Pengaruh penjaminan mutu keselamatan pasien terhadap tindakan

advertisement
Pengaruh penjaminan mutu keselamatan pasien terhadap tindakan
keselamatan pasien di RS Bhakti Yudha Depok.
The influence of quality assurance on patient safety to the patient safety
implementing at Bhakti Yudha Depok Hospital.
Iswati
Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya
Abstrak
Kepala ruang bertanggung jawab untuk menghentikan tindakan yang tidak aman.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penjaminan mutu oleh kepala ruang
terhadap tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana di RS Bhakti Yudha
Depok. Metode penelitian menggunakan quasi experiment design: Non equivalent
control group, sampel yang digunakan 120 perawat, 60 pada kelompok intervensi
dan 60 kelompok kontrol. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh penjaminan mutu
terhadap tindakan identifikasi pasien, komunikasi efektif, keamanan obat,
pengurangan risiko infeksi dan pengurangan risiko jatuh (p= 0.01, α= 0.05), tidak
terdapat pengaruh pada ketepatan lokasi, prosedur, pasien operasi (p= 0.99, α= 0.05).
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar kepala ruang sebagai front line
manager di rumah sakit untuk meningkatkan peran dan fungsinya dalam menjamin
mutu keselamatan pasien.
Kata Kunci: Kepala ruang, penjaminan mutu, tindakan keselamatan pasien oleh
perawat pelaksana
Abstract
Head nurse has the accountability to challenge any act that appears unsafe. The
research was aimed to explore the influence of patient safety quality assurance by
head nurse to the implementing of clinical nurses on patient safety at Bhakti Yudha
Depok Hospital. The method used in this study was quasi experiment design: Non
equivalent control group with 120 clinical nurse as the sample divided into the
intervention and control group, 60 participants respectively. The results revealed
that there was a significant influence to the the clinical nurse who got patient safety
quality assurance by head nurse which were: Patient identification, efective
communication, the correct drug administration, preventing the risk of patient falls,
and hand hygiene (p= 0.01, α= 0.05), while there was no significant influence in
marking the correct side of the body (p= 0.99, α= 0.05). Based on the results it is
recommended that the head nurse as the front line of managers in the hospital to
improve they role and function in quality assurance of patient safety.
Keywords: Head of nurse, patient safety, quality assurance, the clinical nurses on
patient safety
1
kejadian nyaris cidera (KNC) berupa
PENDAHULUAN
Rumah sakit Bhakti Yudha di
kesalahan pemberian obat dan jatuh
telah berupaya melakukan
pada anak yang tidak menimbulkan
Depok
pemenuhan
sasaran
keselamatan
cidera, terkait dengan jumlah insiden
pasien. Hal ini dapat diketahui dengan
peneliti tidak mendapatkan izin untuk
telah dibentuknya tim keselamatan
menampilkan
pasien berdasarkan SK direktur No. S.
Wawancara
Kep. 293/ RSBY/ X/ 2010. Anggota
dengan Asisten Manajer Medis dan
tim terdiri dari gabungan berbagai
Keperawatan didapatkan data di RS
petugas kesehatan yang ada di rumah
Bhakti
sakit, di setiap unit telah ditunjuk satu
memberlakukan pemberian identitas
orang
yang
berupa gelang tangan kepada pasien,
berfungsi sebagai penggerak program
membuat simbol warna yang akan
keselamatan pasien. Wawancara yang
digantung di sisi tempat tidur pada
dilakukan
dengan
pasien yang perlu kewaspadaan tinggi
Tim
saat pemberian cairan dan obat, SOP
sebagai
“champion”
peneliti
Penanggungjawab
Harian
data
pada
Yudha
9
tersebut.
Maret
Depok
2012
telah
Keselamatan Pasien pada 8 Maret
terkait
2012
perawat juga sudah disiapkan di tiap
didapatkan
data
sejak
keselamatan pasien bagi
dibentuknya tim keselamatan pasien
ruang
pada Oktober 2010-Pebruari 2012
keselamatan pasien selama ini baru
telah dilakukan tiga kali sosialisasi
dilakukan jika terjadi suatu insiden
keselamatan pasien, cakupan pelatihan
dan belum dilakukan evaluasi secara
keselamatan pasien mencapai 80%
berkala terhadap tindakan keselamatan
dari jumlah tenaga medis dan non
pasien yang dilakukan oleh perawat.
medis, serta terjadinya peningkatan
rawat
inap.
