Perkembangan teknologi informasi terutama Internet berjalan

advertisement
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAGYA MULYANTO, 2006. Analisis Implementasi E-Procurement Pada
Badan Usaha Milik Negara kasus di PT (Persero) Pupuk Sriwidjaja, PT
(Persero) Industri Gelas dan PT (Persero) Angkasa Pura II. Di bawah
bimbingan MARIMIN dan ARIF IMAM SUROSO.
Perkembangan teknologi informasi terutama Internet berjalan
sangat pesat, tidak terkecuali di Indonesia. Procurement sebagai salah
satu denyut nadi perekonomian yang sangat vital, dapat pula
memanfaatkan teknologi ini sebagai sarana pendukungnya. Kementerian
Negara BUMN mewajibkan kepada seluruh direksi BUMN untuk
mensosialisasikan pemahaman e-Procurement tersebut kepada seluruh
jajaran manajemen dan karyawan BUMN.
Hal tersebut dimaksudkan
agar BUMN di Indonesia benar-benar melaksanakan secara nyata
implementasi prinsip-prinsip good corporate governance (GCG). Pemilihan
obyek penelitian di PT (Persero) Pupuk Sriwidjaja disebabkan karena PT
(Pupuk) Sriwidjaja merupakan perusahaan holding pupuk dengan 4 anak
perusahaan pupuk dengan skala besar, diharapkan dapat memberikan
efek percontohan bagi anak perusahaannya dan juga untuk kasus
perusahaan industri. PT (Persero) Angkasa Pura II mempunyai wilayah
operasi di kota besar Indonesia bagian barat, diharapkan dapat memenuhi
rasa keadilan para vendors dalam mensuplai kebutuhan akan barang dan
jasa di wilayah operasinya dan juga sebagai kasus untuk perusahaan
jasa. PT (Persero) Industri Gelas pada saat implementasi e-procurement
sedang mengadakan restrukturisasi secara menyeluruh. Hal tersebut
terkait dengan adanya praktek tidak sehat dan inefisiensi operasional
perusahaan.
Saat ini belum semua BUMN mengimplementasikan e-procurement
dalam pengadaan barang dan jasa. Hal ini terutama disebabkan karena
kesiapan mengadopsi teknologi baru yang masih lemah, kesiapan aspek
administrasi dan kesiapan sistem dan SDM untuk menunjang teknologi
masih lemah serta hal lain yang menjadi pertimbangan karena belum
diketahuinya
berapa ekspektasi efisiensi dari implementasi eprocurement.
Berdasarkan permasalahan yang muncul tersebut di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk: (a). Memberikan gambaran efisiensi dan
efektifitas penggunaan modal kerja perusahaan dari penurunan biaya
transaksi, penurunan harga dan kecepatan transksi bila implementasi eprocurement dilakukan pada perusahaan BUMN.
(b). Melakukan
identifikasi dan analisis potensi manfaat apa saja yang diperoleh dari
implementasi e-procurement dan bagaimana perhitungan ekonomisnya.
(c). Melakukan analisis faktor-faktor yang menghambat dan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan kegagalan dari implementasi e-procurement
pada perusahaan BUMN. (d). Melakukan analisis investasi implementasi
e-procurement. Perusahaan BUMN yang dipilih sebagai pengambilan data
adalah PT. Angkasa Pura II (Persero), PT. Industri Gelas (Persero), PT.
Pupuk Sriwidjaja (Persero). (e). Mengkaji aspek hukum implementasi eprocurement.
Sehubungan dengan keterbatasan dalam berbagai hal, maka
penelitian dibatasi dalam hal: Obyek penelitian adalah implementasi EProcurement pada PT (Persero) Angkasa Pura II, PT (Persero) Pupuk
Sriwidjaja dan PT (Persero) Industri Gelas; Analisis efisiensi dan efektifitas
penggunaan modal kerja menggunakan metode cash convertion cyrcle.;
Kajian Information Economics dalam penelitian ini difokuskan pada kajian
potensi-potensi manfaat yang dapat terukur.
Teknik analisis yang
digunakan adalah Cost Reduction, Value Linking dan Value Acceleration;
Analisis investasi implementasi e-procurement menggunakan metode Net
Present value, Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit-Cost Ratio;
Investasi implementasi e-procurement meliputi: biaya pengembangan,
pengadaan perangkat keras, pengadaan perangkat lunak, pelatihan dan
biaya lainnya sebagai pendukung investasi.
