sukuk

advertisement
SUKUK
DEFINISI SUKUK
SUKUK
Bahasa Arab
“sak” (tunggal)
“sukuk” (jamak)
Sertifikat
(note)
Menurut Accounting and Audition Organization for
Islamic Finance Institution (AAOFI),
sukuk adalah sertifikat dengan nilai yang sama yang
mewakili bagian kepemilikan yang sepenuhnya
terhadap aset yang tangible, manfaat dan jasa,
kepemilikan aset atas suatu proyek, atau
kepemilikan dalam aktivitas investasi khusus.
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional tahun
2004,
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga
berjangka panjang berdasarkan prinsip Syariah
yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah
berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
KARAKTERISTIK SUKUK
Merupakan bukti kepemilikan suatu aset
berwujud atau hak manfaat (beneficial
title).
Pendapatan berupa imbalan (kupon),
marjin dan bagi hasil, sesuai dengan
jenis akad yang digunakan.
Terbebas dari unsur riba, gharar dan
maysir.
Penerbitan melalui
vehicle (SPV).
special
purpose
Memerlukan underlying asset.
Penggunaan proceeds
dengan prinsip syariah.
harus
sesuai
PIHAK DALAM PENERBITAN SUKUK
Pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran
imbalan dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan
sampai dengan jatuh tempo.
Obligor
Special Purpose
Vehicle (SPV)
Investor
Badan hukum yang didirikan khusus untuk penerbitan
sukuk dengan fungsi :
- Sebagai penerbit sukuk
- Menjadi counterpart pemerintah dalam transaksi
pengalihan aset
- Bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk
mewakili kepentingan investor
Pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan,
marjin dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi
masing – masing.
PERBANDINGAN SUKUK DAN OBLIGASI
Deskripsi
Sukuk
Obligasi
Penerbit
Pemerintah dan korporasi
Pemerintah dan korporasi
Sifat instrument
Sertifikat kepemilikan /
penyertaan atas suatu
asset/ investasi
Instrumen pengakuan utang
(surat hutang)
Penghasilan
Imbalan/ bagi hasil/
margin
Bunga / kupon/ capital
gain
Jangka waktu
Pendek - menengah
Menengah- panjang
Underlying
Price
Perlu
Market price
Tidak perlu
Market price
Jenis investor
Syariah dan konvensional
Konvensional
Pihak yang terkait
Obligor, SPV,
investor, trustee
Obligor/ issuer, investor
Penggunaan dana
Harus sesuai syariah
Bebas
SISTEM PEMBAYARAN SUKUK
PEMBAYARAN IMBALAN
Pemerintah
(Obligor)
Rp
SPV
(Penerbit)
Rp
Pemegang
Sukuk
(Investor)
1) Obligor membayar sewa (imbalan) secara periodik kepada SPV selama
masa sewa. Imbalan dapat bersifat tetap (fixed rate) ataupun
mengambang (floating rate).
2) SPV melalui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan imbalan kepada
para investor.
SAAT JATUH TEMPO
Rp
Pemerintah
(Obligor)
Rp
SPV
(Penerbit)
Aset
Aset
Pemegang
Sukuk
(Investor)
1) Penjualan kembali aset oleh SPV kepada obligor sebesar nilai nominal
sukuk, pada saat sukuk jatuh tempo.
2) Hasil penjualan aset, digunakan oleh SPV untuk melunasi sukuk kepada
investor.
JENIS – JENIS SUKUK
Akad
Mudharabah
/ Muqaradah
Akad
Musyarakah
Akad Ijarah
Trust Financing, Trust Investment
Perjanjian kerja sama usaha antara dua pihak dengan
pihak pertama menyediakan modal, sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola. Keuntungan bagi hasil dan
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal.
Partnership, Project Financing Participation
Perjanjian dua pihak atau lebih bekerja sama
menggabungkan modal untuk membangun proyek baru,
membiayai kegiatan usaha. Keuntungan dan kerugian
ditanggung bersama sesuai jumlah partisipasi modal
masing-masing.
Operational Lease
Sebuah kontrak di mana satu pihak bertindak sendiri
atau melalui wakilnya menjual / menyewakan hak
manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan
harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan
pemindahan aset.
Akad Salam
Akad Istisna
Akad
Murabahah
In-Front Payment Sale
Penjualan suatu komoditi, yang telah ditentukan
kualitas dan kuantitasnya yang akan diberikan kepada
pembeli pada waktu yang telah ditentukan di masa
depan pada harga sekarang.
