Edisi 314 – 31 Oktober 2014

advertisement
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Page 1
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
PIMPINAN BAIT MINISTRY
Pembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry Sigar
Pengawas : Willy Wuisan & Yoshen Danun
Pengurus : Ketua – Lucky Mangkey
Sekertaris – Janette Sepang
Bendahara – Yance Pua
PENGURUS BULETIN BAIT
Penasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy Lee
Pemimpin Umum : Handry Sigar
Wkl Pem. Umum : Yoshen Danun
Pemred
: Willy Wuisan
Wapemred : Herschel Najoan
Sekretaris : Meilien Langi-M
Bendahara : Yance Pua
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
General Controller : Ellen Manueke, Tommy Manawan
HRD : Janette Sepang,
Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne
Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap,
Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie
Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke,
dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Manueke
Rubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Dr. Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell Mamarimbing
Cerita Anak Max Kaway
Catatan Kami Denny Kalangi
Tinutuan
Kerja, Kerja, Kerja
Pengampunan
5 Ekor Monyet
Sabat Alkitab : Perspektif Advent
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi,
Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy
Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly
Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald Makalew
Tulisan Roh Nubuat
Web Master Michael Mangowal, Nielson Assa
Multimedia : Ellen Mangkey
Distribution Pdtm. Dale Sompotan
Biro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael
Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan,
Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy
Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud
Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu
Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda
Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail
Cerita Untuk Anak
Pekabaran Diperhatikan
Yakub si Penipu
Pathfinder
Pedoman Administrative PA Remaja
Palakat - Berita
Page 2
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Tinutuan
Salah satu makanan khas dari daerah Nyiur Melambai ialah Bubur Manado atau dalam bahasa Minahasa
dikenal dengan Tinutuan. Tidak heran kota Manado yang notabene adalah ibukota dari Provinsi
Sulawesi Utara sekarang mendapat julukan kota ‘Tinutuan’,
Ada apa dengan Bubur Manado yang juga pernah menjadi salah satu menu pilihan sarapan pagi dari
almarhum Soeharto, mantan presiden Indonesia? Apa karena pertimbangan gizinya atau karena faktor
yang lain? Bubur Manado yang sebagian penduduk Minahasa suka menyebutnya ”Bubur Sayor” (bubur
sayur) komponen dasarnya terdiri dari campuran beragam sayuran segar seperti kangkung, bayam, labu
kuning, gedi (sayur khas orang Manado), ditambah jagung muda, ubi (singkong), batata (ubi jalar), ubi
bete (talas), serta bubur beras. Melihat komposisinya tentu para pakar nutrisi sepakat menyebutnya
sebagai makanan bergizi.
Menghadapi krisis global energi dan pangan sedunia yang berdampak pula di tanah air, maka salah satu
alternatif makanan pilihan ialah Bubur Manado. Selain bergizi, mudah terjangkau, dan tidak ruwet mengolah
serta menyajikannya. Sekalipun banyak makanan cepat saji yang mengandalkan daging yang memiliki brand
internasional, namun Bubur Manado sebagai makanan tradisional yang mengandalkan sayur merupakan jenis
makanan bergizi yang memenuhi standar Alkitabiah dan kesehatan.
Model kehidupan Daniel perlu kita teladani dalam hal memilih menu makanan. Daniel, dkk yang ditawan oleh
Nebukadnezar, raja Babel tetap berpendirian tidak menajiskan diri dengan santapan raja (Daniel 1:8). Gantinya
Daniel meminta ‘percobaan’ untuk disajikan makan sayur dan minum air selama sepuluh hari (ayat 12). Setelah
lewat sepuluh hari ternyata Daniel dan kawan-kawan lebih gemuk dan baik dibandingkan dengan tawanan
lainnya yang memakan santapan raja (ayat 15). Alhasil, Daniel dan kawan-kawan bukan saja memiliki tubuh
yang sehat (segi badani), tetapi memiliki pengetahuan, kepandaian dan hikmat (segi pikiran), serta Daniel
sendiri dikaruniakan Allah pengertian penglihatan dan mimpi (segi rohani).
Pola dasar pendidikan GMAHK bertumpu pada ‘segi-tiga’ emas yaitu segi badani (physical), segi pikiran
(mental), dan segi rohani (spiritual). Tiga dimensi dasar ini tersirat dalam logo sekolah kita seperti pada
Andrews University, Universitas Advent Indonesia, Universitas Klabat dan lain sebagainya. Guna membentuk
seorang Kristen yang sejati, tiga dimensi tersebut harus terpenuhi agar ada keseimbangan. Jadi makanan badani
(baca: nutrisi) adalah penting seperti layaknya makanan pikiran dan makanan rohani dimana keduanya akan ikut
mempengaruhi pertumbuhan kerohanian seseorang.
Pada buletin BAIT edisi minggu ini, sajian kami dari Tim Redaksi bagaikan bubur Manado atau Tinutuan
dengan beragam artikel dan berita. Tidak terasa lengkap bila anda hanya membaca sebagian dan meliwati yang
lainnya. Itu bagaikan sajian tinutuan hanya memakan ”dabu-dabunya” (sambal) saja. Untuk itu nikmatilah
sajian dalam buletin ini secara keseluruhan dan anda akan menikmati sajian rohani yang lebih lengkap lagi.
Salam dari kami,
Redaksi
Page 3
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
K
erja adalah sebuah
kata
yang
menggambarkan
seseorang melakukan suatu
kegiatan
atau
untuk
mendapatkan penghasilan
misalnya mencari nafkah,
berdagang atau tujuan
lainnya. Kata “kerja” yang sudah biasa digunakan orang kini
menjadi sangat popular setelah Presiden Jokowi menamakan tim
kerjanya sebagai Kabinet Kerja.
Setiap menteri yang
memimpin kementrian disasar untuk bekerja buat kepentingan
rakyat. Langsung saja setelah diperkenalkan ada menteri tidak
menunggu lama tapi langsung bekerja. Menarik karena ketika
nama menteri diumumkan pakaian yang digunakan bukannya
setelan jas hitam seperti yang dulu-dulu tetapi kemeja lengan
putih yang tangannya digulung setengah lengan menandakan
siap bekerja.
Ada orang yang kerja semaunya. Kalau dalam keadaan mud atau
wer (Manado: situasi hati senang) perasaanya lagi bagus maka
kerjanya akan baik dan gampang bekerja sama. Tapi kalau
sebaliknya maka hasil kerjanya berantakan serta menjadi orang
yang sulit didekati. Situasi yang sulit dihadapi Rasul Paulus di
Tesalonika dengan mereka yang tidak mau kerja. Walau sudah
diberi contoh oleh sang Rasul untuk melakukan pekerjaan
dengan rajin dan sungguh-sungguh tapi ada yang melalaikannya
dengan hidup tidak tertib dan tidak bekerja melainkan sibuk
dengan hal-hal yang tidak berguna. Sebagai pembuat tenda
Rasul Paulus memberi teladan kepada anggota jemaat yang
masih baru ini bagaimana mencari nafkah. Tidak heran teguran
keras disampaikan “Sebab, juga waktu kami berada di antara
kamu, kami member peringatan ini kepada kamu: jika seorang
tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” Selanjutnya rasul
mengingatkan kalau orang itu tidak mendengarkan, tandailah dia
dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu. (2
Tesalonika 3:10,11,14).
Page 4
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Berhasil dalam pekerjaan? Ini kata Boss Apple Steve Jobs “The
only way to do great work is to love what you do”. Kegagalan
banyak orang karena tidak menyukai pekerjaannya. Alhasil goal
yang ditargetkan kepadanya terasa berat. Cintai pekerjaan kita
maka tugas yang menjadi tanggung jawab kita akan menjadi
ringan. Untuk sukses, nasihat Pengkhotbah sangat manjur
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan,
kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan,
pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati,
ke mana engkau akan pergi”. (Pengkhotbah 9:10). Apa
pekerjaan yang berada di tangan kita, yang ada di tanggung
jawab kita, lakukanlah secara all out, dengan sungguh-sungguh,
do your best.
175 pilot berkebangsaan asing. Etos kerja Susi yang luar biasa
menghantarnya ke jenjang menteri menunjuk kepada perlunya
kerja, kerja, kerja untuk berhasil.
Sikap, kebiasaan, karakter, keberadaan diri dan pikiran adalah
unsur yang membentuk etos kerja seseorang. Dengan etos kerja
orang tidak akan bekerja setengah-setengah apalagi
pekerjaannya tergantung jam dinding. Dengan etos kerja
seseorang akan belum mau beranjak bila tugas pekerjaan belum
selesai malahan yang ia lakukan adalah beyond the call of duty –
melampaui panggilan tugas.
Sebagaimana kepada Elia, Tuhan mengutus mereka yang sibuk.
Jawaban Elia kepada pertanyaan Tuhan, Apakah kerjamu disini,
Bekerja perlu dibiasakan. Hindari perasaan malu untuk suatu hai Elia ? Jawabnya: Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan,
pekerjaan.Susi Pudjiastuti, menteri Kelautan dan Perikanan Allah semesta alam. (1 Raja Raja 19:9). Bila pertanyaan yang
memulai karirnya dengan membeli ikan dari nelayan dan sama ditanyakan, apakah jawaban kita?.
menjualnya ke pasar menumpang mobil bak terbuka. Wanita
Bila pekerjaan itu dianggap rahmat, amanah, panggilan, ibadah,
tamatan SMP ini kemudian melanjutkan usaha ikannya sebagai
kehormatan dan pelayanan maka dengan sukacita kita akan
pengekspor ikan dan kemudian merambah ke penerbangan. Di
bangga dengan apa yang ada di tangan kita.
penerbangan Susi sekarang ini mempunyai 50 pesawat dengan
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 5
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
aat kita berpikir tentang
Pengampunan,…
segala
kesalahan dan pelanggaran kita
muncul dalam pikiran, apalagi
jika kita masih mengingat apa yang
dilakukan oleh orang lain pada kita
sampai kita benar-benar merasakan
sakit hati yang kata orang ‘sulit
dilupakan’..rasa-rasanya
sulit
menghadapi masa depan dengan
bayangan seperti itu!
S
Tapi, coba pikirkan sesaat,.. Apakah anda pernah memohon
agar orang lain memaafkan anda dan bahkan memohon agar
mereka mengampuni anda? Bahkan anda kemudian menyesal
telah melakukannya… Jawablah pertanyaan ini dengan jujur!
Bagaimana perasaan anda saat orang lain tidak memaafkan
kesalahan dan bahkan mengampuni anda?... Masa bodoh?
Perduli amat! Yang penting saya sudah memohon maaf… ???
Bejana Advent Indonesia Timur
Saat anda bertemu lagi dengan mereka, bagaimana perasaan
anda? Tenang?...Apakah anda merasa nyaman dengan perasaan
anda?
Saya rasa anda tidak akan merasa tenang dengan perasaan anda
sendiri (mungkin anda sudah melupakannya…dan anda pikir,
itu urusan dia dengan Tuhan sekarang) tapi pernahkah kita
berpikir apa yang harus kita lakukan jika seseorang telah
melakukan kesalahan pada kita?
Saat saya
membaca kalimat Yesus saat di kayu salib
mengatakan: “Ampunilah mereka, karena mereka ‘TIDAK
TAHU’ apa yang mereka perbuat.. “ (Luk 23:34) saya
kemudian berpikir, ..lho kalau mereka dengan ‘sengaja’ tahu
apa yg mereka perbuat salah, mengapa mereka masih
melakukannya ? Wah, kalau mau diceritakan lagi peristiwa
waktu itu tentu panjang, singkatnya saat kita mengetahui
perilaku seseorang tidak didasarkan pada prinsip yang benar,
KITALAH yang TAHU apa yang harus dilakukan. That’s it!
Page 6
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Itulah yang Yesus telah lakukan, dan itulah yang Yesus ajarkan
pada kita. Yesus lebih concern dengan sikap dan respon kita
terhadap orang lain dan itulah yang selalu Ia ajarkan..”Do good
unto others what you would have them do to you” Ingat
‘hukum emas’ (Golden Rule)… Jika kita ingin diperhatikan,
perhatikanlah orang lain, jika ingin dikasihi, kasihilah orang
lain, jika tidak ingin disakiti orang lain, jangan sakiti orang lain,
jika ingin diampuni ‘AMPUNI’lah orang lain…itulah isi
seluruh hukum taurat dan kitab para nabi…!
Dapatkan kita melakukannya? Sanggupkah? Tentu saja Allah
tidak membiarkan kita bertanya untuk hal yang satu ini… there
is always a ‘way’ to follow HIS WILL. Filipi 4:13. Termasuk
‘pengampunan’ di dalamnya…With God all things is possible,
so work with HIM to practice ‘FORGINESS’ possible!
Jika kita mengaku mengenal Dia, kita wajib hidup sama seperti
Dia telah hidup. 1 Yoh 2:6. God bless us all.* Sulit
mengampuni? TIDAK JUGA..
4. Salib yang dipikul menjadi alat pertobatan Simon. Kutipan
dalam The Sons and Daughters of God hal. 250 "The cross he
{Simon} was forced to bear became the means of his
conversion. His sympathies were deeply stirred in favor of
Jesus; and the events of Calvary, and the words uttered by the
Saviour, caused him to acknowledge that He was the Son of
God." Jadi Salib yang dipikul Simon menjadi alat dalam
pertobatannya kepada Yesus. Alkitab menulis bahwa dengan
melihat Salib, pertobatan terjadi Fil 3:10.
