BAB II GURU PENDAMPING KELAS DAN PEMBELAJARAN SISWA

advertisement
BAB II
GURU PENDAMPING KELAS DAN
PEMBELAJARAN SISWA
A. Guru Pendamping Kelas
1. Pengertian guru
Definisi yang dikenal sehari-hari adalah bahwa guru merupakan
sosok yang harus di gugu lan ditiru dalam arti orang yang memiliki
karismatik atau wibawa sehingga perlu ditiru dan diteladani. Dalam
pengertian sederhana guru adalah memang menempati kedudukan yang
terhormat
dimasyarakat,
kewibawaanlah
yang
menyebabkan guru
dihormati sehingga tidak diragukan. Figur mereka
betapa tingginya
derajat seorang guru sehingga wajarlah bila guru diberi berbagai julukan
yang tidak akan pernah ditemukan pada profesi lain. Semua julukan itu
perlu dilestarikan dengan pengabdian yang tulus, ikhlas, dengan motivasi
kerja membina jiwa watak anak didik, bukan segalanya demi uang.
Menjadi guru berdasarkan tuntutan hati nurani tidaklah semua orang dapat
melakukannya, karena orang harus merelakan sebagian besar dan seluruh
hidup dan kehidupannya mengabdi kepada Negara dan bangsa guna
mendidik anak didik menjadi manusia yang cukup, demokratis dan
bertanggung jawab atas pembangunan dirinya dan pembangunan bangsa
dan Negara. 1Guru juga harus mampu mengambil keputusansecara mandiri
1
Isjoni, Dilemma Guru,(Bandung:Sinar Baru Algasindo,2007),Cet Ke 1,Hal 20-21
19
20
(independent), teruatama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan
kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan
mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran,
terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak
menunggu perintah atasan atau kepala sekolah. 2 pendidikan adalah suatu
jabatan yang mempunyai kekhususan yang memerlukan kelengkapan dan/
atau ketrampilan yang menggambarkan, bahwa seorang melakukan tugas
yang tidak terlepas dari membimbing menusia. 3
Satu klaim utama tradisional dari para guru adalah bahwa mereka
adalah professional. Implisit di dalam klaim ini adalah persepsi
menyangkut suatu tradisi bahwa pendidikan dan pelatihan yang diterima
guru dalam kurun waktu tertentu telah menjadi jaminan bahwa guru
memiliki keahlian spesifik dalam hal pengetahuan tentang mata pelajaran,
pedagogig, dan karakteristik siswa.Karena itu posisi mereka sebagai guru
memiliki derajat otonomi tertentu.4
Di sekolah guru adalah orang tua kedua bagi anak didik. Sebagai
orang tua, guru harus menganggapnya sebagai anak didik, bukan
menganggapnya sebagai “peserta didik”.Istilah peserta didik lebih pas
diberikan kepada mereka yang mengikuti kegiatan-kegiatan latihan dan
pendidikan yang waktunya relatif singkat, yakni sebulan atau tiga bulan
atau bahkan seminggu.Pada hakikatnya guru dan anak didik itu bersatu,
2
E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, ( Bandung:Pt Remaja Rosdakarya,2005),Hal 37
Piet A. Suhertian,Profil Pendidik Professional (Yoyakarta:Andi Offset 1994 ).Hal 26
4
Marselus, Sertifikasi Profesi Guru,( Jakarta: Permata Puri Media,2011),Hal 13
3
21
mereka satu dalam jiwa terpisah dalam raga. Menjadi guru berdasarkan
tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yan mudah, tetapi menjadi guru
berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani adalah tidak mudah,
karena kepadanya lebih banyak dituntut suatu pengabdian kepada anak
didik dari pada tuntutan pekerjaan dan material oriented.Guru yang
mendasarkan pengabdiannya karena panggilan jiwa merasakan jiwanya
lebih dekat dengan anak didiknya.