Evaluasi
Ancaman terbesar terjadinya
pelaporan terkait insiden keselamatan
insiden
pasien di RS Bhakti Yudha Depok
berhubungan dengan tindakan perawat
(meningkat
pelaporan
yang dilakukan di unit rawat inap, hal
sebelum dibentuknya tim keselamatan
ini sehubungan dengan terjadinya
pasien.
komplikasi, injury dan kejadian yang
80%)
dari
keselamatan
pasien
Insiden keselamatan pasien di
tidak diharapkan dalam perawatan
ruang rawat inap mulai Januari 2011-
rutin setiap hari (Blegen, 2006).
Pebruari 2012 masih terjadi yaitu
Kerugian yang dapat timbul akibat
2
insiden
keselamatan
pasien
tujuan (Cherry & Jacob, 2011). Leape
diantaranya semakin besar biaya yang
dalam Buerhaus (2004) menyatakan
harus ditanggung oleh rumah sakit,
bahwa salah satu hambatan yang
pasien semakin lama dirawat dan
paling penting dalam pelaksanaan
terjadi resistensi obat (Craven &
keselamatan pasien adalah komitmen
Hirnle, 2000). Hal lain yang dapat
pemimpin. Fungsi utama pemimpin
timbul pada pasien yaitu cidera,
dalam
membahayakan jiwa, perpanjangan
membina
hari rawat dan kematian (Lumenta,
pengembangannya
2008). Insiden keselamatan pasien
meningkatkan
juga dapat membawa rumah sakit ke
kemauan
arena blamming, menimbulkan konflik
dalam mengarahkan perilaku.
antara petugas kesehatan dan pasien,
menimbulkan
sengketa
medis,
penjaminan
mutu
kelangsungan
tim
agar
Mengacu
dan
bertanggungjawab
kepada
pasien,
standar
maka
ruang
malpraktik, blow-up ke media massa
tindakan
yang akhirnya menimbulkan opini
keselamatan
pasien
negatif terhadap pelayanan rumah
membentuk
kelompok,
sakit tetapi pada akhirnya tidak ada
standar
pihak
bahkan
memilih teknik pengukuran untuk
menurunkan kepercayaan masyarakat
mengukur keselamatan pasien dan
terhadap
menjadikan hasilnya sebagai tolak
menang,
pelayanan
rumah
sakit
(Depkes RI, 2006).
ukur
Besarnya dampak yang dapat
mampu
kepala
tuntutan dan proses hukum, tuduhan
yang
harus
dan
mampu
kemampuan
untuk
keselamatan
adalah
untuk
dan
dalam
melakukan
menjamin
mutu
dengan
cara
menyusun
mensosialisasikannya,
melakukan
tindakan
korektif dan edukatif jika standar yang
timbul akibat insiden keselamatan
ditetapkan
pasien membuat kepala ruang harus
Berkaitan hal tersebut maka perlu ada
mencegah tindakan yang tidak aman
kejelasan perihal langkah penjaminan
bagi pasien. Peran kepala ruang
mutu keselamatan pasien bagi kepala
memegang posisi yang penting dalam
ruang. Berdasarkan hal tersebut maka
keselamatan pasien. Kepala ruang
peneliti
sebagai
mengidentifikasi
pemimpin
harus
dapat
belum
dapat
tertarik
dicapai.
untuk
pengaruh
memandu atau mempengaruhi perawat
penjaminan mutu keselamatan pasien
pelaksana agar bekerja keras mencapai
oleh
kepala
ruang
terhadap
3
pelaksanaan
tindakan
keselamatan
sedangkan di RS Tugu Ibu 60 perawat.
pasien oleh perawat pelaksana di RS
Penelitian dilakukan pada 20 April-30
Bhakti Yudha Depok.