5. Ingatlah, walau salib yang dipikul Simon tidak terlalu lama
tapi ia mendapatkan kehormatan yang tak pernah berakhir.
Simon hanya membawa salib dari sisa perjalanan yang panjang
yang telah dilalui oleh Yesus. Penderitaan yang kita pikul
hanyalah sementara, tapi hidup kekal, makota kehidupan akan
menjadi bagian mereka yang tak pernah bersungut dalam
memikul salib mereka. Roma 8:18; 2 Kor 4:17.
Jadi
Saudaraku, "Apakah kabar anda hari ini?" Semoga jawaban
yang diterima adalah "Puji Tuhan aku baik sekali," "Aku
gembira hari ini," "Kami bersyukur atas waktu dan kesempatan
hari ini," dan "saya senang dengan masalah yang diberikan
padaku." Ingat, kita harus mencintai salib yang telah diizinkan
Tuhan menjadi bagian kita. Dari pada bersungut dan mengeluh
adalah lebih baik kita menghitung berkat yang telah diperoleh
hasil dari salib itu. Salib kita adalah mengikut Tuhan, dan Salib
Yesus adalah melindungi dan melegahkan kita.. ***
Bejana Advent Indonesia Timur
Artikel Rohani
BIBLICAL SABBATH: ADVENTIST PERSPECTIVE
(SABAT ALKITAB:
PERSPEKTIF ADVENT)
Oleh: Ángel Manuel Rodríguez, Ph.D,
(Mantan Direktur Lembaga Penelitian Alkitab Dari General Conference)
Satu Makalah Yang Dipaparkan Pada Percakapan Antara
Advent dan Katholik,
Mei 2002 di John Knox Center di Jenewa, Swiss
(Diterjemahkan Oleh: Pdt. Kalvein Mongkau, S.Ag)
Ayat-Ayat Pertentangan
Lanjutan ….
C. Matius 11:28-30 dan Ibrani 4:1-11:
Perhentian Eskatologis dan Sabat.
1. Matius 11:29-30
Itu sudah diargumenkan bahwa
perhentian yang dijanjikan oleh Yesus
kepada para pengikut-Nya di dalam
Matt 11:28-30 adalah perhentian Sabat
eskatologis sudah dipaparkan dan
diperoleh di dalam pekerjaan Yesus bagi
mereka yang datang kepada-Nya.1 Ini
mengisyaratkan bahwa Sabat Perjanjian
Lama memiliki fungsi tipologis yang
sudah dipertemukan di dalam Yesus dan
mengimplikasikan bahwa pemeliharaan Sabat yang benar
adalah sebuah kehidupan yang berhenti di dalam Dia.2
1
A. T. Lincoln, "Sabbath, Rest, and Eschatology
in the New Testament," dalam From Sabbath to Lord's Day,
diedit oleh D. A. Carson, hlm. 202.
2 Lincoln, "Sabbath, Rest," hlm. 215,
menyimpulkan, “Dengan demkian Sabat yang benar, yang harus
datang dengan Kristus, bukanlah harafiah, perhentian fisik tetapi
dilihat sebagai yang terdiri atas keselamatan yang Allah sudah
sediakan. . . Singkatnya perhentian fisik dari Sabat Perjanjian
sudah menjadi perhentian keselamatan dari Sabat yang benar.
Orang-orang percaya di dalam Kristus dapat sekarang hidup di
dalam Sabat Allah yang sudah disingsingkan.” Craig Blomberg,
"Sabbath as Fulfilled," hlm. 122-123, berkomentar bahwa oleh
karena hukum sudah dipenuhi di dalam Kristus “orang-orang
Page 7
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Pertanyaannya adalah apakah itu adalah bacaan yang benar
terhadap teks dalam konteksnya.
Pertama, gagasan bahwa Sabat memiliki fungsi
tipologis di dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada
perhentian eskatologis masa depan nampaknya tidak berdasar
pada bukti Alkitab yang jelas. Artikel-artikel kata Sabat dalam
bahasa Ibrani di Perjanjian Lama bahkan tidak menyebutkan
kemungkinan bahwa Sabat digunakan untuk menunjukkan
perhentian eskatologis di dalam dunia masa yang akan datang.3
Tidak ada Sabat eskatologis di dalam Perjanjian Lama
walaupun, kita sudah menyebutkan, ada rujukan-rujukkan
kepada fakta tersebut bahwa di dunia masa mendatang Sabat
akan tetap dipelihara.4 Betapapun, konsep tersebut ditemukan
Kristen tidak diperintahkan untuk melakukan sesuatu yang
khusus pada satu hari dari tujuh, walaupun mereka boleh jadi
memilih melakukan demikian.” Jikalau saran itu diterima oleh
orang-orang Kristen itu akan menciptakan kebingungan besar
atau kehilangan perasaan terhadap arahan di antara orang-orang
percaya. Apakah ia bermaksud bahwa para petobat baru dapat
menyeleksi hari apa saja yang mereka inginkan bertemu untuk
bebas beribadah dari orang-orang percaya lainnya? Atas dasar
apa hari itu dipilih? Bagaimana aturan gerejani dapat dipelihara
jikalau tidak ada dasar untuk pemilihan dari hari ibadah yang
khusus? Akankah mereka yang menggabungkan gereja bahwa
secara sukarela sudah memilih utuk bertemu pada hari Jumat
dituntut untuk beribadah juga pada hari yang sama atau akankah
mereka dimintakan untuk menyeleksi hari apa saja yang mereka
sukai? Apa yang terjadi jika mereka ingin bertemu pada hari
Rabu? Haruskah mereka dibiarkan untuk melakukannya dengan
bebas akan perhentian orang-orang percaya yang sudah
memutuskan untuk bertemu pada hari Jumat? Nampaknya
Blomberg tidak akan berpikir melalui sarannya. Allah adalah
secara pasti bijaksana di dalam pemilihan akan satu hari di dalam
tujuh hari, hari ketujuh, bagi ibadah kolektif umat-Nya.
3 F. Stolz, "Sabat to cease, rest," dalam
Theological Lexicon of the OT, vol. 3, diedit oleh Ernst Jenni and
Claus Westermann (Peabody, MA: Hendrikson, 1997), hlm.
1297-1302; Hendrik L Bosman, "Sabbath," dalam New
International Dictionary of OT Theology and Exegesis, vol. 4,
diedit oleh Willem A. VanGemeren (Grand Rapids, MI:
Zondervan, 1997), hlm. 1157-1162; Victor HLM. Hamilton,
"Shebat cease, desist, rest," dalam Theological Wordbook of the
OT, vol. 2, diedit oleh R. Laird Harris (Chicago, IL: Moody),
hlm. 902-903. E. Hagg, "Sabbat," dalam Theologische
Worterbuch zum Alten Testament, vol. 8, diedit oleh Heinz-Josef
Fairy and Helmer Ringrren (Stuttgart: Verlag W. Kohlhammer,
1993), hlm. 1056, mengulas satu seri perikop nubuat dalam
Yesaya (56:2, 6; 58:13; 66:23), Yeremia (17:21-22, 24, 27) and
Yehezkiel (20:12-13, 16, 20-21, 24; 22:8, 26; 23:38; 44:24;
45:17; 46:1, 3-2, 12) di dalam mana ufuk eskatologis dari
pemeliharaan hari Sabat berfungsi sebagai tanda dari pengakuan
iman orang-orang Israel wahyu sejarah keselamatan Yahweh dan
penggenapannya. Ia tidak menjumpai perhentian eskatologis
yang digambarkan sebelumnya di dalam hukum Sabat.
4 Jon Laansma, 'I Will Give you Rest:' The Rest
Motif in the New Testament with Special Reference to Mt 11 and
Heb 3-4 (Tubingen: J. C. B. Mohr, 1997), bertanya apakah ada
sebuah Sabat eskatologis di dalam Perjajian Lama dan ia
menjawab, “Jawaban yang singkat dan sederhana dari pertanyaan
Bejana Advent Indonesia Timur
di dalam literatur para Rabi (guru) Ibrani5 dan tendensi sudah
ada untuk membaca yang kembali kepada Perjanjian Lama.
Tetapi meskipun begitu Sabat memiliki sebuah muatan
eskatologis di dalam Perjanjian Lama, itu jelas dalam Yesaya
66:23 bahwa realisasi pengharapan itu di dalam Israel bukan
dirasakan berarti atau mengimplikasikan bahwa perhentian
Sabat mingguan akan datang pada sebuah akhir.
Kedua, pernyataan Yesus, “Aku akan memberikan
perhentian kepadamu” harus ditafsirkan oleh konteks di dalam
mana itu digunakan.6 Perhentian ini ditawarkan oleh-Nya
kepada “yang letih-lesu dan berbeban berat,” disebutkan di
dalam Matius 11:28. Kata kerja “berbeban berat” (phortizo)
juga digunakan di dalam Lukas 11:46 merujuk kepada
penafsiran-penafsiran Yahudi terhadap hukum yang sudah
ini adalah, ‘tidak’ (hlm. 65), tetapi ia, tetap melanjutkan
argumennya bahwa akar gagasan tersebut dipaparkan di sana oleh
menggunakan perayaan Sabat yang disebutkan di dalam Yesaya
66:23 untuk menyokong gagasannya. Ia berkesimpulan, “Tanpa
membaca gagasan-gagasan kemudian yang kembali ke dalam
Perjanjian Lama, mungkin kita boleh katakan bahwa karakteristik
dari ‘selanjutnya’ sebagai hari yang merupakan ‘Sabat secara
keseluruhan’ menemukan beberapa pembenaran di dalam
Perjanjian Lama, malahan itu adalah titik awalnya, walaupun itu
adalah sebuah perumusan yang kurang di sana” (hlm. 67).
Nampak kepada kita bahwa isyu nyatanya bukanlah kekurangan
perumusan khusus di dalam Perjanjian Lama tetapi kealpaan
konsep satu Sabat eskatologis di dalam Perjanjian Lama.
istilah Sabat dan membacanya ke dalam perhentian eskatologis.
Tetapi tidaklah jelas apakah menûchâ di Perjanjian Lama
memiliki sebuah komponen eskatologis. F. Stolz, "Nûach to rest,"
dalam Theological Lexicon of the OT, vol. 2, hlm. 724,
berkomentar bahwa gagasan bhawa Yahwe memberikan
perhentian bagi umat-Nya dari musuh-musuh mereka digunakan
secara eskatologis di Perjanjian Lama, dan memberikan rujukanrujukan dalam Yesaya 14:3; 32:18; bandingkan dengan Laansma,
Rest Motif, hlm. 58-59. Tetapi adalah meragukan bahwa konsep
tersebut dipaparkan di dalam perikop-perikop itu. H. D. Preuss,
"Nûach," Theological Dictionary of the OT, vol. 9, diedit oleh G.
Johannes Botterweck, Helmer Ringgren and Heinz-Josef Fairy,
Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1998, menyatakan secara
kategoris, “Meskipun pentingnya ‘perhetian’ di dalam kerohanian
Israel, adalah menarik untuk dicatat bahwa itu tidak pernah
muncul sebagai satu aspek pengharapan eskatologis di dalam
Perjanjian Lama” (hlm. 285).
6 Tidak ada alasan sah untuk berargumen bahwa
dalam Matius 11:28-30 Yesus sedang merujuk kepada
penggenapan perhentian Sabat Perjanjian Lama oleh
menyebutkan Yesaya 61:1 dan 42:1-4 (Laansma, Rest Motif,
hlm. 229). Perikop-perikop tersebut malahan tidak menyebutkan
perhentian Sabat mingguan. Yesaya 61:1 dapat merujuk kepada
sabat yobel tahunan, tetapi tidak dapat merujuk kepada hukum
Sabat. Laansma nampaknya merasa sedikit tidak nyaman dengan
sarannya ini dan berkomentar dengan malu-malu, “Kita harus
juga menghindari keekstriman yang lain yang terlalu
mengidentifikasikan secara rapat perhentian Yesus dengan Sabat”
(hlm. 230).
Page 8
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
menjadi sebuah beban bagi umat itu.7 Penafsiran ini disokong
oleh referensi kepada “beban” yang ringan (portion) yang
Yesus tempatkan kepada para pengikut-Nya.8
Istilah “kuk” juga penting. Itu sudah ditempatkan oleh
orang-orang Yahudi dan di dalam Perjanjian Baru merujuk
kepada Hukum (band. Kisah 15:10; Gal 5:1).9 Di dalam Matius
11:29-30 Yesus sedang menawarkan kepada para pengikut-Nya
“pengajaran-Nya sebagai penafsiran yang pasti terhadap
hukum”10 dan menjelaskan kepada mereka dengan mudah dan
ringan. Sifat alami dari “kuk” itu digambarkan di dalam
pertentangan-pertentangan Sabat yang dicatat di dalam Matius
12:1-1411 di mana kekakuan aturan-aturan orang-orang Farisi
berlawanan dengan pandangan-pandangan Yesus terhadap
Sabat dan keprihatian-Nya bagi makhluk manusia dengan baik.