Ketiadaan anak didiknya di kelas menjadi pemikirannya kenapa anak
didiknya tidak hadir, uraian ini adalah gambaran figur guru dengan segala
kemuliannya, yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa bukan
karena pekerjaan sampingan. 5Guru mempunyai standar professional
dimana itu yang dpat tercermin dari bentuk profesionalisme guru, standar
professional merupakan sebuah kebutuhan mendasar yang sudah tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Hal ini tercermin dalam Undang- undang system
Pendidikan Nasiaonal No. 20 tahun 2003 pasal 35 ayat 1 bahwa : “ standar
nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan
harus ditingkatkan secara berencana dan berskala.” Standar yang dimaksud
adala susatu criteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan
atas sumber,prosedur dan manajemen yang efektif.Sedangkan kriteria
adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki. 6
5
Syaiful Bahri Djamarah,Guru Dan Anak Didik Dalam Inetraksi Edukatif,(Jakarta:Pt
RinekaCipta,2000).Hal 2-3
6
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : Pt Remaja Rosdakarya,2005 ) Hal
5
22
Adapun standar menjadi seorang guru yang profesional mencakup
empat aspek antara lain:
1. Kompetensi pedagogis
Secara etimologis kata pedagogi berasal dari kata bahasa
yunani, paedos dan agogos (paedos = anak dan agoge = mengantar
atau membimbing ). Karena itu pedagogi berarti membimbing
anak.Tugas membimbing ini melekat dalam tugas seorang pendidik,
karena pedagogi berarti segala usaha yang dilakukan oleh pendidik
untuk membimbing anak muda menjadi manusia yang dewasa dan
matang.Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran
guru sekolah maka tuntutan kemampuan pedagogis ini juga beralih
kepada guru. Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang
mentransfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi
juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa
untuk mengembangkan segala potensinya terutama terkait dengan
potensi akademis maupun non akademis.Melalui peran ini, para guru
secara spesifik haruslah menjadi orang yang dpat membuat siswa bisa
belajar.
2.
Kompetensi professional
Kompetensi professional sebgaimana yang ditamatkan oleh
peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan terkait penguasaan terhadap struktur keilmuan dari mata
pelajaran yang diasuh secara luas dan mendalam, sehingga dapat
23
membantu guru membimbing siswa untuk menguasai pengetahuan
atau keterampilan secara optimal. Secara lebih spesifik menurut
Permendikna No. 16/ 2007, standar kompetensi ini dijabarkan ke
dalam lima kompetensi inti yakni :
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar mata
pelajaran atau bidang pengembangan yang diampu
c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
e. Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
3.
Kompetensi kepribadian
Menurut permendiknas no. 16/2007, kemampuan dalam standar
kompetensi ini mencakup lima kompetensi utama yakni : 1.) bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, 2) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak
mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, 3) menampilkan
diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
4) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan 5) menjunjung tinggi kode
etik profesi guru.
24
4.
Kompetensi sosial
Guru professional juga memiliki kompetensi sosial yang dapat
diandalkan kompetensi ini tampak dalam kemampuannya untuk
berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain secara efektif ( siswa,
rekan guru, orang tua, kepala sekolah, dan masyarakat pada
umumnya). Menurut Permendiknas No. 16/2007, kemampuan dalam
standar kompetensi ini mencakup empat kompetensi utama yakni : 1)
bersifat inklusif dan bertindak objektif secara tidak deskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. 2) berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua dan masyarakat, 3) beradaptasi di tempat
tugas diseluruh wilayah republic Indonesia yang memiliki keragaman
sosial budaya, 4) berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan
profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Berikut akan
dijelaskan secara lebih spesifik keempat kompetensi utama tersebut.7
2. Tugas dan peran guru
Tugas utama guru adalah memengaruhi siswa bisa belajar, karena
itu tidak terelakan bahwa guru juga harus menguasai dengan baik
teori-teori belajar, dan bagaimana teori-teori itu diaplikasikan dalam
pembelajaran melalui model-model pembelajaran tertentu.Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa tidak terlepas dari tanggung jawab
7
Marselus, Ibid.,Hal 28-65
25
guru. Dengan penuh dedikasih dan loyalitas, Guru berusaha
membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang
menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Menjadi tanggung
jawab guru untuk memberikan sejumlah norma – norma kepada anak
didiknya, Guru seperti itulah yang diharapkan untuk mengabdikan diri
dilembaga
pendidikan.