Mei 2012. Pengumpulan data dengan
Masalah dalam penelitian ini
kuesioner yang telah diuji validitas
“Apakah ada pengaruh penjaminan
dan
mutu keselamatan pasien oleh kepala
menggunakan
ruang terhadap tindakan keselamatan
sebagai ukuran pemusatan, minimum-
pasien oleh perawat pelaksana di
maksimum
sebagai
ukuran
Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok?.
penyebaran,
distribusi
frekuensi
Penelitian
dengan ukuran presentase masing-
ini
bertujuan
mengidentifikasi
untuk
pengaruh
reliabilitasnya.
masing
Analisis
mean
kelompok
dan
atau
data
median
proporsi,
penjaminan mutu keselamatan pasien
analisis Bivariat dengan Uji Mann-
oleh kepala ruang terhadap tindakan
Whitney, Uji Kolerasi Pearson, Uji t
keselamatan
independen, α= 0.05.
pasien
oleh
perawat
pelaksana di Rumah Sakit Bhakti
HASIL PENELITIAN
Yudha Depok.
Tabel 1 Perbedaan penjaminan mutu dan
METODE PENELITIAN
tindakan keselamatan pasien di RS Bhakti
Desain
penelitian
digunakan
adalah
yang
rancangan
Yudha dan RS Tugu Ibu Depok pada 20
April-30 Mei 2012
No
Variabel
eksperimen semu (Quasi Experiment
Design):
Non
Equivalent
(n= 60)
Media
Control
Group. Populasinya semua perawat
ruang rawat inap dan kepala ruang
inap
(intervensi).
Populasi
Depok.
Sampel
pada
p
n
Penjamina
n mutu
91.00
0.01
92.50
0.01
Sebelum
140.00
*
100.00
*
n pasien
141.00
0.01
145.00
0.43
Sebelum
161.00
*
146.00
Tindakan
keselamata
kepala ruang di ruang rawat inap RS
Ibu
Media
Sesudah
2.
kelompok kontrol adalah perawat dan
Tugu
Kontrol
(n= 60)
p
n
1.
pelaksana RS Bhakti Yudha Depok di
rawat
Intervensi
Sesudah
Tabel
1
menunjukkan
pada
kelompok
penelitian ini yaitu: Kepala ruang dan
intervensi, sebelum dan sesudah intervensi
perawat
terdapat perbedaan yang bermakna pada
pelaksana.
pengambilan sampel
menggunakan
total sampling. Besar
perawat
di
RS
Teknik
sampel 60
Bhakti
Yudha
penjaminan mutu dan tindakan keselamatan
pasien (p= 0.01). Kelompok kontrol hanya
terdapat perbedaan yang bermakna pada
penjaminan mutu keselamatan pasien (p=
4
0.01) dan tidak ada perbedaan pada tindakan
memiliki hubungan yang bermakna dengan
keselamatan pasien (p= 0.43).
tindakan keselamatan pasien. Oleh karena itu
mutu
selanjutnya
keselamatan pasien terhadap tindakan
multivariat.
Tabel
2
Pengaruh
penjaminan
tidak
dilakukan
analisis
karakteristik
tingkat
keselamatan pasien di RS Bhakti Yudha
dan RS Tugu Ibu Depok pada 20 April-30
Tabel
Mei 2012
pendidikan, jenis kelamin, pelatihan dengan
No
Variabel
Tindakan keselamatan
.
pasien
1.
Penjamina
Tabel
2
Intervensi
Kontrol
(n= 60)
(n= 60)
p
r
p
0.9
0.01
0.1
0.2
6
*
1
2
pada
kelompok
menunjukkan
Hubungan
tindakan keselamatan pasien
Tindakan
No.
0.01), penjaminan mutu keselamatan pasien
Variabel
Keselamatan Pasien
Intervensi (n= 60)
1.
intervensi ada pengaruh yang bermakna (p=
2.
Mean
p
SPK
160.50
0.49
Diploma
161.30
Pendidikan
Jenis
terhadap tindakan keselamatan pasien dimana
kelamin
159.50
pengaruhnya sangat kuat dan bersifat positif.
Laki-laki
161.38
Maknanya semakin baik penjaminan mutu
Perempuan
keselamatan
pasien
semakin
di RS Bhakti
Yudha Depok pada 20 April-30 Mei 2012
r
n mutu
4
baik
pula
3.
0.10
Pelatihan
tindakan keselamatan pasien. Sebaliknya pada
yang
161.43
kelompok kontrol tidak terdapat pengaruh
diikuti
161.23
penjaminan mutu keselamatan pasien terhadap
Tidak
tindakan keselamatan pasien.
