SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

advertisement
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
DAN PENGENTASAN KEMISKINAN
OLEH:
1
ISHARTONO & SANTOSO TRI RAHARJO2
1 Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial Pasca Sarjana—Universitas Padjadjaran
2 Staf Pengajar Pada Departemen Kesejahteraan Sosial—Universitas Padjadjaran
([email protected]; [email protected])
ABSTRAK
Isu kemiskinan tetap menjadi isu penting bagi negara-negara berkembang, demikian pula dengan
Indonesia. Penanganan persoalan kemiskinan harus dimengerti dan dipahami sebagai persoalan
dunia, sehingga harus ditangani dalam konteks global pula. Sehingga setiap program penanganan
kemiskinan harus dipahami secara menyeluruh dan saling interdependen dengan beberapa program
kegiatan lainnya. Dalam SDGs dinyatakan no poverty (tanpa kemiskinan) sebagai poin pertama
prioritas. Hal ini berarti dunia bersepakat untuk meniadakan kemiskinan dalam bentuk apapun di
seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Pengentasan kemiskinan akan sangat terkait dengan
tujuan global lainnya, yaitu lainnya, dunia tanpa kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan,
pendidikan berkualitas, kesetaraan jender, air bersih dan sanitasi, energy bersih dan terjangkau; dan
seterusnya hingga pentingnya kemitraan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
masalah besar dunia yang harus ditanggulangi
PENDAHULUAN
Sampai
dengan
akhir
abad
20
bersama.
kemiskinan masih menjadi beban dunia.
Dengan berakhirnya era MDGs yang
Nampaknya isu kemiskinan akan terus menjadi
berhasil mengurangi penduduk miskin dunia
persoalan yang tidak akan pernah hilang di
hampir setengahnya. Selanjutnya saat ini
dunia
dengan
memasuki era SDGs (sustainable development
menyepakati suatu pertemuan pada September
goals), yang dimulai dengan pertemuan yang
2000 yang diikuti oleh 189 negara dengan
dilaksanakan pada tanggal 25-27 September
ini.
Dunia
meresponnya
2015 di markas besar PBB (Perserikatan
mengeluarkan deklarasi yang dikenal dengan
Bangsa-Bangsa), New York, Amerika Serikat.
The Millenium Development Goals (MDG’s).
Acara tersebut merupakan kegiatan seremoni
Salah satu targetnya adalah mengurangi
pengesahan dokumen SDGs (Sustainable
jumlah penduduk miskin hingga 50% pada
Development Goals) yang dihadiri perwakilan
tahun 2015. Deklarasi ini memberikan indikasi
dari 193 negara. Seremoni ini merupakan
bahwa masalah kemiskinan masih menjadi
lanjutan dari kesepakatan dokumen SDGs
159
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
yang terjadi pada tanggal 2 Agustus 2015 yang
Kemiskinan telah membentuk Tim Nasional
juga berlokasi di New York. Saat itu sebanyak
Percepatan
193 negara anggota PBB mengadopsi secara
(TNP2K). Tim ini diketuai langsung oleh
aklamasi dokumen berjudul ”Transforming
Wakil
Our World: The 2030 Agenda for Sustainable
menunjukkan
Development” atau ”Mengalihrupakan Dunia
menjadi
Kita: Agenda Tahun 2030 untuk Pembangunan
Berkelanjutan”.
dicetuskan
Dokumen
untuk
memantapkan
SDGs
meneruskan
capaian-capaian
Penanggulangan
Presiden.
bahwa
masalah
pemerintah
pun
Upaya
pusat
Kemiskinan
nasional
kemiskinan
yang
telah
ini
masih
serius.
Bahkan
merealisasikan
penyaluran dana desa tahap pertama kepada
dan
pemerintah desa, sekitar 47 triliyun. Dana desa
MDGs
sebelumnya agar langgeng dan berlanjut
tersebut telah disalurkan oleh Kementerian
seterusnya.