Bukan
guru
yang
menuangkan
ilmu
pengetahuan ke dalam pikiran anak didik.Sementara jiwa dan
wataknya tidak dibina.
Pembelajaran merupakan proses yang bertujuan untuk membantu
anak didik menemukan sebuah makna pada materi pembelajaran yang
mereka pelajari sehingga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari. 8
Inti pelaksanaan pendidikan disekolah adalah kegiatan mengajar, hal
itu menentukan kesuksesan guru sekolah dalam melaksanakan
pendidkan. Seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatika
efektivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, khususnya didalam
kelas, Efektifitas pembelajaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya,
tetapi harus diusahakan oleh guru melalui upaya penciptaan kondisi
belajar mengajar yang kondusif. 9
Guru dalam perannya yaitu sebagai pendidik, pengajar, pemimpin,
admisnistator, harus mampu melayani peserta didik yang dilandasi
dengan kesadaran ( awareness), keyakinan (belief), kedisiplinan
(desipline) dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal
8
9
Nurul Af Idah, “Realita Pembelajaran Kita”, Derap Guru,Ix,Iii, ( April,2009),Hal.43
op.Cit., Hal.20-21
26
sehingga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siswa
siswa optimal, baik fisik maupun psikhis. 10 Perubahan paradigma
pembelajaran tidak mengurangi kedudukan penting peranan guru.
Kegagalan pada dunia pembelajaran adalah karena peran guru penting
itu di dalam praktik menjadi dominasi guru yang merampas kebebasan
murid, membatasi dan menekan aktivitas murid dan akhirnya
menghambat pertumbuhan potensi murid.Sang murid menjadi penelan
isi kepala guru dan menjadi parasit.Peran penting guru secara sadar
dan terencana mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan,
memproses pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensinya
sendiri.
Penting sekali guru menyadari perannya yang berubah. Agar tetap
memelihara posisinya yang penting dan tidak menjadi penghambat
secara teknis.11Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru
untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak
didik adlah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai
pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak
didik. Tugas guru adalah sebagai pelatih berarti mengembangkan
10
Nanang
Hanafiah,
Konsep Strategi
Pembelajaran,
(Bandung:Pt
Revika
Aditama,2012),Hal 106
11
Utomo Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif, ( Bandung : Nuansa,2010 ), Hal 35-36
27
keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak
didik.
3. Tanggung jawab guru
Pembelajaran merupakan inti kegiatan pendidikan disekolah.
Seorang guru harus menampilkan diri sebaik mungkin saat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.Artinya, seorang guru harus
menunjukkan hal-hal yang terbaik di depan anak didiknya.
Penjelasannya
mudah
dipahami,
penguasaan
keilmuan
benar,
menguasai metodologi, dan seni pengendalian anak didik.Seorang guru
diharapkan pandai berkomunikasi termasuk, dan menjadi teman belajar
bagi anak didik untuk tumbuh dan berkembang mencapai sasaran dan
tujuan pembelajaran. Hal ini berarti bahwa anak didik mempunyai hakhak untuk belajar dan harus dapat dipenuhi dari pihak-pihak yang
berkepentingan (Pemerintah,tenaga pendidik dan kependidikan, ornag
tua dan masyarakat).
pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, menjelaskan ada beberapa hak anak didik untuk mendapat
pendidikan yang layak, antara lain sebagai berikut:
1. Mendapatkan pendidikan agama sesuia dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama
2. Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuan
28
3. Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya.
4. Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya.
5. Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan
lain yang setara.
6. Menyelasaikan program pendidikan sesuia dengan kecepatan
belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentua batas
waktu yang ditetapkan.12
Guru juga harus memberikan kemudahan belajar bagi seluruh
anak didik, agar dapat mengembangkan potensi-potensinya secara
optimal.Untuk memenuhi semua diatas seorang guru itu harus memiilki
sikap yang efektif, kreatif, professional, dan menyenagkan. Berkaitan
dengan tanggung jawab guru guru harus mengetahui serta memahami
nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat
sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung
jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan
dalam kehidupan bermasyarakat.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang
diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang pun yang
menharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat untuk itulah
12
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan Nasional, ( Bandung:
Citra Umbara,2006),Hal.79-80
29
guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan
membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang
berguna bagi nusa dan bangsa guru merupakan panutan bagi anak
didiknya, seorang guru akan merasa gagal jika anak didiknya tidak
mencapai tingkat kesuksesan, memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk
membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak
didik yang dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak dan
potensi yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai
ideologi, falsafah, dan agama. 13
Seorang guru juga bertanggung jawab atas tingkah laku yang
dilakukan siswanya seorang guru untuk memberikan sejumlah norma
itu kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila.
Mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak
mesti harus guru berikan ketika dikelas, di luar kelas pun sebaiknya
guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan. Pendidikan
dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan
sikap,tingkah laku dan perbuatan. Seorang guru yang bertanggung
jawab mempunyai beberapa sifat yaitu :
13
1.
Menerima dan mematuhi norma,nilai-nilai kemanusiaan
2.
Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira
Syaiful bahri djamarah,Ibid.,Hal 34-35
30
3.
Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta
akibat-akibat yang timbul
4.
Menghargai orang lain
5.
Bijaksana
6.
Takwa terhadap tuhan yang Maha Esa
Jadi guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku
dan perbuatannya dalam rangja membina jiwa dan watak anak
didik.Dengan demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk
anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi
agama, nusa, dan bangsa.14
4.
Pengertian guru pendamping
Guru pendamping yaitu seorang guru yang diberdayakan oleh
sekolah guna untuk membantu pembelajaran pada kelas satu di MI
ma’arif NU Banglarangan. Guru pendamping disini adalah guru yang
mendampingi guru kelas pada setiap kegiatan belajar anak dalam kelas
setiap harinya.
Kegiatan pendampingan disini merupakan bagian kegiatan
supervisi program kerja dalam meningkatkan belajar anak, karena peran
pendampingan di MI Ma’arif Nu Banglarangan ini adalah membantu
meningkatkan kemampuan siswa dalam kelangsungan KBM.
Kegiatan pendampingan yang baik dilakukan melalui tiga tahap,
yaitu:
14
Syaiful Bahri Djamarah, Ibid.,Hal 36
31
1. Tahap awal (membuat kesepakatan antara guru dengan pendamping
tentang fokus, waktu,dan cara melakukan pendampingan),
2. Tahap pelaksanaan (mengumpulkan data melalui observasi,
wawancara, pencatatan), dan
3. Tahap pasca pendampingan (melakukan refleksi, konfirmasi temuan
pendamping, diskusi untuk melakukan perbaikan, dan membuat
kesepakatan baru untuk pendampingan berikutnya. Semua tahapan
dilakukan dengan prinsip: kepercayaan, kesejawatan, keterbukaan,
terarah, dan antusias. 15
5. Peran guru pendamping
Pelayanan seorang guru pendamping sangat bermanfaat dan dapat
meningkatkan kualitas belajar anak di kelas secara keseluruhan.Tentu
saja dibutuhkan keterampilan khusus untuk dapat menjadi guru
pendamping.Dengan keterampilan tersebut, seorang guru pendamping
dapat membantu menangani kondisi kekhususan yang seringkali
menjadi gangguan pada kegiatan belajar
anak.Seorang guru
pendamping diharapkan mampu membantu anak dalam banyak hal,
seperti konsentrasi (focus), komunikasi, partisipasi dalam kelas,
sosilisasi, bersopan santun dan mengendalikan perilakunya.
