Kelompok 8 Kesantunan Kalimat dan Paragraf

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesantunan paragraf dan kalimat sangat penting untuk penulisan
artikel fiksi maupun non fiksi. Karena baik artikel fiksi maupun non fiksi pasti
bertujuan untuk menyalurkan apa yang ada di pikiran penulis kepada
pembaca. Untuk itu diperlukan suatu aturan agar tatanan ataupun bahasa yang
digunakan dalam penulisan dapat diterima oleh pembaca.
Paragraf atau kalimat yang baik akan membuat pembaca lebih mudah
untuk menangkap maksud dari penulis. Sehingga apa yang ingin disampaikan
oleh penulis akan lebih jelas, lebih mudah dipahami dan tidak berbelit-belit
karena dalam penulisannya sudah terstruktur.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
Apakah yang dimaksud dengan paragraph,kalimat dan kesantunan itu?
Bagaimana ciri-ciri paragraf yang baik?
Bagaimana ciri-ciri kalimat yang baik?
Bagaimana cara menerapkannya kesantunan paragraph dalam
penulisan suatu artikel?
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
Dapat menjelaskan definisi dari paragraph dan kalimat serta dapat
membedakan kalimat sempurna dan bukan kalimat.
Dapat menjelaskan ciri-ciri paragraf yang baik dan membedakan
dengan paragraf yang kurang baik, baik dari sisi pemilihan bahasa,
susunan kalimat ataupun hubungan antar kalimatnya.
Dapat menjelaskan ciri-ciri paragraf yang baik dan dapat membedakan
dengan kalimat yang kurang baik, baik dari sisi pemilihan bahasa
ataupun secara struktur.
Dapat mengerti penerapan penulisan paragraf dan kalimat yang baik
serta dapat menerapkannya dalam penulisan artikel.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.2.1. Pengertian Paragraf, Kalimat dan Kesantunan
Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragrafos yang artinya
“menulis
disamping" atau "tertulis disamping". Paragraf adalah suatu jenis tulisan yang
memiliki tujuan atau ide. Atau ada juga yang mengartikan bahwa paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik paragraf disebut
juga alinea. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara
logis dan sistematis yang mengandung satu kesatuan ide pokok. Di samping
itu,secara teknis paragraf merupakan satuan terkecil dari sebuah karangan. Biasanya
paragraf itu terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan baik isi maupun bentuknya.
Isi kalimat-kalimat pembangun paragraph itu membentuk satuan pikiran sebagai
bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Jadi dengan kata
lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari karangan yang biasanya terdiri atas
beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian tentang sebuah ide pokok.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh . Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa
unsur antara lain subyek,predikat, obyek ,pelengkap dan keterangan. Kalimat
dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur Subyek dan Predikat.
Menurut KBBI, kalimat:
1. kesatuan ujar yg mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan;
2 .perkataan;
3 .satuan bahasa yg secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa;
Kesantunan
(politiness), kesopansantunan, atau etiket adalah tatacara,
adat, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Kesantunan merupakan aturan
perilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama oleh suatu masyarakat tertentu
sehingg kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati oleh perilaku sosial.
Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut "tatakrama". Berdasarkan pengertian
2
tersebut, kesantunan dapat dilihat dari dari berbagai segi dalam pergaulan seharihari.Pertama, kesantunan memperlihatkan sikap yang mengandung nilai sopan santun
atau etiket dalam pergaulan sehari-hari.karena yang dibahas dalam makalah ini adalah
kesantunan dalam paragraph dan kalimat maka kesantunan yang dimaksud dalam
makalah ini adalah kesantunan dalam kalimat.
1.2.2. Ciri-ciri paragraph yang baik
a. Kepaduan Bentuk (Kohesi)
Suatu paragraf adalah kohesif apabila pada paragraf itu dioptimalkan
pemakaian penanda-penanda hubungan antar kalimatnya. Adapun fungsi utamanya
adalah memadukan hubungan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Penanda
hubungan
antarkalimat
itu
mencakup
lima
hal,
yakni:
1. Hubungan penunjukkan yang ditandai oleh kata-kata itu, ini, tersebut, berikut, tadi.
2. Hubungan pergantian ditunjukkan oleh kata-kata: saya, kami, kita, engkau, anda,
mereka, ia: bentuk ini--itu dan sejenisnya dapat pula berfungsi sebagai penanda
hubungan bergantian
3. Hubungan pelesapan ditandai oleh penggunaan kata sebagian, seluruhnya.
4. Hubungan perangkaian, ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian, akan tetapi,
sementara
itu,
selain
itu,
jadi,
akhirnya,
namun,
demikian.
5. Hubungan leksikal, ditandai oleh pemanfaatan pengulangan kata, sinonim,
hiponim.
b. Kepaduan Makna (koherensi)
Suatu paragraf adalah koheren apabila informasi yang terdapat pada kalimat
yang satu berhubungan erat dengan kalimat lainnya, keeratan hubungan antara
kalimat-kalimat tersebut ditandai oleh penanda pertalian makna antarkalimat. Adapun
pertalian makna antarkalimat dalam paragraf sedikitnya mencakup sepuluh macam,
yakni:
1.Pertalian penjumlahan ditandai oleh penggunaan di samping, selain itu, selain
daripada itu, kecuali itu, lagi pula.
2.Pertalian
perurutan
ditandai
oleh
penggunaan
lalu,
kemudian.
3.Pertalian pertentangan ditandai dengan ungkapan sebaliknya, akan tetapi, tetapi,
namun, padahal, walaupun demikian.