Keuangan (Kemenkeu). Setelah disalurkan,
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa
PDTT)
Kemiskinan
bertugas
mengawal
prioritas
Bagi Indonesia sendiri, kemiskinan
penggunaan dana desaagar sesuai dengan
masih merupakan persoalan yang menjadi
Peraturan Menteri yang telah ditetapkan.
beban berat, terutama dikaitkan dengan isui
Berdasarkan
kesenjangan yang semakin melebar antara si
Pembangunan
kaya dan si miskin. Sebagai bagian dari
Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang
anggota PBB Indonesia tentunya berkomitmen
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa,
untuk mengatasi persoalan seiring dengan
dana desa di tahun 2016 ini digunakan untuk
deklarasi SDGs. Itu artinya Indonesia juga
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan
dituntut untuk mewujudkan target-target yang
berskala lokal desa bidang Pembangunan Desa
ditetapkan dalam deklarasi PBB tersebut.
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. 1
Upaya
pemerintah
untuk
mengatasi
Pemerintah
melalui
Desa
Peraturan
Percepatan
Tertinggal,
dan
berikut memberikan gambaran beratnya dunia
Tertinggal.
memikul beban masalah.
Presiden
“Pada akhir abad 20 kurang lebih
sebanyak 2,8 milyar penduduk
penduduk yang hidup dengan
Republik Indonesia nomor 15 tahun 2010
tentang
Daerah
Desa,
ini membebani dunia? Angka-angka statistik
dilakukan sejak tahun 1995, yaitu dengan
Inpres
Menteri
Seberapa berat masalah kemiskinan
kemiskinan secara integratif sebetulnya sudah
dikeluarkannya
Peraturan
Penanggulangan
1
http://www.bappenas.go.id/id/berita-dan-siaranpers/sektor-infrastruktur-prioritas-penggunaan-danadesa-2016/
160
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
penghasilan di bawah $2 per hari atau
1,2 milyar pend$1,25 per hari. World
Bank sendiri memperkirakan pada
tahun 2005 penduduk miskin ini
sebesar 1,3 milyar yang 95% tersebar
di 119 negara sedang berkembang.
Melalui program dalam rangka
mencapai target MDG’s jumlah
penduduk miskin ini berkurang
menjadi 900 juta pada tahun 2010 .
Jika target MDG’s tercapai maka
jumlah penduduk dunia akan menjadi
600 juta pada tahun 2015”
(terjemahan)
http://www.onedayswages.org/about
/what-extreme-global-poverty
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
Bagi Indonesia sendiri kemiskinan juga
masih menjadi masalah serius. Meskipun
secara statistik jumlah penduduk miskin di
Indonesia
menunjukkan
kecenderungan
menurun, kecuali pada tahun 2006. namun
secara absolute jumlah penduduk miskin di
Indonesia masih sangat besar. Pada tahun 2000
jumlah
penduduk
miskin
di
Indonesia
mencapai 38,74 juta jiwa. Jumlah ini terus
menurun hingga pada tahun 2006 penduduk
miskin di Indonesia naik menjadi 39,3 juta.
Angka di atas jelas menunjukkan betapa masih
sangat besarnya penduduk dunia ini yang
masih hidup dalam kemiskinan.
Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin Indonesia Tahun 1970-2013 (Juta)
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber : BPS, 2015 (diolah)
hingga tahun 2013 secara absolut jumlah
Pada tahun 2000 jumlah penduduk
penduduk miskin di Indonesia masih sangat
miskin di Indonesia sebesar 38,74 juta jiwa.
Meskipun
jumlah
penduduk
besar (28,55 juta jiwa) (Gambar 1.). Pada
miskin
gambar ini terlihat bahwa pada tahun 2006
menunjukkan kecenderungan menurun, namun
jumlah penduduk miskin sempat naik hingga
161
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
mencapai 39,3 juta jiwa, kemudian kembali
mewariskan
menunjukkan
menurun.
penyandang masalah sosial, bahkan menjadi
Kecenderungan kembali menurun pada tahun-
sumber masalah sosial. Itulah sebabnya
tahun berikutnya.
kemiskinan pada akhirnya akan menjadi beban
kecenderungan
penduduk
miskin
di
yang
menjadi
negara dan masyarakat hingga saat ini. Itu
Dari grafik di atas terlihat bahwa
jumlah
generasi
pulalah sebabnya kajian terhadap masalah
Indonesia
cenderung menurun. Penurunan ini jelas tidak
kemiskinan
lepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan
dilakukan. Kajian-kajian tentang kemiskinan
pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan.
masih sangat signifikan untuk dilakukan.
