bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity
setelah Brazil dan Madagaskar. Keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia
termasuk dalam golongan tertinggi di dunia, jauh lebih tinggi daripada
keanekaragaman sumber daya hayati di negara Amerika maupun Afrika yang
beriklim tropis, apalagi bila dibandingkan dengan daerah beriklim sedang dan dingin
diperkirakan 25% aneka spesies dunia berada di Indonesia. Spesies tersebut terdiri
dari ribuan plasma nutfah dalam kombinasi yang cukup unik sehingga aneka gen
dalam individu. Secara total keanekaragaman sumber daya hayati di Indonesia
sebesar 325.350 jenis flora dan fauna. Keanekaragaman adalah variabilitas antara
makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem-ekosistem
perairan, dan kelompok ekologis, termasuk juga keanekaragaman dalam spesies, di
antara spesies dan ekosistemnya. Sepuluh persen dari ekosistem alam yang berupa
suaka alam, suaka margasatwa, taman nasional, hutan lindung, dan sebagian lagi bagi
kepentingan pembudidayaan plasma nutfah dialokasikan sebagai kawasan yang dapat
memberikan perlindungan bagi keanekaragaman hayati.
1
2
Hutan merupakan suatu asosiasi tumbuh-tumbuhan yang didominasi oleh
pohon-pohonan atau vegetasi berkayu lainnya yang menempati suatu areal yang
cukup luas sehingga mampu menciptakan iklim mikro yang berbeda dengan
lingkungan di luarnya (Baker, 1979). Di dalam hutan terdapat berbagai
keanekaragaman hayati, baik satwa liar maupun tumbuhan. Keanekaragaman sumber
daya hayati di hutan tidak hanya terbatas pada jenis tumbuhan berkayu, namun juga
tumbuhan bawah. Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang sangat tinggi
menyebabkan adanya kemungkinan masih banyak jenis-jenis tumbuhan bawah yang
belum teridentifikasi.
Di hutan alam terdapat strata tajuk yang berlapis, sehingga tajuk yang
bertingkat akan menyebabkan air hujan terhalang, tidak langsung jatuh ke tanah, dan
akan tertahan oleh tajuk sebagai intersepsi. Tumbuhan bawah juga dapat melindungi
tanah dari daya perusak butir-butir air hujan sehingga curah air hujan menjadi lebih
kecil dan energi kinetik hujan dapat ditekan. Berbeda dengan hutan alam, mayoritas
hutan tanaman memiliki strata tajuk yang homogen karena terdiri dari satu jenis
pohon dan tahun tanam yang sama sehingga tinggi dan tajuk pohon seragam. Strata
tajuk yang seragam tersebut menjadikan lantai hutan rawan terkena hempasan
butiran-butiran air hujan yang berdaya rusak. Daya rusak dalam hutan tanaman,
tumbuhan bawah memiliki peran vital untuk melindungi tanah dari pukulan air hujan,
mengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi air ke dalam
tanah, sehingga dapat mengurangi erosi. Umumnya tumbuhan bawah juga tidak akan
3
bersaing dengan tanaman pokok karena tanaman pokok mempunyai sistem perakaran
yang lebih dalam.
Tumbuhan bawah di bumi ini beraneka ragam dan berjumlah besar. Sebagian
dikenal, namun ada pula yang belum dikenal. Menurut Rudjiman (1988) untuk
mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan bawah, dua kemungkinan selalu ditemui yaitu:
a. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, belum ada nama ilmiahnya, juga belum ditentukan
tumbuhan bawah itu berturut-turut dimasukan kedalam kategori yang
sama.
b. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan, sudah ditentukan nama dan tempatnya yang tepat dalam
sistem klasifikasi.
Untuk mengidentifikasi berbagai jenis tumbuhan bawah yang merupakan
bagian dari keanekaragaman sumber daya hayati diperlukan pengukuran secara
langsung terhadap organisme yang bersangkutan maupun dengan mengevaluasi
indikator-indikator yang tersedia. Dalam rangka mengidentifikasi jenis tumbuhan
bawah, berbagai aspek yang dapat diamati adalah jumlah jenis, dominasi, kerapatan
penyebaran dan lain-lain.
4
1.2. Perumusan Masalah
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa tumbuhan bawah cukup penting
di dalam suatu ekosistem. Tumbuhan bawah berperan dalam penyuburan tanah
dengan menghasilkan humus dan menjaga suhu tanah yang merupakan tempat
tumbuh tanaman. Dengan tanah yang lebih berkualitas, maka pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik. Tetapi dalam kenyataannya dalam pengelolaan hutan, tumbuhan
bawah kadang tidak diperhatikan pertumbuhannya atau dianggap sebagai pengganggu
atau gulma yang harus dimusnahkan.
Tumbuhan bawah mempunyai fungsi penting dalam kelangsungan hidup
tanaman di sekitarnya. Tidak semua jenis tumbuhan bawah dapat hidup di semua
kawasan hutan, sehingga perlu kesesuaian tempat tumbu agar dapat berkembang
dengan baik. Oleh karena itu, keberadaan tumbuhan bawah di goa Jepang perlu
diteliti untuk mengetahui jenis dan komposisi tumbuhan bawah di dataran tinggi
Kaliurang.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui keanekaragaman tumbuhan bawah pada tingkatan jenis di obyek
wisata alam Goa Jepang, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
2. Mengetahui komposisi jenis penyusun tumbuhan bawah di obyek wisata alam
Goa Jepang, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Pengetahuan terkini mengenai tumbuhan bawah di Kaliurang.
2. Landasan atau dasar bagi penelitian selanjutnya.
3. Bahan pertimbangan dalam pengelolaan hutan tanaman.
Download