Walaupun wali atau guru kelasnya mampu melayani dan mengajar
dengan baik dengan tujuan dan arah yang jelas, namun tetap mereka
tidak memiliki keterampilan dan pelatihan khusus seperti yang
15
Dani Kurniawan, Apa Itu Guru Pendamping, Cae- Indonesia.Com/Apa Itu Guru
Pendamping-Atau-Shadow-Teacher.Diakses 10.13.3013
32
dimiliki oleh seorang Guru Pendamping. Seorang Guru Pendamping
harus mampu memudahkan penyampaian pelajaran-pelajaran di kelas
kepada
anak
berkebutuhan
khusus
dengan
tujuan
untuk
memaksimalkan pemahaman sang anak.
Begitu pentingnya peran guru pendamping bagi tumbuh kembang
dan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus, baik di tingkat
pendidikan usia dini hingga sekolah dasar.16
B. Pembelajaran
1. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung
dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan tingkah laku
pada diri sendiri berkat adanya interaksi
antara individu dengan individu dengan lingkungan17. Perubahan yang
diharapkan dari proses ini adalah munculnya pola pikir yang baru
terhadap pemahamn yang keliru tentang belajar, bahwa belajar bukan
semata-
mata
tahu
apa
definisi
dan
fungsi
tapi
mampu
mengaplikasikan apa yang mereka pelajari untuk menyelasaikan
permasalahan yang terjadi dalam kegiatan sehari-hari.18
Guru pula yang memberi dorongan pada anak agar anak didik
berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggung
jawab terhadap setiap perbuatannya.Betapa besar jasa guru dalam
16
Dani Kurniawan, Apa Itu Guru Pendamping, Cae- Indonesia.Com/Apa Itu Guru
Pendamping-Atau-Shadow-Teacher.Diakses 10.13.3013
17
Yatim riyanto,ibid.,Hal 35
18
Yatim rianto,Ibid.,Hal 76
33
membantu perkembangan para anak didiknya. Mereka memiliki peran
dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak,
guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (
SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan
bangsa. Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber
atau literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan di
dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli,
namun secara prinsip kita temukan kesamaan-kesamaan yang
mendasar yaitu kesimpulan yang dikemukakan Abdillah, belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek aspek kognitif, afektif, dan psikomotor untuk
memperoleh tujuan tertentu.19
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubaha pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat di dentifikasikan dalam berbagai bentuk seperti
berubah
pengetahuan,
pemahaman,
sikap
dan
tingkah
laku,
kacakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan aspekaspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. 20 Belajar secara
umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
19
Op. cit.,Hal35
Trianto,Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan, Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp),(Jakarta:Kencana Prenada
Media Group,2009),Hal 9
20
34
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.Manusia banyak
belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir,
bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya. Proses
belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak
disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan manuju pada suatu
perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan
perilaku
tetap
berupa
pengetahuan,
pemahaman,
keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.sedangkan
pengalaman merupakan interaksi sntara individu dengan lingkungan
sebagai sumber balajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses
perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak
paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan
dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi
lingkungan maupun individu itu sendiri. 21 Pandangan Anthony
Robbins tentang belajar mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
proses aktif dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan
pada pengalaman/ pengethuan yang sudah dimiliki.22
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.