Meskipun demikian, pada tahun 2005-2006
Kajian dalam tesis inipun terkait dengan
jumlah penduduk miskin sempat mengalami
kemiskinan.
kenaikan. Kenaikan jumlah penduduk miskin
masih
sangat
Kemiskinan
aktual
adalah
untuk
persoalan
pada tahun itu diduga erat kaitannya dengan
kemanusiaan. Dari dimensi ini adanya
penurunan subsidi BBM, yang berimbas pada
kemiskinan membawa konsekuensi adanya
kenaikan harga berbagai komoditas. Di sisi
tanggung jawab moral bagi setiap orang untuk
lain daya beli masyarakat justru mengalami
memperhatikan kehidupan orang yang hidup
penurunan. Situasi ini berimbas pada jumlah
dalam kemiskinan. Kemiskinan adalah juga
penduduk miskin.
merupakan pelanggaran terhadap Hak-Hak
Angka statistik memang dapat
Asasi Manusia. “…human rights become a
menggambarkan berat ringannya masalah
constitutive element of development and
kemiskinan ini. namun di balik angka statistik
human rights violations become both a cause
ini
dasarnya
and symptom of poverty” (Tammie O’Nei,
mengindikasikan adanya permasalahan yang
2006,p-7). Hak-hak asasi manusia yang
lebih mendasar. Kemiskinan mengindikasikan
melekat pada diri orang manusia tidak dapat
adanya
untuk
dikurangi, apalagi dicabut.2 Dari perspektif
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar yang
ini masalah kemiskinan tidak cukup hanya
pada akhirnya membawa dampak ke berbagai
dilihat dari angka-angka statistik saja. Besar
permasalahan. Kemiskinan akan mewariskan
kecilnya masalah kemiskinan tidak dapat
generasi yang kekurangan gizi, rentan terhadap
hanya dilihat dari persoalan angka statistik.
penyakit, serta tidak mampu menikmati
Sekecil apapun angka statistk, di dalamnya
pendidikan. Pada akhirnya kemiskinan akan
terdapat persoalan manusia yang terancam
kemiskinan
pada
ketidakmampuan
orang
http://ifsw.org/policies/poverty-eradication-and-therole-for-social-workers
2
162
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
hidupnya.
Ada
VOLUME: 6
manusia
yang
NOMOR: 2
hak-hak
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
Dari MDGs ke Sustainable Development
asasinya dilanggar. Jika kemiskinan itu terjadi
Goals (SDGs)
dalam keluarga, disitu ada anak-anak yang
Konsep SDGs itu sendiri lahir pada kegiatan
mungkin akan menghadapi masalah sampai
Koferensi
tahap kelaparan, kekurangan gizi, hingga
Rio de Jainero tahun 2012. Tujuan yang ingin
Disitu ada anak-anak yang tidak mampu
merupakan
pendidikan,
haknya.
dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah
yang sebetulnya
Disitu
pula
Pembangunan
Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh PBB di
kesehatannya bahkan jiwanya terancam.
menikmati
mengenai
memperoleh tujuan bersama yang universal
ada
yang mampu memelihara keseimbangan tiga
pelanggaran hak-hak asasi manusia jika
dimensi
orang-orang di sekitarnya, masyarakatnya,
lingkungan, sosial dan ekonomi.
pembangunan
berkelanjutan:
apalagi jika negara membiarkan itu semua
Dalam menjaga keseimbangan tiga
terjadi. Dari perspektif hak asasi manusia,
dimensi pembangunan tersebut, maka SDGs
adanya kemiskinan adalah tanggung jawab
memiliki 5 pondasi utama yaitu manusia,
lingkungan, baik dari dalam hal penyebab
planet,
maupun
solusinya.
