Ilmu Antropologi Terapan

advertisement
Ilmu Antropologi Terapan
Disusun guna untuk memenuhi sebagian tugas
Semester Gasal 2014/2015
Mata Kuliah : Antropologi Terapan
Dosen Pengampu: Harto Wicaksono, S.Pd., M.A.
Disusun Oleh:
Ahmad Muthohar
(3401413113)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2014
Menurut apa yang telah saya baca terkait pada teks di atas, sebenarnya
yang
menjadi
grand
design
dan
penggambarannya
adalah
mengenai
perkembangan tentang Antropologi iu sendiri. Mulai dari aspek siapa objek yang
sebenarnya dikaji dan diteliti dalam bidang ilmu antropologi, kemudian segala
perilaku yang dilakukan oleh manusia, selain itu juga kebudayaan dalam
antropologi dianggap sebagai sesuatu hal yang selalu berkembang dan berubahubah, serta mengarah pada bagaimana konsep penerapan ilmu antropologi di
tengah-tengah masyarakat yang dianggap dapat memberi solusi dan mampu
dterapkan di dalam masyarakat secara nyata.
Kaitannya dengan salah satu topik yang akan saya bahas adalah mengenai
sejauh mana antropologi berkembang sampai sekarang ini ‘Antroplogi Terapan
Versus Antropologi Murni’ Dimana pada dasarnya memang antropologi itu
hadir sebagai salah satu disiplin ilmu murni (pure science), yang lahir dari adanya
berbagai
tahap
fase
perkembangan,
dengan
kepentingan
pada
awal
kemunculannya adalah untuk mencari 3G (Gold, Glori, dan Gospel). Kemudian
berkembang
secara
terus
menerus
selama
masih
berkembang
ilmu
pengetahuannya. Antropologi juga hadir di tengah-tengah masyarakat, tentunya
dalam rangka menjembatani dan menjawab tantangan segala macam bentuk
permasalahan untuk kemudian dapat memecahkan suatu permasalaha yang sedang
bergelut di masyarakat. Antropologi murni menekankan pada aspek keilmuwan
mengenai konsep-konsep, dan dasar pemikiran yang digunakan dalam
menganalisis perasalahan, maka dari itu dipelajari secara mendalam pada bidang
akademis. Sedangkan antroplogi terapan mengarah pada community development
dan action anthropology. Seorang antropolog terapan harus mampu melakukan
tugas: (a) program or project identification, (b) preparation, (c) appraisal, dan (d)
implementation sehingga mampu berpartisipasi dalam setiap tahap proyek
pembangunan.
Sebenarnya, antara antopologi terapan dengan antropologi murni saya rasa
tidak perlu ada yang diperdebatkan. Keduanya merupakan satu kesatuan yang
berkesinambungan. Antopologi terapan tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa
adanya sebuah konsep dari ilmu murni, begitu pula antropolog murni juga, akan
lebih berkembang dalam segi keilmuannya ketika hal tersebut tidak hanya
digunakan pada teori saja, namun mampu dipergunakan pada penerapan langsung
di masyarakat.
"Antropologi terapan" mengkaji atau berhubungan dengan budaya-budaya
dan kelompok sosial yang hidup pada masa kini (living cultures and
contemporary peoples). Studi "Antropologi terapan"adalah berkenaan
dengan kebutuhan dan masalah nyata yang dihadapi kelompok sosial
tersebut
pada
masa
cabang "Antropologi" yang
kini,
"Antropologi
muncul
untuk
terapan" merupakan
menjawab
tantangan
zaman. "Antropologi terapan" ini diadakan untuk langsung diaplikasikan
sesuai situasi dan kondisi itu sendiri, bahwa Antropologi terapan juga
merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia dan hasil cipta, rasa,
dan karsa manusia.
Kebudayaan merupakan keseluruhan hasil kreativitas manusia yang sangat
komplek. Di dalamnya berisi struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga
merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupan. Adanya
kait mengait di antara unsure-unsur itulah sehingga dapat dikatakan bahwa
kebudayaan adalah sebagai system, artinya kebudayaan merupakan kesatuan
organis dari rangkaian gejala, wujud, dan unsure-unsur yang berkaitan satu
dengan yang lain.
Jika kita menengok pada kontribusi antropologi sekarang ini, khususnya
misal dicontohkan pada antropologi kesehatan, berbagai pemasalahan muncul
seperti pada teks diatas, bahwa adanya tradisi pantang makanan tertentu pada ibuibu hamil, sehingga berdampak pada kesehatan ibu dan anak yang mengakibatkan
kematian ibu dan anak pada saat proses kelahiran. Disini antropologi berpearan
sangat ungen dalam menjembataninya atas nama kemanusiaan dan keselamatan
manusia yang kemudian berhasil merekomendasikan mengadakan sebuah
perubahan dalam kebudayaan atas hasil penerapan peran antropologi di
masyarakat, disisi lain antropologi juga tidak menghendaki adanya perubahan
yang direncanakan dengan berbagai alasan apapun, sejatinya kebudayaan manusia
itu berubah secara alami sehingga adaptif dan dinamis.
Oleh karena itu, disini antropologi yang akan dibangun adalah yang sesuai
dengan kondisi yang mampu mensikapi pemasalahan-permasalahan yang sedang
berkembang di masyarakat sesuai dengan fungsi antropologi terapan itu sendiri.
Terkait menghendaki akan perubahan terencana untuk menjaga keaslian dari
kebudayaan manusia agar tetap ada, saya rasa antropologi ketika melakukan
perubahan tidak semua aspeknya diubah, namun tetap melihat segi aspek lainnya,
untuk masi tetap mempertahankan apa yang dulu sudah dibentuk oleh masyarakat,
sehingga pada kebudayaan tersebut akan tetap menjadi kebudayaan yang
dinamis.dan adaptif tanpa mengurangi keaslian kebudayaan agar tetap ada.
Kemudian mensikapi dalam mengkaji antropologi, tdak perlu bingung
akan hal yang dikaji, bahwasanya kita memposisikan diri saja dengan kebudayaan
dengan menanamkan ‘relativisme budaya’, dalam artian memandang budaya itu
tidak sebelah mata dn tidak memihak manapun, namun bersikap netral dengan
budaya manapun. Sehingga kita memposisikan diri sebagai antropolog yang
belajar mengenai kebudayaan yang berbeda-beda, akan tetapi dari perbedaan
tersebut kita saling menghargai dan berusaha memahami akan adanya pandanganpandangan tersebut, Sehingga mahasiswa lulusan antropologi tidak perlu bingung
lagi, aliran-aliran yang ada tetap berkembang dan masing-masing berbeda, namun
yang terpenting adalah bagaimana seorang antropolog memberikan kontribusi
nyata dalam masyarakat pada penerapannya dengan berbagai pertimbangan yang
konsisten tanpa mencampur-adukkan pemikiran satu dengan pemikiran aliran
lainnya, untuk mencapai hasil yang maksimal dengan dibantu disiplin ilmu
pendukung lainnya.
Sumber Referensi:
Henslin, James. 2006. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi Jilild I. Jakarta:
Erlangga
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
smart-pustaka.blogspot.com/2011/03/antropologi-terapan.html
Download