Pernah
0.87
Pernah
Tabel 3 Hubungan karakteristik umur dan
Tabel
lama bekerja perawat dengan tindakan
intervensi variabel tingkat pendidikan, jenis
keselamatan pasien di RS Bhakti Yudha
kelamin, pelatihan yang diikuti tidak memiliki
Depok pada 20 April-30 Mei 2012
hubungan yang bermakna dengan tindakan
No.
4
menunjukkan
Tindakan Keselamatan
keselamatan
pasien.
Pasien
selanjutnya
tidak
Intervensi (n= 60)
multivariat.
Variabel
r
p
1.
Umur
0.06
0.64
2.
Lama
0.09
0.45
pada
Oleh
kelompok
karena
dilakukan
itu
analisis
bekerja
Tabel 3 menunjukkan variabel umur dan lama
bekerja pada kelompok intervensi tidak
5
kelompok kontrol di Rumah Sakit
PEMBAHASAN
Penjaminan
Mutu
Keselamatan
Tugu Ibu Depok.
Hasil
Pasien
pengukuran
mutu
Peneliti memulai intervensi dengan
keselamatan pasien yang dilaksanakan
memberikan
desiminasi/sosialisasi
oleh kepala ruang dijadikan sebagai
kepada kepala ruang terkait pedoman
sebagai tolak ukur untuk melakukan
penjaminan mutu keselamatan pasien
tindakan edukasi dan korektif terhadap
yang akan dijadikan panduan oleh
kriteria yang belum tercapai, hasil
kepala
pengukuran tersebut dapat dijadikan
ruang.
Selanjutnya
membentuk/ mengaktifkan kembali
rekomendasi
”champion”, menyusun dan sosialisasi
untuk
standar keselamatan pasien, Langkah
keselamatan pasien. Kepala ruang
terakhir
mempunyai peran yang penting dalam
adalah
mengukur
tingkat
kepada
upaya
rumah
perbaikan
mutu
mutu layanan kesehatan dengan teknik
pelaksanaan
pengukuran mutu konkuren terhadap
pasien,
mutu tindakan keselamatan pasien.
menyatakan pemimpin harus memiliki
Hasil
perbedaan
intervensi
penelitian
sebelum
pada
tindakan
sakit
(Cherry &
keselamatan
Jacob,
2011)
terdapat
kemampuan untuk memandu atau
sesudah
mempengaruhi orang lain agar bekerja
dan
penjaminan
mutu
keras mencapai tujuan. Idealnya setiap
keselamatan pasien, namun terkait
orang dalam organisasi harus terlibat
peningkatan nilai penjaminan mutu di
dan berpartisipasi dalam penjaminan
kelompok
mutu,
kontrol
yang
tidak
karena
setiap
orang
akan
diintervensi, hal ini merupakan hasil
menerima keuntungan dari hal itu
usaha kepala ruang dalam upaya
(Swanburg, 1999; Pohan, 2007; Assaf,
meningkatkan
tindakan
2009; Bustami, 2011; Marquis &
keselamatan pasien di RS Tugu Ibu
Houston, 2012). Lebih lanjut Marquis
Depok selama dilakukan penelitian.
&
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pengukuran mutu memberi umpan
hipotesis penelitian yang menyatakan
balik kepada perawat tentang mutu
ada
mutu
asuhan mereka saat ini dan bagaimana
keselamatan pasien pada kelompok
asuhan yang mereka berikan dapat
intervensi di RS Bhakti Yudha dan
diperbaiki. Perawat harus dilibatkan
perbedaan
mutu
penjaminan
Houston,
(2012)
menyatakan
sepanjang proses pengukuran mutu,
6
walaupun tidak praktis mengharapkan
sehari-hari,
keterlibatan perawat secara penuh,
penekanan disini adalah identifikasi
perawat
pasien menggunakan “dua identitas
harus
dilibatkan
menentukan
kriteria
menilai
kembali
mengumpulkan
atau
dalam
standar,
pasien”
standar,
perhatian
data
tetapi
yang
dan
yang
harus
menjadi
mendapat
harus
selalu
atau
disosialisasikan oleh kepala ruang dan
melaporkannya. Konsumenpun dalam
tim keselamatan pasien di ruang
hal ini pasien harus secara aktif
Cattleya A dan B kepada perawat
terlibat dalam penentuan mutu layanan
pelaksana. Penggunakan dua identitas
organisasi.