21
22
Triyanto,Ibid.,Hal16-17
Trianto, Ibid.,Hal 15-16
35
2. Pengertian Pembelajaran
Proses terjadinya fase-fase dalam belajar yang demikian telah
dicontohkan oleh rasulullah dengan ungkapan-ungkapan hadistnya:
“ apakah engkau tahu kemana perginya matahari” 23
“ apakah engkau mau hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu
terpenuhi”24
“ apakah kalian ingin bersungguh-sungguh dalam berdo’a”25
Apakah engkau ingin menjadi seperempat penduduk surga?”26
Menumbuhkan motivasi, menarik perhatian dan proses pengkondisian
dan modeling merupakan metode pendidikan modern. Tetapi perlu
diingat bahwa hal tersebut telah dilakukan oleh Rasulullah dengan
ungkapan berupa pertanyaan seperti pada hadist diatas.
Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik
yang
mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik didik dilibatkan ke
dalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar
mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi terjalin dalam
kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta dorongan prakarsa
siswa. Proses pembelajaran selain diawali dengan perencanaan yang
bijak, serta dukungan dengan komunikasi yang baik, juga harus
didukung dengan pengembangan strategi yang mampu membelajarkan
siswa.
23
Pengelolaan
pembelajaran
Shahih Al- Jami’ Ash Shagair, Juz,1 Hal.89
Ibid.,Juz 1 Hal.87
25
Ibid.,Juz 1 Hal.81
26
Ibid.,Juz 1 Hal.81
24
merupakan
suatu
proses
36
penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan pendidik dan bahan
belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dunkin dan Biddle
proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu: 1)
variable pertanda (presage variable) berupa pendidik ; 2) variable
konteks ( contex variable ) berupa peserta didik; 3) variable proses (
process variable); dan 4) variable produk (prduct variable) berupa
perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Adapun ciri-ciri pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Rencana
Yaitu penata ketenangan material dan prosedur yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus
b) Kesalingketergantungan
c) Tujuan. 27
3. Prinsip Pembelajaran
Tugas utama guru adalah mempengaruhi siswa bisa belajar.Karena
itu tidak terelakkan bahwa guru harus menguasai dengan baik teoriteori belajar, dan bagaimana teori-teori itu diaplikasikan dalam
pembelajaran melalui model-model pembelajaran tertentu.
Secara umum ada tiga teri belajar yang masih berpengaruh sampai
saat ini yakni teori-teori behaviorisme, teori-teori kognitivisme, dan
teori – teori humanistic konstruktivis. Ketiga teori ini meletakkan
27
Oemar malik,kurikulum dan pembelajaran, bumi aksara, 2005
37
dasar bagi berbagai model pembelajaran yang ada saat ini.Selain
menguasai teori-teori belajar dan pembelajaran, guru juga harus
menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menurut T.
Raka joni, pembelajaran yang mendidik adalah pembelajaran yang
tidak hanya berupa penerusan informasi, melainkan pembelajaran
yang lebih banyak memberikan peluang bagi peserta didik untuk
pembentukan
kecerdasan,
pemerolehan
penegtahuan
dan
keterampilan. Ini berarti guru harus lebih mengedepankan peran siswa
sebagai subjek aktif dalam pembelajaran.Pembalajaran yang mendidik
juga berarti pembelajaran yang memberikan pengalaman-pengalaman
bermakna yang tidak hanya berguna untuk kepentingan sesaat (seperti
untuk menyelesaikan soal tes agar bisa lulus), tetapi pembelajaran
yang memeberikan kemampuan bagi siswa untuk bisa belajar
sepanjang hayat.28Penguasaan terhadap prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik oleh para guru harus juga diwujudkan dalam proses
pembelajaran aktual.
