kesehatan mental pada pekerja

advertisement
KESEHATAN MENTAL
PADA PEKERJA
Tun Kurniasih Bastaman
Pengertian
 Kesehatan mental = kesehatan jiwa (istilah mental
digunakan untuk menghindarkan arti ganda kata jiwa)
 Definisi kesehatan mental (WHO) : a state of well-being
- kondisi ketika seseorang merasa sehat dan bahagia , mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain apa adanya, bersikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain, serta berkegiatan
yang produktif
 Gangguan jiwa : ditandai oleh gejala klinik yang nyata,
ada/tidak ada keluhan subyektif, serta terdapat
hendaya (impairment) dalam fungsi penting kehidupan
sehari-hari (yaitu fungsi pekerjaan dan fungsi sosial)
 Gejala klinik: dibuktikan dengan terdapatnya
psikopatologi pada pemeriksaan klinik
 Keluhan subyektif dialami sebagai “distress”
Diagnosis
 Penting sebagai 1) landasan kerja klinik (menentukan
tindakan terapi), 2) sebagai alat komunikasi dengan
rekan profesi, 3) sebagai alat pencatatan untuk
kepentingan penelitian dan statistik
 Disepakati dalam psikiatri diagnosis dibuat
berdasarkan deskripsi gejala dan bersifat a-teoretik,
karena sampai saat ini tidak ada satu pun gangguan
jiwa yang diketahui secara pasti penyebabnya (kecuali
gangguan mental organik)
 Diagnosis ditegakkan dengan kerangka pikir hierarkik
yang menempatkan gangguan mental organik pada
hierarkik tertinggi. Artinya harus disingkirkan dulu
penyebab organik, baru turun ke kondisi
mental/psikologik.
 Penyebab organik : tumor, infeksi, trauma
metabolisme, penggunaan zat , peny pembuluh darah
dsb. yang semua menimbulkan gangguan fungsi otak
yang bermanifestasi dalam gangguan perilaku
 Cara membuat diagnosis adalah dengan
mengumpulkan gejala yang ditemukan sehingga
memenuhi kriteria yang disyaratkan dalam
penggolongan diagnosis menurut PPDGJ (Pedoman
dan Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa)
 Contoh : Skizofrenia
Gangguan Bipolar
Gangguan Depresi
Gangguan Cemas
Gangguan Penyesuaian
Gangguan Somatisasi
Gangguan Kepribadian
Gangguan Kepribadian
 Didefinisikan sebagai pola perilaku yang menetap yang
mencakup persepsi diri dan persepsi terhadap
lingkungan sehingga akan mempengaruhi hubungan
interpersonal
 Tanda utama terdapat dalam area kognitif, afektif,
hubungan interpersonal dan kontrol impuls
 Contoh :
1. Gangguan Kepribadian Paranoid: curiga tanpa alasan
bahwa orang lain akan mencelakakan/menjatuhkan
dirinya, tidak percaya, meragukan kesetiakawanan,
tidak terbuka karena takut informasi tentang dirinya
disalahgunakan, pendendam, cemburuan
2. Gangguan Kepribadian Skizoid : penyendiri, tak butuh
teman, “cuek” terhadap pujian atau kritikan, emosi
dingin, berjarak
3. Gangguan Kepribadian Antisosial: melanggar norma
sosial atau hukum yang berlaku sehingga berulang
ditangkap polisi, tidak dapat dipercaya karena
pembohong, sering menipu (untuk
keuntungan/kesenangan dirinya), impulsif (tidak pikir
panjang),
….irrirtable, agresif, berulang berkelahi, mengabaikan
keselamatan oranglain, tidak bertanggungjawab (tidak
bayar hutang), tidak ada rasa bersalah, “cuek” bahwa
telah menyakiti orang lain atau cari alasan rasionalisasi
4. Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline): tidak
stabil dalam hubungan interpersonal (takut ditinggal),
bisa sangat menyanjung atau membenci seseorang,
identitas diri sangat tak stabil, emosi labil (irritable,
cemas, disforik), impulsif (penyalahgunaan zat, boros,
ngebut, sex bebas), berulang mencoba bunuh diri,
merasa hampa
5. Gangguan Kepribadian Histrionik: selalu ingin menjadi
pusat perhatian, seduktif/provokatif secara seksual,
emosi cepat berubah, menggunakan daya tarik fisik
untuk mendapat perhatian, dramatisasi, teatral, mudah
disugesti, “sok akrab”
6. Gangguan Kepribadian Narsisistik: merasa diri penting,
superior yang tak didukung fakta, berpreokupasi
tentang kesuksesan diri (kekuasaan, kepintaran,
kecantikan), percaya bahwa dirinya spesial karena itu
hanya pantas bergaul dengan orang yang berstatus
sosial tinggi, mengharap diperlakukan istimewa,
mengeksploitasi orang lain, kurang punya empati, iri
terhadap orang lain atau menuduh orang lain iri
padanya, angkuh
7. Gangguan Kepribadian Menghindar: menghindari
aktivitas yang melibatkan hubungan dengan orang lain
karena takut dikritik atau ditolak, hanya mau bergaul
kalau ada jaminan bahwa ia diterima, sulit memulai
hubungan dengan orang lain karena takut
dipermalukan, menganggap dirinya tak mampu dan
lebih rendah dari orang lain
8. Gangguan Kepribadian Dependen : sulit memutuskan
dalam kejadian sehari-hari tanpa minta nasehat orang
lain, tergantung kepada orang lain dalam sebagian
besar area kehidupannya, rela berkorban untuk yang
digantunginya, sulit mengerjakan sesuatu sendiri,
merasa tak berdaya ketika sendiri, selalu khawatir
bahwa akan ditinggal oleh yang digantunginya
9. Gangguan Kepribadian Obsesif-kompulsif (Anankastik):
berpreokupasi terhadap detil, aturan, urutan, daftar,
jadwal sehingga mengabaikan hal utama, perfeksionis
(terlambat membuat laporan karena belum sempurna),
mencintai pekerjaaan sehingga tak dapat bersenangsenang, sangat berhati-hati dan mematuhi kaidah moral
dan etik, tak dapat membuang benda-benda yang
menurutnya mengandung kenangan, tak bisa
mendelegasikan tugas kepada orang lain karena takut
tak memenuhi standar menurutnya, kaku dan keras
kepala, pelit
Tatalaksana
 Tatalaksana komprehensif meliputi :
> farmakoterapi
> psikoterapi
> manipulasi lingkungan
Terima Kasih
Download