itulah
kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan
berbagai
kajian
upaya
mulia di tahun 2030 berupa mengakhiri
Oleh
karena
maupun
kesejahteraan,
mencapai
perdamaian,
kesetaraan
dan
penanggulangan kemiskinan tidak hanya
kemiskinan,
dan
masih aktual, tetapi juga masih sangat
mengatasi perubahan iklim. Kemiskinan masih
dibutuhkan.
menjadi isu penting dan utama, selain dua
capaian lainnya. Untuk mencapai tiga tujuan
mulia tersebut, disusunlah 17 Tujuan Global
berikut ini.
Gambar : Simbol 17 Tujuan Global SDGs
163
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
Ke-17 (tujuh belas) Tujuan Global (Global
berkelanjutan dan modern untuk semua
Goals) dari SDGs tesebut yaitu:
orang.
1) Tanpa
Kemiskinan.
Tidak
ada
8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
kemiskinan dalam bentuk apapun di
yang
seluruh penjuru dunia.
perkembangan
2) Tanpa Kelaparan. Tidak ada lagi
kelaparan,
pangan,
mencapai
perbaikan
ekonomi
yang
kerja yang penuh dan produktif, serta
serta
pekerjaan yang layak untuk semua
mendorong budidaya pertanian yang
orang.
berkelanjutan.
3) Kesehatan
Mendukung
berkelanjutan dan inklusif, lapangan
ketahanan
nutrisi,
Layak.
9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur.
yang
Baik
dan
Membangun
infrastruktur
yang
Kesejahteraan. Menjamin kehidupan
berkualitas, mendorong peningkatan
yang
industri
sehat
serta
mendorong
kesejahteraan hidup untuk seluruh
berkualitas
pendidikan
dan
dan
10) Mengurangi Kesenjangan. Mengurangi
Berkualitas.
pemerataan
inklusif
berkelanjutan serta mendorong inovasi.
masyarakat di segala umur.
4) Pendidikan
yang
Menjamin
ketidaksetaraan baik di dalam sebuah
yang
negara maupun di antara negara-negara
meningkatkan
di dunia.
kesempatan belajar untuk semua orang,
11) Keberlanjutan Kota dan Komunitas.
menjamin pendidikan yang inklusif
Membangun
dan
pemukiman yang inklusif, berkualitas,
berkeadilan
serta
mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi
12) Konsumsi dan Produksi Bertanggung
Gender.
Mencapai
Jawab. Menjamin keberlangsungan
kesetaraan gender dan memberdayakan
konsumsi dan pola produksi.
kaum ibu dan perempuan.
13) Aksi Terhadap Iklim. Bertindak cepat
6) Air Bersih dan Sanitasi. Menjamin
untuk memerangi perubahan iklim dan
ketersediaan air bersih dan sanitasi
dampaknya.
yang berkelanjutan untuk semua orang.
7) Energi
serta
aman, berketahanan dan bekelanjutan.
semua orang.
5) Kesetaraan
kota-kota
Bersih
dan
14) Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan
Terjangkau.
dan menjaga keberlangsungan laut dan
Menjamin akses terhadap sumber
kehidupan sumber daya laut untuk
energi yang terjangkau, terpercaya,
perkembangan
berkelanjutan.
164
pembangunan
yang
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
15) Kehidupan
VOLUME: 6
di
Darat.
