan anak yang dirawat di ruang
PICU lebih banyak menunggu di luar ruangan dan sedikit sekali ikut
berpartisipasi dalam perawatan. Hal ini bertentangan dengan prinsip perawatan
berpusat pada keluarga yang merekomendasikan bahwa orangtua harus memiliki
akses 24 jam untuk merawat anaknya di rumah sakit dan memberikan dukungan
fasilitas yang cukup bagi orangtua agar konsep PBK dapat tercapai dengan baik
(Frazier et al., 2010).
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa partisipasi orangtua dalam
perawatan anak di PICU memiliki manfaat yang baik dalam perawatan anak,
seperti dilaporkan dalam (Ebrahim et al., 2013) yang menyebutkan peningkatan
keterlibatan orangtua di ruang perawatan intensif anak dipandang menguntungkan
dan telah dioperasionalkan dalam pedoman American Heart Association yang
memasukan kehadiran orangtua selama prosedur dan atau saat resusitasi invasif
anak. American Academy of Pediatrics (AAP) cit. (Meert et al., 2013)
menyebutkan bahwa kebijakan perawatan berpusat pada keluarga dapat
5
meningkatkan hasil perawatan pasien, mengurangi kecemasan keluarga,
membantu penyedia layanan kesehatan dalam perawatan, mengurangi biaya
perawatan, dan efektivitas penggunaan tenaga kesehatan.
Orangtua berusaha untuk hadir dan berpartisipasi dalam perawatan anaknya
di PICU, namun banyak kendala yang dihadapi oleh orangtua (Ames et al., 2011).
Beberapa kendala yang dihadapi oleh tenaga keperawatan dalam menerapkan
prinsip PBK di ruang PICU yaitu rutinitas perawatan yang ketat di PICU,
peralatan teknologi di PICU, dilema etik, keberagaman kondisi pasien yang
dirawat dari hyperacute sampai penyakit kronis dengan kondisi kritis, kekurangan
staf, sikap professional, budaya organisasi perawatan kritis, dan pengaruh
ekonomi, serta beberapa opini dari perawat juga menganggap bahwa orangtua
terlalu kesulitan untuk berpartisipasi dalam perawatan anak mereka di ruang PICU
(Curley et al., 2001). Selain itu, kendala lain yang dihadapi oleh perawat dalam
penerapan PBK adalah persepsi orangtua tentang perawatan berpusat keluarga.
Penelitian yang dilakukan oleh Stuart & Melling (2014) menemukan masih
kurangnya pemahaman orangtua tentang PBK, pada penelitian tersebut
menyebutkan kurang dari 25% yang telah mendengar tentang PBK dan mampu
mendefinisikan konsep PBK.
Survei dari anggota ACCM (American College of Critical Care Medicine)
dan asosiasi perawat gawat darurat menyebutkan bahwa hanya 5% dari unit
perawatan intensif yang memiliki kebijakan tertulis terkait kehadiran keluarga
dalam perawatan anak. Kenyataan di lapangan banyak perawat yang mengatakan
bahwa mereka telah menawarkan kehadiran keluarga dalam perawatan, meskipun
6
tidak ada kebijakan di ruangan (Aldridge. 2005). Hal ini menunjukan bahwa
pelibatan orangtua dalam perawatan anak masih kurang dalam kebijakan ruangan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Februari 2015,
perawat ruangan menyatakan bahwa konsep PBK telah diterapkan pada perawatan
anak di ruang PICU RSUP Dr. Sardjito, walaupun belum tercantum dalam
kebijakan rumah sakit. Hasil observasi di ruangan terlihat partisipasi orangtua
dalam merawat anak, seperti ibu datang ke ruang perawatan untuk mengganti
popok anak dan ketika dipanggil perawat terkait perawatan anak. Hasil
wawancara dengan perawat ruangan mengatakan partisipasi orangtua dalam
perawatan anak kurang dapat terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan ada
hambatan untuk melibatkan orangtua dalam proses perawatan anak di ruang
PICU, hambatan tersebut diantaranya adalah ruangan yang steril dan akses masuk
kedalam ruangan terbatas.
Penerapan perawatan berpusat pada keluarga di ruang PICU RSUP Dr.