Seseorang dapat saja menyarankan bahwa “kemudahan kuk dan
keringanan beban didasarkan pada hubungan-hubungan dengan
kelembutan dan kerendahan hati Yesus, yang membawa
perhentian di masa kini. Walaupun Yesus dapat saja dituduh
secara keras terhadap kelemahan, pengajaran-pengajaran
tentang pemeliharaan Sabat di dalam perikop-perikop
berikutnya (Matius 12:1-8, 9-14) membedakan-Nya dari orangorang Farisi oleh ‘keringanan’ beban mereka.” 12 Gagasangagasan tersebut harus diceraikan dari arti atau makna
perhentian yang Ia tawarkan kepada para pengikut-Nya.
“Perhentian” yang Yesus sedang tawarkan adalah
sebuah perhentian eskatologis di dalam arti bahwa di dalam Dia
akhir dari umur yang tua dan permulaan dari yang baru adalah
sudah menjadi kenyataan. Di dalam konteks bahwa perhentian
membebaskan
dari
pembebanan-pembebanan
yang
memberatkan aturan-aturan manusia dan membebaskan
individu untuk menikmati maksud yang benar dari hukum di
dalam ketertundukan kepada Dia. “Perhentian ini bukanlah
kemalasan tetapi kedamaian dan kesukaan dan kepenuhan
7 Horst Balz, "Phortizo,"dalam Exegetical
Dictionary of the NT, vol. 3, hlm. 437.
8 Laansma, Rest Motif, hlm. 241-243,
menyarankan bahwa “penjelasan yang lebih mirip adalah
pembebanan yang terdiri di dalam atau mungkin lebih baik,
akibat dari kelapaan rahmat, keadilan, dan iman sebagai yang
mengontrol prinsip-prinsip agama Farisi (23:23). Umat yang
‘letih-lesu dan berbeban berat’ tersebut sejalan dengan
penggarisan dari 23:4 sebab, menurut Matius, secara sosial, dan
agama mereka merasa bagian terberat dari apa yang sudah
dijadikan oleh Yudaisme.” Hal itu adalah pandangan bernilai dan
bagian yang mungkin dari beban “berat,”namun secara
kontekstual itu nampaknya penekanan yang akan ada pada
Halakah.
9 Hagner, Matthew 1-13, hlm. 324.
10 Ibid.; W. Schenk, "Zygos yoke; pair of
scales,"dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 2, hlm. 104,
memperjelas bahwa “kuk” di dalam Matius adalah “milik
peristilahan suatu pemahaman pemuridan dari orang yang hidup
di zaman Matius, di dalam mana seseorang mengikuti penafsiran
Yesus dari hukum dari pada orang-orang Farisi itu.”
11 Dengan Daniel J. Harrington, "Sabbath
Tensions," hlm. 47.
12 Harrington, Matthew, hlm. 169.
Bejana Advent Indonesia Timur
kehidupan yang datang dengan mengenal dan melakukan
kebenaran seperti yang dinyatakan oleh Anak Allah, yang
selalu bersama umat-Nya.”13 Hubungan antara Matius 11:2830 dan pertentangan-pertentangan Sabat di pasal berikutnya
menyarankan bahwa perhentian yang Yesus sedang tawarkan
mencakup kesukaan yang penuh dari perhentian Sabat. Oleh
karena itu perhentian yang Ia bawakan bukanlah seseorang
yang bebas dari hukum Sabat tetapi perhentian yang juga
mencakup kesukaan terhadap hukum yang membebaskan dari
beban aturan-aturan manusiawi. Jadi bukannya kegenapan
perhentian eskatologis-Nya yang membebaskan orang percaya
dari pemeliharaan harafiah terhadap hukum itu.14 Apa yang
Yesus tawarkan “bukanlah liburan dari hukum melainkan
sebuah
cara
yang
kurang
memberatkan
terhadap
penggenapannya…Perhentian ini dibuat sedapat mungkin
melalui persediaan terhadap sebuah beban yang baru.”15
2.
Ibrani
4:1-11
Bagian dari surat kepada orang Ibrani ini sudah
ditafsirkan sebagai bukti bagi pemeliharaan hukum Sabat di
komunitas Kristen,16 tetapi juga sebagai bukti bagi pemahaman
13
Davis and Allison, Matthew, vol. 2, hlm. 289.
Bacchiocchi berargumen bahwa Sabat memiliki
makna tipologis yang digenapi di dalam pekerjaan penebusan
Yesus tetapi ia menambahkan bahwa pemeliharaan Sabat
bukanlah sudah diakhiri tetapi diperkaya oleh menjadikannya
sebuah perayaan pekerjaan penebusan yang digenapi oleh Yesus
(Sabbath Under Crossfire, hlm. 170-173). Baginya fungsi
tipologis dari Sabat perjanjian Lama dan pemeliharaan Sabat
yang nyata sesudah penggenapannya di dalam Yesus bukanlah
kontradiksi teologis.
15 Hare, Matthew, hlm. 128-129. Carson
membawakan perhentian yang disebutkan dalam Matius 11:28-30
sebagai “perhentian Injil yang mana Sabat selalu ditunjuk” dan
bahwa “sekarang sedang menyingsing” ("Jesus and the Sabbath,"
hlm. 75). Oleh itu ia mengartikan bahwa Sabat adalah lambang
dari perhentian injil dan berakhir ketika itu digenapi di dalam
Yesus. Adalah mustahil untuk mencapai kesimpulan itu oleh
membaca perikop di dalam konteks yang dipaparkan. Ia
mengandalkan tradisi-tradisi Yahudi berkenaan dengan Sabat
sebagai perhentian eskatologis. Laasman, Rest Motif, hlm. 230231, mempertimbangkan bahwa Carson “mungkin benar” di
dalam ucapannya, tetapi kemudian menambahkan bahwa “Matius
tidak membawa kita di seberang isyarat ini.” Kita ingin tahu
berapa banyak yang dapat dibangun di atas sebuah eskatologi
Sabat yang tidak dipaparkan jelas di dalam konteks. Berkenaan
dengan kehadiran konsep perhentian eskatologis dalam Matius,
Laasman hanya sanggup berbicara tentang “kemungkinan bahwa
gagasan perhentian eskatologis –sebagaimana yang dibayangi di
dalam Perjanjian Lama-berada di dalam pikiran Matius” (hlm.
232). Namun, ia membangun begitu banyak “kemungkinan”
seperti itu.
16 Bacchiocchi, Sabbath Under Crossfire, hlm.
124-125, menafsirkan istilah Yunani sabbatismos sebagai yang
merujuk kepada pemeliharaan harafiah dari hari ketujuh dan
menyimpulkan bahwa “perhentian Sabat yang tetap tertinggal
bagi umat Allah (Ibrani 4:9) tidak sekedar kemalasan, bagi
penulis kitab Ibrani, melainkan sebuah kesempatan yang
14
Page 9
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
baru orang Kristen di dalam istilah dari pelaksaan “tugas kita
terhadap pemeliharaan Sabat… oleh melatih iman kita” dan
bukan melalui penurutan literal kepada hukum. 17 Yang lain
sudah menyimpulkan bahwa “perikop ini tidak mengatakan
apa-apa kepada kita mengenai pemeliharaan atau non
pemeliharaan akan Sabat.”18 Ini secara sederhana menunjukan
bahwa hubungan telah dibuat di dalam teks antara tawaran
Allah akan perhentian kepada umat-Nya dan rujukan kepada
Sabat yang tidak sejelas beberapa orang mungkin pikirkan dan
bahwa oleh karena itu kita harus berhati-hati untuk tidak
membaca ke dalam teks lebih dari pada yang diijinkannya.
Pertama, kita harus mengakui bahwa maksud utama
dari Ibrani 3:7-4:11 adalah untuk menekankan keperluan bagi
ketekunan dan kesetiaan di dalam komunitas Kristen. 19 Diskusi
tetantang perhentian Allah adalah sub pokok bahasan kepada
tujuan yang lebih khusus. Itu menjelaskan mengapa tidak ada
diskusi terperinci dari sifat alami perhentian yang Allah berikan
kepada umat-Nya di masa lalu tetapi itu masih tersedia bagi
mereka “sekarang ini.” Itu juga menjelaskan penekanan yang
ditemukan melalui Ibrani pasal 4 pada masalah
ketidakpercayaan dan ketidakpenurutan dan kebutuhan bagi
kerajinan di dalam kehidupan Kristen.
Kedua, maksud pokok atau tujuan dari ketekunan atau
kesetiaan adalah untuk memastikan bahwa orang-orang percaya
akan memasuki perhentian Allah. Generasi Keluaran tidak
memasuki perhentian itu, walaupun itu tersedia bagi mereka,
sebab ketidakpercayaan mereka. Faktanya bahwa itu sudah
dibaharui setiap minggu untuk masuk ke dalam perhentian Allahuntuk membebaskan Hebrews, seseorang dari kesibukan
pekerjaan agar supaya dapat mengalami dengan bebas oleh iman
terhadap penciptaan dan perhentian penebusan (hlm. 169).
17 Lincoln, "Sabbath, Rest, and Eschatology," hlm.
213; A. G. Shead, "Sabbath," dalam New Dictionary of Biblical
Theology, diedit oleh T. Desmond Alexander and Brian S. Rosner
(Downers Grove, IL: InterVarsity, 2000), hlm. 749; dan juga
William L. Lane, Hebrews 1-8 (Dallas, TX: Word, 1991), hlm.
102, yang mengucapkan, “Pemeliharaan Sabat sekarang
dimintakan oleh komunitas yang rajin untuk memasuki
perhentian Allah melalui latihan iman di dalam firman perjanjian
dan tanggungjawab penurutan kepada suara Allah di dalam Kitab
Suci
18 Laansma, Rest Motif, hlm. 317. Judith Hoch
Wray, Rest as a Theological Metaphor in the Epistle to the
Hebrews and the Gospel of Truth (Atlanta, GA: Scholars, 1998),
berargumen bahwa “perhentian yang dibicarakan oleh penulis
kitab Ibrani tidak memasuki satu negeri maupun ke dalam
upacara ritual yang dipraktekkan tiap-tiap Sabat oleh umat
tersebut.” Itu “berarti memasuki perhentian Allah dan satu
perhentian dari pekerjaan-pekerjaan mereka sama seperti Allah
berhenti dari pekerjaan Allah. . . . Satu penjelasan yang penuh
dari perhentian tersebut tidak pernah diberikan. . . Tema ….tidak
pernah lagi terdengar dari bibir-bibir pengkhotbah ini”(hlm. 91).
Dari sini ia menyimpulkan bahwa “metafora perhentian berfungsi
sebagai sebuah illustrasi khotbah yang diperluas dan efektif.”
(hlm. 92).
19 Lihat Harold W. Attridge, The Epistle to the
Hebrews (Philadelphia, PA: Fortress, 1989), hlm. 22; and
Laansma, Rest Motif, hlm. 260.
Bejana Advent Indonesia Timur
tersedia bagi umat Allah sejak penciptaan dunia. Fakta bahwa
umat Allah di zaman Perjanjian Lama tidak memasuki
perhentian Allah berarti bahwa itu masih tersedia bagi orangorang Kristen. Tetapi mereka harus belajar dari generasi
Keluaran dan menghindarkan ketegaran hati mereka dengan
ketidakpercayaan.
Ketiga, perhentian secara mendasar adalah sebuah
janji eskatologis bahwa, walaupun ditawarkan kepada orang
Israel, namun itu belum lagi disadari mereka. Itu tetap akan
digenapi (4:1, 9) dan orang-orang percaya didesak untuk
membuat setiap usaha untuk memasuki perhentian ini (4:11).
Namun itu nampaknya pada saat yang sama menjadi
pengalaman masa kini: “Sebab kita yang beriman, akan masuk
ke tempat perhentian” (4:3). Mungkin apa yang kita temukan di
sini adalah penekanan Perjanjian Baru antara “sudah/belum”
terhadap eskhatologi orang Kristen. Kitab Ibrani menekankan
apa yang Allah sudah lakukan kepada kita melalui Kristus
sebagai korban dan imam besar kita tetapi pada saat yang sama
ada pengakuan bahwa “umat Allah masih merupakan
pengembara dan orang asing di atas bumi ini pada perjalanan
meuju tujuan surgawi, hidup oleh pengharapan. Sehingga, Injil
datang kepada kita baik sebagai fakta maupun sebagai janji.
Jadi perhentian itu masih tersedia di dalam pasal 4:1-11. Umat
Allah sekarang bahkan boleh memasuki perhentian itu, tetapi
mereka akan mengalami perhentian di dalam kepenuhannya
hanya pada saat kedatangan Yesus kedua kali.”20 Kita jelas
sedang terkait di sini dengan makna eskatologis dari konsep
Alkitab tentang perhentian.21
Keempat, walaupun perhentian tidak didefinisikan
secara jelas oleh penulis, itu mengikuti apa yang kita sudah
katakan bahwa di dalam arti yang paling luasnya itu adalah
“kebahagiaan keselamatan di dalam Yesus Kristus, ke alam
mana kita memasuki oleh iman di dalam Dia-satu kesukaan
bahwa sudah merupakan kenyataan orang-orang Krsiten tetapi
itu akan mencapai sebuah dimensi yang lebih mendalam di
dalam rumah kekal kita dengan Allah.” 22 Oleh karena kitab
20 William G. Johnsson, Hebrews (Boise, ID:
Pacific Press,1994), hlm. 94. Untuk diskusi pengertian dari the
present tense (bentuk waktu sekarang) di dalam Ibrani 4:3 lihat
David A. DeSilva, Perseverance in Gratitude: A Socio-Rhetorical
Commentary on the Epistle 'to the Hebrews' (Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 2000), hlm. 153-156.
