BabS Ringkasan Jepang merupakan salah satu Negara yang masih

advertisement
BabS
Ringkasan
Jepang merupakan salah satu Negara yang masih terus me1estarikan warisan
tradisionalnya, termasuk
me1estarikan
dongeng-dongeng kuno.
Sudah
banyak
dongeng Jepang yang kisahnya tidak asing lagi ditelinga kita, khususnya masyarakat
1uas. Padahal jika dilihat, Jepang merupakan Negara yang modem, tetapi masih tetap
menjunjung tinggi budayanya yang kuno.
Selain Jepang, dapat dikatakan bahwa di Indonesia perkembangan dongeng
mulai pesat, yang pada awalnya hanya disampaikan secara Iisan atau dari mu1ut ke
mu1ut, kemudian
mu1ai disampaikan tertulis.
Bahkan
dapat
ditemui
dongeng
Indonesia dalam bahasa asing. Hal tersebut tentu dilakukan agar para pembaca dapat
be1ajar bahasa inggris dan juga agar dongeng Indonesia 1ebih dikenal o1eh orang
asing tentunya.
Menurut Danandj!ija dalam Unsriana (2003:3) dongeng merupakan salah satu
bagian dari cerita rakyat adalah cerita ko1ektif kesusastraan 1isan yang dianggap tidak
benar-benar
teljadi.
Sedangkan
menurut Nurgiyantoro
(2005:198-199) dongeng
merupakan salah satu cerita rakyat (folktale) yangjenisnya bermacam-macam. Se1ain
itu dongeng juga berasal dari berbagai ke1ompok etnis, masyarakat, atau daerah
tertentu di berbagai be1ahan dunia, baik yang berasal dari tradisi Iisan maupun sejak
semu1a diciptakan secara tertulis.
Dari sebuah dongeng, pembaca dapat menemukan sebuah ni1ai budaya dan
norma-norma kehidupan yang dapat ditemukan dalam kehidupan nyata. Nilai-nilai
tersebut merupakan ni1ai yang menjadi ciri khas suatu bangsa.
Diantara banyaknya ni1ai tradisiona1 dalam karya seni Jepang dan Indonesia
yang te1ah berakar dari budaya 1uhur mereka, dalam penelitian ini penu1is mencari
48
nilai kearifan lokal positif yang terdapat dalam dua buah dongeng Jepang dan dua
buah dongeng Indonesia. Menurut I Ketut Gobyah dalam Berpijak pada Kearifan
Lokal,mengatakan bahwa kearifan lokal adalah kebenaran yang telah menjadi tradisi
dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan hasil budaya masa lalu yang harus
secara terus menerus dijadikan pedoman hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai
yang terkandung didalarnnya dianggap sangat universal (Sartini, 2004:2).
Dalam antropologi, kata kearifan lokal dikenal dengan
istilah local genius.
Awal mulanya kata local genius dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog
membahas secara dalam pengertian local genius. Menurut Haryati Soebadio, local
genius adalah cultural identity; identitas atau kepribadian budaya bangsa yang sesua
dengan
watak
dan kemampuan
sendiri (Sartini,
2004:1).
Sedangkan
menurut
Moendardjito dalam Permana (2010:10) local genius merupakan unsur budaya
daerah yang berpotensi sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk
bertahan sampai saat ini.
Dalam cerita rakyat juga tersirat kearifan lokal yang terkandung dibalik isi
cerita. Kearifan lokal yang ada dalam cerita rakyat menyangkut moral maupun etika
yang ditujukkan pada dialog tokohnya. Moral maupun etika tersebut merupakan
bagian dari budi pekerti.
Menurut Poerwadarminta dalam Sulistyorini
(2011:4)
mengartikan moral sebagai ajaran tentang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan,
baik berupa akhlak, kewajiban dan sebagainya. Moral dalam cerita merupakan sarana
yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat
diambil dan ditafsirkan melalui cerita yang bersangkutan oleh pembaca Hal itu
merupakan petunjuk yang ingin diberikan pengarang tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan
santun dalam pergaulan.
49
Dikutip dalam Durkheim (1990:17) bahwa bertindak secara moral berarti
mentaati suatu norma yang berlaku, yang menetapkan perilaku apa yang harus
diambil pada suatu saat tertentu, bahkan sebelum kita dituntut untuk bertindak.
Dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan kepada
nilai moral balas
budi dan nilai moral pemberani, yang dimana nilai-nilai tersebut terkandung dalam
dua buah dongeng Jepang dan dua buah dongeng Indonesia. Memang tidak dapat
dipungkiri bahwa nilai moral saat sekarang fni sudah mulai terkikis akibat budaya
luar yang masuk. Kebanyakan generasi muda lebih mudah menyerap budaya negatif
dari pada budaya positif. Dampak tersebut berpengaruh besar terhadap nilai-nilai
yang terkandung dalam budaya bangsa.
Pengertian on dalam Kodansha Encyclopedia (1983:105) bahwa on merujuk
pada hutang sosial dan psikologis seseorang yang timbul pada saat menerima
kemurahan hati. On merupakan bagian yang terpenting diantara nilai-nilai yang
mempertahankan tatanan sosial jepang.
Dimana hubungan manusia terikat dalam
hubungan kewajiban timbal balik. Selanjutnya kata ongaeshi sendiri berasal dari kata
kaeshi (membayar kembali atau pengembalian). Pengertian kaeshi dalam Kodansha
Encyclopedia adalah
pengembalian atau memberikan kembali kebaikan hati yang
telah diterima dengan imbalan yang serupa.