Sardjito sudah dilakukan di ruangan dengan pemberian edukasi saat pasien masuk
ruangan yang menjelaskan apa saja yang dapat dilakukan oleh orangtua di
ruangan, aturan yang harus dipatuhi oleh keluarga serta, bagaimana cara
memperoleh informasi tentang kondisi anaknya. Berdasarkan wawancara dengan
orangtua pasien yang menunggu anak saat dirawat di ruang PICU, orangtua
mengatakan mereka sudah berpartisipasi dalam perawatan anak seperti
menggantikan popok, mengolesi minyak, membisikan doa kepada anak dan
mencari informasi terkait perkembangan kondisi anak mereka.
7
B. Rumusan Masalah
Perawatan anak di rumah sakit merupakan suatu stresor bagi keluarga
khususnya orangtua yang memiliki anak yang dalam kondisi kritis dan mendapat
perawatan di ruang unit perawatan intensif. Pendekatan perawatan anak dengan
prinsip PBK merupakan suatu model perawatan dalam perawatan anak yang
memiliki banyak manfaat baik bagi keluarga, anak, maupun petugas kesehatan.
Peran, dukungan, dan partisipasi orangtua dalam perawatan anak memberikan
kontribusi bagi perawatan anak seperti memperpendek lama rawat, menurunkan
kecemasan anak dan orangtua, serta membantu perawat dalam perawatan anak.
Penerapan perawatan berpusat pada keluarga di ruangan perawatan intensif
banyak tantangan yang dihadapi seperti ruangan perawatan yang steril serta
kondisi penyakit anak yang tidak memungkinkan keluarga dapat berpartisipasi
aktif dalam perawatan. Rumah sakit di negara-negara berkembang seringkali
beranggapan telah mempraktikan PBK karena orangtua telah cukup banyak
terlibat dalam perawatan. Namun hal ini sebenarnya terjadi karena kekurangan
sumber daya dan tenaga kesehatan di rumah sakit, sehingga orangtua terbiasa
terlibat dalam perawatan (Shields & Nixon, 2004).
Penelitian terkait perawatan berpusat pada keluarga di Indonesia belum
banyak dilaporkan, sedangkan manfaat penerapan perawatan berpusat pada
keluarga telah banyak dibuktikan. Indonesia merupakan salah satu Negara
berkembang yang memiliki kultur budaya dimana masyarakat terbiasa terlibat
dalam perawatan salah satu anggota keluarga yang sakit. Perawatan pada negara
berkembang cenderung, banyak anggota keluarga yang menunggui anggota
8
keluarga yang sakit dan orangtua yang cenderung tinggal bersama anak selama
perawatan anak (Shields & King 2001; Sheilds dan Nixon, 2004).
Ruang PICU RSUP Dr. Sardjito sudah menerapkan perawatan berpusat
pada keluarga, namun belum optimal terutama terkait partisipasi keluarga dalam
perawatan. Hal tersebut disebabkan karena kondisi anak yang tidak stabil dan
tidak bebasnya orangtua untuk menunggu di ruangan. Penelitian terkait perawatan
berpusat pada keluarga pada perawatan kritis anak di Indonesia masih sedikit.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti beranggapan masih diperlukan
eksplorasi mendalam terkait PBK pada perawatan anak dengan penyakit kritis di
Indonesia.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan
perawatan berpusat pada keluarga berdasarkan persepsi orangtua dan perawat
pada pasien anak kritis yang dirawat di ruang PICU RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta yang dieksplorasi dengan pendekatan kualitatif fenomenologi.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi tentang bagaimana
pelaksanaan perawatan berpusat pada keluarga berdasarkan persepsi orangtua
dan perawat pada pasien anak kritis yang dirawat di ruang PICU RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
9
a. Mengeksplorasi makna anak yang dirawat di PICU bagi orangtua di ruang
PICU RSUP Dr. Sardjito
b. Mengeksplorasi persepsi orangtua dan perawat tentang PBK di ruang
PICU RSUP Dr. Sardjito
c. Mengidentifikasi penerapan PBK di ruang PICU RSUP Dr. Sardjito
d. Mengidentifikasi manfaat penerapan PBK di ruang PICU RSUP Dr.
Sardjito
e. Mengidentifikasi tantangan dan harapan penerapan PBK di ruang PICU
RSUP Dr. Sardjito
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan khasanah penelitian kualitatif
secara umum dan dapat dikembangkan sesuai tema yang ditemukan dengan
penelitian lanjutan, baik secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini juga
sebagai sumber kepustakaan untuk menjelaskan persepsi orangtua dan perawat
tentang penerapan PBK dalam tatanan perawatan anak kritis di ruang PICU
rumah sakit di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Orangtua
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan bagi
para orangtua yang anaknya dirawat di ruang PICU terkait perawatan
berpusat pada keluarga dalam perawatan anak kritis.