NOMOR: 2
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
Melindungi,
damai, aman, serta menghormati hak asasi
mengembalikan, dan meningkatkan
manusia bukan di dunia di mana investasi
keberlangsungan pemakaian ekosistem
dalam persenjataan dan perang lebih besar
darat,
sehingga
mengelola
berkelanjutan,
tandus
serta
hutan
secara
mengurangi
tukar
guling
memerangi
dan
tanah,
untuk
memulihkan
untuk
pembangunan
lebih baik dari MDGs, yakni:3
1) SDGs
lebih
global
mengkolaborasikan
Meningkatkan
pembangunan
dalam
Terdapat 7 (tujuh) alasan mengapa SDGs akan
16) Institusi Peradilan yang Kuat dan
termasuk
berinvestasi
berkelanjutan.
kerugian keanekaragaman hayati.
perdamaian
besar
sumber daya yang telah menjadi komitmen
degradasi tanah, serta menghentikan
Kedamaian.
sebagian
tanah
penggurunan,
menghentikan
menghancurkan
programnya.
masyarakat
dibuat
berkelanjutan,
oleh
Organization
dalam
program-
MDGs
anggota
for
sebelumnya
negara
The
Economic
menyediakan akses untuk keadilan
Cooperation and Developmen (OECD)
bagi semua orang termasuk lembaga
dan beberapa lembaga internasional.
dan bertanggung jawab untuk seluruh
Sementara SDGs dibuat secara detail
kalangan, serta membangun institusi
dengan negosiasi internasional yang
yang efektif, akuntabel, dan inklusif di
juga terdiri dari negara berpendapatan
seluruh tingkatan.
menengah dan rendah.
17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Memperkuat
implementasi
menghidupkan
kembali
global
pembangunan
untuk
2) Sekarang, sektor swasta juga akan
dan
memiliki peran yang sama, bahkan
kemitraan
lebih besar.
yang
3) MDGs tidak memiliki standar dasar
berkelanjutan.
hak asasi manusia (HAM). MDGs
dianggap gagal untuk memberikan
Menyikapi
17
Tujuan
Global
tersebut,
prioritas keadilan yang merata dalam
Presiden Majelis Umum PBB menegaskan
bentuk-bentuk
bahwa ambisi dari negara-negara anggota PBB
diskriminasi
dan
pelanggaran HAM, yang akhirnya
tersebut hanya akan tercapai jika dunia telah
berujung kepada masih banyaknya
3
Markus Sembiring,S.Pi.,M.I.L Penyuluh Perikanan
Muda, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Langkat http://www.pusluh.kkp.go.id/
165
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
SDGs
dinilai
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
dikatakan lahir dari masalah kemiskinan.
orang yang terjebak dalam kemiskinan.
Sementara
HALAMAN: 154 - 272
sudah
Profesi ini bahkan menempatkan masalah
didukung dengan dasar-dasar dan
kemiskinan sebagai bidang utama yang
prinsip-prinsip HAM yang lebih baik.
ditangani
4) SDGs adalah program inklusif. Tujuh
target SDG sangat eksplisit tertuju
Pekerjaan
Sosial.
Jika
sangat
menjunjung tinggi prinsip-prinsip Hak-Hak
kepada orang dengan kecacatan, dan
Azasi Manusia, Pekerjaan Sosial harus berada
tambahan enam target untuk situasi
di garis depan dalam upaya mengatasi
darurat, ada juga tujuh target bersifat
universal dan dua target ditujukan
kemiskinan. MDGs yang kemudian bergeser
untuk antidiskriminasi.
ke SDGs merupakan tujuan bersama yang
5) Indikator-indikator yang digunakan
memberikan
kesempatan
memerlukan pengalawan bersama baik vertical
untuk
keterlibatan masyarakat sipil.
maupun horizontal.
6) PBB dinilai bisa menginspirasi negaranegara di dunia dengan SDGs.
7) Conference of the Parties 21 (COP21)
di Paris melahirkan perjanjian global
DAFTAR PUSTAKA
perubahan iklim sebagai kerangka
Akhmadi, 2006, Studi Keluar dari Kemiskinan
Kasus di Komunitas RW 4, Dusun
Kiuteta, Desa Noelbaki, Kecamatan
Kupang Tengah, Kabupaten Kupang,
Nusa Tenggara Timur, Lembaga
Penelitian SMERU, Jakarta.
transisi
menuju
ekonomi
dan
karbon
dan
masyarakat
rendah
memiliki
ketahanan
terhadap
perubahan iklim adalah salah satu
Causes & Effects of Poverty On Society, Children
& Violence poverties.org Research for
social & economic development - See
more at:
kesempatan untuk maju.
http://www.poverties.org/effects-ofpoverty.html#sthash.lFOQKxdi.dpuf
Penutup
Pekerjaan Sosial mempunyai relevansi
Published March 2011 - Updated May
2013:8)
yang sangat kuat dengan masalah kemiskinan.
