NEWS RELEASE

advertisement
NEWS RELEASE
PRANGKO BERSAMA MEMPERINGATI
50 TAHUN HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
JOINT ISSUE OF STAMPS
Penerbitan prangko bersama (biasa dikenal sebagai Joint Issue of Stamps atau JIS) merupakan hal yang
sangat menarik dalam dunia filateli. Sebuah penerbitan bisa dikategorikan sebagai JIS jika dua atau lebih negara
menerbitkan suatu seri prangko dengan tema yang disepakati dan dilakukan dalam waktu yang bersamaan atau
berdekatan. Dalam penerbitan ini biasanya desain yang sama diterbitkan sebagai prangko oleh masing-masing
negara yang berpartisipasi.
Indonesia telah beberapa kali menerbitkan prangko JIS. Terakhir tahun 2007 lalu dilakukan dua kali, yaitu
dengan China pada tanggal 13 April 2007, dan dengan seluruh negara ASEAN (10 negara) pada tanggal 8 Agustus
2007 untuk memperingati 40 Tahun berdirinya ASEAN. Untuk penerbitan dengan China diterbitkan dua buah
prangko, masing-masing mewakili Indonesia (bergambar Barong Bali) dan mewakili China (bergambar Liong atau
Naga). Kedua desain prangko tersebut diterbitkan baik di China maupun di Indonesia. Sedangkan untuk penerbitan
bersama ASEAN, sesuai dengan jumlah negaranya, desain prangkonya pun sebanyak 10 buah, masing-masing
menampilkan bangunan bersejarah di negara-negara anggota ASEAN. Kesepuluh prangko tersebut diterbitkan di
seluruh negara anggota ASEAN, dengan nama negara masing-masing.
JIS 50 TAHUN HUBUNGAN INDONESIA-JEPANG
Tahun 2008 ini hubungan Indonesia dan Jepang memasuki usia ke-50. Hubungan diplomatik antara
Indonesia dan Jepang dimulai pada tahun 1958, dengan ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian antara Republik
Indonesia dan Jepang dan Persetujuan Pampasan. Dalam perjalanan selama 50 tahun tersebut kedua negara telah
meluaskan hubungan kerjasama dan persahabatan bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang
kebudayaan, pendidikan dan banyak bidang lainnya.
Pada bulan November tahun 2006, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu
Negara mengadakan kunjungan kenegaraan ke Jepang. Bersama Perdana Menteri Shinzo ABE, Presiden RI
menandatangani pernyataan bersama (Joint Statement) berjudul Strategic Partnership for Peaceful and Prosperous
Future. Dalam pernyataan bersama tersebut, kedua kepala negara mengakui bahwa peringatan 50 tahun ini adalah
kesempatan yang sangat baik untuk memperkuat hubungan persahabatan di berbagai bidang, dan pentingnya
menyelenggarakan beberapa acara peringatan guna memperluas dan memperdalam pemahaman antara kedua
negara menuju 50 tahun berikut.
Untuk memperingati peristiwa penting tersebut diadakan serangkaian kegiatan sepanjang tahun 2008 yang
ditetapkan sebagai Tahun Persahabatan Indonesia-Jepang. Tema dari kampanye persahabatan ini adalah Menuju
setengah abad yang baru. Untuk memperluas dan memperdalam jalinan hubungan dan saling pengertian antara
kedua belah pihak pada generasi berikutnya direncanakan kerjasama di bidang pendidikan, ekonomi, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, olahraga maupun pertukaran SDM. Salah satu kegiatan yang sangat istimewa adalah
penerbitan prangko bersama antar kedua negara.
Berbeda dengan penerbitan bersama yang dilakukan Indonesia sebelumnya yang masing-masing negara
hanya diwakili oleh satu prangko, untuk penerbitan prangko bersama dengan Jepang ini diterbitkan 10 prangko,
sehingga masing-masing negara diwakili dengan lima obyek/desain yang terdiri dari: gunung, candi/pagoda,
bunga, alat musik tradisional, dan ikan.