21 Bandingkan dengan Lane, Hebrews 1-8, hlm.
98.
22 Untuk diskusi saran-saran berbeda yang dibuat
berkenaan pengertian dari perhentian itu, berkonsultasilah dengan
Attridge, Hebrews, hlm. 126-129. Ia menggunakan soteriologi
dari kitab Ibrani untuk mendefinisikan perhetian Allah dan
menulis, “Perumpamaan dariperhentian adalah yang terbaik untuk
dipahami sebagai lambang kompleks bagi seluruh proses
soteriologis yang kitab Ibrani tak pernah bicarakan secara
lengkap, tetapi yang mana mencakupkan baik dimensi pribadi
maupun kelompok. Itulah proses dari memasuki hadirat Allah,
negeri kediaman surgawi (11:16), kerajaan yang tak tergoyahkan
(12:28), dimulaikan pada baptisan (10:22) dan diakhiri dengan
eskatologis secara menyeluruh” (hlm. 128). Lihat Paul
Page 10
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Ibrani tidak mengeksplorasi sifat alami khusus dari perhentian
itu, kita harus menghindari spekulasi-spekulasi yang tak
perlu.23
Kelima,
Mazmur
95:11
digunakan
untuk
mendemostrasikan bahwa janji perhentian dijumpai di Perjajian
Lama yang masih tetap belum digenapi tidak disebabkan
ketidakmauan umat Allah memenuhinya tetapi oleh sebab
ketidakpercayaan umat-Nya. Oleh karena itu tidak dapat
diidentifikasikan dengan memasuki tanah Kanaan.24 Perhentian
Sabat tidak disamakan dengan perhentian eskatologis tetapi itu
digunakan untuk menyarankan bahwa, seperti perhentian Sabat,
perhentian eskatologis “menemukan karya dan esensi di dalam
Sabat purba milik Allah.”25 Dari sudut pandang penulis,
perhentian eskatologis dan Sabat kedua-duanya bersifat
temporal
dan
pengalaman-pengalaman
kesejarahan.26
Keenam, perhentian Sabat menggambarkan sifat alami
perhentian yang masih tersedia sebagai perhentian yang
menuntut berhenti dari pekerjaan-pekerjaan seseorang. Inilah
karakteristik baik hari ketujuh maupun perhentian eskatologis.
Seseorang dapat saja mengatakan bahwa Ibrani 4:10 “contohcontoh perhentian sesudah Sabat dari Kejadian 2:2; itulah satu
‘perhentian dari pekerjaan-pekerjaan.’”27 Pekerjaan-pekerjaan
dalam kitab Ibrani bukan sedang merujuk kepada yang
diidentifikasi secara khusus tetapi itu dapat disarankan bahwa
secara kontekstual mereka bukanlah pekerjaan-pekerjaan
terhadap hukum. Diskusi tulisan Paulus tentang pembenaran
oleh iman melawan pembenaran oleh perbuatan terhadap
hukum adalah asing kepada argumen surat-surat kiriman
(epistel).28 Berdasar kepada Ibrani 3:6, seseorang dapat
menyarankan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang kitab Ibrani
sebutkan mungkin adalah akibat dari “kejahatan,
ketidakpercayaan hati, dikeraskan oleh dosa, yang membawa
kepada pemberontakan, ketidakpenurutan, dan ketidaksetiaan.
Berlawanan dengan jalan ini itu menandai Israel kuno, Allah
memegang kita pada perjalanan iman, seseorang yang
mempercayai Allah dan berjalan dengan kesabaran dan
ketekunan.”29
Ketujuh, Perhentian yang masih tertinggal, -
Ellingworth, Commentary on Hebrews: A Commentary on the
Greek Text (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1993), hlm. 247.
23 Ibid
24 Lihat Paul Ellingworth, Commentary on
Hebrews: A Commentary on the Greek Text (Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 1993), hlm. 247.
25 Laansma, Rest Motif, hlm. 317.
26 Niels-Erik Andreasen, Rest and Redemption: A
Study of the Biblical Sabbath (Berrien Springs, MI: Andrews
University Press, 1978), hlm. 114.
27 Laansma, Rest Motif, hlm. 296; bandingkan
dengan Craig R. Koester, Hebrews (New York: Doubleday,
2001), hlm. 279: "Umat Allah memanang ke depan untuk
menerima kemuliaan dan kehormatan untuk mana Allah
menciptakan mereka (Ps 8:4-6; Heb 2:5-9), dan ‘Sabat’ adalah
jalan yang sesuai untuk memimpikan realisasi dari janji ini.”
28 Johnsson, Hebrews, hlm. 96-97.
29 Ibid., hlm. 96.
Bejana Advent Indonesia Timur
sabbatismos (Ibrani 4:9)-adalah yang ditinggalkan tak dipenuhi
di dalam Perjanjian Lama-katapausis.30
Tetapi kata
sabbatismos menjadikan kontribusinya sendiri kepada diskusi
di dalam yang mendefiniskan secara jelas katapausis
("perhentian") eskatologis sebagaimana perhentian Sabat Allah.
Itulah yang mau dikatakan, perhentian Sabat digunakan untuk
menggambarkan sifat alami dari perhentian eskatologis. 31 Ini
adalah hal yang penting di dalam hal itu menyarankan bahwa
bagi penulis Ibrani, teologia Sabat adalah sangat bermakna
bahwa ia menggunakannya untuk menafsirkan perhentian
30
Oleh karena katapausis dalam Alkitab Septuagin
(LXX) menunjukkan “perhentian” dan “tempat perhentian”
(negeri sebagai tempat perhentian bagi umat Allah dan kaabah
sebagai tempat perhentian Allah), Otfried Hofius sudah
berargumen bahwa didalam kitab Ibrani pengertian setempat
adalah sesuatu yang benar.” “Penulis memahami katapausis
disebutkan di dalam Mazmur [94:11] menjadi tempat tingal
surgawi dari Allah, yang Allah tetapkan sebagai tempat
perhentian eskatologis. . . . bagi umat-Nya” [“Katapausis atau
perhentian (dalam bahasa Yunani sebagai kata benda)]; tempat
perhentian,” dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 2,
diedit oleh Horst Balz and Gerhard Schneider [Grand Rapids, MI:
Eerdmans, 1991], hlm. 266). Ia mengambil kata Yunani
sabbatismos untuk menunjukkan bukan sebagai tempat
perhentian tetapi “perayaan Sabat kekal dari keselamatan,
contohnya, peribadatan komunitas yang sempurna di hadapan
tahta Allah” (“Kata Yunani Sabbatismos atau pemeliharaan sabat;
perhentian sabat,”dalam Exegetical Dictionary of the NT, vol. 3,
hlm. 219; lihat juga s Laansma, Rest Motif, hlm. 277).
Sabbatismos bukan kata yang dapat digunakan secara dengan kata
perhentian atau katapausis, tetapi “menunjukkan secara lebih
rapat apa yang umat Allah harus harapkan ketika mereka
memasuki katapausis atau perhentian Allah” (ibid.). Adalah
benar bahwa katapausis dapat berarti “tempat perhentian,” yang
merujuk kepada kaabah, tetapi pengertiannya nampaknya dituntut
di dalam Ibrani 4, secara khusus sejak orang-orang Kristen
mengalaminya sementara memandang ke depan kepada
puncaknya di masa yang akan datang; untuk sebuah evaluasi
terhadap pandangan Hofius lihat Albert Vanhoye, "Trois
ouvrages recents sur l'Epitre aux Hebreux," Biblica 5 (1971):68.
Kata benda sabbatismos, didokumentasikan untuk pertama kali
dalam literatur Yunani dalam di mana dalam bahasa Ibrani berarti
“pemeliharaan Sabat” dan kata kerja, digunakan di dalam Alkitab
Septuagin (LXX),berarti “merayakan/memelihara Sabat.” Kitab
Ibrani membandingkan perhentian eskatoligis dengan
pemeliharaan Sabat di dalam pengertian bahwa mereka yang
memasukinya berhenti dari pekerjaan-pekerjaan mereka, seperti
yang diindikasikan dalam Ibrani 4:10. Apakah istilah itu juga
menunjukkan perayaan sukacita dari Sabat keselamatan yang
kekal di hadapan tahta Allah secara kontekstual adalah kurang
pasti, walaupun itu bukan mustahil (bandingkan Ibrani 12:22, 23).
Adalah baik untuk diketahui bahwa “dalam tradisi Yahudi secara
umum Sabat tidak sekedar sesuatu saat ketidakaktifan yang
tenang tetapi sesuatu pujian hari raya dan perayaan.” (Attridge,
Hebrews, hlm. 131).
31 Nello Casalini, Agli Ebrei: Discorso di
esortazione (Jerusalem: Franciscan Printing Press, 1992),
berkomentar, "Il sabbatismos di 4,9 indica il riposo rituale
sabbatico. Mai poiche e referito al riposo di Dio, lo si deve
considerare una metafora o immagine di questo."
Page 11
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
eskatologis Allah.32 Konteks tidak menyokong saran bahwa
hukum Sabat sudah digenapi di dalam perhentian keselamatan
yang Yesus bawakan, membuat itu tidak perlu lagi bagi orangorang Kristen untuk menurutinya.33 Pemberian Sabat seperti
hari perhentian di dalam Perjanjian Lama tidak menuntut umat
untuk mengesampingkan pemeliharaan literal dari hukum
Sabat. Perhentian eskatologis seperti hari Sabat bukanlah
mengganti tempatnya, mereka tidak sepadan. Di samping itu,
memasuki perhentian Allah di dalam Ibrani 4 tidak berarti
bahwa Sabat sudah digantikan. Agar memasuki perhentian
Allah di dalam Ibrani 4 teks tersebut hanya menuntut ketekunan
dan kesetiaan, berhenti dari pekerjan-pekerjaan kita dan tidak
menolak hukum Sabat.
Pada kahirnya, adalah penting
meyebutkan bahwa Ibrani 4 sama sekali tidak mengatakan apaapa tentang pelembagaan sebuah hari perhentian baru, seperti
contoh hari minggu.
Bersambung….
MENDALAMI BERSAMA
PEKABARAN AJARAN
DASAR GMAHK MELALUI
WAHYU 14:12
Bagian X
Artikel Rohani
Johnsson, Hebrews, hlm. 96, menulis, “Dalam
penghakimanku, Ibrani 4:1-11 memberikan kita bukti yang
terkuat setuju terhadap Sabat hari ketujuh di dalam seluruh
Perjanjian Baru. Namun hal itu tidak demikian tanpa penerapan
langsung atau undangan untuk memelihara Sabat. Penerapan
langsung boleh menyarankan bahwa orang-orang Kristen di
zaman kitab Ibrani sedang memperdebatkan yang mana hari
untuk dipelihara. Tetapi kitab Ibrani memperkenalkan secara
tidak langsung, di dalam sebuah cara yang tak membela dan
sangat positif. Perhentian kita di dalam Kristus, kata penulis,
memiliki kualitas Sabat. Seperti halnya Sabat. . . . Dua
kesimpulan nampaknya tak apat diloloskan. Pertama, bagi dia
dan para pembaca. Sabat mempunyai konotasi positif. Jika
mereka tetap menganggapnya satu beban, hal–hal sisa terakhir
dari agama perhambaan, penulis akan kehilangan audensinya
pada saat yang kritis ini. Kedua, baik dia maupun audensinya
sama-sama memelihara Sabat. Mereka tidak harus memikirkan
tentang hari apapun yang lainnya. Pasti mereka tidak sedang
memperdebatkan kebaikan hari Sabat melawan hari Minggu.
Hanya di dalam konteks tersebut dapat ia sebutkan perhentian di
dalam Kristus suatu sabbatismos."
33 Lane menyatakan bahwa di dalam kitab Ibrani
“pemeliharan Sabat sekarng diharapkan komunitas yang rajin
untuk memasuki perhentian Allh melalui latihaniman di dalam
firmanakan janji dan tanggapan terehadap penurutan kepada suara
Allah di dalam Kitab Suci”(Hebrews, hlm. 102). Tetapi
kesimpulan tersebut secara menyeluruh tak dapat dijamin sebab
Ibrani 4 tidak tertarik di dalam mempromosikan atau
mendefinisikan bagaimana seharusnya hukum Sabat itu harus
dipelihara. Terbukti posisinya dapat dijelaskan sebagai “sebuah
penyerapan yang tak terang-terangan dari pembelahan dua bagian
(dikhotomi) antara ‘iman’ lama melawan ‘tindakan-tindakan’
(yang satu itu sendiri berada dalam kebutuhan menuansakan di
dalam terang pengakuan bahwa Paulus melawan ‘tindakantindakan tidak baik’ tetapi ‘tidakan-tindakan akan Torah’ di
dalam pengertian tanda-tanda yang mempertahankan batas etnis)
ke dalam kitab Ibrani” (DeSilva, Perseverance in Gratitude, hlm.
