dasar-dasar perilaku individu

advertisement
KEPRIBADIAN
(Personality)
 Robbins
(2008:127) kepribadian (perso-nality)
merupakan keseluruhan cara dimana seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
Kepribadian sering di-deskripsikan dalam istilah sifat
yg bisa diukur yg ditunjukkan oleh seseorang.
 sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang
membimbing dan memberi arah kepada seluruh
tingkah laku individu yang bersangkutan
FAKTOR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
1. Keturunan (genetik), ditentukan sejak lahir, berupa
sifat-sifat bawaan baik fisik maupun mental yang
mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran.
2. Lingkungan, berupa budaya, norma, nilai dimana
seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga,
teman, kelompok sosial, masyarakat.
3. Situasi, kepribadian orang bisa berubah-ubah
akibat perubahan situasi/konteks tertentu. Artinya
kepribadian bisa direkayasa atau dirubah dan
berubah (misalnya dengan proses pendidikan,
belajar)
SIFAT KEPRIBADIAN



Sifat kepribadian (personality traits) adalah karakteristik
yang sering muncul dan mendiskripsikan perilaku
seorang individu.
Kakteristik yg melekat dalam diri individu adalah malu,
agesif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.
Sifat-sifat kepribadian perlu diperhatikan, karena:



Dapat membantu proses seleksi karyawan
Menyesuaiksan bidang pekerjaan dengan individu
Memandu keputusan pengembangan karir.
CIRI KEPRIBADIAN
John Bearden dalam Robbins (2008:132) mengemukan lima
model Ciri Kepribadian “The Big Five Model”
1.
Ekstraversi (Extraversion), dimensi kepribadian yg mendiskripsikan seseorang yang suka bergaul, suka berteman, dan tegas.
2.
Mudah bersepakat (Agreeableness), dimensi kepribadian yg
mendiskripsikan seseorang yang bersifat baik budi, kooperatif,
dan penuh kepercayaan.
3.
Sifat berhati-hati (Conscientiousness), dimensi kepribadian yg
mendiskripsikan seseorang yang bertanggung jawab, gigih, dan
teratur.
4.
Stabilitas emosi (Emotional Stability), dimensi kepribadian yg
mendiskripsikan seseorang yang tenang, percaya diri, teguh
pendirian, tidak khawatir
5.
Terbuka pada pengalaman (Openness to Experience ), dimensi
kepribadian yg menggolongkan seseorang berdasatkan tingkat
minat dan ketertarikannya terhadap hal-hal baru.
SIFAT KEPRIBADIAN UTAMA YANG
MEMPENGARUHI PO
► Robbins
& Judge (2008:137) menjelaskan sifat
kepribadian spesifik yang menjadi indikator kuat
perilaku di tempat kerja.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Evaluasi Inti Diri
Machiavellianisme
Narsisme
Pemantauan Diri
Tipe A
Kepribadian Proaktif
1. EVALUASI INTI DIRI
►
►
Evaluasi inti diri, tingkat dimana individu ; menyukai atau
tidak menyukai diri mereka sendiri , menganggap diri
mereka cakap atau tidak, dan merasa memegang kendali
atau tidak berdaya atas lingkungan mereka.
Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan dua elemen;
 Harga diri, adalah tingkat menyukai atau tidak menyukai diri
sendiri, dan tingkat sampai mana individu menganggap diri nereka
berharga atau tidak berharga sebagai manusia.
 Lokus kendali. Merupakan tingkat dimana individu yakin bahwa
mereka adalah penentu nasib mereka sendiri. Lokus kendali (locus
of control) dibedakan jadi dua yaitu:
► Internal, individu yang yakin bahwa mereka adalah pemegang
kendali atas apapun yang terjadi pada diri mereka.
► Eksternal, individu yang yakin bahwa apapun yang terhjadi
dalam diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar seperti
nasib, keberuntungan
2. MACHIAVELLIANISME
►
►
Kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo
Machiavelli, yang menulis tentang cara mendapatkan dan
menggunakan kekuasaan.
Machiavellianisme , tingkat dimana seorang individu yang
pragmatis mempertahankan jarak emosional dan yakin
bahwa hasil lebih penting daripada proses.
 Individu dengan karakteristik Mach yang tinggi melakukan lebih
banyak manipulasi, membujuk , memperoleh kemenangan
dibandingkan individu dengan tingkat Mach yang rendah.
 Individu dengam Mach tinggi berkembang baik bila:
Mereka berinteraksi secara langsung dengan individu lain, bukan secara tidak
langsung.
► Situasi mempunyai sediikit peraturan , yang memungkinkan kebebasan
improvisasi
►

