9. JCG Diamond Solution Bagi Perusahaan Keluarga

advertisement
Lecture Note:
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
1
Perusahaan keluarga adalah sesuatu
yang rapuh (fragile)
 Kita banyak mendengar perusahaan
keluarga yang sukses tetapi dalam
hitungan tahun menurun dengan
cepat.

Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
2
Fairness In Workload Distribution and C & B
Resistance to Non-Family Professional & Nepotism
Absence of Strategic Leadership & Succession Plan
Generation Gap & Conflict if Interest
Inability of Senior Generation to Let Go
Lack of Commitment & Tangible Recognition
Element of Distrust & Dysfunctional Relationship
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
3


Pembagian kerja yang tidak merata
menimbulkan masalah dalam perusahaan
keluarga
Prinsip the right man in the right place
harus dijalankan sehingga masing-masing
bekerja di bidang yang sesuai dengan minat
dan keahliannya
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
4



Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan
keluarga menuntut perusahaan untuk
mengakomodasi para profesional yang bisa
menjadi komplemen bagi anggota keluarga
yang sudah ada
Masuknya orang luar ke dalam struktur yang
sudah mapan sering mengusik kenyamanan
Sesuai konsep dinamika kelompok, maka
wajar jika di tahap awal muncul resistensi
sebagai reaksinya.
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
5


Kepemimpinan yang otoriter sering
menciptakan kebijakan yang tidak strategis
karena menganggap “angin lalu” input dan
kritik dari pihak lainnya
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mampu mencetak pemimpin-pemimpin masa
depan melalui perencanaan suksesi yang
matang
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
6



Konflik kepentingan seharusnya didasari oleh
pengertian yang positif bahwa keluarga harus
berani bersama-sama menciptakan suatu
kesepakatan, misalnya tidak boleh bergerak pada
bidang bisnis sejenis.
Hal ini di dalam perusahaan keluarga dinamakan
penormaan (norming).
Harus dibuat norma sebagai bentuk kesepakatan
lebih dahulu yang sifatnya mengikat, baik ke
dalam (lingkup keluarga) maupun ke luar
(lingkup perusahaan dan eksternalnya).
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
7



Tahap mundurnya generasi senior atau
pemilik/pendiri harus dilakukan secara
elegan dan pasti.
Ketidakpastian mundurnya generasi senior
justru akan menyalakan gejolak generasi
muda.
Di lain sisi, penerus juga tidak boleh arogan
dan bertindak semena-mena terhadap
pendahulunya.
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
8



Falsafah hidup generasi pendiri atau senior
adalah berakit-rakit ke hulu, berenang-renang
ke tepian.
Berbeda dengan generasi berikutnya yang ingin
menikmati hidup dengan prinsip muda berfoyafoya, tua bahagia, dan mati masuk surga.
Gaya hidup yang berbeda ini sering menimbulkan
prasangka kurang komitmen dari pihak senior
dan di lain pihak yunior menganggap generasi
senior kurang memberi pengakuan.
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
9


Selain gaya hidup yang berbeda-beda, ada
masalah kekurangpercayaan (distrust) yang
bisa menimbulkan saling kecurigaan.
Sebagai benih keburukan, kecurigaan perlu
dideteksi sejak diniagar tidak muncul segala
macam pikiran buruk yang akan
mengakibatkan hubungan kerja tidak
berfungsi dengan baik.
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
10

The Jakarta Consulting Group mempunyai resep
generik agar bisnis keluarga dapat berjalan
dengan lancar dan sukses, antara lain:
1. Memliki struktur yang baik
2. Memiliki tenaga profesional pada generasi mendatang
3. Memiliki manajer profesional yang buka anggota
keluarga
4. Memiliki karyawan yang berpendidikan dan kompeten
5. Remunerasi dan perlakuan yang adil terhadap semua
anggota keluarga
6. Menganalisis siklus hidup perusahaan
7. Mempengaruhi dengan Q-Strategic Leadership
8. Kekayaan, pensiun, dan perencanaan aset pemilik
9. Paradigma, strategi, struktur, dan sistem yang baru
10. Suksesi dari perspektif kepemilikan dan manajemen.
Trisnadi Wijaya, S.E., S.Kom
11
Download