Guru dituntut untuk menerapkan prinsip-prinsip pemebelajaran
mendidik tersebut dalam situasi pembelajaran riil. Salah satu
pendekatan pembelajaran yang
mendukung karakter pembelajaran
yang mendidik adalah pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, kreatif, Efektif dan menyenangkan). Pendekatan ini harus
tercermin dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan
28
Marselus, Ibid.,Hal 32-33
38
pengorganisasian pembelajaran serta penilaian pembeljaran. Karena
itu guru harus menerapkan berbagai strategi, metode, teknik dan
prosedur yang inivatif, sehingga dapat membuat siswa bisa belajar
dalam situasi atau kondisi yang bebas dari berbagai macam tekanan,
ancaman, ketakutan, dan sebagainya. Pembelajaran mendidik adalah
pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar, tidak hanya
pembelajaran yang mentransfer pengetahuan dan keterampilan.Karena
itu
kemasan
pembelajaran
yang
dibuat
guru
hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip motivasional yang baik.Sehingga dapat
mempengaruhi kemampuan siswa untuk belajar. Pada intinya sasran
daripada proses pembelajaran adalah pelakasaan dan pengelolaan
pembelajaran untuk memperoleh pemahaman tentang kinerja guru
selama dalam pembelajaran siswa, media pembelajaran yang
digunakan oleh guru dalam pembelajaran, serta minat, sikap dan
motivasi belajar siswa.
Sebagiaman telah dicantumkan dalam hadist yang diriwayatkan dari
Sayyidah Aisyah :
“ Rasulullah tidak berbicara dengan sambung menyambung
( nyerocos ) seperti yang kalian lakukan ini. Akan tetapi pembicaraan
Rasulullah terpisah-pisah dengan jeda. Jika seseorang menghitung
kata-katanya, tentu ia dapat menghitungnya sedangkan jika Rasulullah
nebgucapkan satu kalimat, dia mengulanginya sebanyak tiga kali agar
dapat diingat.
39
4.
Komponen pembelajaran
Dalam pembelajaran terdiri atas komponen-komponen yang
menunjang ketercapaian dalam pembelajaran disini ada tiga yang
mencakup komponen pembelajaran yaitu :
a. Kegiatan pra pembelajaran
Kegiatan prapembelajaran disini dapat dilakukan pada awal
pelaksanaan pembelajaran yang berisi kesiapan siswa pada awal
pembelajaran antara
lain
mencakup kehadiran,ketertiban,
dan
perlengkapan pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
apersepsi pada materi yang akan disampaikan dengan mengaitkan
materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman siswa atau
pembelajaran sebelumnya,
mengajukan pertanyaan
menantang,
menyampaikan manfaat materi pembelajaran, dan mendemonstrasikan
sesuatu terkait dengan materi pembelajaran.
b. Kegiatan inti pembelajaran
Kegiatan inti pembelajaran ini dipilah lagi menjadi empat
kelompok yaitu:
1) Penguasaan materi pelajaran
2) Pendekatan/strategi pembelajaran
3) Pemanfatan sumber
4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
5) Penilaian proses dan hasil belajar
6) Penggunaan bahasa
40
Unsur-unsur yang harus ada dslam siswa pembelajaran adalah
seorang siswa atau peserta didik suatu tujuan dan suatu
prosedur kerja untuk mencapai tujuan. 29
c. Kegiatan penutup
Aspek kegiatan memiliki indicator esensial dan descriptor
dimana esensial yang berisi melakukan refleksi atau membuat
rangkuman dengan melibatkan siswa.Melaksanakan tindak lanjut
dengan memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian
dari pengayaan.
