DAUN - WordPress.com

advertisement
DAUN
OLEH
DELIS AMALA
INTAN NOVITA SARI
REGI RAHMA RAMADANI
DAUN
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang
tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis.
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan
dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan
adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Susunan Jaringan Pada Daun
Jaringan – Jaringan Pada Daun
1.
Epidermis
Epidermis daun pada
berbagai tumbuhan beragam
dalam jumlah lapisan,
bentuk, struktur, susunan
stomata, munculnya trikoma,
dan ada sel yang khusus.
Permukaan daun yang lebih
dekat dengan ruas di atasnya
dan biasanya menghadap ke
atas disebut permukaan
adaksial, dan permukaan
yang lain disebut permukaan
abaksial.
Jaringan – Jaringan Pada Daun
2. Mesofil
Bagian utama helaian daun adalah
mesofil yang terdiri dari jaringan
parenkim yang banyak mengandung
kloroplas dan ruang antarsel. Mesofil
dapat homogen atau terbagi menjadi :
 Jaringan tiang(palisade parenkim),
Jaringan palisade terdiri dari sejumlah
sel yang memanjang tegak lurus
permukaan helaian daun. Jaringan
palisade lebih kompak daripada
jaringan spons yang memiliki ruang
antarsel luas.

Jaringan bunga karang (spons
parenkim), memiliki ruang antar sel
yang luas,strukturnya seperti spons.
Mesofil
Atas dasar susunan mesofilnya, dibedakan beberapa
tipe daun, yaitu:
 Centris, seperti: pinus, daun yang berbentuk jarum, bentuk daun
membulat. Mesofil tersusun radial simetris ke segala arah. Berkas
pengangkut letaknya di tengah.
 Dorsiventral/bifasial (tidak simetris). Terdiri dari spons parenkim
saja, misalnya pada daun zea mays atau palisade parenkim saja.
Dapat pula spons parenkim disisi abaksial dan palisade parenkim
disis adaksial, misalnya pada daun Citrus sp . palisade parenkim
mengapit spons parenkim, jumlah palisade disisi adaksial lebih
banyak daripada sisi abaksial, misal: pada daun Ficus sp.
 Isobilateral/Isolateral (simetris) spons parenkim diapit oleh
palisade parenkim yang simetris (sisi atas 2 lapis, sisi bawah 2 lapis,
atau 1 lapis 1 lapis), misalnya pada daun Melaleuca leucadendron.
Tipe mesofil daun
Centris
Dorsiventral
Isobilateral
Sistem Jaringan Pembuluh
 Berkas pembuluh dalam daun disebut tulang daun.
Berkas pembuluh di ibu tulang daun dan anak tulang
daun biasanya serupa dengan berkas pembuluh di batang
walaupun tidak seluas yang terdapat pada batang.
 Tulang daun yang kecil (minor) berperan dalam:
pengangkutan air dan makanan, penyebar arus
transpirasi melalui mesofil, dan sebagai titik awal
penyerapan hasil fotosintesi dan translokasinya keluar
daun. Struktur sel parenkim floem dan xilem
bersitoplasma padat dan banyak sekali mengandung
plasmodesmata yang bercabang, yang menghubungkan
sel sel tersebut dengan unsur tapis. Sel bersitoplasma
padat itu dinamai juga sel pengantar.
Jaringan Pembuluh
Perkembangan Daun
Perkembangan daun melibatkan 3
tahap yang berurutan, yaitu:
1. Pembentukan primordium daun.
Pembentukan primordium daun
diawali dengan pembentukan tonjolan
kecil yang disebut penyangga daun,
akibat pembelahan di daerah periferal
ujung batang, agak di bawah distal
meristem apeks, diikuti pembelahan
dalam bidang antiklinal dari
protoderm dan lapisan di bawahnya.
2. Pembentukan sumbu daun.
Primordium daun menjadi lebih
tinggi dan berbentuk tonjolan
seperti kerucut yang disebut sumbu
daun.
Perkembangan Daun
3. Pembentukan helaian
daun. Selanjutnya
primordium daun menjadi
lebih tinggi dan bertambah
lebar, dan dengan
pertumbuhan yang lebih
aktif disisi abaksial
daripada sisi adaksial
dihasilkan lengkungan
kearah apeks pucuk.
Perkembangan Daun
Pertumbuhan yang menyebabkan
pelebaran kearah samping dari
primordium kemudian terpusat di
kedua tepi sumbu daun.