pasien jika akan melakukan prosedur
Tindakan Keselamatan Pasien
memerlukan sedikitnya dua cara untuk
Tindakan keselamatan pasien mengacu pada
mengidentifikasi
sasaran
seperti nama pasien, nomor rekam
keselamatan
menurut
seorang
pasien,
PERMENKES
medis, tanggal lahir, gelang identitas
No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
pasien dengan bar-code, dan lain-lain.
tentang keselamatan pasien rumah
Nomor kamar pasien atau lokasi tidak
sakit.
terdapat
boleh digunakan untuk identifikasi
sesudah
(Unit
Hasil
perbedaan
penelitian
sebelum
dan
pelayanan
jaminan
mutu,
intervensi pada tindakan keselamatan
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo,
pasien, hal ini sesuai dengan hipotesis
2011).
penelitian
ada
Tindakan komunikasi efektif kurang
keselamatan
menekankan pentingnya membacakan
yang
perbedaan
pasien
menyatakan
tindakan
sebelum
penerapan
dan
sesudah
penjaminan
kembali
Komunikasi
untuk
Efektif;
klarifikasi
saat
mutu
menerima instruksi melalui telepon.
keselamatan pasien oleh kepala ruang
Hal ini harus lebih disosialisasikan
pada kelompok intervensi di RS
kepada perawat pelaksana agar tidak
Bhakti Yudha dan kelompok kontrol
terjadi salah komunikasi di antara
di Rumah Sakit Tugu Ibu Depok.
petugas kesehatan. Menurut Depkes
Berikut ini pembahasan tiap-
RI, (2011) komunikasi yang mudah
tiap subvariabel keselamatan pasien.
terjadi kesalahan kebanyakan terjadi
Ketepatan
Pasien;
pada saat perintah diberikan secara
Pelaksanaan identifikasi pasien sudah
lisan atau melalui telepon. Jenis
dilakukan
komunikasi yang dapat dilakukan
7
Identifikasi
dalam
merawat
pasien
untuk
menunjang
pelaksanaan
Menurut Cohen, 2007 terdapat enam
keselataman pasien menurut Sammer,
obat
Lykens, Singh, Mains, & Lackan,
kesalahan,
(2010)
Structured
heparin, opioid, injeksi kalium klorida
SBAR).
atau konsentrat kalium fosfat. blocking
Perintah/ instruksi yang diberikan
agen neuromuskuler, obat kemoterapi.
diantaranya:
techniques
(read-back,
lewat telepon jika sudah diterima
yang
berisiko
terjadinya
diantaranya:
Kepastian
Insulin,
Tepat
Lokasi,
harus ditulis kemudian dibaca kembali
Tepat
untuk
Operasi; Intervensi yang diberikan
konfirmasi
dan
verifikasi
Prosedur,
Tepat
langsung kepada pemberi perintah/
tidak
instruksi.
peningkatan pada ketepatan lokasi,
Diperbolehkan
tidak
berpengaruh
Pasien
melakukan pembacaan kembali (read
prosedur,
back)
intervensi.
bila
tidak
memungkinkan
pasien
terhadap
pada
kelompok
Penyebabnya
karena
seperti di kamar operasi dan situasi
sebelum intervensi ketepatan lokasi,
gawat darurat di IGD atau ICU.
prosedur, pasien baik di kelompok
Peningkatan
Obat
yang
Keamanan
Perlu
Diwaspadai;
intervensi maupun kontrol/rumah sakit
telah
mengembangkan
Penekanan tindakan terkait keamanan
pendekatan
obat yang harus tetap dipertahankan
ketepatan
adalah tidak meletakkan KCL dekat
ketepatan lokasi. Hal ini sesuai dengan
aquadest
kemasan
elemen penilaian sasaran menurut
mirip/sama. Kesalahan obat dapat
Depkes RI, (2011) diantaranya rumah
menyebabkan bahaya untuk pasien,
sakit menggunakan suatu tanda yang
karena perawat mempunyai peran
jelas dan dimengerti untuk identifikasi
penting
lokasi operasi dan melibatkan pasien
apalagi
dalam
jika
menyiapkan
dan
memberikan obat maka perawat perlu
yang
prosedur,
baku
suatu
pasien
terkait
dan
di dalam proses penandaan.
