chronic obstructive pulmonary diseases ( copd)

advertisement

Suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok
paru-paru yang berlangsung lama dan di
tandai oleh peningkatan resitensi terhadap
aliran udara sebagai gambaran patofisiologi
utamanya.






Etiologi PPOK
Penyakit disebabkan oleh kebiasaan
seseorang merokok dalam jangka waktu yang
lama.
Polusi udara
Paparan debu, asap, dan gas-gas kimiawi
akibat kerja.
Riwayat infeksi saluran nafas.
Bersifat genetik yaitu defisiensi -1 antitripsin.



Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang
disebabkan elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin
berkurang. Dalam usia yang lebih lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan
dapat berkurang sehingga sulit bernapas.
Fungsi Paru-Paru Menentukan Konsumsi Oksigen Seseorang, Yakni Jumlah
yang Oksigen Diikat Oleh Dalam Darah Paru-Paru untuk Digunakan
Tubuh. Konsumsi Oksigen Sangat berhubungan Erat Dengan Darah Arus ke
Paru-Paru. Berkurangnya fungsi paru-paru juga disebabkan oleh
berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi ventilasi paru.
Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses inflamasi
bronkus dan juga menimbulkan kerusakan apda dinding bronkiolus
terminalis. Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil
(bronkiolus terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase
ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat
ekspirasi banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara
(air trapping). Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas
dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan
menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase
ekspirasi.Fungsi-fungsi paru: ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi
darah akan mengalami gangguan (Brannon, et al, 1993).

• Produksi sputum (dahak) bertambah atau berkurang.
• Dahak menjadi semakin kental atau lengket.
• Warna dahak berubah menjadi kekuningan atau
kehijauan, atau terdapat bercak darah.
• Sesak napas atau batuk bertambah parah.
• Secara keseluruhan merasa tidak sehat.
• Pergelangan kaki bengkak.
• Mengalami gangguan tidur.
• Menggunakan lebih banyak bantal atau tidur di sofa
sebagai pengganti kasur, untuk menghindari sesak napas.
• Menjadi pelupa, bingung.
• Berat badan naik atau turun tanpa alasan jelas.
• Merasa mudah letih, lesu, lemah.
• Hasrat seksual menurun.
• Sering sakit kepala di pagi hari dan merasa kurang
istirahat.

Anamnesis :
Riwayat penyakit ditandai 3 gejala klinis diatas dan faktorfaktor penyebab.
Pemeriksaan fisik :

Pasien biasanya tampak kurus dengan barrel-shapped
chest (diameter anteroposterior dada meningkat).

Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada.

Perkusi pada dada hipersonor, peranjakan hati mengecil,
batas paru hati lebih rendah, pekak jantung berkurang.

Suara nafas berkurang.

Pemeriksaan radiologi

Foto thoraks pada bronkitis kronik memperlihatkan tubular shadow
berupa bayangan garis-garisyang pararel keluar dari hilus menuju ke
apeks paru dan corakan paru yang bertambah.

Pada emfisema paru, foto thoraks menunjukkan adanya overinflasi
dengan gambaran diafragma yang rendah yang rendah dan datar,
penciutan pembuluh darah pulmonal, dan penambahan corakan
kedistal.

Tes fungsi paru :
Dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea untuk menentukan
penyebab dispnea, untuk menentukan apakah fungsi abnormal adalah
obstimulasi atau restriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan
untuk mengevaluasi efek terapi, misalnya bronkodilator.
Pemeriksaan gas darah.
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan Laboratorium darah : hitung sel darah putih.






Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi :
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh H. Influenza dan S. Pneumonia,
maka digunakan ampisilin 4 x 0,25 – 0,5 g/hari atau aritromisin 4 x 0,5
g/hari.
Terapi oksigen diberikan jika terdapat kegagalan pernafasan
karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas CO2.
Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan
baik.
Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termsuk
didalamnya golongan adrenergic B dan antikolinergik. Pada pasien
dapat diberikan sulbutamol g diberikan tiap 6 jam denganm5 mg
dan atau protropium bromide 250 rebulizer atau aminofilin 0,25 – 05
g IV secara perlahan.
Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi akivitas fisik.
Mukolitik dan ekspekteron.






