geopolitik - Universitas Mercu Buana

advertisement
Kewarganegaraan (10)
GEOPOLITIK
A. Pengertian Geopolitik
Indonesia adalah negara yang besar, dihuni oleh beragam suku bangsa
atau etnis yang tergabung dalam satu kesatuan Bangsa Indonesia. Mengelola
Indonesia tentu tidak mudah, terutama karena daratannya yang terpencar
sepanjang hampir 4.000 mil, dipisahkan oleh laut-laut yang sempit dan luas. Di
atas wilayah daratan yang terpencar itu, penduduk terdistribusi secara tidak
merata.
Pentingnya Keutuhan Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia
memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, 6.000 di antaranya tidak berpenghuni.
Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 97°' 141°45'BT serta terletak di antara dua benua yaitu benua Asia dan benua
Australia/Oseania. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Apabila perairan antara pulau-pulau itu
digabungkan, maka luas Indonesia menjadi 1,9 juta mil². Jawa merupakan
pulau terbesar kelima, di mana setengah populasi NKRI berada di Jawa.
Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km²,
Sumatra dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km²,
Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km².
Sedangkan pulau terluar jumlahnya 92, terletak di perbatasan wilayah dengan
10 negara. Di daratan Indonesia berbatasan dengan Malaysia di pulau
Kalimantan, dengan Papua Nugini di pulau Papua dan dengan Timor Leste di
pulau Timor. Dengan begitu luasnya wilayah, salah satu persoalan yang
muncul ialah menyangkut perbatasan. Untu dapat di pertahankan keberadaan
Negara Indonesia maka perlu adanya cara pandang tentang Indonesia secaar
keseluruhan.
Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan politik
berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik merupakan Ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah –
masalah geografi wilayah atau tempattinggal suatu bangsa. Geopolitik biasa
juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai sistem
politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam
arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya, politik
Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi Negara yang
bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum geografis),
mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang
dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara. Maka kebijakan
penyelenggaraan bernegara didasarkan atas keadaan atau tempat tinggal negara
itu. Geopolitik juga bisa disebut wawasan nusantara.
B. Berbagai Pandangan Tentang Geopolitik
• Frederich Ratzel (1844-1904) seorang penggagas geopolitik sebagai ilmu
bumi politik (Political Geography), peletak dasar-dasar suprastruktur
geopolitik bahwa kekuatan suatu negara harus mampu mewadahi
pertumbuhannya. Semakin luas ruang potensi geografi yang ditempati
sekelompok politik (kekuatan), makin memungkinkan kelompok politik itu
tumbuh. Negara sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang hidup,
mengenal proses lahir, hidup, dan mati.
• Rudolf
Kjellen
(1864-1922)
dan
Karl
Haushofer
(1869-1946)
mengembangkan geopolitik sebagai Geographical Politic yang menitik
beratkan kepada analisis fenomena geografi dari aspek politik geografi
menyangkut kependudukan, ekonomi sosial, dan pemerintahan, bahwa
negara tidak sekedar satuan biologis juga mempunyai inteketualitas. Negara
sebagai satu kesatuan politik yang menyeluruh, meliputi geografi,
kependudukan, ekonomi, sosio & crato (pemerintahan) politik. Dinamika
kebudayaan berupa gagasan, kegiatan ekonomi harus diikuti oleh
pemekaran wilayah. Perluasan ini dapat dilakukan secara damai atau
kekerasan. Berarti dapat menuju ke arah politik adu kekuatan dan adu
kekuasaan serta ekspansionisme.
• Karl Haushofer (1928) ajarannya (mengacu pokok pikiran Kjellen )
berkembang di Jerman Adolf Hitler (Nazisme), dan di Jepang berupa ajaran
Hako Ichiu yang di landasi oleh faham militerisme dan fasisme. Pokok
pikiran ajarannya:
1.
Suatu bangsa dalam mempertahankan hidupnya mengikuti hukum alam,
artinya yang kuat atau unggul akan tetap bertahan hidup.
2.
Geopolitik sebagai doktrin negara yang menitik beratkan pada soal
strategi perbatasan.
3.
Ruang hidup bangsa dan tekanan kekuasaan ekonomi dan sosial yang
rasial mengharuskan pembagian baru dari kekayaan alam di dunia.
