PROPOSAL PENELITIAN

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karsinoma Sel Skuamosa Rongga Mulut (KSSRM) merupakan bagian
dari kanker di daerah kepala dan leher yang menempati peringkat ke-10
kanker terbanyak di dunia dengan distribusi geografis yang luas. Sampai
sejauh ini kanker ini masih merupakan salah satu penyebab kematian yang
paling besar pada kasus kanker rongga mulut (Budhy, 2008). Penderita
leukoplakia, eritropalsia dan Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16, 18, 13
memiliki risiko tinggi untuk terkena kanker ini. Faktor risiko paling banyak
menderita kanker ini adalah perokok, terutama yang merokok dengan pipa
dan penggunaan tembakau tanpa asap, serta pada para peminum alkohol
(Cotran et al., 2007).
Pada tahun 2008, penderita karsinoma sel skuamosa rongga mulut di
dunia mencapai angka 482.000 orang, dan 273.000 orang dilaporkan
meninggal dunia (Ferlay, 2010). Di Amerika Serikat dilaporkan penderita
karsinoma sel skuamosa rongga mulut meninggal setiap jam dalam sehari
(Hill, 2007). Badan Registrasi Kanker Indonesia menyatakan belum ada
informasi terkini mengenai prevalensi karsinoma sel skuamosa rongga mulut
di Indonesia (Agus, 2010).
Kasus karsinoma sel skuamosa rongga mulut selalu ditemukan dalam
stadium lanjut (Budhy, 2008). Jika karsinoma ini dideteksi pada stadium
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
awal, persentase harapan hidup pasien mencapai 80-90 %. Sementara bila
dideteksi pada stadium lanjut, persentase harapan hidup menurun menjadi
50% (Agus, 2004). Patogenesis molekuler dasar dari karsinoma sel skuamosa
rongga mulut tidak sepenuhnya dipahami, oleh karena itu deteksi awal kasus
karsinoma sel skuamosa rongga mulut hanya didasarkan pada diagnosis
klinik. Pemeriksaan histopatologi juga banyak memberikan kesalahan
diagnosis, kekambuhan, dan kesalahan terapi (Agus, 2004; Ramli, 1999).
Sampai saat ini masih belum diketahui mekanisme karsinogenesis karsinoma
skuamosa rongga mulut karena banyaknya gen yang terlibat di dalamnya,
salah satu gen tersebut adalah p16.
Perkembangan
teknologi
biologi
molekuler
terus
mengalami
peningkatan. Suatu marker molekuler dapat dideteksi dengan analisis
molekuler seperti Immunohistochemistry (IHC) dan Polymerase Chain
Reaction (PCR) yang diharapkan dapat meningkatkan penentuan prognosis
dan terapi yang tepat pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut (Hill, 2007;
Schliephake, 2003). Marker molekuler yang umumnya dideteksi adalah
tumor suppressor gene. Gen p16 (CDKN2a/INK4a) adalah tumor suppressor
gene yang penting dalam proses karsinogenesis (Ai et al., 2003).
Gen p16 terletak di lengan pendek kromosom 9 pada region 9p21
kromosom manusia (Serrano et al., 1993). Gen p16 terlibat dalam jalur
cyclin-dependent kinase/retinoblastoma gene (pRb) dari siklus sel. Gen p16
dianggap sebagai regulator negatif dalam jalur ini. Gen p16 mengkode
penghambat cyclin-dependent kinase 4 dan 6, yang merupakan regulator
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
fosforilasi pRb dan transisi fase G1 ke S pada kontrol siklus sel (Ai et al.,
2003). Ekspresi gen p16 merupakan penanda awal terjadinya karsinogenesis
(Koscielny et al., 2006).
Apabila ekspresi gen p16 pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut
dapat dideteksi lebih awal maka dapat digunakan sebagai marker molekuler
penentuan prognosis dan terapi dari karsinoma sel skuamosa rongga mulut
untuk menekan angka mortalitas dan morbiditas.
Dari uraian di atas, diharapkan melalui penelitian ini dapat dideteksi
adanya ekspresi gen p16 pada karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
B. Perumusan Masalah
Apakah terdapat ekspresi gen p16 pada karsinoma sel skuamosa rongga
mulut dari sampel Blok Parafin lidah penderita karsinoma sel skuamosa lidah
di RSUD Dr. Moewardi?
C. Tujuan Penelitian
Mendeteksi keberadaan ekspresi gen p16 pada karsinoma sel skuamosa
rongga mulut dari sampel Blok Parafin lidah penderita karsinoma sel
skuamosa lidah di RSUD Dr. Moewardi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis
Diharapkan dapat memberi informasi ilmiah mengenai peranan gen
p16 pada karsinogenesis karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
2. Aspek aplikatif
Diharapkan dengan dideteksinya ekspresi gen p16 dapat digunakan
sebagai marker molekuler penentuan diagnosis, prognosis dan terapi dari
karsinoma sel skuamosa rongga mulut untuk menekan angka mortalitas
dan morbiditas.
commit to user
Download