Pertarungan Komunikasi pada Kudeta 1965 (Analisis Wacana Kritis

advertisement
Pertarungan Komunikasi pada Kudeta 1965
(Analisis Wacana Kritis atas Propaganda
Kekuatan-Kekuatan Politik pada Media
Massa, 1960-1967)
Kelompok I:Ahmad Jamil, Anthoni, Eriyanto, Hifni Alifahmi,
Irwa Rochimah, Murti Kusuma Wirasti, Naniek Setijadi
Permasalahan Penelitian
• Bagaimana propaganda lewat media massa
yang dilakukan oleh kekuatan-kekuatan
politik (Soekarno, AD, PKI) untuk
memenangkan tujuan politik dan
mempengaruhi opini publik?
• Bagaimana proses terbentuknya propaganda
lewat media massa tersebut?
• Bagaimana konteks sosial dan politik
terbentuknya propaganda lewat media massa
dari ketiga aktor politik?
Tujuan Penelitian
• Menjelaskan pertarungan komunikasi melalui
propaganda antara kekuatan-kekuatan politik (PKI,
Soekarno dan Angkatan Darat) dalam melegitimasi dan
mendelegitimasi ideologi dan kekuatan politik yang
menjadi lawannya.
• Menjelaskan strategi dan teknik propaganda yang
dilakukan oleh masing-masing aktor politik untuk
memenangkan tujuan masing-masing.
• Menjelaskan bagaimana proses terbentuknya teks.
• Menjelaskan konteks sosial dan politik terbentuknya
propaganda yang dilakukan oleh masing-masing aktor
politik.
Metode Penelitian
• Penelitian ini akan menggunakan metode
analisis wacana kritis (critical discourse
analysis).
• Metode ini dipilih karena bisa
menggambarkan bagaimana propaganda
dalam teks berita di media. Analisis
wacana juga bisa menjelaskan bagaimana
proses terbentuknya propaganda dan
konteks yang melatarbelakanginya.
Model analisis wacana yang dipakai
dalam penelitian adalah analisis wacana
van Dijk (1998).
Analisis wacana dilakukan pada tiga
level. Pertama, level teks. Kedua, level
produksi teks, bagaimana teks
dihasilkan. Van Dijk menjelaskan proses
terbentuknya teks itu dari mental atau
kognisi dari pembuat teks. Ketiga,
analisis sosial. Bagaimana konteks
sosial terbentuknya teks---dalam hal ini
propaganda berkaitan dengan Kudeta
1965.
ANALISIS
SOSIAL
KOGNISI
(PRODUKSI TEKS)
TEKS
TEKS
Teknik Pengumpulan Data
• Masingmasing level
mempunyai
teknik
pengumpulan
data
tersendiri.
LEVEL
TEKNIK
PENGUMPULAN
DATA
Teks
(Menganalisis bagaimana isi, pola,
bentuk dan strategi propaganda
kekuatan politik)
Analisis teks
dengan
menggunakan
Critical lingustics
Kognisi sosial
(Menganalisis bagaimana kognisi
pengelola media sehingga muncul
suatu teks berita)
Wawancara
mendalam dengan
pengelola media
Analisis sosial
(Menganalisis bagaimana wacana
yang berkembang di masyarakat,
proses produksi dan reproduksi
suatu wacana di dalam
masyarakat)
Wawancara
mendalam dengan
pelaku sejarah,
analisis dokumen
Teknik Pengumpulan Data (cont)
A. Teks
Teks dianalisis dengan menggunakan
critical linguistics. Teks yang dianalisis
adalah berita yang terkait dengan
Kudeta 1965 di 5 suratkabar. Kelima
suratlabar itu dipilih karena mempunyai
afiliasi / kedekatan dengan aktor politik
(Soekarno, TNI AD, dan PKI). Periode
berita yang dianalisis adalah antara
1960-1967. Tidak semua berita dan
edisi suratkabar akan diteliti, yang akan
dianalisis hanyalah berita yang
berkaitan dengan peristiwa kudeta
1965.