Pendekatan penelitian yang dipergunakan adalah metode
deskriptif. yaitu pencarian fakta dengan inteprestasi yang tepat yang
bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
Pengambilan sampel dengan menggunakan Judgment Sampling
dua tahap. Tahap pertama menentukan quota dari populasi yaitu
pengadaan yang nilainya di atas 50 juta rupiah dan dilakukan di kantor
pusat, tahap kedua menentukan sub group-sub group dan dari setiap sub
group diambil sampel data harga pengadaan barang dan jasa yang harga
di pasaran dalam dan luar negeri relatif tidak ada kenaikan dan
penurunan.
Berdasarkan hasil penelitian implementasi e-procurement pada PT
(Persero) Pupuk Sriwidjaja, PT (Persero) Industri Gelas dan PT (Persero)
Angkasa Pura II yang menggunakan analisis efektifitas dan efisiensi
modal kerja, Information Economics dan Analisis Kelayakan Investasi
dapat disimpulkan bahwa (a). Dengan implementasi e-procurement PT
(Persero) Pupuk Sriwidjaja dapat menurunkan siklus konversi kas dari
72,60 hari menjadi 71,19 hari. PT (Persero) Industri Gelas dapat
menurunkan siklus konversi kas dari 88,85 hari menjadi 57,73 hari,
sedangkan PT (Persero) Angkasa Pura II dapat menurunkan siklus
konversi kas dari 23,36 hari menjadi 11,32 hari. (b). Dari
penelusuran
potensi manfaat yang dapat dikuantifikasi dengan nilai uang adalah
mengurangi biaya operasional transportasi, perjalanan dinas dan
komunikasi, mengurangi jam lembur karyawan, mengurangi biaya
percepatan pengiriman (rush order), mengurangi biaya penyimpanan
persediaan, mengurangi penggunaan alat tulis, barang cetak dan kantor
(ATK), megurangi harga barang, mendapatkan kesempatan untuk
iv
menyewakan gudang, mengurangi schedule shut down, mengurangi
return penjualan, meningkatkan efisiensi produksi, meningkatkan utilisasi
peralatan, mempercepat proses pengadaan. (c). Hambatan-hambatan
Implementasi E-Procurement adalah kesiapan sumber daya manusia,
terkait masalah mental; Masih terbatasnya pengetahuan transaksi ecara
online dikalangan vendors maupun unit-unit di perusahaan; Kompatibilitas
dan kehandalan sistem yang dibangun masih diragukan; Auditor
khususnya
Badan
Pemeriksa
Keuangan
belum
sepenuhnya
menggunakan standar transaksi online; Belum ada aturan dan standar
pelaksanaan e-procurement. (d). Nilai manfaat ekonomis yang terbesar
dari potensi manfaat adalah pengurangan harga barang, setelah
implementasi e-procurement terjadi pengurangan harga sebesar 5,57%;
(e). Investasi implementasi e-procurement di tiga Badan Usaha Milik
Negara tersebut dengan menggunakan kriteria NPV, IRR dan B/C Ratio
menunjukkan nilai yang layak. PT (Persero) Pupuk Sriwidjaja NPV
bernilai lebih dari 0 yaitu Rp 7.762.379.873, IRR sebesar 163,67%
menunjukkan nilai yang jauh lebih besar dari tingkat bunga sebesar 13%,
B/C Ratio bernilai lebih dari 1 yaitu 3,16. PT (Persero) Industri Gelas NPV
bernilai lebih dari 0 yaitu Rp 4.415.581.836, IRR sebesar 149,98%
menunjukkan nilai yang jauh lebih besar dari tingkat bunga sebesar 13%,
B/C Ratio bernilai lebih dari 1 yaitu 2,38. PT (Persero) Angkasa Pura II
NPV bernilai lebih dari 0 yaitu Rp 1.802.275.183, IRR sebesar 50,36%
menunjukkan nilai yang jauh lebih besar dari tingkat bunga sebesar 13%,
B/C Ratio bernilai lebih dari 1 yaitu 1,31. (f) Dasar hukum yang dipakai
pada saat ini adalah pasal 1346 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
yaitu suatu perjanjian mengikuti standar kebiasaan dimana perjanjian itu
dibuat.
Implementasi e-procurement di Badan Usaha Milik Negara
memberikan manfaat yang cukup banyak dan mempunyai manfaat
ekonomis yang besar.
Penelitian tersebut dapat dilanjutkan dengan menganalisis
pengaruh implementasi e-procurement terhadap nilai perusahaan
(corporate value) khususnya market value.
Kata Kunci: E-Procurement, PT (Persero) Pupuk Sriwidjaja, PT (Persero)
Industri Gelas, PT (Persero) Angkasa Pura II, Siklus
Konversi Kas, Potensi Manfaat, Ekonomi Informasi,
Kelayakan Investasi.
v
Download