BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum 1

advertisement
BAB III
DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Bursa Efek Indonesia
Pasar modal Indonesia dimulai dengan dibentuknya bursa efek Batavia
pada tahun 1912 oleh Vereniging Voor de Effekenhandel. Kemudian pada
tahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi dua bursa, yaitu
Bursa Efek Semarang dan Bursa Efek Surabaya. Ketika bursa ini
menghentikan aktivitasnya menjelang invasi Jepang pada tahun 1942, Bursa
Efek Jakarta dibuka kembali pada tahun 1952. Program nasionalisasi
dilakukan pemerintah pada tahun 1956, mengakibatkan terhentinya kegiatan
pasar modal. Pada tanggal 10 Agustus 1977 pemerintah mengaktifkan
kembali kegiatan pasar modal. Landasan mengaktifkan kembali pasar modal
adalah UU darurat No.15 tahun 1952. Selanjutnya untuk memberikan
pertimbangan kebijaksanaan dipasar modal kepada menteri Keuangan
dibentuklah Badan Pembina dan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) dengan
keputusan presiden No.60 tahun 1988. Sesuai dengan peraturan tersebut,
Bapepam mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai lembaga yang memberikan
izin dan mengawasi perusahaan yang telah Go Public. Pada tanggal 1
Desember 2007, terjadi penggabungan antara Bursa Efek Surabaya (BES) ke
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangan dan laporan tahunannya dalam www.idx.co.id pada kurun
waktu 2010-2014. Pengambilan data menggunakan metode purposive
sampling dan cross section.
2. IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance)
IICG merupakan sebuah lembaga independen yang melakukan riset dan
pemeringkatan, pendidikan dan pelatihan, publikasi dan promosi, serta
konsultasi. Dalam program riset dan peningkatan penerapan GCG terhadap
emiten yang terdaftar di BEI, BUMN, BUMS, dan BUMD IICG menghadirkan
CGPI (Corporate Governance Perception Index). Penyelenggaraan ini dimulai
sejak tahun 2001. Tujuan program CGPI adalah untuk merangsang perusahaan
agar berlomba-lomba dalam menerapkan GCG demi kepentingan jangka
panjang perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan (IICG, 2010).
Penilaian CGPI dilakukan melalui 4 tahapan penilaian, yaitu:
1. Self Assessment adalah kegiatan pengisian kuesioner terkait dengan
implementasi good corporate governance di perusahaan dengan
melola
resiko
untuk
mencapai
tujuan
perusahaan
dan
menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan.
2. Kelengkapan
dokumen,
yaitu
perusahaan
diwajibkan
untuk
menyerahkan dokumen dan bukti yang mendukung proses penerapan
good corporate governance di perusahaan, serta dokumen yang terkait
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dengan manajemen dalam mengelola risiko yang beretika dan
berkelanjutan.
3. Penyusunan makalah adalah pemenuhan persyaratan penilaian yang
menjelaskan serangkaian proses dn program implementasi good
corporate governance diperusahaan yang dihubungkan dengan upaya
manajemen mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan
berkelanjutan.
4. Observasi, yaitu tahapan terakhir penilaian sebagai salah satu bagian
penting dari proses riset dan pemeringkatan CGPI yang berupa
peninjauan langsung ke perusahaan oleh tim penilai CGPI untuk
memastikan proses pelaksanaan serangkaian program implementasi
good corporate governance di perusahaan.
Terdapat 3 ruang lingkup penerapan GCG (Good Corporate Governance)
dalam IICG (2011) sebagai berikut:
1. Aspek kepatuhan (compliance), dalam implementasi good corporate
governance merupakan pemenuhan atas berbagai tuntutan perundangundangan yang ditetapkan oleh regulator. Aspek ini memastikan bahwa
seluruh operasional bisnis perusahaan tidak bertentangan dengan aturan
yang berlaku.
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Aspek kesesuaian (conformance), dalam implementasi good corporate
governance merupakan keselarasan berbagai kebijakan dan operasional
perusahaan dengan norma, etika dan tata nilai yang berlaku.
3. Aspek kinerja (performance), dalam implementasi good corporate
governance merupakan hasil pencapaian perusahaan dalam memenuhi
tujuan operasional.
Sistematika penilaian CGPI (2013) terdiri dari empat tahapan, yaitu selfassessment, sistem dokumentasi, penilaian makalah, dan observasi.
1. Self-assessment
Self-assessment adalah penilaian mandiri oleh seluruh organ, anggota, dan
stakeholder perusahaan mengenai kualitas penerapan GCG dan penciptaan
nilai tambah bagi pemangku kepentingan secara ertikal dan bermartabat dalam
rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
2. Sistem Dokumentasi
Tahapan sistem dokumentasi adalah pemenuhan persyaratan penilaian berupa
penyerahan berbagai dokumen yang telah dimiliki perusahaan terkait dengan
pelaksanaan GCG dan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepentingan
secara etikal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan
perusahaan.
3. Penilaian Makalah
Penyusunan makalah merupakan salah satu pemenuhan persyaratan penilaian
yang menjelaskan serangkaian proses dan program implementasi GCG di
49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perusahaan dan penciptaan nilai tambah perusahaan. Makalah yang disusun
mampu menggambarkan arah dan fokus penilaian yang sesuai dengan
pedoman sistematika penulisan yang ditetapkan IICG.
4. Observasi
Observasi adalah tahapan akhir penilaian sebagai salah satu bagian penting dari
proses riset dan pemeringkatan CGPI berupa peninjauan langsung ke
perusahaan oleh tim penilai CGPI untuk memastikan kualitas penerapan GCG
dan proses penciptaan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan yang
diperoleh dari data dan informasi pada ke tiga tahapan sebelumnnya (self
assessment, sistem dokumentasi dan makalah).
Untuk kategorisasi atas tingkat kualitas implementasi Good Corporatete
Governance, IICG menggunakan istilah “terpercaya”. Perusahaan yang
mendapatkan nilai antara 55,00 s/d 69,99 mendapatkan predikat sebagai
perusahaan “cukup terpercaya”. Perusahaan yang mendapatkan nilai antara
70,00 s/d 84,99% mendapatkan predikat sebagai perusahaan “terpercaya”.
Perusahaan yang mendapatkan nilai antara 85,00 s/d 100% mendapatkan
predikat sebagai perusahaan “sangat terpercaya”.
Sesuai dengan kriteria penilaian praktik Good Corporate Governanance
yang ditetapkan oleh IICG, hasil rata-rata IICG perusahaan sampel berada
dalam kategori “terpercaya”, yang berarti bahwa perusahaan tersebut
memenuhi
persyaratan
terkait
dengan
penerapan Good
Corporate
Governanance. Hal ini memberikan gambaran bahwa rata-rata perusahaan
50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sampel IICG di Indonesia sudah menunjukkan komitmen tinggi terhadap
praktik Good Corporate Governanance.
Perolehan data yang dibutuhkan untuk penelitian, penulis melakukan
kunjungan ke kantor IICG (The Indonesian Institute Corporate Governance)
yang berlokasi di Jalan Pasar Raya Jumat No.41b, Lebak Bulus. Salah satu
kriteria sample dalam penelitian ini adalah emiten yang berpartisipasi di IICG
(The Indonesian Institute Corporate Governance) diantara periode pengamatan
tahun 2010 sampai tahun 2014 dengan pengambilan data menggunakan metode
purposive sampling dan cross section.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download