Identitas klien
Nama, tempat tanggal lahir, umur, jenis kelamin, agama/suku, warga
Negara, bahasa yang digunakan, penanggung jawap meliputi : nama,
alamat, hubungan dengan klien.
Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan.
Kaji status riwayat kesehatan yang pernah dialami klien, apa upaya dan
dimana klien mendapat pertolongan kesehatan, lalu apa saja yang
membuat status kesehatan klien menurun.
Pola nutris metabolik.
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan
minnum klien dalam sehari. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang,
kaji adanya mual muntah ataupun adanyaterapi intravena, penggunaan
selang enteric, timbang juga berat badan, ukur tinggi badan, lingkaran
lengan atas serta hitung berat badan ideal klien untuk memperoleh
gambaran status nutrisi.
Pola eliminasi.
Kaji terhadap rekuensi, karakteristik, kesulitan/masalah dan juga pemakaian
alat bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output setiap sift.
Eliminasi proses, kaji terhadap prekuensi, karakteristik,
kesulitan/masalah defekasi dan juga pemakaian alat bantu/intervensi



Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan
sekarang dan juga penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi
roda dan lain-lain. Tanyakan kepada klien tentang penggunaan
waktu senggang. Adakah keluhanpada pernapasan, jantung
seperti berdebar, nyeri dada, badan lemah.
Pola tidur dan istirahat
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur,
tidur siang. Apakah klien memerlukan penghantar tidur seperti
mambaca, minum susu, menulis, memdengarkan musik, menonton
televise. Bagaimana suasana tidur klien apaka terang atau gelap.
Sering bangun saat tidur dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih,
sesak dan lain-lain.
Pola persepsi kogniti
Tanyakan kepada klien apakah menggunakan alat bantu
pengelihatan, pendengaran. Adakah klien kesulitan mengingat
sesuatu, bagaimana klien mengatasi tak nyaman : nyeri. Adakah
gangguan persepsi sensori seperti pengelihatan kabur,
pendengaran terganggu. Kaji tingkat orientasi terhadap tempat
waktu dan orang.




Pola persepsi dan konsep diri
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah
mengalami putus asa/frustasi/stress dan bagaimana menurut
klien mengenai dirinya.
Pola peran hubungan dengan sesama
Apakah peran klien dimasyarakat dan keluarga, bagaimana
hubungan klien di masyarakat dan keluarga dn teman
sekerja. Kaji apakah ada gangguan komunikasi verbal dan
gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga dan
orang lain.
Pola system kepercayaan
Kaji apakah klien dsering beribadah, klien menganut agama
apa?. Kaji apakah ada nilai-nilai tentang agama yang klien
anut bertentangan dengan kesehatan.
Pola produksi seksual
Tanyakan kepada klien tentang penggunaan kontrasepsi
dan permasalahan yang timbul. Berapa jumlah anak klien
dan status pernikahan klien.

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas,
kelelahan otot pernafasan, peningkatan produksi mukus atau spasme bronkus.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk,
peningkatan produksi mukus/peningkatan sekresi lendir

3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakadekuatan intake nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja pernafasan
atau kesulitan masukan oral sekunder dari anoreksia.

4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adequatnya immunitas
tubuh

6. Kurang pengetahuan berhu bungan dengan kurangnya informasi

Tujuan Penatalaksanaan :

Mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas
hidup.

Pemeliharaan fungsi paru yang optimal dalam
waktu singkat dan panjang.

Pencegahan dan penanganan eksaserbasi.

Mengurangi perburukan fungsi paru setiap
tahunnya.

Berkurangnya gejala sesak nafas.

Berkurangnya frekuensi dan lamanya eksaserbasi.

Membaiknya faal paru.

Menurunnya gejala psikologik (depresi, kecemasan).

Memperbaiki kualitas hidup.

Dapat melakukan aktifitas sehari-hari.
Download