10
b. Bagi Pelayanan Keperawatan Anak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
penerapan prinsip perawatan berpusat pada keluarga dalam perawatan
anak kritis, sehingga dapat menjadi dasar bagi perawat khususnya di ruang
PICU dalam merawat pasien anak dengan memberikan dukungan dan
memfasilitasi orangtua dalam merawat anak di ruang PICU.
c. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber informasi
dan kepustakaan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bagi para peserta didik dalam memberikan asuhan
keperawatan anak secara komprehensif dengan prinsip PBK, khususnya
pada perawatan anak dengan kondisi kritis di ruang PICU.
d. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan
dalam menentukan kebijakan, visi, misi dan filosofi perawatan anak
dengan kondisi penyakit kritis dalam penerapan prinsip keperawatan anak
yaitu PBK di ruang PICU, sehingga dapat mengembangkan metode PBK
dalam perawatan anak dengan kondisi penyakit kritis.
e. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar
pengembangan penelitian bidang keperawatan anak khususnya pada
keperawatan anak kritis dalam meneliti lebih jauh tentang penerapan
konsep perawatan berpusat pada keluarga pada pelayanan kesehatan anak.
11
E. Keaslian Penelitian
Peneliti telah melakukan penulusuran terkait penelitian mengenai perawatan
berpusat pada keluarga, dalam perawatan anak dengan penyakit kritis yang
dirawat di ruang perawatan intensif anak (PICU), namun belum menemukan
penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Beberapa penelitian terkait persepsi penerapan PBK yang sudah dilakukan di
beberapa negara lain, memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti. Perbedaan dan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya akan ditampilkan secara rinci pada Tabel 1.
12
Tabel 1. Penelitian terkait perawatan berpusat pada keluarga di ruang PICU
No
Nama dan
Judul
Desain Penelitian
Tahun
Hasil
1.
Ames et
(2011)
al., A
qualitative
interpretative
study exploring
parent’s
perception of the
parental role in
the
paediatric
intensive
care
unit
Penelitian kualitatif
dengan
metode
descriptive
interpretive design,
dengan
jumlah
sampel 6 orangtua
pasien di PICU.
Penelitian
ini
bertujuan
mengidentifikasi
persepsi
peran
orangtua di PICU.
Tiga tema utama dari
persepsi peran orangtua
terkait perawatan anak
di PICU yaitu hadir dan
berpartisipasi
dalam
perawatan
anak,
membentuk kemitraan
dengan tim perawatan
kesehatan di PICU, dan
mendapatkan informasi
dari
perkembangan
kemajuan dan rencana
pengobatan
dan
perawatan anak dari
orang yang memiliki
pengetahuan
terbaik
bagi anaknya
2
Mattsson et al., Meaning
of
(2013)
caring
in
pediatric
intensive
care
unit from the
Penelitian kualitatif
Interpretive
phenomenological
study dengan
Makna
dalam
perawatan anak di
PICU
yang
digambarkan
dalam
tema
memfasilitasi
anak dalam perawatan,
Persamaan
dengan
penelitian ini
Desain
yang
sama
yaitu
kualitatif
dan
sampel penelitian
yang sama yaitu
orangtua
yang
anaknya dirawat
di PICU
Rancangan yang
sama
yaitu
penelitian
kualitatif
dan
jenis sampel yang
sama yaitu
Perbedaan dengan
penelitian ini
Topik
penelitian
yang berbeda yaitu
peneliti melakukan
penelitian
tentang
PBK di ruang PICU.
Selain itu sampel
penelitian
juga
melibatkan perawat
sebagai partisipan.
Metoda
penelitian
juga
dengan
observasi
dalam
pengumpulan data.
Penelitian
tersebut
menggunakan
metode
observasi
sebagai cara utama
pengumpulan data
13
No
Nama dan
Tahun
Judul
Desain Penelitian
perspective
of jumlah sampel 11
parents:
A orangtua
pasien.
qualitative study
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui makna
perawatan di PICU
dari
perspektif
orangtua.
3.
Blom et
(2013)
al., Participation and
support
in
intensive care as
experienced by
close relatives of
patients—–A
phenomenological
study
Penelitian kualitatif
fenomenologi
dengan
jumlah
sampel 11 orang
keluarga
terdekat
pasien ICU, dengan
tujuan
untuk
mengeksplorasi
partisipasi
dan
dukungan
dari
pengalaman keluarga
pasien yang dirawat
di ICU
Hasil
membangun
suasana
yang aman bagi anak,
memenuhi kebutuhan
anak
dan
mengadapatasi
lingkungan
untuk
kehidupan keluarga.