Berikut uraian sekilas tentang obyek-obyek yang ditampilkan dalam prangko seri JIS Indonesia-Jepang ini:
1
Gunung/Danau Kelimutu
Dalam bahasa setempat (Pulau Flores), Keli berarti gunung dan Mutu bermakna
mendidih; secara ringkas dapat dikatakan bahwa kelimutu berarti kawah gunung berapi. Tapi
ada satu hal yang membedakan Kelimutu dengan gunung berapi lainnya. Gunung setinggi
1.690 meter ini memiliki kepundan yang membentuk tiga buah danau yang memancarkan
warna yang berbeda: merah anggur, hijau dan biru tua. Warna-warna danau itu pun berubah
dari waktu ke waktu; hal ini disebabkan oleh larutan mineral yang ada di dalam danau.
Kekhasan warna air danau tersebut memberinya julukan “Danau Tiga Warna”.
Gunung Fuji
Dengan ketinggian 3.776 meter, Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi di Jepang.
Gunung berapi ini masih aktif dan terakhir meletus tahun 1707-1708. Terletak di sebelah barat
Tokyo, pada hari cerah bisa terlihat dari ibukota tersebut, demikian juga dari Yokohama,
bahkan dari Chiba. Dengan bentuknya yang simetris, Gunung Fuji merupakan simbol dari
negara Jepang dan sangat sering muncul dalam karya seni yang menyangkut negara tersebut.
Dalam prangko di latar depan dihiasi dengan bunga sakura yang juga perlambang Jepang.
Karena ketinggiannya, cuaca di puncak gunung sangat dingin dan selama beberapa bulan
setiap tahunnya gunung tersebut ditutupi salju.
Candi Borobudur
Borobudur merupakan monument Buddha terbesar dan termegah di dunia. Tak heran
jika candi ini diakui sebagai salah satu peninggalan sejarah dunia (World Heritage) yang
dilindungi UNESCO. Para ahli berpendapat candi ini dibangun sekitar abad delapan atau
sembilan pada masa kekuasaan Dinasti Syailendra. Candi setinggi 42 meter ini terdiri dari
enam platform berbentuk bujur sangkar dan dihiasi oleh 2.672 panel relief dan 504 patung
Buddha. Panjang setiap sisi terbawahnya adalah 113 meter. Di tengahnya terdapat patung
Buddha besar yang dikelilingi 72 patung Buddha dalam stupa yang berongga. Bersamaan
dengan kemunduran kerajaan Buddha dan Hindu di Jawa pada abad ke-14 candi ini sempat
terlantar dan terkubur selama beberapa abad. Tahun 1814 Sir Thomas Stamford Raffles,
penguasa Jawa dari Inggris saat itu, menemukannya kembali dan peninggalan sejarah ini
seakan “muncul” ke permukaan bumi.
Pagoda dari Toji
Pagoda yang terletak di Toji, barat laut Kyoto ini sering juga disebut Pagoda Bersusun
Lima dari Toji (Five-Storied Pagoda of Toji), julukan yang sesuai dengan arsitektur
bangunannya yang terdiri dari lima tingkat. Toji (Kyo-o- Gokoku-ji atau pelindung bangsa)
dibangun tahun 796, dua tahun setelah Kaisar Kanmu memindahkan ibukota kekaisaran dari
Nara ke Kyoto. Sejak tahun 1994 Toji didaftar oleh UNESCO sebagai salah satu peninggalan
sejarah dunia (World Heritage site). Pagoda bersusun lima dengan ketinggian 57 meter dan
merupakan pagoda tertinggi di Jepang ini terakhir dibangun tahun 1634 setelah sempat
terbakar sebanyak lima kali. Pagoda ini menjadi symbol kota Kyoto dan hanya dibuka untuk
umum beberapa hari setiap tahunnya.
2
Bunga Bangkai (Rafflesia arnoldii)
Tanaman ini pertama kali ditemukan pada 20 Mei 1818 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles yang juga seorang naturalis dan Dr. Joseph Arnold di tepian Sungai Manna,
Lubuktapi, Bengkulu. Tanaman parasit yang dinamai berdasarkan dua nama penemunya ini,
tidak terlihat memiliki akar, batang dan daun. Yang menakjubkan dari tanaman ini adalah
bunganya yang sangat besar, beratnya mencapai 7 kg dan petalnya merentang sepanjang satu
meter dengan ketebalan 2,5 cm. Perlu waktu sekitar enam sampai delapan bulan bagi bunga
sejak berupa kuncup sampai mekar penuh. Penampilan bunga ini sungguh mempesona.