Francis, Tazoacha, 2001, The Causes and
Impact of Poverty on Sustainable
Development in Africa, A Paper
Presented at The Conference
“Poverty and Sustainable
Development “ Held In Bordeaux,
France from November 22-23, 2001
Sudah berabad-abad profesi ini bergelut dan
terlibat dalam penanganan kemiskinan. Secara
historis
profesi
Pekerjaan
Sosial
boleh
166
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
Graeme Stuart, 2012, What is Strengths
Perspective, Sustaining Cummunity
HALAMAN: 154 - 272
Maia
Maia Green, Representing poverty and
attacking representations: some
anthropological perspectives on
poverty in development
ISSN:2339 -0042 (p)
ISSN: 2528-1577 (e)
Green, Representing poverty and
attacking representations: some
anthropological perspectives on
poverty in development,
Natalie Scerra, 2011, Strength-Based Practice,
The Evidence, a Discussion Paper,
Research-Paper July 2011, Uniting
Care Children, Young People, and
Families, New South Wales)
Maryann Roebuck,2007, The Strength-Based
Approach : Philosophy and
Principles for Practice,
Office of the United Nations High
Commissioner for Human Rights
Principles and Guidelines for Human
Rights Approach to Poverty
Reduction Strategies [online]
Available at ,
http://www.ohchr.org/Documents/Pu
blications/ PovertyStrategiesen. pdf
> [Accessed 10 January 2012]
(Poverty – Social Work Policy
Institute
http://www.socialworkpolicy.org
research/poverty.html 2feb2013)
Raharjo, ST. 2016. Asesmen dan Wawancara
dalam Praktik Pekerjaan Sosial dan
Kesejahteraan Sosial. Unpad Press:
Bandung
Schiller, Bradle R. 1998, The Economics of
Poverty sn Discrimination, 7th
edition,Prentice Hall. New Jersey.
The World Bank , 2001, World Development
Report 2000/2001, Attacking, © 2001
The
International Bank for
Reconstruction and Development /
The World Bank, 1818 H Street,
N.W., Washington, D.C. 20433,
U.S.A.
Tammie O’Nei, 2006, Human Rights and
Poverty Reduction: Realities,
Controversies and Strategies, An
ODI Meeting Series (editorial),
Overseas Development Institute
2006.
BPS, 2010, Profil Kemiskinan di Indonesia
Maret 2010, Berita Resmi Statistik,
BPS, No.45/07/Th. XIII, 1 Juli
2010, Jakarta.
Office of the United Nations High
Commissioner for Human Rights
Principles and Guidelines for Human
Rights Approach to Poverty
Reduction Strategies , 1991, What
Poverty is, http://www.thl.fi/thlclient/pdfs/b8f78a80-ac1d-49ff-a50af6e14fd80dde diunduh 15
januari2015
-----, 2009, Profil Kemiskinan di Indonesia
Maret 2009, Berita Resmi Statistik
BPS, No. 43/07/Th. XII, 1 Juli 2009
, Jakarta.
United Nations, 1995, World Summit for
Social Development, Copenhagen,
Denmark,
www.un.org/documents/ga/conf166
/aconf166-9.htm, diunduh
25agustus2015
https://sites.google.com/site/solutionfocuseda
pproach/5-study-materials/2strengths--based-approachdefinition-history-philisophyprinciples-and-practice
--------------------, 2013, The Millennium
Development Goals Report. New
York,
Laura Ellis and Elaine Weekse, 2011, Why
Use a Strengths-Dede Approach
Instead of a Deficit-Based
Approach?,
www.mtroyal.ca/cs/groups/public/.../
pdf _why_strengths_not_deficit.pdf
167
Download