137).
32
Bejana Advent Indonesia Timur
Oleh : Sonny Maromon, STh.
Healing Way Indonesia
Lanjutan …
Menggabungkan semua rangkaian dalam Ayat 12.
Kalimat pertama :
“Yang penting di sini adalah ketekunan orang-orang kudus”
menunjuk kepada Hadirat Tuhan yang mempertahankan umatumat-Nya dalam keadaan kudus dan tak berubah dalam
keadaan apapun. Point utamanya adalah HADIRAT TUHAN
itulah yang menguduskan mereka dan membuat mereka
bertahan.
Kalimat kedua:
“mereka yang menuruti perintah-perintah Allah adalah imanNya Yesus. Bagaimana mungkin “mereka” tetapi itu adalah
“Yesus”
Isubesar apa yang sebenarnya terjadi yang hendak di
gambarkan oleh kalimat ini?
Terlihat kalimat itu menggambarkan keduanya tidak
terpisah…tetapi apakah hal itu menyatakan bahwa keduanya
hanya sekedar bersama-sama? Ataukah ada yang lebih dari itu?
Page 12
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
1.
Jika hanya sekedar bersama-sama maka kata “dan” sudah
cukup menggambarkannya. Namun meta pesan besar apa yang
hendak disampaikan? Itu adalah sebuah peristiwa penyatuan
keduanya antara Kristus dan “mereka” yang melebihi peristiwa
sekedar bersama-sama.
Gambaran yang dinyatakan pada pengertian itu adalah sebuah
penyatuan keduanya antara Kristus dan “mereka” yang
melebihi peristiwa sedekar bersama yang digambarkan dengan
peristiwa pernikahan. Gambaran penyatuan dari suatu
keterpisahan ini dapat kita lihat juga pada makna "salib"
yaitu suatu penyataan Agape yang menyatukan kedua pihak
yang terpisah oleh dosa.
Dengan kata lain pada kalimat kedua memberikan kenyataan
Salib yang di lakukan oleh Yesus dalam Iman-Nya di dalam
diri “mereka”
Namun kembali lagi kita melihat terjemahan KJV
2.
3.
4.
TANPA PENGANTARA (pekerjaan pengampuan
dosa), Daniel 12:1; GC 425. 1,2 (Jika mereka berbuat dosa
tidak ada yang akan mengampuni mereka).
MENGALAMI PENCOBAAN MAUT Daniel 12:1 Wah
7:14 Seakan-akan ditinggalkan Tuhan seperti tiga sahabat
Daniel, menyerahkan diri. (Jika mereka jatuh ke dalam
pencobaan, maka MAUT adalah akibatnya sebab tidak ada
yang mengampuni mereka)
TIDAK BERCACAT CELA Wah 14:4, 5.
MENDAPATKAN KEDUDUKAN MELAYANI TUHAN
DI HADIRATNYA. Wah 7:14,15, EW 18.2, RH May 29,
1900, RH, May 8, 1894 par. 1, 1MR 201.1, 5T 473, PK
587-589.
Rev 7:14 And I said unto him, Sir, thou knowest. And he said
to me, These are they which came out of great tribulation,
and have washed their robes, and made them whiteIN THE
BLOOD OF THE LAMB.
Rev 7:15 Therefore are they before the throne of God, and
serve him day and night in his temple: and he that sitteth
on the throne shall dwell among them.
“Here is the patience of the saints: hereare they that keep the
commandments of God, namely the faith of Jesus.”
Di dalam ayat ini terdapat dua kali penggunaan kata “Hodes”.
Di antara kalimat pertama dan kedua terdapat kata “Hodes”
(here) kembali sebagaimana kata itu ditempatkan pada urutan
pertama ayat ini.
Sebagaimana yang kita telah lihat pada observasi sebelumnya,
fungsi penggunaan kata Hodes ini memberikan indikasi sebagai
bentuk untuk menunjuk kepada fokus yang dimaksud dari suatu
perbandingan dan mempertegas focus itu melebihi dari yang
lainya dalam perbandingan itu.
Dengan kata lain kita melihat pada kalimat pertama dan kalimat
kedua jika ditempatkan kata “hodes” maka hal itu menunjukkan
bahwa focus pada kedua kalimat itu lebih ditegaskan pada
kalimat kedua.
Apa yang hendak ditegaskan di sana?
Kalimat pertama menyatakan hadirat Tuhan, dan kalimat kedua
meyatakan kenyataan salib Kristus yang terjadi di dalam
mereka. Dengan kata lain Hadirat Tuhan - “Hodes”- kenyataan
salib Kristus yang terjadi pada “mereka” yang artinya Hadirat
Tuhan itu dinyatakan oleh Kenyataan Salib Kristus yang terjadi
pada "mereka" (Galatia 2:20).
Mereka adalah orang-orang yang melewati masa pencobaan
maut, jubah (tabiat) mereka sendiri dijadikan putih (bersih /
tanpa noda).
Bagaimana caranya?
Hal itu terjadi “di dalam darah anak Domba.”
Ayat itu tidak menyatakan “di dalam Anak Domba”, tetapi “di
dalam DARAH Anak Domba”. Kalimat ini memberikan sebuah
kenyataan darah yang tercurah… Darah siapa? Darah Anak
Domba yang sedang “tersembelih dan tercurah” ini adalah
suatu gambaran kenyataan tentang sebuah peristiwa yang
terjadi kepada mereka. Dan peristiwa itu adalah peristiwa salib.
Dan itu bukanlah sekedar suatu kenyataan salib yang terjadi di
masa lampau tetapi ITU ADALAH PENGALAMAN
KENYATAAN SALIB YANG MEREKA ALAMI SENDIRI
YANG MEMBERSIHKAN MEREKA “ἐλεύκαναν αὐτὰς “.
Paulus di dalam pengalamannya ia mengatakan
“…Aku telah disalibkan dengan Kristus” Gal 2:19,
Kemudian lebih lanjut ia menyatakan
“Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut
disalibkan” Roma 6:6,
Kenyataan Salib
Apakah benar mereka sedang mengalami salib?
Sebagaimana kita telah melihat bahwa mereka ini adalah yang
mengalami kesaksian yang Yesus saksikan di bumi ini yaitu
Bejana Advent Indonesia Timur
O foolish Galatians, who hath bewitched you, that ye should
not obey the truth, before whose eyes Jesus Christ hath been
evidently set forth, crucified among you? Gal 3:1
Terjemahan bebasnya,
Page 13
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Gal 3:1 Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang
telah mempesona kamu sehingga kamu tidak lagi menuruti
kebenaran yang oleh mana Yesus Kristus telah terbukti
disalibkan dengan jelas di depanmu?
Melalui perkataan yang dikemukakan oleh Paulus dalam ayatayat di atas, Pada saat itu secara fisiknya Yesus telah
tersalibkan dan terangkat ke Surga, namun Paulus menyatakan
kepada mereka suatu kenyataan peristiwa salib yang sedang
terjadi kepada setiap pribadi setelah kenaikan Yesus ke Surga.
“Sedikit yang memikirkan hubungan ini dengan Tuhan. Sedikit
yang memberikan perhatian kepada penderitaan yang talah
diakibatkan oleh dosa kepada Pencipta kita. Segenap Surga
mengalami penderitaan di dalam kesengsaraan Kristus;
TETAPI KESENGSARAAN ITU TIDAKLAH DIMULAI DAN
DIAKHIRI DENGAN MANIFESTASI KRISTUS SEBAGAI
MANUSIA. SALIB ADALAH SUATU MANIFESTASI KEPADA
INDRA KITA YANG TUMPUL TERHADAP PENDERITAAN
SEJAK MULANYA YANG TELAH DIBAWA OLEH DOSA KE
HATI TUHAN.“ {Ed 263.1)
…that His shameful death IS A PART of the plan of redemption.
{DA 419.4}
Berapa kalikah Yesus mengalami salib?
Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia
yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia
membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam
keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan
menurut Roh, 1Pet 3:18
Yesus di salibkan hanya sekali untuk semua dosa.
Kapankah itu terjadi?
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah
mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian
dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari
Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang
murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian,
hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak
Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Heb
6:4-6
“Anak Domba yang telah disembelih sejak/sebelum dunia
dijadikan” Wahyu13:8 (KJV)
“And I beheld, and, lo, in the midst of the throne and of the four
beasts, and in the midst of the elders, stood a Lamb as it had
been slain, having seven horns and seven eyes, which are the
seven Spirits of God sent forth into all the earth.” Rev 5:6
Kematian-Nya yang hina adalah bagian dari rencana
penebusan {DA 419.4}
“THE WORLD'S REDEEMER GAVE HIS LIFE as A
CONTINUAL SACRIFICE in order to save man. He withdrew
from the kingdom of heaven, and consecrated Himself to the
work of ministering to the sorrows of suffering humanity. . .
“ 2MR 98.2
Penebus dunia mengaruniakan hidupnya sebagai suatu kurban
yang terus menerus untuk menyelamatkan seorang manusia. Ia
meninggalkan Kerajaan Surga, dan mempersembahkan DiriNya kepada pekerjaan pelayanan pada kesengsaraan dari
penderitaan manusia… “ 2MR 98.2
Pengalaman kenyataan salib itu jugalah yang dialamai oleh
“mereka” yang mencuci jubah mereka sendiri dalam
“pengalaman kenyataan salib”.
Jika semua orang mengalami salib, bagaimana mungkin
nantinya ada yang binasa (mengalami neraka) dan ada juga
yang selamat?
Lebih jauhnya lagi apa artinya salib?
Bersambung….
Kata “Had Been Slain” (Wah 5:6) Dalam bahasa Asli Greek
merujuk kepada Perfect tense: ἐσφαγμένον (esphagmenon) :
have been killed (perfect tense/ past, present and future)
Itu adalah yang sebuah peristiwa yang telah terjadi nyata sejak
adanya dosa… dan akan terus berlangsung selama masalah
dosa bagi manusia itu belum diselesaikan.
Salib adalah sebuah kenyataan peristiwa yang sedang terjadi
sejak dari awal, yang Tuhan demonstrasikan pada peristiwa
tahun 31 AD agar dapat dimengerti dengan jelas oleh manusia
yang terbatas tentang AGAPE yang tak terbatas.
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 14
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus
hidup dari pemberitaan Injil itu." 1 Korintus 9:7-14.
Jemaat Yang Dermawan
Kisah Para Rasul - Ellen G. White
D
alam
suratnya
yang
pertama kepada Sidang di
Korintus,
Paulus
memberikan
kepada
orang-orang percaya petunjuk
mengenai prinsip-prinsip umum
yang
mendasari
sokongan
terhadap pekerjaan Allah di dunia
ini. Menulis tentang pekerjaan kerasulannya untuk kepentingan
mereka, ia bertanya:
"Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan
buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan
domba dan yang tidak minum susu domba itu? Apa yang
kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah
hukum Taurat juga berkata demikian? Sebab dalam hukum
Musa ada tertulis: Janganlah engkau memberangus mulut
lembu yang sedang mengirik! Lembukah yang Allah
perhatikan? Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk
kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam
pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan
untuk memperoleh bagiannya.
"Jadi, jika kami telah menaburkan benih rohani bagi kamu,
berlebih-lebihankah, kalau kami menuai hasil duniawi daripada
kamu? Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan
hal itu daripada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang
lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu.
Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan
kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus.
Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam
tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu
dan bahwa mereka yang melayani mezbah mendapat bagian
mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah
Bejana Advent Indonesia Timur
Rasul itu maksudkan dalam hal ini rencana Allah untuk
memelihara imam-imam yang melayani dalam bait suci.
Mereka yang diasingkan untuk pekerjaan yang suci ini
disokong oleh saudara-saudaranya, kepada siapa mereka
melayani berkat-berkat rohani. "Dan mereka dari anak-anak
Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas, menurut
hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat
Israel," Ibrani 7:5. Suku Lewi dipilih oleh Tuhan untuk tugas
yang suci mengenai bait suci dan keimamatan. Tentang imam
dikatakan, "Sebab dialah yang dipilih oleh Tuhan, Allahmu . . .
senantiasa melayani Tuhan dan menyelenggarakan kebaktian."
(Ulangan 18:5). Sepersepuluh dari segala pertambahan dituntut
oleh Allah sebagai milik-Nya sendiri, dan untuk menahan
persepuluhan dianggap oleh-Nya sebagai perampokan.
Adalah rencana ini untuk menyokong kependetaan yang
dimaksudkan oleh Paulus bila ia berkata, "Demikian pula
Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan
Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu." Dan kemudian,
dalam menulis kepada Timotius, rasul itu berkata, "Seorang
pekerja patut mendapat upahnya." 1 Timotius 5:1 8.