Menjelaskan keluarga
terdekat diperbolehkan
untuk
berpartisipasi
dalam perawatan pasien
di ICU. Penelitian ini
juga menemukan empat
hal yaitu partisipasi
dalam perawatan dan
dekat dengan pasien,
kepercayaan diri
dalam merawat pasien,
dukungan untuk terlibat
dalam perawatan.
Persamaan
dengan
penelitian ini
orangtua dengan
anak yang di
rawat di PICU
sebagai
subjek
penelitian.
Perbedaan dengan
penelitian ini
Metode
penelitian yang
serupa
yaitu
kualitatif
fenomenologi.
Perbedaan penelitian
yaitu
topik
penelitian,
peneliti
tentang
perawatan
berpusat
pada
keluarga sedangkan
penelitian tersebut di
ruang ICU. Sampel
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
juga
melibatkan
perawat.
sedangkan
peneliti
dengan wawancara
mendalam.
Fokus
penelitian yang akan
dilakukan
peneliti
yaitu mengeksplorasi
persepsi orangtua dan
perawat
tentang
perawatan berpusat
pada keluarga di
ruang PICU.
14
No
4.
Nama dan
Tahun
Judul
Stuart
& Understanding
Melling, 2014
Nurses’
And
Parents’
Perceptions
of
Family-Centered
Care
Desain
Penelitian
Penelitian
Kuantitatif Mixedmethode
questionnairs
dengan
jumlah
sampel 29 perawat
dan 25 orangtua
pasien. Penelitian
ini mengeksplorasi
dan
membandingkan
perbedaan persepsi
orangtua
dan
perawat
tentang
PBK.
Hasil
Temuan dari penelitian
ini yaitu orangtua dan
perawat
memiliki
persepsi yang sama
tentang peran dalam
PBK. Selain itu pada
penelitian
ini
menyebutkan
kebanyakan
orangtua
tidak
mampu
mendefinisikan
PBK
akan
tetapi
telah
menerapkan
PBK
secara alami.
Persamaan
dengan
penelitian ini
Persamaan
penelitian yaitu
membahas
tentang persepsi
PBK
oleh
keluarga.
Perbedaan dengan
penelitian ini
Perbedaannya pada
penelitian yang akan
dilakukan
yaitu
metode
penelitian
yang akan dilakukan
yaitu
dengan
kualitatif. Selain itu
fokus penelitian ini
yaitu pada perawatan
anak dengan kondisi
akut, sedang peneliti
akan
melakukan
penelitian pada anak
yang dirawat dengan
kondisi kritis.
15
No
5.
Nama dan
Tahun
Judul
Nurlaila et al., Study Eksplorasi
2014
Perawatan
Berpusat
pada
keluarga di ruang
PERISTI RSUD
Kebumen
Desain
Penelitian
Penelitian
kualitatif dengan
pendekatan
fenomenologi.
Sampel penelitian
tersebut berjumlah
6 orangtua, 6
perawat dan 2
orang
dokter
spesialis.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
mengekplorasi
Persepsi
tenaga
kesehatan
dan
orangtua
dalam
perawatan
Hasil
Hasil penelitian ini
yaitu persepsi tenaga
kesehatan
tentang
perawatan
berpusat
pada keluarga adalah
perawatan
yang
melibatkan
keluarga
dan bermanfaat dalam
perawatan
bayi,
keluarga dan tenaga
kesehatan.
Keluarga
terlibat
dalam
menyusui, pemberian
informasi
dan
persetujuan
tindakan.
Hasil penelitian ini juga
menjelaskan hambatan
penerapan
perawatan
berpusat pada keluarga
yaitu tidak tersedianya
ruang tunggu keluarga
Persamaan
dengan
penelitian ini
Persamaan
penelitian yaitu
sama-sama
mengeksplorasi
perawatan
berpusat
pada
keluarga. Desain
penelitian yang
sama
yaitu
kualitatif
Perbedaan dengan
penelitian ini
Perbedaan penelitian
ini adalah subjek
penelitian
pada
penelitian
yang
dilakukan yaitu pada
anak yang dirawat di
ruang
PICU,
sedangkan penelitian
tersebut pada bayi
resiko
tinggi
(NICU/PERISTI).
Download