Purchase by order or manufacture
Suatu kontrak yang digunakan untuk menjual
barang manufaktur dengan usaha yang dilakukan penjual
dalam menyediakan barang tersebut dari material,
deskripsi dan harga tertentu.
Deferred Payment Sale
Perjanjian di mana pihak pertama membeli barang yang
diperlukan nasabah atas nama pihak pertama sendiri.
Kemudian nasabah membayar harga barang yang
telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu
yang telah disepakati.
Akad
Mudharabah
/ Muqaradah
Akad Salam
Akad
Musyarakah
Akad Istisna
Akad Ijarah
Akad Ijarah
Sukuk yang Dapat
Diperdagangkan
Sukuk yang Tidak
Dapat Diperdagangkan
RISIKO SUKUK
Risiko Tingkat Pengembalian
Risiko Tingkat Harga
Risiko Kredit
Risiko Likuiditas
Risiko Nilai Tukar
Risiko Kepatuhan Syariah
PERKEMBANGAN SUKUK
Awal Mula Sukuk di Indonesia
• Pertama kali diterbitkan oleh PT Indonesian Satellite
Corporation (Indosat) pada bulan September tahun
2002 dengan nilai Rp 175 miliar.
• Langkah Indosat tersebut diikuti perusahaanperusahaan besar lainnya.
• Nilai penerbitan sukuk korporasi hingga akhir 2008
mencapai 4,76 triliun.
Berdasarkan akad yang digunakan, penerbitan sukuk korporasi di Indonesia baru
menggunakan akad Mudharabah dan Ijarah.
Penerbitan sukuk pertama kali menggunakan akad mudharabah, akad ini
dianggap paling memenuhi kepatuhan syariah.
Akad ijarah pertama kali digunakan pada tahun 2004 dan sejak saat itu
akad ijarah paling banyak dipakai. Hal ini terkait dengan struktur ijarah yang
mampu memberikan pengembalian tetap (fixed return). Sejalan dengan trend
obligasi konvensional, di mana suku bunga tetap lebih populer dibandingkan
dengan suku bunga mengambang.
Periode 2002-2004
Periode 2004-2007
12% Rp 100 milyar
ijarah
Rp 740 milyar
88%
mudharabah
Rp 2,194 triliun
92%
ijarah
8%
mudharabah
Rp 200 milyar
Undang - Undang
Mei 2008
Undang-Undang No. 19 / 2008 tentang Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) atau UU Sukuk
Negara (sovereign sukuk)
Dengan diberlakukannya UU ini, mengartikan sukuk
kini menjadi intrumen pembiayaan yang diakui
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
investor terhadap sukuk di Indonesia, baik sukuk
negara maupun sukuk koprporasi.
• Setelah disahkannya UU SBSN tahun
2008, pemerintah menerbitkan sukuk
sebesar Rp 15 triliun. Penerbitan
sukuk ini dilaksanakan sebagai bagian
dari pembiayaan defisit anggaran
dalam APBN tahun 2008. Penerbitan
sukuk perdana ini telah dilaksanakan
di dalam dan luar negeri.
• Besarnya sukuk sesuai dengan
underlying
aset
yang
dimiliki
pemerintah senilai Rp 15 triliun.
Pemerintah menggunakan jaminan
berupa aset milik negara, seperti
tanah dan bangunan.
Tantangan Perkembangan Sukuk di Indonesia
• Tidak ada standarisasi mengenai struktur produk-produk instrumen
syariah dari masing-masing negara dan standar AAOIFI belum
digunakan sebagai acuan oleh semua negara yang penduduknya
mayoritas Muslim.
• Manajemen risiko atau pengelolaan risiko, seperti adanya risiko
ketidakpatuhan pada prinsip syariah (shariah compliance risk).
• Perbedaan pada proses teknik dan konsep penyaringan (stock
screening) instrumen investasi syariah yang berbeda di setiap
negara, sehingga menyulitkan untuk menyatukan visi dan misi suatu
produk instrumen investasi syariah agar dapat diterima di semua
negara.
• Kurangnya pemahaman masyarakat akan keberadaan sukuk.
Perbandingan Frekuensi Perdagangan Sukuk
dan Obligasi Korporasi
Perbandingan Volume Perdagangan Sukuk
dan Obligasi Korporasi
Download