Namun baunya tidak seperti bunga pada umumnya; aroma yang dikeluarkan beraroma
busuk, yang merupakan caranya menarik rombongan lalat yang berperan dalam proses
polinasi. Bau busuk itulah yang memberinya julukan Bunga Bangkai.
Sakura (Cherry Blossoms)
Sakura (Prunus serrulata) dengan berbagai varietasnya (Yoshino Cherry merupakan
jenis yang paling terkenal) telah menjadi simbol Jepang, meskipun sebenarnya tanaman ini
tersebar juga di wilayah lain seperti Pegunungan Himalaya, India bagian utara, dan beberapa
negara Asia timur seperti China dan Korea. Awal musim semi yang ditandai dengan
munculnya bunga sakura menjadi saat yang istimewa bagi bangsa Jepang, saat mana para
keluarga ningrat, rakyat biasa, para penyair, penyanyi dan orang-orang dari berbagai
kalangan berkumpul di taman-taman di bawah pohon sakura membuat perayaan dan
menyaksikan mekarnya bunga (kegiatan ini disebut hanami). Budaya menikmati bunga
tersebut berasal dari China, di mana yang menjadi obyek adalah pohon plum; di Jepang,
sejak pertengahan abad kesembilan posisi pohon plum tersebut diganti oleh sakura. Saat
mekarnya bunga sakura tidak bersamaan di seluruh Jepang. Biasanya di wilayah selatan
seperti Okinawa bunga mulai bermekaran sejak bulan Januari sedangkan di daerah Kyoto
atau Tokyo pada akhir Maret, diikuti oleh wilayah sebelah utara seperti Hokkaido beberapa
pekan kemudian.
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional dari Jawa Barat yang terdiri dari batang
bambu yang dirangkai secara longgar pada sebuah bingkai. Batang-batang bambu tersebut
dibentuk dalam ukuran yang berbeda sehingga pada saat digoyang akan menghasilkan bunyi
yang berbeda pula. Tabung-tabung bambu itu disusun tegak lurus dengan bagian dasarnya,
bagian atasnya tergantung pada rotan atau batang bambu kecil. Untuk memainkan alat musik
ini, pemain memegang bagian dasar dengan erat dengan tangan kirinya dan menggoyangkan
alat ini dengan tangan kanan. Setiap bingkai angklung biasanya terdiri dari 3 atau 4 batang
bambu, masing-masing menghasilkan not yang berbeda. Saat digoyang angklung akan
menghasilkan bunyi yang berulang-ulang secara cepat. Dalam sebuah ensemble seorang
pemain hanya memainkan satu buah not; karena yang memainkannya banyak, saat
dibunyikan bersama akan terdengar melodi yang harmonis.
3
Gaku-Biwa
Gaku-Biwa adalah alat musik petik dengan empat dawai. Diduga asal muasalnya dari
Persia dan masuk ke Jepang melalui China bersamaan dengan diperkenalkannya Gagaku,
pertunjukan musik tradisional. Pada abad pertengahan biwa dimainkan secara solo oleh para
pendeta untuk menyampaikan kisah dan petuah. Bagian badan alat ini dibuat dari kayu pohon
rosewood, mulberry, atau zelkova sedangkan bagian permukaan depan terbuat dari kayu
chestnut. Peg atau penanda nada pada Gaku Biwa lebih pendek dan kecil dibanding dengan
jenis biwa yang lebih modern seperti Satsuma biwa atau Chikuaen biwa. Empat dawai yang
terdapat pada Gaku Biwa terbuat dari sutra.
