Syaraf - WordPress.com

advertisement
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang
belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak,
dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas
tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena
infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium,
dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang
kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya
terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela
membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak
dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf
pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun oleh sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam
menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel,
dendrit dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf
mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf
(neuron). Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi
untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke
badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf lain. Neurit
dibungkus oleh selubung lemak yang disebut selubung myelin yang terdiri atas perluasan
membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf.
Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Bagian ini disebut dengan nodus
ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan
secara langsung tetapi membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu
neuron dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu
zat kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa
impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
2. Macam-macam Neuron (Sel Saraf)
a. Saraf sensorik
Saraf sensorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari reseptor (indra) ke
saraf pusat(otak dan sumsum tulang belakang).
b. Saraf motorik
Saraf motorik adalah saraf yang membawa rangsangan (impuls) dari saraf pusat susunan
saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Saraf konektor
Saraf konektor adalah saraf yang menghubungkan rangsangan (impuls) dari saraf
sensorik ke saraf motorik.
3. Macam-macam Gerak
Gerakan merupakan salah satu cara tubuh dalam mengagapi rangsangan. Berdasarkan
jalannya rangsangan (impuls) gerakan dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari.
Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh
reseptor (indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan
dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke efektor
melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah otak. Contoh gerak sadar
misalnya : menulis, membuka payung, mengambil makanan atau berjalan.
Skema gerak sadar :
Rangsangan(Impuls) –> Reseptor(Indra) –> Saraf sensorik –> Otak –> Saraf motorik –>
Efektor (Otot)
b. Gerak Refleks (Tak Sadar)
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini tidak melewati otak namun hanya sampai sumsum tulang belakang.
Gerak refleks misalnya terjadi saat kita mengangkat kaki karena menginjak benda runcing,
gerakan tangan saat tidak sengaja menjatuhkan buku, gerakan saat menghindari tabrakan dan lain
sebagainya.
Skema gerak refleks :
Rangsangan(Impuls) –> Reseptor(Indra) –> Saraf sensorik –> Sumsum Tulang Belakang –
> Saraf motorik –> Efektor (Otot)
4. Susunan Sistem Saraf Manusia
Di dalam tubuh kita terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf. Sistem
saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis
dan sistem saraf otonom.
1. Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon),
otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar
merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun
ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu
terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor
yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area
asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area
tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian
depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan
emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
4. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga
menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
5. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas
sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor
keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi.
Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak
merupakan saluran asenden dan yang membawa
impuls yang berupa perintah dari otak merupakan
saluran desenden.
Gbr.
Penampang
melintang
sumsum
tulang belakang
Anda telah mengetahui bahwa rangsang yang diterima sel saraf dapat berasal dari dalam
tubuh maupun luar tubuh. Rangsang yang merambat disebut impuls. Perhatikan Gambar 9.5.
Impuls diterima oleh reseptor kemudian akan dihantarkan oleh dendrit menuju badan sel saraf. Saat
impuls sampai pada akson, impuls akan diteruskan ke dendrit neuron lain. Jadi, ada berapa
macamkah penghantaran impuls?
Dalam sel saraf terjadi proses penghantaran impuls secara konduksi. Apabila tidak ada rangsang
maka sel saraf disebut dalam keadaan istirahat. Dalam keadaan ini saraf tidak menghantarkan
impuls. Membran luar sel saraf bermuatan positif karena kelebihan kation atom Na+. Membran
dalam