4.
Geopolitik sebagai landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam
mempertahankan kelangsungan hidup untuk mendapat ruang hidup.
5.
Teori ekspansionisme, dan wilayah dunia dibagi-bagi menjadi regionregion yang akan dikuasai oleh bangsa unggul seperti AS, Inggeris,
Jerman, Rusia, dan Jepang di Asia
C. Latar Belakang Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan,
tinjauan, atau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’
yang berarti memandang, meninjau, atau melihat, atau cara melihat. Kata
wawasan berarti pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap inderawi,
sedangkan istilah nusantara dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau indonesia yang terletak di antara
samudera pasifik dan samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan benua
Australia.
Wawasan nusantara sebagai geopolitik dan landasan visional bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan perwujudan ideologi pancasila.
Wawasan nusantara mengarahkan visi bangsa Indonesia untuk mewujudkan
kesatuan dan keserasian dalam berbagai bidang kehidupan nasional : bidang
ideology, politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.
Wawasan Nusantara merupakan sebuah cara pandang geopolitik
Indonesia yang bertolak dari latar belakang pemikiran sebagai berikut (S.
Sumarsono, 2005) :
a. Latar belakang pemikiran filsafat Pancasila
Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan
dalam pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya, Pancasila mencerminkan
nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan,
kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan dalam membina kehhidupan
nasional. Pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional hal ini
dapat di lihat dari nilai-nilai dri Pancasila itu, yaitu wawasan yang
menghormati kebebasan beragama, menjadikan Wawasan Nusantara
merupakan wawasan yang menghormati dan menerapkan HAM (Hak Asasi
Manusia), Wawasan Nusantara merupakan wawasan yang mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, wawasan Nusantara merupakan wawasan
yang dikembangkan dalam suasana musyawarah dan mufakat, merupakan
wawasan yang mengusahakan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
b. Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Indonesia
Kondisi Geografis kewilayahan daratan NKRI berbatasan langsung dengan
negara-negara Malaysia, Papua Nugini (PNG) dan Timor Leste. Kawasan
perbatasan tersebut berada di Kalimantan, Irian dan Timor. Terdapat empat
propinsi perbatasan dan 15 Kabupaten/Kota yang masing-masing wilayah
memiliki karakteristik kawasan perbatasan berbeda-beda.
Demikian pula negara tetangga yang berbatasan memiliki karakteristik yang
berbeda dilihat dari segi kondisi geografis, demografis, sosial, politik,
ekonomi dan budaya. Sedangkan wilayah laut Indonesia berbatasan dengan
10 negara, yaitu India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina,
Palau, PNG, Australia dan Timor Leste. Kawasan –kawasan perbatasan laut
pada umumnya ditandai pulau-pulau terluar yang jumlahnya 92 pulau,
hingga kini beberapa di antaranya masih perlu penataan dan pengelolaan
yang lebih intensif, karena ada kecenderungan dengan deretan permasalahan
dengan negara tetangga (Matindas dan Sutisna, 2006). Dengan demikian
secara kontekstual kondisi geografia Indonesia megnandung keunggulan
sekaligus kelemahan/kerawanan. Kondisi ini perlu di perhitungkan dan di
cermati dalam perumusan geopolitik Indonesia
c. Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya Indonesia
Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya Indonesia menjadikan
keanekaragaman budaya Indonesia menjadi bahan untuk memandang
(membangun wawasan) nusantara Indonesia. Menurut Hildred Geertz
sebagaimana dikutip Nasikun (1988), Indonesia mempunyai lebih dari 300
suku bangsa dari Sabang sampai Merauke. Adapun menurut Skinner yang
juga dikutip Nasikun (1988) Indonesia m./,mempunyai 35 suku bangsa
besar yang masing-masing mempunyai sub-sub suku/etnis yang banyak dan
tersebar.
d. Latar belakang pemikiran aspek kesejarahan Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional
Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki
terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia. Hal
ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia
merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi
bangsa Indonesia sendiri. Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk
persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia. Kemerdekaan
17 Agustus 1945 menjadi dasar untuk mewujudkan masyarakat yang
berdaulat secara politik , berdikari secara ekonomi dan berkepribadian
dalam kebudayaan. Hal tersebut tidak bisa tercapai apabila tidak ada cara
pandang tentang Indonesia secara keseluruhan.