waspada dalam mencegah kesalahan
Pengurangan Risiko Infeksi
obat (Potter & Perry, 2009). Nama
Terkait Pelayanan Kesehatan; Pusat
Obat,
mirip
dari eliminasi infeksi adalah cuci
(NORUM), yang membingungkan staf
tangan (hand hygiene) yang tepat.
pelaksana
satu
Mencuci tangan setelah tindakan atau
penyebab yang paling sering dalam
setelah menyentuh pasien umumnya
kesalahan obat (medication error).
hampir
rupa
dan
ucapan
merupakan
salah
selalu
dilakukan
namun
8
sebelum
tindakan
dilakukan.
masih
WHO,
jarang
Pengaruh
(2007)
terhadap
Penjaminan
Mutu
Tindakan Keselamatan
merekomendasikan adalah mendorong
Pasien
implementasi
Hasil penelitian menunjukkan variabel
penggunaan
cairan
alcohol-based hand-rubs tersedia pada
umur,
titik-titik
pendidikan, jenis kelamin, pelatihan
pelayanan,
sumber
air
pada
pendidikan
staf
kebersihan
tangan
mengingatkan
bersih
di
pengukuran
tersedianya
semua
kran,
mengenai
lama
bekerja,
tingkat
yang diikuti tidak memiliki hubungan
teknik
yang
yang
benar,
keselamatan pasien di RS Bhakti
penggunaan
tangan
Yudha
tempat
kerja;
kepatuhan
kebersihan
bermakna
Depok.
dengan
tindakan
Hubungan
antara
dan
karakteristik perawat dengan tindakan
penerapan
keselamatan pasien di gunakan untuk
tangan
melalui
menyingkirkan
variabel
pemantauan/ observasi dan teknik-
confounding/perancu. Perbedaan pada
teknik
yang
tindakan
keselamatan
Risiko
Pasien
kelompok
intervensi
Pengurangan
lain.
Pengurangan
Jatuh;
Risiko
Tindakan
Pasien
Jatuh
karena
adanya
disebabkan
intervensi
diberikan
diantaranya
diperkuat dengan adanya hasil analisis
awal
pada
Meletakkan
pasien
stiker/
pengkajian
peneliti.
yang
belum dilaksanakan secara maksimal
melakukan
oleh
pasien
penjaminan
Hal
ini
risiko
jatuh,
pengaruh
symbol/
kode
keselamatan pasien terhadap tindakan
pasien berisiko jatuh. Penyebabnya di
keselamatan
RS Bhakti Yudha Depok dan RS Tugu
pengaruhnya sangat kuat dan bersifat
Ibu Depok belum ada standar format
positif, yang maknanya semakin baik
khusus
penjaminan mutu keselamatan pasien
di
digunakan
status
untuk
pasien
yang
melakukan
semakin
pasien
mutu
baik
pula
dimana
tindakan
pengkajian risiko jatuh. Format yang
keselamatan pasien. Sebaliknya pada
dipakai
menggunakan
kelompok
format pengkajian yang bersifat umum
pengaruh
sehingga
jatuh
keselamatan pasien terhadap tindakan
berbeda-beda
keselamatan pasien. Berdasarkan hasil
diruangan
pengkajian
dipersepsikan
secara
oleh tiap perawat.
risiko
kontrol
tidak
terdapat
penjaminan
mutu
tersebut penjaminan mutu keselamatan
pasien haruslah dilaksanakan secara
9
terus menerus dan berkesinambungan
standarisasi tentang penandaan pada
sehingga
mutu
pasien risiko jatuh. Bagi Perawat;
keselamatan pasien yang dilaksanakan
Menggunakan dua identitas pasien
oleh kepala ruang dapat dijadikan
misalnya (nama pasien dan nomor
sebagai sebagai tolak ukur untuk
rekam medik pasien/nama dan tanggal
melakukan
lahir)
hasil
penjaminan
tindakan
edukasi
dan
sebelum
melakukan
suatu
korektif jika kriteria yang ditetapkan
tindakan kepada pasien. Membacakan
tidak tercapai.
kembali
KESIMPULAN
menerima instruksi melalui telepon.