Pembayaran persepuluhan hanyalah sebagian dari rencana
Allah untuk menyokong pelayanan-Nya. Banyak pemberian
dan persembahan telah ditentukan Tuhan. Di bawah peraturan
Yahudi orang-orang diajar untuk menghargai roh
kedermawanan baik dalam menunjang pekerjaan Allah dan
dalam menyediakan keperluan-keperluan orang yang
berkekurangan. Untuk kesempatan-kesempatan yang khusus
terdapatlah persembahan sukarela. Pada penuaian dan hasil
pungutan, buah-buah permulaan dari bendang--jagung, anggur,
dan minyak--dipersembahkan sebagai suatu persembahan
kepada Tuhan. Pengumpulan sisa-sisa dan sudut-sudut bendang
disediakan bagi orang-orang miskin. Buah pertama dari wol
bila domba-domba sudah digunting, dari biji-bijian bila
gandum telah diirik, disisihkan bagi Allah. Demikian pula
dengan anak sulung dari segala binatang, dan harga penebusan
dibayar untuk anak yang sulung. Buah yang pertama
dipersembahkan kepada Tuhan di bait suci dan kemudian
diabdikan untuk digunakan oleh imam-imam.
Oleh kedermawanan ini Tuhan berusaha untuk mengajarkan
kepada bani Israel bahwa dalam segala sesuatu Ia haruslah yang
mula-mula. Jadi mereka diingatkan bahwa Allah adalah pemilik
ladang mereka, kawanan domba mereka, dan ternak mereka;
bahwa Ialah yang memberikan cahaya matahari dan hujan yang
mengembangkan dan mematangkan hasil panen. Segala sesuatu
Page 15
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
yang mereka miliki adalah kepunyaan-Nya; mereka hanyalah
jurukunci bagi harta benda-Nya.
manusia pekerjaan memberikan kepada dunia kekayaan
kebaikan, rahmat, dan kebenaran.
Bukanlah maksud Allah bahwa orang-orang Kristen, yang
kesempatannya jauh melebihi mereka dari bangsa Yahudi, akan
lebih kurang memberikan daripada yang mereka berikan.
"Setiap orang yang kepadanya banyak diberi," Juruselamat
menjelaskan, "daripadanya akan banyak dituntut." Lukas 12:48.
Kedermawanan yang dituntut dari orang-orang Ibrani sangatlah
menguntungkan bangsa mereka sendiri; pada dewasa ini
pekerjaan Allah tersebar ke seluruh dunia. Pada tangan
pengikut-pengikut-Nya, Kristus telah menempatkan harta Injil,
dan ke atas mereka Ia telah meletakkan tanggung jawab untuk
memberikan kabar kesukaan tentang keselamatan kepada dunia.
Sudah tentu tugas kita adalah jauh lebih besar daripada
orang-orang Israel pada zaman purba.
Roh loba inilah yang menuntun manusia untuk menjaga
kepuasan diri sendiri yang sebenarnya kepunyaan Allah, dan
roh kebencian inilah yang kepada-Nya sekarang seperti bila
melalui nabi-Nya. Ia mempersalahkan umat-Nya dengan keras
dengan berkata, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun
kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara
bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan
persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena
kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh
bangsa! Maleakhi 3:8, 9.
Sementara pekerjaan Allah menjadi lebih luas, panggilan untuk
pertolongan akan datang lebih dan lebih sering lagi. Supaya
panggilan-panggilan ini boleh dijawab, orang-orang Kristen
haruslah memperhatikan perintah, "Bawalah seluruh
persembahan
persepuluhan
itu
ke
dalam
rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di
rumah-Ku." Maleakhi 3:10. Jika orang-orang yang mengaku
Kristen akan dengan setia membawa kepada Tuhan
persepuluhan dan persembahan mereka, perbendaharaan-Nya
akan penuh. Tidak akan ada kesempatan untuk terpaksa
menggunakan pasar amal, lotre, atau pesta kesukaan untuk
mendapatkan dana guna menunjang Injil.
Manusia tergoda untuk menggunakan harta mereka dalam
pemanjaan diri, dalam pemuasan selera, dalam perhiasan
pribadi, atau dalam perhiasan rumah mereka. Untuk maksud ini
banyak anggota gereja tidak ragu-ragu untuk membelanjakan
dengan bebas dan malahan dengan borosnya. Tetapi bila
diminta untuk memberi kepada perbendaharaan Tuhan,
menjalankan pekerjaan-Nya di dunia ini, mereka berkeberatan.
Barangkali, merasa bahwa mereka tidak dapat berbuat
sebaliknya, mereka mendermakan suatu jumlah yang jauh lebih
kecil daripada sering mereka belanjakan untuk pemuasan nafsu
yang tidak perlu. Mereka tidak menunjukkan kasih untuk
pekerjaan Kristus, tidak ada perhatian yang sungguh-sungguh
dalam menyelamatkan jiwa-jiwa. Tidak heran lagi bahwa
kehidupan Kristen seperti itu hanya keadaan yang kerdil dan
sakit-sakitan!
Ia yang hatinya berapi-api dengan kasih Kristus akan
menganggapnya bukan saja sebagai suatu kewajiban, tetapi
suatu kesukaan, untuk menunjang kemajuan pekerjaan yang
paling tinggi dan paling suci yang dipercayakan kepada
Bejana Advent Indonesia Timur
Roh kedermawanan adalah roh surga. Roh ini mendapat
pernyataan yang paling tinggi dalam pengorbanan Kristus di
salib. Untuk kepentingan kita Bapa memberikan Anak-Nya
yang tunggal; dan Kristus, setelah memberikan segala sesuatu
yang ada pada-Nya, kemudian memberikan diri-Nya, supaya
manusia boleh diselamatkan. Salib di Kalvari harus menarik
kebajikan dari tiap-tiap pengikut Juruselamat. Prinsip yang
digambarkan di situ adalah memberi, memberi. "Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama
seperti Kristus telah hidup." 1 Yohanes 2:6.
Sebaliknya, roh kasih akan diri sendiri adalah roh Setan. Prinsip
yang digambarkan dalam kehidupan orang-orang duniawi
adalah mendapat, mendapat. Jadi mereka mengharapkan untuk
mendapat kebahagiaan dan kesenangan, tetapi buah-buah dari
apa yang mereka tabur adalah kemelaratan dan kematian.
Tidaklah sampai Allah berhenti memberkati anak-anak-Nya
mereka akan berhenti mengembalikan kepada-Nya bagian yang
Ia minta. Bukan 'saja mereka harus menyerahkan kepada Tuhan
bagian yang menjadi milik-Nya, tetapi mereka harus membawa
juga kepada perbendaharaan-Nya, sebagai persembahan terima
kasih, pemberian yang limpah. Dengan hati yang gembira
mereka harus menyerahkan kepada Khalik buah sulung dari
kelimpahan mereka--harta yang terpilih, pelayanan mereka
yang paling baik dan paling suci. Dengan demikian mereka
akan memperoleh berkat-berkat yang limpah. Allah sendiri
akan menjadikan jiwa mereka seperti suatu kebun yang diairi
yang airnya tidak akan habis. Dan bila penuaian besar yang
terakhir akan dikumpulkan, berkas-berkas yang mereka
sanggup bawa kepada Tuhannya, akan menjadi pahala untuk
pemakaian mereka yang tidak mementingkan diri sendiri dari
talenta-talenta yang dipinjamkan-Nya kepada mereka.
Pesuruh-pesuruh pilihan Allah, yang terlibat dalam pekerjaan
yang giat, jangan pernah dipaksa untuk memasuki pertempuran
Page 16
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
dengan beban mereka sendiri, tidak dibantu dengan dukungan
yang penuh simpati dan sungguh-sungguh dari saudara-saudara
mereka. Adalah bagian dari anggota-anggota sidang untuk
memberikan dengan limpah dengan mereka yang
mengesampingkan pekerjaan duniawi supaya mereka boleh
memberikan diri sendiri kepada pekerjaan itu. Bila
pelayan-pelayan Allah diberanikan, pekerjaan-Nya akan maju
dengan pesat. Tetapi bila, oleh cinta akan diri sendiri, sokongan
mereka yang benar ditahan, tangan mereka menjadi lemah, dan
sering kegunaan mereka sendiri menjadi sangat lumpuh.
Perasaan tidak senang Allah berkobar terhadap mereka yang
menuntut sebagai pengikut-pengikut-Nya, tetapi membiarkan
pekerja-pekerja yang berserah untuk menderita bagi keperluan
hidup sementara mengambil bagian dalam pekerjaan yang giat.
Hamba-hamba yang mementingkan diri sendiri ini akan
dipanggil untuk memberikan suatu perhitungan, bukan saja
karena penyalahgunaan akan uang Tuhan, tetapi untuk perasaan
tertekan dan sakit hati yang telah dibawa oleh jalan mereka
kepada hamba-hamba-Nya yang setia. Mereka yang dipanggil
kepada pekerjaan pelayanan, dan dalam panggilan kewajiban
itu memberikan semua orang untuk mengambil bagian dalam
pekerjaan Allah, harus menerima usaha pengorbanan diri
sendiri upah yang cukup untuk menyokong diri sendiri dan
keluarga mereka..(32)
Kejadian 29 : 1-30
Pada saat Yakub mendapatkan berkat dari Ayahnya, Ishak,
Ibunya Ribka mendengar bahwa Esau akan membalas dendam,
“ Pergilah engkau ke rumah pamanmu,” katanya kepada
Yakub. “sampai kakakmu lupa apa yang telah engkau perbuat
kepadanya.”
menyertai engkau. Tanah tempat engkau berbaring ini akan
Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu, oleh karena itu
keturunanmu semua akan mendiami di muka bumi dan akan
mendapat berkat”. Sesudah Tuhan berfirman Yakub terbangun,
dia sangat takut”
Setibanya di Haran, tahukah kalian siapa orang-orang ini yang
sedang berbicara dengan Yakub? Setelah dalam perjalanan
berhari-hari lamanya, Yakub bertemu dengan mereka dekat
sebuah sumur. Mereka sedang menjaga domba-domba. Yakub
bertanya, ’Dari manakah saudara-saudara?’
’Dari Haran,’ kata mereka.
’Apakah kalian mengenal Laban?’ tanya Yakub.
Ishak setuju Yakub mencari isteri dari keluarga ibunya. Jadi
pergilah Yakub dari rumahnya.
Pada malam itu, Yakub berhenti untuk tidur, dia mengambil
sebuah batu sebagai bantal. Mungkin dia merasa kesepian,
mungkin dia merasa takut. Tetapi dia tidak sendirian. Tuhan
berbicara kepadanya dalam satu mimpi yang luar biasa.
“Akulah Tuhan, Allah Abraham, dan Allah Ishak, Aku
Bejana Advent Indonesia Timur
’Ya,’ jawab mereka. ’Lihatlah, itu Rahel anak perempuan
Laban, datang dengan kawanan domba ayahnya.’ Dapatkah
engkau melihat Rahel di sana, datang dari jauh?
Ketika Yakub melihat Rahel dengan kawanan domba
pamannya, iapun datang dan menggulingkan batu dari sumur,
agar domba-domba itu dapat minum. Kemudian Yakub
mencium Rahel, dan ia memperkenalkan dirinya. Rahel sangat
gembira, lalu ia pergi pulang dan menceritakan pengalamannya
kepada ayahnya, Laban.
Page 17
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Laban menerima dia. Yakub mencintai sepupunya Rahel dan
bekerja untuk Laban selama tujuh tahun supaya bisa menikahi
Rahel. Tetapi di malam, Laban menipu Yakub. “ Ini Lea,
bukan Rahel.” Yakub protes. “Engkau menipuku.” “Gadis
yang lebih tua harus menikah lebih dulu.” Laban menjawab.
Mungkin dia ingat penipuan yang dilakukan terhadap Ishak dan
Esau.
Yakub mempunyai tujuh anak laki-laki. Setelah bertahuntahun berlalu dia membawa keluarganya kembali ke Kanaan.
Disanalah orang tuanya tinggal. Tetapi Esau juga tinggal di
sana dan dia pernah berniat untuk membunuh Yakub. Apakah
itu akan aman baginya? Suatu hari Tuhan berkata kepada
Yakub untuk kembali ke tanah kelahirannya dan kambing
dombanya untuk pulang ke rumah ayahnya.
Perjalanan itu berakhir dengan suka cita. Esau datang untuk
menemui Yakub bersama empat ratus orangnya! Tetapi dia
tidak melukai Yakub. Dia berlari menemui Yakub dan
memeluknya. Yakub dan Esau berteman kembali, dan Yakub
kembali dengan aman ke rumahnya.
“ Sekarang engkau bisa menikahi Rahel juga tetapi engaku
harus bekerja tujuh tahun lagi padaku.” Yakub setuju.
Bejana Advent Indonesia Timur
“Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah
kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan
melihat Tuhan”. Ibrani 12:14
Page 18
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
D
alam suatu penelitian
yang dilakukan oleh para
profesor di USA, ada 2
ekor
monyet
yang
dimasukkan ke dalam satu
ruangan kosong secara bersama2. Kita sebut saja monyet
tersebut Monyet A dan B. Di
dalam ruangan tersebut terdapat
sebuah tiang, dan diatas tiang
tersebut nampak beberapa pisang
yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet
tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam
ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2
tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang.
Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor
menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh.
Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian
berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran
berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian
serupa, dan akhirnya menyerah pula.
Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang
Bejana Advent Indonesia Timur
menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para
monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh
tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka
berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’
seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang
bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya
takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah
mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D
dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E
juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba
memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah
keduanya agar tidak naik. “.