Analisis critical linguistics dipilih
karena bisa secara kritis menafsirkan
teks propaganda yang dilakukan aktor
politik. Bagaimana aktor dan lawan
ditampilkan, bagaimana peristiwa
digambarkan dan sebagainya. Dengan
critical linguistics, pilihan kata, kalimat,
foto, gambar dsb bisa dianalisis secara
kritis.
Aktor
Media
Soekarno
Suluh Indonesia
TNI AD
Angkatan
Bersenjata,
Berita Yudha
PKI
Harian Rakyat,
Bintang Timur
Teknik Pengumpulan Data (cont)
B. KOGNISI SOSIAL
Pada level kognisi sosial, teknik pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan wawancara mendalam (depth interview).
Wawancara mendalam dilakukan terhadap pengelola 5
suratkabar (Suluh Indonesia, Angkatan Bersenjata, Berita
Yudha, Harian Rakyat dan Bintang Timur) yang masih hidup
dan bisa ditemui. Misalnya: Taslim, Suryadi Dipo. Fokus dari
wawancara mendalam adalah mengetahui bagaimana teks
berupa berita propaganda TNIAD, Soekarno dan PKI itu
dibentuk.
Teknik pengumpulan data ini dipakai dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi mengenai bagaimana propaganda
dalam media terbentuk. Bagaimana proses yang terjadi,
pertarungan dan konflik yang terjadi dsb.
Teknik Pengumpulan Data (cont)
C.ANALISIS / KONTEKS SOSIAL
Analisis konteks sosial
dilakukan lewat dua
teknik pengumpulan data,
yakni wawancara
mendalam dan analisis
dokumen.
Teknik pengumpulan data
ini dipakai untuk
mendapatkan gambaran
mengenai konteks
bagaimana propaganda
muncul, bagaimana
pertarungan wacana yang
terjadi saat itu (19601967)
TEKNIK
URAIAN
PENGUMPULA
N DATA
Wawancara
Mendalam
-Tokoh-tokoh yang terlibat: Heru
Atmojo(Angkatan Udara), Maulwi
Saelan (Tjakrabirawa), Soekardjo
Wilardjito, Sintong Panjaitan
(Angkatan Darat)
-Tokoh-tokoh yang dekat dengan
Soekarno (tokoh politik maupun
keluarga Soekarno)
-- Tokoh Organisasi Kemasyarakatan:
Sulastomo (Ketua HMI 1965), Fahmi
Idris, Mar’i e Muhammad (KAMMI),
-- Ahli sejarah: Taufik Abdullah, Anhar
Gonggong, Asvi Warman Adam
Analisis
Dokumen
(a) Teks pidato; (b) Pledoi sejumlah
tokoh yang terlibat dalam G 30 S; (c)
surat / telegram; d) buku-buku
seputar G 30 S; (d) Arsip Mahmilub;
(e) Dokumen yang relevan (film
dokumenter, foto, tayangan radio,
wawancara, dan sebagainya)
Unit Analisis
• Unit analisis yang
dipakai dalam
penelitian ini adalah
individu (pengelola
suratkabar dan orang
mengetahui kasus
Kudeta), berita dan
dokumen.
LEVEL
UNIT ANALISIS
Teks
Berita / propaganda
aktor (TNI AD,
Soekarno dan PKI)
Kognisi sosial
Individu (pengelola
suratkabar Suluh
Indonesia, Angkatan
Bersenjata, Berita
Yudha, Harian
Rakyat dan Bintang
Timur)
Analisis sosial
-Dokumen
- Individu (orangorang yang
mengetahui kasus
Kudeta 1965)
1. Instrumen : Pedoman
Wawancara Pengelola Suratkabar
Narasumber yang diwawancarai: pengelola suratkabar Suluh Indonesia, Angkatan Bersenjata, Berita
Yudha, Harian Rakyat dan Bintang Timur. Aspek-aspek yang ditanyakan pada narasumber;
•Pengalaman narasumber pada saat G 30 S.
•Bagaimana proses dan tahapan pembuatan berita. Proses kerja. Bagaimana alur kerja, mulai dari
sumber dan bahan berita dicari, ditulis dan disunting. Bagaimana alur dan prosesnya.