D. Kedudukan , Fungsi Dan Tujuan Wawasan Nusantara
a. Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
masyarakat dalam mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi:
- Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil.
- Undang – Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan idiil.
-.Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan
konsepsional.
- Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai
landasan konsepsional.
Fungsi Wawasan Nusantara
Menjadi pedoman, motivasi, dorongan serta rambu dalammenentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan danperbuatanbagi penyelenggara
negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagiseluruh rakyat indonesia dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Tujuan Wawasan Nusantara
Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan bangsa
Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Nasionalisme yang tinggi
demi tercapainya tujuan nasional merupakan pancaran dari makin meningkatnya
rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam jiwa kita sebagai hasil pemahaman
dan penghayatan wawasan nusantara.
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
• Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan
sosial”.
• Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik
alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan
untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur
serta martabat manusia di seluruh dunia.
E. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara
Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan
perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku
bangsa, agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara
kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Secara hierarki, posisi atau status wawasan nusantara menempati urutan
ketiga setelah UUD 1945. Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah:
1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.
2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.
4. Petahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.
5. Politik dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam
pembangunan nasional.
F. Implementasi Wawasan Nusantara
a. Implementasi dalam kehidupan Politik
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan
wawasan nusantara, yaitu:
1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang – undang, seperti
UU
Partai
Politik,
UU
Pemilihan
Umum,
dan
UU
Pemilihan
Presiden.Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa. Contohnya seperti dalam pemilihan
presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip
demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai denga hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
3. Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga
menumbuhkan sikap toleransi.
4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.
5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat
korps diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulaupulau terluar dan pulau kosong.
b. Implementasi Di bidang Ekonomi
1) Kekayaan di wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal
dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah
Indonesia secara merata.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah masingmasing dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
3) Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan
sebagai usaha bersama dengan asas kekeluargaan dalam sistem ekonomi
kerakyatan untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya.
Contoh
implementasi
wawasan
nusantara
dalam
bidang
ekonomi
diantaranya dengan menyeimbangkan Keuangan Pusat dan Daerah dengan
keluarnya Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pusat dan Daerah. Pembagian keuangan yang semula
hampir 80% anggaran daerah harus menunggu didatangkan dari pusat,
padahal 90% hasil-hasil daerah diserahkan pada pemerintahan pusat, kini
pada UU tersebut diubah menjadi :
1) Hasil Pajak Bumi dan Bangunan, 10% untuk pemerintah pusat dan 90%
untuk daerah.
2) Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, 20% untuk pusat,
80% untuk daerah.
3) Hasil kehutanan, pertambangan umum dan perikanan, 20% untuk pusat
dan 80% untuk daerah.
4) Hasil minyak bumi, 85% untuk pusat, 15% untuk daerah dan gas alam,
70% untuk pusat dan 30% untuk daerah. Bahkan, porsi daerah ditambah
lagi dengan adanya “Dana Alokasi Umum” yang dialokasikan untuk
daerah-daerah dengan perimbangan tertentu, yang jumlah totalnya adalah
25% dari penerimaan dalam negeri APBN, sebagai perimbangan.
(Dikutip dari berbagai sumber)
c. Implementasi Dalam Bidang Sosial
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu:
1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya
dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib
belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan
Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan
sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan
pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.
d. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan
dan keamanan, yaitu:
1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat
dan belajar kemiliteran.
2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau
juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat
diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara
warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia,
terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.
Daftar Pustaka
Budiharjo, Meriam, 2005 , Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Kansil Dan kansil, 2003, Pendidikan Kewarganegaraan Di perguruan Tinggi,
Pardnya Paramita, Jakarta,
Sunarso, Kus Eddy Sartono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakarta : UNY Press.
Ari. 2011. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara. Diakses dari
http://ariaaja.wordpress.com/2011/05/11/pengertian-fungsi-dantujuan-wawasan-nusantara/. Pada tanggal 01 Oktober 20145.
Hidayat, Taufik. 2013. Pengertian, Hakekat dan Kedudukan Wawasan Nusantara.
Diakses dari http://welcometaufikhidayat.blogspot.com/2013/05/pengertian-hakekat-dankedudukan.html. Pada tanggal 02 Oktober 2014.
Download