Mungkin terjadi percakapan di antara monyet bahwa ada teman
yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya.
Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman
saja, jangan keatas deh”.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian
dengan monyet E yang memang bandel. Walaupun sudah
dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …Dan
karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa
meraih pisang yang d iinginkannya…..
Page 19
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
INSPIRASI / Renungan
==================
Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan
tingkah laku anda saat ini ?
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu
loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu
ketakutan.
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan
sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan
mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain
tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga
gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang
menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh
dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya
sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah
percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri.
Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko
asalkan bisa mencapai keinginan mereka.
Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan
membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan,
bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans,
kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang
menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang
bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya
modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal
jadi orang paling kaya di dunia lho”.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap
orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang
masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang
terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur.
Orang dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita
hal seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang
sia-sia seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah
melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman
yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau
mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik
lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja”. Bukankah hal-hal
seperti itu yang sering kita dengar sehari-hari ?
Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba
jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?”
Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut
adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya
menjadi orang terkaya di dunia ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam
menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan
sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan
yang selalu memompa motivasinya.
" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju
terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. " ***
Bejana Advent Indonesia Timur
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa
tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal
karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan,
dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates
termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan
dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.
Page 20
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
MEMPERBAIKI KLUB REMAJA
a.
HUBUNGAN MASYARAKAT
BAGIKAN AKTIFITASMU MELALUI MAJALAH KLUB
REMAJA/PATHFINDER
1.
2.
3.
Ikut sertakan remaja dalam mempersiapkan majalah
remaja
a. Gunakan anggota sebagai reporternya
b. Anggota yang menulis artikelnya dengan kata-kata
mereka
c. Menolong remaja merasakan bahwa ini adalah majalah
mereka
Aturlah staff editornya, dimana akan terdiri dari kepala
editor, editor, tukang ketik, manager busines, manager
sirkulasi, photograper dan reporter
a Bentuk waktu khusus didalam bulan untuk bertemu
dan mengaris besarkan naskah
b. Majalah itu dapat dicetak secara murah. Cetakannya
lebih menarik dan gambar-gambarnya dapat lebih
mudah dipergunakan tetapi ini lebih mahal.
Gunakan kabar yang segar dan paling terbaru dan
mewakili aktifitas klub yang bervariasi seperti
perkemahan, tugas lapangan, ketrampilan dan keahliaan
dan acara-acara special.
PERLU DIINGAT:
a.
Hubungan masyarakat yang baik membangun klub remaja
yang baik
b.
Menyebarkan majalah menambah daya tarik
c.
Orangtua senang melihat nama anaknya dicetak
d.
Foto jika mungkin dicantumkan ke dalam majalah
e.
Sebuah kumpulan anggota-anggota gereja yang
memberikan keterangan dan masyarakat memberikan
dukungannya yang siap sedia untuk kebutuhan klub
f.
Sepertinya berita yang tidak perlu membuktikan menjadi
daya tarik yang besar kepada banyak orang.
BAGIKAN AKTIFITASMU MELALUI SURAT KABAR
SEKITAR TEMPAT TINGGALMU
1.
Laporan aktifitas yang berharga di dalam surat kabar
remaja adalah berita juga bagi masyarakat.
2.
Tugaskan seorang remaja untuk bekerja dengan sekretaris
gereja umum.
Bejana Advent Indonesia Timur
3.
a.
b.
c.
d.
4.
Dia harus melaporkan kepada sekretaris itu setiap
minggu
b. Dia harus mempelajari tuntutan akan cerita yang
menarik dan dapat memberikan seluruh bukti nyata
dari aktifitas klub remaja.
c. Aktifitas harus dilaporkan kepada sekretaris setidaktidaknya satu minggu sebelum acara tersebut
dilaksanakan.
Pemimpin klub remaja harus membuat pasti laporannya
memiliki seluruh fakta yang perlu. Ide yang bagus ini
adalah untuk:
Memberikan dia daftar kenyataan penting tentang suatu
aktifitas
Setelah beberapa minggu, mintalah dia untuk menyiapkan
daftar itu.
Teliti daftar fakta beberapa kali sebelum diberikan kepada
sekretaris gereja umum.
Jika penghargaan dibidang jurnalisme telah diajarkan,
reporter remaja harus bekerja melalui penghargaan itu
dengan belajar untuk menulis beritanya sendiri
menyalurkannya dengan baik dan memenuhi waktu yang
ditetapkan.
Bagian dari perencanaan untuk segala aktifitas harus
merupakan gambar diskusi yang potensial untuk surat
kabar sekitar kita. Photo haruslah:
a. Mempunyai satu pusat daya tarik
b. Menunjukkan kemajuan beberapa aktifitas
c. Di ambil secara dekat untuk mengambil ekspresi wajah
apabila mungkin
d. Memiliki kwalitas teknis yang baik
e. Dijepret dengan baik, termasuk nama lengkap dari
orang didalam gambar
f. Batasi jumlah orang di dalam gambar, hindari
kerumunan, jika adala sejumlah besar orang diikutkan
dalam satu aktifitas yang besar.
BAGIKAN AKTIFITASMU MELALUI RADIO DAN
TELEVISI
1.
Jika sekretaris gereja umum menerima informasi tentang
aktifitas klub remaja, Anda bisa meminta sekretaris itu
untuk menyiapkan pengumuman pelayanan masyarakat
untuk stasiun lokal. Anda bisa berharap untuk
mengundang semua anak muda dari umur tertentu.
Beberapa usulan adalah:
Page 21
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
2.
a. Tayangan pelayanan umum harus singkat -- terdiri 250
kata
b. Mereka harus memasukkan banyak bukti-bukti yang
tepat hanya: apa, kapan, dimana, siapa.
c. Pengumuman hubungan masyarakat harus diberikan
kepada stasiun pemancar setidak-tidaknya dua minggu
sebelumnya sebelum aktifitas yang direncanakan.
Jika stasiun pemancar itu mempunyai program
wawancara , sekretaris gereja umum dapat mengatur
untuk suatu wawancara dengan direktur klub remaja dan
mungkin beberapa remaja.
a. Biarkan sekretaris gereja umum mengetahui potensi
dan keinginan untuk diwawancarai
b. Rencanakan setidak-tidaknya satu bulan kedepan anda
ingin mengudara.
c. Pegang semua janji
Bejana Advent Indonesia Timur
d. Persiapkan pertanyaan-pertanyaan yang disarankan
bagi seseorang yang akan diwawancarai.
BAGIKAN TENAGA DARI ANGGOTA KLUB REMAJA
KEPADA MASYARAKAT
1.
2.
3.
4.
Tetap biarkan mata terbuka untuk kebutuhan masyarakat
bahwa orang muda saudara dapat memenuhinya
Berikan laporan kepada buletin sebagai sukses dari
beragam aktifitas klub dan jumlah uang yang bertambah
melalui pertambahan dana
Jaga anggota gereja tetap sadar beragam kegiatan klub
remaja
Yakin untuk memberikan ekspresi rasa terima kasih
secara periodik untuk moral anggota gereja dan dukungan
keuangan bagi program.
Page 22
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
HUT ke 22 Jemaat Kanaan Airmadidi
Oleh : Ronald Takalamingan - Jemaat Kanaan)
Hari sabat tanggal 25 Oktober 2014, Jemaat Kanaan
Airmadidi merayakan ulang tahunnya yang ke 22. Hadir
pada acara istimewa ini adalah Pdt. F. Sepang bersama
istri sebagai Sekertaris Kependetaan Uni Konfrens
Indonesia Kawasan Timur.
Dalam khotbahnya yang berjudul “Umat Yang Istimewa”
beliau mengajak umat Tuhan supaya senantiasa bersyukur
karena kita semua adalah umat istimewa dan kudus, harus
menjadi berkat untuk sesama.
Melalui Abraham, Allah berjanji akan memberkati
umatNya yang setia kepadaNya.
Sesudah kebaktian khotbah, dilanjutkan dengan makan
siang bersama yang diikuti oleh seluruh anggota jemaat
dan para tamu/undangan. Tidak lupa ibu-ibu telah
menyediakan kua ulang tahun jemaat ke-22 dimana
pemotongan kue ultah oleh Pdt. Franky Sepang dan Ibu
dan membagikan potongan kua ultah kepada tua-tua
jemaat serta beberapa anggota jemaat yang berminat
mencicipinya.
Sejarah singkat jemaat Kanaan yang diresmikan pada
tanggal 25 Oktober 1992 adalah sebagai berikut ;
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 23
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Anggota Jemaat Kanaan hampir seluruhnya berasal dari
daerah-daerah di Indonesia yang datang dengan maksud
menyekolahkan anak/keluarga mereka di Universitas
Klabat. Pada awalnya sekitar tahun 1990 semua keluarga
yang beragama Advent berbakti/bergereja di kampus
Unklab, bergabung bersama para mahasiswa dan
Dosen/Staff Unklab. Setelah beberapa tahun lamanya,
Unklab memutuskan agar semua anggota jemaat yang
berasal dari luar kampus Unklab tidak lagi bergereja di
dalam kampus tapi membentuk cabang sekolah sabat
sehingga terbentuklah cabang sekolah sabat Jordan dan
Kanaan yang diasuh langsung oleh Pdt. Max Wauran.
Para pendeta yang pernah menggembalakan Jemaat
Kanaan antara lain; Pdt. M. Wauran, Pdt. R. Mamanua,
Pdt. S. Mambu, Pdt. F. Koapaha, Pdt. W. Togas, Pdt. J.
Bakulu, Pdt. H. Kapitua, Pdt. T. Soriton, Pdt. F.
Pangaribuan dan saat ini adalah Pdt. F. Wawondatu.
Pembangunan Gedung Gereja Kanaan berlangsung
beberapa tahun dengan menghabiskan biaya sekitar 800
juta rupiah. Saat ini sedang dibangun gedung 3 lantai
yang akan digunakan untuk ruang serbaguna dan pastori.
KEGIATAN RSA MANADO
Oleh Tim Bait
Beberapa keluarga yang bergabung pada cabang sekolah
sabat Kanaan adalah; Kel. Antow Makaminan, kel.
Nanariain Sahensolar, kel. Towasiba Sahensolar, kel.
Gerungan Kowaas, Edward Naty dan Cheny Sahensolar.
Cabang Sekolah Sabat ini untuk sementara berbakti di
keluarga Antow Makaminan.
Waktu berjalan begitu cepat, beberapa keluarga datang
bergabung dalam perkumpulan ini antara lain kel.
Kaumpungan Goni dan kel. Gara Mawu. Dengan usaha
keras dan pantang menyerah, kelompok cabang sekolah
sabat ini membeli sebidang tanah untuk mendirikan
bangunan gereja yang terletak di Airmadidi Atas, sekitar
150 meter dari Unklab yang sekarang lebih dikenal
dengan Kanaan sesuai dengan nama Gereja saat ini.
Bejana Advent Indonesia Timur
Rumah Sakit Advent Manado menggulirkan dua kegiatan pada
minggu-minggu ini. Yang pertama adalah Kebaktian
Kebangunan Rohani yang akan diselenggarakan mulai hari
Page 24
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Senin ini 3 - 8 Nopember 2014. KKR diselenggarakan oleh
para perawat bergantian sebagai pembicara. Potensi yang
dimiliki para perawat dan dokter dikembangkan di KKR ini.
Mereka itu adalah Grace Makarewa, dr. Marthinson Tombeng,
Jackson Umboh dan Astri Manoppo. Direncanakan pada akhir
November, Tim Evangelisasi RSA akan mengadakan KKR di
Tombatu, Minahasa Selatan.
di Ion Hotel, Palm Spring, Batam. Acara penting yang
membicarakan mengenai management dan pelayanan di Rumah
Sakit yang berlabel Advent dibawakan oleh Dr. Hector Gayares
Jr, Gay Marie Earlnio Tiu RN, Rufo Gasapo, Rex Roxas, Pdt.
Johny Lubis dan Dr. Max Langi. Unsur penting di sebuah
rumah sakit adalah Pasien kemudian Dokter, Perawat dan
seluruh pegawai yang dapat dikatakan customer sebuah Rumah
Sakit. Itu sebabnya pelayanan perlu diperhatikan dan
ditingkatkan terus kata Gay Tiu.
Acara yang kedua adalah Konsultasi Gizi dan Pola Hidup Sehat
untuk mengantisipasi penyakit karena gaya hidup. Konsultasi
ini diberikan secara gratis oleh MPH Student dari AIIAS
Manila, Ian Ruddy Mambu kepada pengunjung RS maupun
pasien yang ingin mengetahui rahasia umur panjang melalui
cara hidup sehat
RSA MANADO MENGIKUTI BIUNION HOSPITAL BOARD
RETREAT
Oleh Tim Bait
Selanjutnya Dr. Gayares yang adalah President Calbayog
Adventist Hospital dari Pilipina Tengah mengatakan bahwa
"Medical missionary work is the right hand of the gospel ... as
the right hand of the third angel's message, God's methods of
treating disease will open doors for the entrance of present
truth". Pekerjaan misionary pengobatan adalah tangan kanan
dari Injil .... sebagai tangan kanan dari pekabaran tiga malaikat,
dengan metode Allah melayani orang sakit, akan membuka
pintu kepada kebenaran. TM 7:59.