3
4.Pertalian lebih ditandai oleh ungkapan malah, malahan, apalagi, lebih-lebih,
bahkan.
5.Pertalian sebab-akibat ditandai oleh ungkapan oleh karenanya, karena itu, oleh
sebab itu, maka, akibatnya.
6.Pertalian waktu ditandai oleh ungkapan setelah itu, ketika itu, sebelum itu, sejak itu.
7.Pertalian syarat ditandai oleh ungkapan jika demikian, apabila demikian, apabila
begitu.
8.Pertalian cara ditandai oleh ungkapan dengan demikian, dengan begitu, dengan
carabegitu.
9.Pertalian
kegunaan
ditandai
oleh
ungkapan
untuk
itu.
10.Pertalian penjelasan ditandai oleh ungkapan misalnya, contohnya.
1.2.3. Ciri-ciri kalimat yang baik dan benar
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur
bahasa yang dipakai. Menurut Putrayasa (2007: 54) kesepadanan bisa dibentuk jika
ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan.
Sehingga kesatuan gagasan yang akan disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh
pembaca atau pendengar.Kesepadanan sebuah kalimat ditandai oleh beberapa hal,
yaitu:
1. Memiliki subjek yang jelas (kata depan di, dari, dalam, kepada daripada,
sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali
seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan.
Contoh:
- Menurut presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan
diprioritaskan.
- Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
Kalimat-kalimat di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh
kata depan. Oleh karena itu, kata depan harus dihilangkan sehingga
menjadi:
- Presiden mengatakan bahwa subsidi pendidikan akan diprioritaskan.
- Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Memiliki Predikat yang jelas (Predikat kalimat tidak didahului kata Yang)
- Rumah kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01.
4
- Rumah kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01.
3.Tidak boleh ada subjek ganda pada sebuah kalimat.
- Soal itu saya kurang jelas.
- Pekerjaan itu saya kurang cocok.
- Soal itu bagi saya kurang jelas.
- Pekerjaan itu bagi saya kurang cocok.
4.Kata penghubung intrakalimat tidak boleh digunakan dalam awal kalimat
tunggal.
- Tidak semua data ditampilkan. Karena lokasi penelitian sangat sulit
dijangkau.
- Tidak semua data ditampilkan, karena lokasi penelitian sangat sulit
dijangkau.
2.Keparalelan
Menurut Arifin dan Tasai ( 2006:106) keparalelan adalah kesamaan bentuk
kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat
menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang
berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus
disejajarkan bentuknya, menjadi:
- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu (Arifin dan Tasai 2006:106). Akan tetapi,
bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.
Menurut Arifin dan Tasai (2006:106) kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
5
Contoh
- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya
- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponim kata.
Contoh:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya
- Ia memakai baju merah
- Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.
6
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang
berbentuk jamak, misalnya:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang
4 Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tepat
dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai, 2006:105).
Contoh :
a. mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat(a)memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau
perguruan tinggi. Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang,
seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para lulubalang, dan para
mentri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para lulubalang, dan para menteri.
7
5 Kepaduan
Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud
atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis) (Arifin dan Tasai,
2006:106). Kepaduan dalam kalimat ditandai dengan hal sebagai berikut.
1. Kalimat padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
- Surat itu saya sudah baca.
- Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Perbaikannya
- Surat itu sudah saya baca.
- Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Tidak menyisipkan kata diantara predikat dan objek
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
- Pemerintah menaikkan bagi harga BBM sebesar 20%.
Perbaikannya
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.
- Pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 20%.
6 Kelogisan
Menurut Arifin dan Tasai, ( 2006:106), yang dimaksud dengan kelogisan ialah
bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan
yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
a) Waktu dan tempat kami persilakan.
b) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Perbaikannya :
a) Bapak kepala sekolah kami persilakan.
b) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
8
1.2.4. Cara menerapkan kesantunan paragraf dalam penulisan suatu
artikel
1.Menulis paragraf menurut bahasa Indonesia dengan santun supaya tidak dianggap
rancu dalam berbahasa indonesia.
2.Kehalusan budi bahasa dalam memakai atau menggunakan bahasa atau kesopanan
ketika menggunakan bahasa.
3.Dalam kesantunan berbahasa, bahasa Indonesia mempunyai sistem sapaan dan
panggilan yang tersendiri.
4.Sistem sapaan dan panggilan ini melibatkan penggabungan gelaran, rujukan hormat
dan ganti nama.
5.Kesantunan berbahasa mempunyai ciri-ciri yang tertentu. Penggunaan kosa kata
dan ganti nama diberi perhatian khusus agar sesuai dengan kedudukan, pangkat,
umur, dan keakraban hubungan.
6.Bahasa halus mengikut Asmah Haji Omar ``disamakan dengan pendidikan yang
penuh dengan adab tata tertib.''
9
BAB III
PENUTUP
1.3.1. Kesimpulan
Jadi dengan kata lain bahwa paragraf adalah satuan terkecil dari karangan
yang biasanya terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan dan merupakan uraian
tentang sebuah ide pokok, dan kesantunan dalam paragraph adalah paragraf yang
memiliki kesopanan dalam penggunaan bahasa.
1.3.2. Pesan
Setelah mempelajari makalah ini, pembaca diharapkan bisa mengimplementasikan
nilai-nilai yang terkandung dalam makalah ini.
1.3.3. Kesan
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah bersedia membaca
makalah ini dan mengaplikasikan isi dari makalah ini dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam individu maupun kelompok.
10
Download