3. NARSISME
►
Narsisme adalah sifat kepribadian seseorang yang arogan,
mempunyai rasa kepentingan diri yg berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri
sendiri .
 Individu narsis, cenderung memandang rendah individu lain, egois
dan eksplosif.
4. PEMANTAU DIRI (Self Monitoring)
►
Pemantau diri merujuk pada kemampuan seseorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor
situasional eksternal.
►
Individu dengan tingkat pemantau diri yang tinggi cenderung lebih
memperhatikan perilaku individu lain, menerima penilaian prestasi
yang lebih baik, memiliki jenjang karir yang dinamis,
5. KEPRIBADIAN TIPE A dan B
►
Karakteristik Kepribadian Tipe A adalah;
 Selalu bergerak, berjalan, berbicara dan makan dengan cepat
 Merasa tidak sabaran, agresif, dan kompetitif
 Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan dua gal atau
lebih pada saat bersamaanm
 Tidak bisa menikmati waktyu luang
 Terosesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam
bentuk jumlah.
►
Karakteristik Kepribadian Tipe B adalah;
►
►
►
►
Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu atau ketidaksabaran
Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan
pencapaian atau prestasi mereka kecuali tuntutan situasi
Bersenang-senang dan bersantai daripada berusaha menunjukkan
keunggulan mereka.
Bisa santai tanpa merasa bersalah.
6. KEPRIBADIAN PROAKTIF
► Individu
yang berkepribadian proaktif cenderung
oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun
hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti.
► Individu proaktif bisa menjadi positif atau negatif.
 Positif, karena individu proaktif cenderung menentang
status quo, berjiwa wirausaha,
 Negatif, karena komitmen organisasionalnya rendah
PROSES PEMBELAJARAN
(Learning Process)
Robbins & Judge (2008:69) pembelajaran (learning)
adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari
perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman
PEMBELAJARAN
(Learning)
1.Menghasilkan perubahan
2.Perubahan tsb permanen
3.Diperoleh lewat pengalaman
TEORI PEMBELAJARAN
(LEARNING THEORY)
►
Bagaimana kita belajar? Tiga teori menjelaskan proses dimana kita memperoleh
pola perilaku.
1. Pengkondisian Klasik (Classical Conditioning)
2. Pengkondisian Operan (Operant Conditioning)
3. Pembelajaran Sosial (Social Learning )
PENGKONDISIAN KLASIK
(Classical Conditioning)
Suatu tipe pengkodisian dimana
individu merespon beberapa
stimulus yang tidak biasa dan
menghasilkan respon baru.
STIMULUS
(S)
►
RESPON
(R)
Suatu proses yang semula adalah stimulus netral (bel),
ketika muncul bersamaan dg stimulus yg tidak dikondisikan
(daging), akan menjadi stumulus terkondisi (buatan) yg
menimbulkan respon refleks yang menjadi kebiasaan.
Pengkondisian Operan
(Operant Conditioning)
►
Robbins (2008:72) Pengkondisian operan menyatakan bhw
perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya.
Individu belajar berperilaku untuk mendapatkan sesuatu yg
diinginkan (imbalan) atau menghindari konsekuensi yang
tidak inginkan (hukuman)
Stimuli
terkondisi
(S1)
•
•
Respon
Operaan
terkondisi
(R1)
Stimuli
Penguat
(S2)
Respon tdk
terkondisi
(R2)
Perilaku operan yaitu perilaku secara sukarela atau dipelajari.
Perilaku refleksi yaitu perilaku yang tidak dipejari.
Pengkondisian klasik
Perilaku merupakan
respon dari stimulus
2. Respon sdh ada dan
muncul dibantu oleh
stimulus yang tak
terkondisi
3. Penghargaan dapat
ditampilkan setiap saat
4. Bersifat pasif, sesuatu
terjadi, individu mereaksi dengan cara ttt
5. Menghasilkan perilaku
refleksi yg tdk disadari
1.
Pengkondisian operan
1.
2.
3.
4.
5.
Perilaku merupakan
fungsi dari konsekuensi
Respon mungkin tidak
terdapat pada subyek.
Penghargaan hanya di
tampilkan jika oada
respon yg benar
Bersifat aktif, berperila
ku ttt. untuk mendapat
penghargaan
Menghasilkan perilaku
sukarela yang disadari
PEMBELAJARAN SOSIAL
(Social Learning )
Orang dapat belajar dengan mengamati apa yang terjadi
pada orang lain atau dari pengalaman langsung
► Pengaruh model (orang tua, guru, teman, idola, atasan,
dsb.) adalah sentral dalam pembelajaran sosial.
►

Robbins (2008:74) Empat proses untuk menentukan
pengaruh sebuah model pada seorang individu.
Proses perhatian. Individu cenderung sangat terpengaruh oleh
model yang menarik, tersedia scr berulang, penting baginya.
2. Proses penyimpanan. Pengaruh model tergantung pada
seberapa baik individu mengingat tindakan model setelah model
tidak lagi tersedia.
3. Proses reproduksi. Hasil pengamatan, harus segera dirubah
menjadi tindakan.
4. Proses penegasan. Individu lbh termotivasi utk menampilkan
perilaku model jika tersedia insentif positif atau penghargaan.
Perilaku yang ditegaskan secara positif akan lebih diperhatikan,
dipelajari dgn baik, dan dilakukan lebih sering.
1.
METODE PEMBENTUKAN PERILAKU


Pembelajaran terjadi pada saat sebelum dan selama bekerja.
Pembentukan perilaku berarti mengajarkan karyawan untuk
berperilaku dengan cara-cara yg menguntungkan organisasi
Terdapat empat metode yaitu;
1. Penegasan positif, menindak lanjuti respon dengan
sesuatu yang menyenangkan
2. Penegasan negatif, menindak lanjuti respon dengan
menghentikan atau menarik sesuatu yang tidak
menyenangkan
3. Hukuman, memberikan kondisi yg tidak menyenangkan
untuk menghilangkan perilaku yang tidah diharapkan.
4. Peniadaan, menghapuskan semua penegasan yang
mempertahankan sebuah perilaku.
Download