Arwana Merah (Sclerophages formosus)
Kata “arwana” berasal dari kata 'nirwana' dan telah menjadi nama
ikan ini dalam bahasa Inggris (arowana). Bagi banyak orang, arwana adalah ikan
air tawar paling indah dan memiliki nama julukan lain seperti ikan naga, ikan
surga, dan lainnya. Ikan ini hidup di rawa-rawa dan sungai yang tidak berarus
deras. Ikan dewasa memangsa ikan-ikan lain, sedangkan anak-anaknya biasanya
memangsa serangga. Popularitas ikan ini memberi dampak baik positif maupun
negatif terhadap statusnya sebagai spesies yang terancam punah. Arwana
memiliki ukuran cukup besar (bisa lebih dari 75 cm), tahan hidup di cuaca dingin
dan bisa hidup lama (mencapai 20 tahun). Banyak jenis arwana yang
dikelompokkan berdasarkan warna sisiknya di antaranya: hijau, perak, ekor
merah, ekor kuning, dan punggung emas. Habitatnya tersebar di beberapa
wilayah Asia tenggara. Namun jenis jenis arwana merah seperti yang
ditampilkan dalam prangko ini hanya terdapat di Sungai Kapuas, Kalimantan.
Koi (Cyprinus carpio)
Ikan Koi (kependekan dari nishikigoi) merupakan jenis ikan yang
menjadi hiasan khas kolam-kolam di taman Jepang. Keindahan ikan ini dinilai
dari warna sisik dan spot yang biasanya memiliki bentuk yang berbedabeda.Budidaya ikan koi diperkirakan dimulai pada abad 17 di wilayah Niigata,
Jepang. Memasuki abad ke-19 beberapa pola warna telah terbentuk, terutama
warna merah dan putih. Namun dunia luar belum mendapat informasi yang
cukup tentang perkembangan ikan ini hingga tahun 1914 ketika ikan koi Niigata
dipamerkan di Tokyo dan beberapa ekor dipersembahkan kepada Putra Mahkota
Hirohito saat itu. Sejak saat itu perhatian terhadap ikan koi merebak seantero
Jepang dan kemudian bahkan mendunia. Varietas koi dibedakan dari warna, pola
spot, dan sisik. Warna pada ikan koi bisa terdiri dari satu hingga tiga jenis.
Warna-warna yang sering muncul adalah putih, kuning, orange, merah, hitam
dan biru. Pola spot sangat beragam, namun yang paling digemari adalah bentuk
bundar di dahi dan bentuk batu pijakan pada bagian punggung bawah.
4
MINISHEET
Terdiri dari 10 keping,masing-masing negara
diwakili dengan lima obyek/desain yang terdiri
dari: gunung, candi/pagoda, bunga, alat musik
tradisional, dan ikan.
Harga : Rp 25.000,-
FULLSHEET
Mewakili masing-masing tema yaitu gunung,
candi/pagoda, bunga, alat musik tradisional,
dan ikan.
Harga : Rp 20.000,Fullsheet Lengkap : Rp 100.000
5
FACT SHEET
PENERBITAN PRANGKO JOINT ISSUE OF STAMP INDONESIA-JAPAN
Detail Teknis Penerbitan
Tanggal terbit
: 15 April 2008
Jenis penerbitan : Prangko Peringatan (50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang)
Denominasi
: 10 X Rp 2.500,Ukuran prangko : 32 mm X 48 mm
Ukuran lembar minisheet dan fullsheet
: 16 cm X 25 cm
Komposisi lembar minisheet
: 10 buah
Komposisi Fulsheet (5 tema)
: 8 buah
Proses cetak
: Offset
Kertas
: Tullis Russel
Jumlah cetak
: Minisheet: 100.000 lembar
Fullsheet: 10.000 lembar @ 4 set
Harga Benda Filateli
Prangko per set : Rp 25.000,Fullsheet per tema: Rp 20.000,Fullsheet lengkap : Rp 100.000,Sampul Hari Pertama
: Rp 30.000,Informasi lebih lanjut tentang penerbitan prangko, hubungi:
UNIT FILATELI PT POS INDONESIA
Jl. Jakarta 34 Bandung 40272
Telp. 022.7230910, 022.70000131
Fax 022.7230907
Email: [email protected]
6
Download