sel
saraf
bermuatan
negatif
karena
banyak
ion
K+
yang
keluar
akson.
Keadaan seperti ini disebut polarisasi. Terjadinya kondisi demikian karena peran pompa Na – K dan
sifat membran akson yang lebih permeabel terhadap K+ dan kurang permeabel terhadap Na+. Na+
dipompa ke luar. K+ dipompa ke dalam karena sifat membran akson yang permeabel terhadap K,\
maka
K
+
dapat
keluar
lagi.
Jika terjadi rangsang kuat, permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya polarisasi membran juga
berubah. Polarisasi mengalami pembalikan pada lokasi tertentu yang disebut depolarisasi.
Selanjutnya proses pembalikan polarisasi diulang hingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan
demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan
keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut.
Titik - titik (celah) pertemuan antara neuron satu dengan neuron lain disebut sinapsis. Akson pada
setiap neuron berakhir membentuk tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan tombol
sinapsis disebutmembran pre-sinapsis. Membran pre-sinapsis berfungsi meneruskan rangsang.
Membran pre-sinapsis akson neuron satu akan bertemu dengan dendrit neuron yang lain. Permukaan
dendrit neuron itu disebut membran post-sinapsis. Fungsi membran post-sinapsis sebagai penerima
rangsang. Di antara kedua membran tersebut terdapat suatu celah yang disebut celah sinapsis.
Bila impuls telah berada di ujung akson, ujung akson akan mengeluarkan neuro hormon yang disebut
juganeurotransmiter. Zat ini bersifat memacu dan menghantarkan impuls ke ujung dendrit neuron
yang lain. Ada beberapa neurotransmiter yang dikenal yaitu asetilkolin, serotonin, dan dopamin.
Keduanya
merupakan
neurotransmiter
yang
terdapat
di
seluruh
sistem
saraf.
Jika impuls tiba di tombol membran pre-sinapsis, akan terjadi peningkatan permeabilitas membran
pre-sinapsis terhadap ion Ca2+. Akibatnya ion Ca2+ masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan
membran pre-sinapsis sambil melepaskan neurotransmiternya ke celah sinapsis. Neurotransmiter ini
membawa impuls ke membran post-sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, selanjutnya
neurotransmiter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan oleh membran post-sinapsis, misalnya
asetilkolinesterase. Jika neurotransmiternya dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat, kedua
senyawa hasil hidrolisis ini akan disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi. Simaklah
penghantaran impuls antarsel saraf pada Perhatikan Gambar 9.6 !
Apabila tubuh Anda mendapatkan rangsang dari luar, dengan melakukan 2 macam proses
penghantaran tersebut, impuls akan melalui jalur perjalanan sebagai berikut untuk menanggapinya.
Selain gerakan melalui jalur itu, ada juga gerakan yang melalui jalur perjalanan berbeda yang disebut
gerak refleks. Berikut adalah penjelasan mengenai gerak refleks.
Gerak Refleks
Mungkin Anda pernah memeriksakan kesehatan Anda di rumah sakit. Salah satu hal yang
dilakukan dokter adalah menyuruh duduk dengan posisi kaki dapat bergerak bebas di atas tanah,
dokter juga menyuruh menutup mata. Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Anda, dokter memukul lutut
Anda menggunakan martil. Apa yang terjadi? Ya, tungkai kaki bawah Anda bergerak ke depan. Itu
adalah salah satu contoh gerakan refleks. Gerak refleks adalah gerakan spontan yang tidak
melibatkan kerja otak. Gerak ini dilakukan tanpa kesadaran. Gerak ini berguna untuk mengatasi
kejadian tiba-tiba misalnya menarik kaki dengan segera setelah menginjak puntung rokok yang
masih menyala. Jalur perjalanan gerak refleks sebagai berikut.
Berdasarkan tempat konektornya, refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks spinalis dan refleks
kranialis.
a. Refleks tulang belakang (refleks spinalis) yaitu jika konektor terdapat di sumsum tulang
belakang. Contoh: gerakan menarik tangan saat menyentuh benda panas atau kaki terkena
duri. Perhatikan
Gambar
9.7.
b. Refleks otak (refleks kranialis) yaitu jika konektornya terdapat di otak. Contoh: gerakan mata
terpejam karena kilat.
Sumber: http://www.adipedia.com/2011/04/sistem-saraf-pada-manusia.html
SEL-SEL PENYOKONG
1. NEUROGLIA
Mengandung berbagai macam sel yang secara keseluruhan menyokong, melindungi dan
sumber nutrisi sel syaraf (neuron) pada otak dan sumsum tulang belakang. Menyusun 40 %
volume otak dan medulla spinalis.
MACAM NEUROGLIA:
Gambar 1. Macam Neuroglia

Oligodendroglia
: menghasilkan myelin dalam susunan syaraf pusat.

Ependima
: memproduksi Cerebro Spinal Fluid

Astroglia
: Sel pemberi makan bagi neuron, berbentuk bintang dengan
banyak
tonjolan dan kebanyakan berakhir pada pembuluh darah.

Microglia
: mempunyai sifat phagocyte yang menyingkirkan debris-debris
yang dapat berasal dari sel-sel otak yang mati, bakteri dan lain-lain ( melawan infeksi)
2. SEL SCHWANN
Merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron di luar sistem syaraf pusat.
Membentuk myelin maupun neurolemma syaraf tepi. Neurolemma adalah membran
sitoplasma halus yang dibentuk sel schwann yang membungkus semua neuron susunan saraf
tepi (bermielin atau tak bermielin) yang merupakan penyokong dan pelindung sel syaraf.
Gambar 2. SEL SCHWAN
Nama
: Irmayanti
NIM
: 071 404 057
Kelas
:A
Download