Descriptor
yaitu
menagajak siswa
untuk
mengingat kembali hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan
yang sudah berlangsung, misalnya dengan mengajukan pertnayaan
tentang proses, materi, dan kejadian lainnya. Memfasilitasi siswa
dalam membuat rangkuman, misalnya dengan mengajukan
pertanyaan penutup agar siswa dapat merumuskan rang kuman
yang benar, memberikan tugas kusus bagi siswa yang belum
mencapai kompetensi. 30
5. Tujuan pembelajaran
Adapun tujuan dalam pembelajaran yang harus dicapai yaitu
pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang diharapkan. Tujuan
ini bisa sangat umum, sangat khusus atau dimana saja dalam kontinu
khusus, sebagai mana kita ketahui bahwa sasaran akhir dari suatu
29
30
Oemar malik, ibid,hal 103
Masnur Muslih, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik,(Jakarta:Pt Bumu
Aksara,2007),Hal72-77
41
program pembelajaran adalah tercapinya tujuan umum pembelajaran
tersebut.Rumusan pembelajaran menurut Dick and carrey harus jelas
dan dapat diukur berbentuk tingkah laku. 31 Tujuan pembelajaran tidak
hanya untuk mempelajari informasi baru, tetapi lebih kepada belajar
bagaiman menyelidiki masalah-masalah pada belajar begaimana
menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta
didik yang mandiri, untuk peserta didik yang baru belajar dengan
menggunakan model pembelajaran, konsep ini mungkin dapat
dijelaskan sebagai pelajaran tersendiri darimana mereka akan diminta
untuk mengungkapkan sesuatu hal menurut pendapat mereka sendiri. 32
6. Hasil Pembelajaran
Salah satu tugas utama guru dalam pembelajaran adalah menilai
proses hasil pembelajaran. Guru harus bisa mengembangkan alat
penilaian yang tepat dan sahih untuk dapat mengukur kemajuan
belajar dan hasil belajar siswa secara komprehensif. Penilaian
terhadap proses dan hasil pembelajaran tidak hanya mencakup aspek
atau ranah tertentu, tetapi harus dapat mengungkapkan kemampuan
utuh dalam ketiga ranah secara komprehensif (ranah kognitif,afektif
dan
psikomotor).
Penilaian
proses
harus
dilakukan
secara
berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat membantu guru untuk
melakukan perbaikan-perbaiakan pembelajaran yang lenih optimal.
Disisi lain penilaian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk
31
32
Hamzah, Perencanaan Pembelajaran,( Jakarta: Pt Bumi Aksara,2011),Hal24-25
Yatim Riyanto, Ibid.,Hal 302
42
memperbaiki atau meningkatkan kinerja belajarnya. Penilaian proses
terkait dengan pencapaian-pencapaian sementara siswa selama
pembelajaran, keterlibatan, motivasi, minat dan antusiasme siswa
dalam pembelajaran,.Penilian harus dilakukan secara adil, transparan,
komprehensif, imparsial dan akuntabel dengan menggunakan alat dan
teknik penilaian yang valid dan reliable.
Sementara itu, penilaian hasil dimaksudkan untukmengukur
ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran (standar kompetensi dan
kompetensi
dasar)
pada
akhir
dari
satu
unit
pembelajaran
tertentu.Hasil-hasil penilaian ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk
melakukan perbaikan, mendiagnosis kelemahan-kelemahan atau
kesulitan yang dialami siswa, atau untuk menjadi bahan refleksi bagi
guru atau sekolah untuk meningkatkan kinerja pelayanan mereka.
Untuk melakukan penilaian yang baik, guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip berikut:
a. Penilaian hendaknya dilakukan secara objektif yakni menilai apa
yang seharusnya dinilai serta terfokus pada kompetensi atau
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b. Penilaian
hendaknya
komprehensif,
yakni
dilakukan
mencakup
secara
semua
menyeluruh
dan
aspek kemampuan
kompetensi siswa (kognitif, afektif, dan perilaku).
c. Penilaian hendaknya menggunakan alat-alat ukur yang tepat
dengan mempertimbangkan validitas dan reabilitas.
43
d. Penilaian hendaknya bersifat mendidik artinya menjadi alat
motivasi bagi siswa untuk belajar. Siswa harus tertantang untuk
melakukan refleksi dan memperbaiki kinerja belajarnya melalui
hasil penilaian yang diperoleh.
e. Penilaian hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dan
memperhatikan perkembangan siswa dari waktu ke waktu.33
33
Marselus,Op. Cit.,Hal 40
Download