Minggu kemarin 15-17 Oktober 2014 oleh Divisi Asia Pasifik
telah diselenggarakan acara Hospital Board Retreat bertempat
Bejana Advent Indonesia Timur
Di akhir kegiatan, semua delegasi berkesempatan menikmati
keindahan kot a Batam dan sekitarnya.
Page 25
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
satu dengan yang lainnya. Ayat Tema di ambil dari Roma 12:5
(dibaca oleh Pemuda dari SULUT) dan dilanjutkan dengan Doa
Buka oleh Pemuda dari Sumatera Utara.
Di Indonesia GMAHK mempunyai empat Rumah Sakit yaitu
RSA Medan, RSA Bandar Lampung, RSA Bandung dan RSA
Manado.
ACARA PEMUDA ADAVENT
JEMAAT BUKIT MORIA
BALIKPAPAN “BHINEKA
TUNGGAL IKA”
United in Diversity.
Oleh : Ketua PA Jemaat Bukit Moria, Balikpapan.
PA Sabat ini merupakan acara PA yang paling banyak dihadiri
oleh Jemaatnya. Ada sekitar 11Daerah/ Suku yang sudah
mempersiapkan Lagu Rohani Bahasa Daerah, Ayat hafalan
Bahasa Daerah, Puisi dalam bahasa Daerah & memberikan
sejarah singkat masuknya Pekabaran Advent di Daerah mereka.
Adapun Orang-orang Daerah yang tercatat menjadi anggota
Jemaat Bukit Moria:
1. Jawa Barat – Sunda
2. Jawa Tengah
3. Nusa Tenggara Timor
4. Maluku – Ambon
5. Warga Keturunan Tionghoa – Cina
6. Kalimantan Timur & Tengah - Dayak
7. Sulawesi Tengah: Poso, Pamona, Mori
8. Sulawesi Selatan - Toraja
9. Sulawesi Utara: Tonsea, Tontemboan, Ratahan,
Sanger
10. Sumatera Barat – Padang
11. Sumatera Utara – Batak
Dalam Rangka menyambut Hari Sumpah Pemuda Tanggal 28
Oktober 2014, Pemuda Advent Jemaat Bukit Moria
mengadakan acara khusus pada Sabat Sore Tanggal 25 Oktober
2014 yaitu “BHINEKA TUNGGAL IKA” yang di mulai tepat
Pukul 14.00.
Acara dibuka oleh MC Deicy Muntuan-Wenas di lanjutkan
dengan Lagu Buka yang di Pandu langsung oleh Ketua PA
Bukit Moria mengajak semua yang telah hadir dengan Kostum
Daerahnya masing-masing untuk bersama-sama menyanyikan
lagu “Hari Ini Ku Rasa Bahagia” sambil bergandengan tangan
Bejana Advent Indonesia Timur
Jemaat yang berasal dari daerah Sulawesi Utara menutup
Performance mereka dengan menyanyikan lagu “Opo Wana
Nata’se” di Pandu oleh Koordinator Sulawesi Utara Ibu Sandra
Coloay-Makadada.
Page 26
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
Performance lagu terakhir dari Daerah Sumatera Utara yang
ternyata ketika berdiri, jumlah mereka yang paling banyak,
jumlah terbanyak kedua orang-orang Sulawesi Utara. Seluruh
orang Batak menyanyi dengan penuh semangat dan riang
gembira.
Acara Bhineka Tunggal Ika disimpulkan lewat Renungan yang
dibawakan oleh Ketua Jemaat Jorry Tampa dengan Judul
“Keindahan Pelangi Justru Tampak Saat Ia Menjajarkan
Warna-warna Yang Berbeda”.
di rumahnya. Namun Soekarno berkata, "Saya tidak mau
mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada."
Pertimbangannya adalah: Soekarno orang Jawa, sementara
Hatta orang Sumatra. "Demi persatuan," tambahnya. Bung
Karno menyadari betul, bahwa Indonesia adalah Negara
kepulauan, yang mencakup beragam suku. Karenanya tidak ada
bentuk negara yang lebih baik selain Negara kesatuan. Dalam
Negara kesatuan, perbedaan dihargai. Selanjutnya dalam hidup
bermasyarakat dan bergereja, sangat mudah menemukan orang
lain yang berbeda dengan kita; mulai dari hitam-putihnya kulit,
lebar-kecilnya mata, lurus-ikalnya rambut, ragamnya aksen dan
dialek, sampai "kotak-kotak" baru, seperti partai politik dan
denominasi gereja. Karena perbedaan itu, kita pun merasa
terpisah. Namun, sebagaimana para pendiri negeri ini rindu
menciptakan bangsa yang bersatu dalam kepelbagaian yang
ada, marilah kita hidupi pula semangat bersatu dalam
kepelbagaian ini. Jauhkan sikap membeda-bedakan. Mohon
Tuhan mengaruniakan kerukunan kepada kita (ayat 5). Sambil
kita juga berperan aktif bagi terciptanya kerukunan itu dengan
memupuk sikap saling menerima seperti yang dicontohkan
Kristus (ayat 7). Jangan biarkan perbedaan itu memisahkan
kita, sebaliknya biarkan itu menjadi kekayaan di hidup kita.
Akhirnya rangakaian Acara menarik ini ditutup dengan Lagu
“Dalam Yesus Kita Bersaudara” yang juga di pandu langsung
oleh Ketua PA & MC. Dimulai dengan menyanyikan lagu ini
dalam Bahasa Indonesianya:
Dalam Yesus kita bersaudara
Dalam Yesus kita bersaudara
Dalam Yesus kita bersaudara
Sekarang dan selamanya
Dalam Yesus kita bersaudara
Selanjutnya seluruh orang Batak menyanyikan lagu itu dalam
Bahasa Batak, dilanjutkan oleh seluruh orang Toraja, kemudian
seluruh orang Sulawesi Utara dalam bahasa Tonsea dan
kembali ditutup dengan Bahasa Indonesia.
Doa tutup semua yang hadir diajak untuk bergandengan tanga
tanda persatuan dan diminta untuk jangan sampai putus
gandengannya sambil Gembala Jemaat Bukit Moria Pdt. Janes
Sinaga mendoakan setiap jemaatnya agar senantiasa bersatu
dan hidup dengan rukun dan damai.
KUNJUNGAN BUPATI
MINAHASA DAN KETUA UNI
INDONESIA KAWASAN BARAT
Oleh: Jufrie Wantah – BAIT USA
Sebagian dari renungan di antaranya mengetengahkan peristiwa
menjelang 17 Agustus 1945. Bung Karno pernah diculik oleh
para pemuda agar segera menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Padahari H-nya, ia didesak teman-teman yang sudah berkumpul
Bejana Advent Indonesia Timur
Dalam rangka memperingati anniversary ke-35 Maesa New
York menggelar “Minahasa Night” pada Sabtu malam (18/10)
di Empire Meadowlands Hotel, Secaucus, New Jersey. Selain
ibadah, juga perayaan seperti kata sambutan, atraksi, cakalele,
Page 27
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
tetengkoran, mars Minahasa, peragaan busana dan pagelaran
seni dan budaya Minahasa. Kata sambutan antara lain oleh Dr.
Sinyo Sarundayang, Gubernur Sulawesi Utara (Tertulis), kata
sambutan langsung oleh Drs. Jantje Sajow, MSi, Bupati
Minahasa; Ghafur Dharmaputra, Konsulat Jenderal RI New
York; Jeffry Malonda, Ketua Maesa America.
Menariknya selain pagelaran maengket yang merupakan salah
satu kesenian Minahasa dan pagelaran busana kain bentenan,
juga penampilan Bupati Minahasa dalam memainkan alat
musik kolintang. Hadir selain Bupati Minahasa dan rombongan
kesenian serta Waraney Wulan Minahasa, juga dari negara
bagian lainnya seperti California, Maryland, Virginia,
Pennsylvania, New Jersey, New York, New Hampshire, Maine,
dan sekitarnya. Nampak penasehat kerohanian dalam susunan
panitia perayaan ke 35 ‘taong’ Maesa New York di antaranya
para hamba Tuhan adalah Pdt. Dr. Adrie Legoh dan Pdt. Dr.
Steven Rantung.
oleh tamu dari Indonesia dan Maryland. Nampak antara lain
seperti Ev. Janus Hutapea (Businessman), Pdt. Dr. Hiskia
Missah (Associate Youth Director for Senior Youth/Young
Adult, General Conference), Pdt. Dr. Joseph Peranginangin
(Ketua Uni Indonesia Kawasan Barat). Para tamu tersebut
telah melayani IPSDAC yang kini digembalakan oleh Pdt. Dr.
Adrie Legoh.
Pelajaran Sekolah Sabat dibawakan oleh Pdt. Dr. Hiskia Missah
yang hadir berserta isteri, khotbah disampaikan oleh Pdt. Dr.
Joseph Peranginangin. Pada petang hari susai makan siang Ev.
Janus Hutapea membawakan seminar yang merupakan
kesaksian pengalamannya dalam pelayanan di Indonesia,
kedatangannya kali ini bersama sang isteri tercinta.
Scranton Seventh-Day Adventist Church (SSDAC),
Pennsylvania yang digembalakan oleh Pdt. Thomas Cusack
pada Sabat (18/10) dikunjungi oleh Pdt. Dr. Steven Rantung
dan rombongan konser “Upon This Rock” dari First Indonesian
Sevent-Day Adventist Church (FISDAC), New Jersey. Selain
melayani SSDAC di pagi hari, juga pada petang hari FISDAC
telah mengadakan konser guna mencari dana pembangunan.
Seusai konser rombongan diundang ke rumah salah satu
keluarga Indonesia di Scranton, Pennsylvania untuk beramah
tamah.
Kirimkan berita, kesaksian dan artikel rohani anda
ke redaksi BAIT melalui email [email protected]
atau ke [email protected]
Di lain pihak Indonesian Pioneer Seventh-Day Adventist
Church (IPSDAC), New Jersey pada Sabat (18/10) dikunjungi
Bejana Advent Indonesia Timur
Berita dan foto keseluruhan maksimal 2 MB. Redaksi
berhak melakukan proses editing dan tidak
menerbitkan yang tidak sesuai dengan visi dan misi
BAIT
Page 28
Edisi 314 – 31 Oktober 2014
BERITA SINGKAT
KAMI
Ulang Tahun
Mengucapkan Selamat Ulang Tahun bagi Tim BAIT yang
berulang Tahun di bulan Nopember ini, di antaranya :
Bredly Sampouw – 6 Nopember
Pdt. Harold Oijaitou – 7 Nopember
Maikel Terok – 10 Nopember
Pdt. Noldy Sakul – 13 Nopember
Pdt. Sammy Lee – 13 Nopember
Hendy Sahetapy – 20 Nopember
Pdt. Stenly karwur – 22 Nopember
Noldy Abraham – 23 Nopember
Grace Legoh – 24 Nopember
Pdt. Raymond Lohonauman – 25 Nopember
Tuhan memberkati selalu dengan berlimpah dan tetap semangat
dalam pelayanan.
HRD
Sekarang ini kita sedang hidup dalam masyarakat yang
mendorong pencapaian-pencapaian prestasi, dan tanda-tanda
jasa, serta sertifikasi-sertifikasi sosial. Sekarang ini sebahagian
orang menganggap bahwa kerendahan hati adalah suatu sikap
yang menjaga jarak dengan kemampuan, sehingga mengangap
kerendahan hati adalah sebagai sikap yang menyangkali akan
kemampuan yang ada. Jika kita menganggap inilah yang
dimaksutkan oleh Alkitab dengan “kerendahan hati”, maka kita
telah kehilangan makna dari “kerendahan hati” yang
dimaksutkan oleh Alkitab. Kerendahan hati bukanlah sikap
yang menutup mata pada pertolongan-pertolongan Tuhan
sehingga
seseorang
berkesempatan
untuk
mencapai
pencapaian-pencapaian tertentu. Alkitab mengajarkan pada
kita bahwa kita adalah sangat berharga dimata Allah, sehingga
Ia rela datang untuk mati di dunia ini demi menyelamatkan
kita. Masing-masing kita telah ditebusnya dengan harga yang
sangat mahal, yaitu dengan darahNya sendiri. Bagaimana
mungkin kita berpikir tentang diri kita sebagai hal yang kurang
berharga, ketika Tuhan membayar banyak untuk membeli
kebebasan? Sebagai umat Kristen, kita harus menyadari bahwa
diri kita ini berharga dimata Allah.
Rasul Paulus menggambarkan bahwa kerendahan hati adalah
suatu hal yang terhormat. Sebagaimana yang ia catatkan dalam
Filipi 2:2-3 “karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu
tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau pujipujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati
yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri;”
Nasihat Rasul Paulus agar jemaat
menghidupkan sikap rendah hati sehingga menyanggupkan
seseorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya
sendiri ini, ada didalam perikop yang berjudul “Nasihat supaya
bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus.” Jadi, sikap
rendah hati sebenarnya adalah suatu kehormatan yang sangat
tinggi bagi kita! Karena hal itu adalah proses untuk menjadi
seperti Kristus!
Redaksi
[email protected]
www.buletin.baitonline.org
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 29
Download