Terdapat pengaruh penjaminan
untuk
Tidak
klarifikasi
meletakkan
saat
KCL
dekat
mutu keselamatan pasien terhadap
aquadest apalagi jika kemasannya
tindakan keselamatan pasien pada
mirip.
kelompok
melakukan
intervensi
dimana
Mencuci
tangan
tindakan
ke
tindakan
positif yang maknanya semakin baik
menggunakan
penjaminan mutu keselamatan pasien
Melakukan pengkajian awal pada
semakin
pasien
pula
tindakan
atau
pasien/
pengaruhnya sangat kuat dan bersifat
baik
invasif
sebelum
dengan
handrub
risiko
jatuh,
gel.
meletakkan
keselamatan pasien. Sebaliknya pada
symbol/ kode sebagai tanda/ sinyal
kelompok
pengaruh
kontrol
tidak
terdapat
pasien berisiko jatuh jika rumah sakit
penjaminan
mutu
sudah menetapkan format standar
keselamatan pasien terhadap tindakan
terkait pasien jatuh.
keselamatan pasien.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Saran bagi manajemen rumah
sakit; Diperlukan upaya perbaikan
1. Blegen, M. (2006). Patient safety
pada peningkatan komunikasi efektif,
in
keamanan obat, pencegahan risiko
Proquest:
jatuh, pengurangan risiko infeksi, serta
nursing research.
melakukan
pengukuran
mutu
hospital
2. Craven,
acute
Annual
R.F.
&
care
units.
review
Hirnle,
of
C.J.
keselamatan pasien secara periodik.
(2000). Fundamental of nursing:
Membuat
Human health & function third
standarisasi
terkait
pengkajian risiko jatuh pada anak,
edition. Philadelphia: Lippincott.
dewasa dan geriatri serta membuat
10
3. Lumenta, N. (2008, April). State of
the
patient
safety.disampaikan
pada workshop keselamatan pasien
internasional.
Jakarta:
buku kedokteran EGC.
10. Bustami. (2011). Penjaminan mutu
dan manajemen resiko klinis di
pelayanan
RSAB Harapan Kita Jakarta.
akseptabilitasnya.
4. Departemen Kesehatan R.I (2006).
Panduan
nasional
pasien
rumah
safety):
Utamakan
keselamatan
sakit
(patient
keselamatan
pasien. Jakarta: Depkes RI.
Contemporary
nursing:
Issues,
kesehatan
&
Jakarta:
Penerbit Erlangga.
11. Marquis, B.L. & Houston, C.J.
(2012).
Leadership
roles
&
management functions in nursing:
Theory
5. Cherry, B., & Jacob, S., (2011).
Penerbit
&
application
Seven
edition: Philadelpshia: Lippincott.
12. Departemen Kesehatan R.I (2011).
trends, & management, Ed 5. St.
Pedoman
Louis,
pelayanan keperawatan di rumah
Missouri:
Mosby,
an
affiliate of Elsevier Inc.
sakit. Direktorat Bina Pelayanan
6. Buerhaus, P. (2004). Lucian leape
on
patient
Hospitals.
scholarship,
safety
Journal
4
in
leadership
&
Keteknisian
S.
Medik Direktorat Jenderal Bina
nursing
of
Upaya
(36),
366-370.
web.
Introductory
Keperawatan
U.
http://www.proquest.umi.com/pqd
7. Swanburg,
penyelenggaraan
Kesehatan
Kementerian
Kesehatan RI.
13. Unit pelayanan jaminan mutu.
(2011). Buku saku quality &
R.C.
(1999).
management
for
&
safety. Jakarta: RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo.
clinical
14. Sammer, C., Lykens, K., Singh,
nurses.Texas: John & Bartlett
K., Mains, D., & Lackan, N.,
Publishers, Inc.
(2010). What is Patient Safety
8. Pohan, I., (2007). Jaminan mutu
Culture?
A
Review
of
the
layanan kesehatan: Dasar-dasar
Literature. Journal of Nursing
pengertian & penerapan. Jakarta:
Scholarship, 42:2, 156–165.
Penerbit buku kedokteran EGC.
9. Assaf. (2009). Mutu pelayanan
kesehatan:
Perspektif
15. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010).
Fundamental
of
nursing:
Concepts, process & practice. St.
Louis: Mosby Year Book. Inc.
11
16. Cohen.2007. Protecting patients
commission & Joint commission
from harm: Reduce the risks of
international
high
http://www.who.int.com.
alert
drugs.
solution.
http://www.nursing2007.com.
17. WHO. (2007). WHO collaborating
center for patient safety. Joint
12
Download