Di atas bagian dasar, primordium
daun berdiferensiasi menjadi
tulang daun tengah dan dua panel
helaian daun. Tulang daun amping
terpula sebagai jalinan berkas
prokambium sewaktu
daunmelebar. Pada daun yang
bertangkai,tangkai itu berkembang
di antar helaian daun dan dasar
daun. Pertumbuhan daun mencapai
ukuran tertentu.
Perkembangan Daun
Pertumbuhan awal pada daun biasanya di bagi
menjadi pertumbuhan apical dan marginal.
Pertumbuhan apical terjadi di ujung oleh sel pemula
apical, dan menyebabkan primordium daun
bertambah tinggi. Sedangkan pertumbuhan
marginal dilakukan oleh pemula marginal dan
enghasilkan pelebaran kesamping, membentuk dua
panel helaian daun. Jadi pada primordium terdapat
meristem apical di ujung dan dua meristem marginal
yang berhadapan di sepanjang sumbu daun.
Perkembangan Daun
Perkembangan jaringan pembuluh daun di mulai
dengan perkembangan prokambium dalam bakal
tulang daun tengah. Prokambium berdiferensiasi
akropetal dan sinambung dengan prokambium jalan
daun. Diferensiasi xylem terjadi dari tulang daun
besar ke yang kecil. Diferensiasi floem juga dalam
prokambium juga akropetal dan sinambung dalam
tulang daun tengah.
Keragaman Struktur Daun
1.
Daun monokotil
Pada Canna, Zantedeschia, dan Hosta
daunnya sempit, terdiferensiasi kedalam
helaian daun dan bungkus daun, tulang
daun sejajar. Pada monokotil higrofit
banyak ruang-ruang udara. Sebagian
monokotil mempunyai susunan daun
unifasial yaitu mempunyai daun yang
tubular, jaringan tiang dikedua sisi daun.
Pada daun rumput-rumputan mesofil
tidak terdiferensiasi menjadi jaringan
tiang dan jaringan bunga karang.
Epidermisnya terdiri dari bermacammacam sel, yaitu sel-sel panjang dengan
dinding antiklinal yang kuat, sel penutup
kecil, berhubungan dengan sel tetangga,
sel silika dan sel gabus, trikomata, sel
epidermis yang membesar dengan
dinding antiklinal yang tipis pada
permukaan epidermis atas (sel kipas),
berperan dalam menggulungnya daun.
Seludang pembuluh pada rumput-rumputan yang
bervariasi dapat digunakan dalam klasifikasi dan
indicator tipe fotosintesis yang khas dari suatu jenis,
yaitu C3 dan C4. Pada kelompok Festucoideae (Poaceae)
ada dua seludang pembuluh. Seludang dalam disebut
seludang mestom dengan sel berdinding tebal, plastid
kecil dan kurang terdiferensiasi, sedang seludang luar
terdiri dari sel berdinding tipis, plastid agak besar. Pada
kelompok Panicoideae, Seludang dalam tidak ada,
seludang pembuluh berupa sel parenkim berdinding
tebal dibandingkan sel mesofil, kloroplas hanya memiliki
sedikit grana atau tidak ada.
2.
Daun Dikotil
Kebanyakan dikotil herba, mesofilnya
tidak terdiferensiasi menjadi jaringan
tiang (misalnya: Pisum sativum, Linum
usilatissimum, dan Lactuca sativa),
ruang interseluler besar, daun tipis,
epidermis berkutikula tipis, stomata
menonjol.
Ipomoea batatas, Pastinaca sativa,
Solanum tuberosum, dan Lycopersicon
esculentum memiliki mesofil tipis dengan
satu lapis sel palisade. Daun Cannabis
sativa, Humulus lupulus mempunyai
litokis pada epidermis atas. Medicago
sativa memiliki daun yang ada dua lapis
palisade dengan sel yang pendek. Daun
Gossypium mempunyai palisade yang
panjang, menempati 1/3 atau ½ bagian
tebal daun dan memiliki kelenjar lisigen
dan madu.
Pada tumbuhan semak berkayu, daun
terdiferensiasi menjadi jaringan tiang disisi adaksial
(Vitis, Silinga, Lingustrum, dan Pyrus). Daun Citrus
mempunyai kutikula tebal dengan lapisan lilin. Pada
Ficus, dibawah epidermis ada hypodermis
mengandung kloroplas, litokis dan latisifer pada
mesofil. Daun isobilateral dengan jaringan tiang
dikedua sisi daun dijumpai pada Artensia dan
Chrysothamnus. Pada daun Salsola, jaringan tiang
mengelilingi sel parenkim tak berwarana berfungsi
menyimpan air. Pada daun Piperomia, epidermis
berganda mungkin sampai 15 lapis tebalnya.