Ketika seseorang
memberikan bantuan kepada orang lain, tentu tidak
mengharapkan imbalan apapun. Hal terpenting dari menolong seseorang yaitu orang
yang ditolong merasa bebannya sedikit lebih berkurang, walaupun tidak sepenuhnya
beban tersebut hilang. Dengan begitu orang yang ditolong merasa ingin membalas
kebaikan yang telah ia terima. Seorang penerima on diharapkan merasakannya dan
berterima kasih kepada pemberi on. Rasa berterima kasih yang besar, saling
50
berkaitan dengan on, hal tersebut telah tertanam dalam landasan moral orang-orang
Jepang.
Dalam dongeng Shita Kiri Suzume terdapat sebuah nilai kearifan lokal berupa
balas budi, dimana seekor burung telah ditolong oleh seorang kakek-kakek yang
memiliki hati yang mulia. Dikatakan mulia karena kakek tersebut tidak memandang
siapa yang ia tolong. Ia pun tidak mengharapkan imbalan atas apa yang dilakukannya,
yaitu menolong seekor burung yang terluka. Tanpa disadarinya temyata burung
tersebut sangat senang sekali telah diperlakukan baik olehnya. Burung tersebut
diperlakukan seperti anak sendiri oleh kakek. Dari situ lah terlihat bahwa perlakuan
kakek kepada burung tersebut tanpa sengaja telah menanarnkan on. Dan burung
tersebut merasa harus mengembalikan on yang telah ia terima dari kakek. suatu
ketika burung tersebut tidak sengaja telah memakan tepung kanji yang telah nenek
buat. Karena nenek sangat marah, ia pun memotong lidah dan mengusimya dari
rumah. Kakek sangat cemas dengan keadaan
burung tersebut. keesokan harinya
kakek mencari burung tersebut ke hutan, dan tidak disangka bahwa burung tersebut
telah berubah menjadi seorang putri suzume yang merniliki tempat tinggal yang
sangat bagus. Dengan senang hati Suzume menyambut kakek. Disediakannya tarian
dan jamuan yang enak untuk kakek. Setelah itu suzume memberikan kakek sebuah
kotak, yang dalam kotak tersebut adalah emas. Begitulah cara suzume membalas
kebaikan kakek yang telah ia terima pada saat ia dirawat oleh kakek.
Begitu pula dengan dongeng Semangka Emas. Ceritanya hampir menyerupai
dongeng Shita Kiri Suzume, yaitu sama-sama mengandung tema balas budi dari
seekor burung. Nilai balas budi dalam dongeng ini dapat dilihat ketika seekor burung
yang telah ditolong oleh seorang yang bemama Dermawan. Sampai pada akhimya
burung tersebut membalas kebaikan Dermawan dengan memberikan sebutir biji. Biji
51
itu ditanam oleh Dermawan hingga menghasilkan buah semangka yang besar. Tanpa
disadari didalam buah semangka tersebut terdapat emas, yang kemudian emas
tersebut
dibagikan
oleh
Dermawan
kepada
warga
miskin
sekitar
yang
membutuhkannya. Akhir dari kedua dongeng ini berbeda. Dalam penelitian ini
penulis hanya mencari nilai kearifan lokal yang terdapat dalam dongeng Jepang dan
dongeng Indonesia, yang dimana dalam dongeng tersebut memiliki kesamaan dalam
hal tema. Hal tersebut membuktikan bahwa Jepang dan Indonesia memiliki nilai
moral yang tidakjauh berbeda.
Dongeng selanjutnya yaitu berjudul Issunboshi. Sudah tidak asing lagi
ditelinga kita tentang dongeng Jepang satu ini. Dongeng ini bercerita tentang. anak
yang memiliki tubuh sebesar jempol manusia. Nilai amanat pemberani dalam kisah
ini terlihat ketika Issunboshi berani melakukan perjalanan ke kota dengan melewati
sungai. Sesampainya dikota ia diangkat menjadi pengawal putri disebuah kerajaan.
Pada suatu ketika putri keluar dari sebuah kuil, terdapat ani atau monster yang akan
menyerangnya. Dengan sigap Issunboshi menolong tuan putri yang sedang dalam
keadaan bahaya. Akhirnya monster-monster tersebut lari terbirit-birit meninggalkan
mereka.
Begitu pula dengan dongeng Indonesia yang berjudul Si Kelingking. Jalan
ceritanya hampir sama dengan 1ssunboshi, yaitu seorang anak yang memiliki tubuh
sebesar kelingking yang memiliki keberanian. Nilai amanat kedua dongeng tersebut
pun sama, yaitu memiliki nilai amanat pemberani. Dapat dikatakan pemberani yaitu
ketika Si Kelingking
berhasil melawan nenek Gergasi yang hendak memangsa
manusia di kampungnya. Namun akhir cerita masing-masing dongeng
lah yang
berbeda.
52
Dapat disimpulkan bahwa dongeng Jepang dan dongeng Indonesia memiliki
kesamaan dalam tema amanat yang terkandung didalamnya. Walaupun dongeng
'
merupakan sebuah karya sastra yang bersifat tidak nyata, namun dari sebuah
dongeng kita dapat memetik sebuah hikmah positif yang dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata. Baik kearifan lokal, pengetahuan lokal, maupun local genius, pada
•
dasarnya memiliki hakikat yang sama. Ketiga istilah tersebut menjadi dasar
pemahaman
bahwa kebudayaan itu telah dimiliki dan diturunkan secara turun
temurun dari_generasi ke generasi selama bertahun-tahun oleh masyarakat setempat
atau lokal.
53
Download