•Rutinitas media (media routine). Gambaran pekerjaan sehari-hari masing-masing bagian---reporter,
redaktur
•Sisi bisnis dari suratkabar (oplah, keuntungan dsb).
•Konfirmasi terhadap berita / foto. Bagaimana konteks munculnya dokumen tersebut. Maksud, tujuan
dan strategi dari keluarnya berita tsb.
•Hubungan antara pengelola dan pemilik. Pola dan bentuk kepemilikan suratkabar.
•Intervensi oleh masing-masing kekuatan yang berkepentingan dengan peristiwa G 30 S, bentuk-bentuk
intervensi.
•Bagaimana media menanggapi atau bersikap jikalau terdapat tekanan eksternal.
2. Instrumen: Pedoman
Wawancara Pelaku Sejarah
Narasumber yang diwawancarai: AD, AU, individu di sekitar Soekarno, PKI, ormas anti PKI.
Narasumber terkait (mengetahui secara langsung) dengan kasus pertarungan komunikasi yang diteliti.
Pemilihan narasumber menggunakan teknik snowball. Pada satu narasumber yang telah diwawancarai,
akan ditanyakan narasumer lain yang terkait yang bisa diwawanarai. Aspek-aspek yang ditanyakan pada
narasumber;
•Pengalaman narasumber pada saat G 30 S.
•Pemahaman dan versi narasumber terkait kasus-kasus pertarungan komunikasi, dan rekonstruksi
narasumber atas peristiwa tersebut.
•Penilaian narasumber atas versi peristiwa yang ada saat ini. Bagaimana versi peristiwa tersebut bisa
muncul.
•Konfirmasi terhadap dokumen (foto, surat, pidato dsb). Bagaimana konteks munculnya dokumen
tersebut. Maksud, tujuan dan strategi dari keluarnya dokumen tsb.
•Apakah ada intervensi oleh masing-masing kekuatan yang berkepentingan dengan peristiwa G 30 S dan
dalam bentuk apa.
•Bagaimana bentuk-bentuk propaganda dan teknik-teknik yang digunakan AD setelah peristiwa 30
September.
•Isu apa yang dipropagandakan pada masa itu.
•Peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi sebelum dan sesudah G 30 S. Bagaimana peta dukungan
kekuatan politik di media.
•Bagaimana pernyataan atau sikap anggota Gerakan 30 September sebelum dan setelah gerakan.
3. Insrumen: Analisis Teks (Critical
Linguistics)
Analisis dilakukan terhadap berita yang berkaitan dengan peristiwa kudeta G
30S. Aspek yang dilihat dalam teks adalah sebagai berikut:
•Jenis Berita. Bagaimana format dan jenis penulisan berita. Apakah berita di
halaman suratkabar dibuat dalam bentuk hardnews, feature, artikel / opini, dan
sebagainya.
•Asal Berita. Bagaimana asal dari masing-masing berita. Apakah berita itu
bersumber dari keterangan pers (press release), keterangan dari aktor politik
(TNI AD, PKI, Soekarno dsb).
•Narasumber. Siapa pihak atau narasumber yang diwawancarai dalam berita.
•Kecenderungan (tone) pemberitaan. Bagaiman kecenderungan / orientasi
berita di masing-masing suratkabar.
•Bagaimana aktor digambarkan. Bagaimana lawan politik ditampilan.
•Bagaimana peristiwa diberitakan.
•Pilihan kata, kalimat dan makna yang timbul dari pemilihan kata / kalimat.
•Pemilihan gambar / foto/ data dsb dan makna yang timbul dari pilihan gambar
/foto.
4. Insrumen: Analisis Dokumen
Dokumen yang terkait dengan peristiwa
pertarungan komunikasi (pidato, surat,
pledoi, dsb) dikumpulkan. Membuat
kategorisasi terhadap isi dokumen:
a. Topik
b. Jenis dokumen
c. Sumber dokumen
d. Orientasi isi (kearah aktor yang
mana?)
TERIMA KASIH
Download