3.
Gymnospermae
Kebanyakan Gymnospermae daun nya
tetap hijau dimusim yang kurang
menguntungkan dan bersifat xeromorf.
Salah satu kekhasan daunnya adalah
jaringan transfusi yang mengelilingi
berkas pembuluh yang terdiri dari trakeid,
parenkim dan sel albumin.
Conifereae merupakan Gymnospermae
yang paling banyak jumlah daunnya,
misalnya Pinus dengan daun yang
berbentuk jarum. Epidermis berdinding
tebal dan dilapisi kutikula tebal . Stomata
berada disemua bagian daun dan bersifat
kriptopor. Beberapa lapis hypodermis
terdiri dari sel serat dengan dinding yang
tersklerifikasi. Mesofil bersifat
parenkimatis, berisi kloroplas, dan dapat
dijumpai saluran hars.
Jaringan pembuluh terdiri dari satu atau dua berkas
yang berdampingan dan terletak dibagian tengah
daun. Xilem disisi adaksial, floem disisi abaksial.
Trakeid yang paling dekat berkas pembuluh cukup
panjang, tetapi yang lebih jauh bentuknya seperti
parenkim berdinding tipis, sedikit berlignin, dan
noktah terlindung. Karena dindingnya yang lebih
tipis, trakeid ini tidak dapat menahan tekanan sel
hidup disekelilingnya yang turgornya lebih tinggi,
sehingga menjadi agak rebah. Berkas pembuluh
bersama dengan jaringan transfusi dikelilingi oleh
seludang endodermis.
Modifikasi Daun
 Kutinisasi atau lignifikasi sel-sel epidermis dan atau sel-
sel hipodermis,contohnya pada Pinus merkusi, dan
Cycas rumpi. Tumbuhan ini disebut bersifat sklerofilous.
 Terdapat banyak rambaut pada daun atau batang,
misalnya pada Cactus. Tumbuhannya dinamakan
trikofilous.
 Adanya jaringan khusus yang berfungsi untuk
menggulung daun yaitu sel-sel kipas. Misalnya pada
tumbuhan Poaceae.
 Terdapat stomata tipe kriptofor (sel penutup tenggelam),
misalnya pada Ficus,Pinus, dan Equisetum.
 Terdapat daun-daun kecil, misalnya pada Pinus, Casua




rina, Asparagus, Equisetum. Tumbuhan ini dikatakan
mikrofilous.
Mempunyai daun atau batang berdaging, misalnya pada
Begonia dan Cajctus.
Adanya ruang udara atau saluran udara,misalnya pada
Ipomea aquatica dan sebagainya
Reduksi berkas pengangkut,jaringan penguat,epidermis
tanpa kutikula,epidermis mengandung kloroplas dan
lain-lain.
Higrofit: daunnya tidak memiliki jaringan tiang stomata
menonjol keluar.
Jurnal
Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper batle L.) sebagai
Bioinsektisida terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti
Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium dengan
desain pre-eksperiment. Ekstrak daun sirih diuji dalam
konsentrasi 1500, 1000, 500 dan 0 ppm (kontrol) dan
dianalisa dengan uji One Way Anava untuk mengetahui
konsentrasi yang mempunyai potensi bioinsektisida dan uji
Probit untuk mengetahui LC50. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata jumlah nyamuk yang mati
pada kontrol (0 ppm) yaitu 0,67 (3,35%), sedangkan pada
kelompok perlakuan dengan konsentrasi 500 ppm yaitu 2,67
(13,35%), konse ntrasi 1000 ppm yaitu 6,33 (31,65%) dan
konsentrasi 1500 ppm yaitu 10,67 (53,35%).
Hasil analisis dengan menggunakan uji One Way Anava
menunjukkan bahwa ada pengaruh konsentrasi ekstrak daun
sirih terhadap kematian nyamuk Aedes aegypti dengan p =
0,000 (p < 0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak
daun sirih terbukti efektif sebagai bioinsektisida terhadap
nyamuk Aedes aegypti mulai pada konsentrasi 1000 ppm dan
lama waktu kontak selama 45 menit dengan LC50 pada
konsentrasi 1422,81 ppm. Hasil penelitian ini menyarankan
daun sirih sebagai bioinsektisida yang ramah lingkungan bisa
digunakan sebagai alternatif pengganti insektisida kimia
karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih maka
semakin tinggi pula rata- rata kematian nyamuk Aedes
aegypti.

Download