Isu-Isu dan Arah Tata Kelola Pemerintahan Metropolitan Cirebon

advertisement
Isu-Isu dan Arah Tata Kelola
Pemerintahan Metropolitan Cirebon
Oleh
Dede Mariana
Guru Besar Ilmu Pemerintahan FISIP
Universitas Padjadjaran
2014
Definisi Metropolitan
The metropolitan area is
created by combining
those counties which
are integrated in terms
of commuting with the
central city and the
county in which it lies.”
(Bourne, 1971, p.15)
dikategorikan dalam dua pertimbangan utama:
- “First, a city or cities of specified population to
constitute the central city and to define the county in
which it is located as the central county; and
- second, economic
and social relationships with
contiguous counties which are metropolitan in
character, so that the periphery of the specific
metropolitan area may be determined”
(Bourne, 1971, p.50)
Metropolitan terbentuk dari gabungan daerah kota yang terintegrasi
pada suatu pusat kota , pertimbangannya karena ada meningkatnya
pergerakan manusia-barang- modal serta meluasnya kegiatan perkotaan
di kawasan inti dan penyangga
Ciri Kota Metropolitan
Jean Bastie dan Bernard Dezert (1991)
Memiliki penduduk besar
pusat kekuatan politik dan
administrasi dari sebuah
negara.
pusat aktivitas keuangan di
tingkat atas dan
berkumpulnya perusahaan2
skala internasional
tujuan wisata internasional
pengembangan atau
penggunaan teknologi tinggi
dan telekomunikasi canggih.
Pengembangan aktivitas
budaya dan ilmiah.
Tersedianya sistem
infrastruktur dan
transportasi yang melayani .
pusat fungsional tenaga kerja
dan perumahan
KOTA METROPOLITAN  menggambarkan kondisi banyak fungsi sosial
ekonomi dan ukuran penduduk dari sebuah kota,
Mobilitas dalam Kota Metropolitan
(Angotti, 1993)
Karakter lain dari suatu metropolitan adalah
kemudahan mobilitas yang terlihat dalam 3 bentuk
mobilitas:
Mobilitas Pekerjaan (Employment
Mobility)
Mobilitas Perumahan (Residential
Mobility)
Mobilitas Perjalanan (Trip Mobility)
Doomsday theory of metropolis
Pengalaman negaranegara maju yang
mampu mengatur dan
mengelola
metropolitannya
mendapat manfaat dari
keberadaan kota-kota
besar.
jika tidak dibatasi
perkembangannya, kota
metropolitan ini akan
menghancurkan umat
manusia. Metropolitan
bisa menjadi “black
hole” yang menyerap
semua energi
disekelilingnya masuk
ke dalam kota.
Kata kuncinya adalah pada kemampuan
pengelolaan kota metropolitan tersebut.
Angotti
(1993)
• sebuah metropolis bukan saja sebuah kota yang sangat besar, tetapi
juga sebuah bentuk baru dari masyarakat, lebih besar, lebih
kompleks dan memiliki peran kekuasaan yang lebih sentral, baik
dari sisi ekonomi, politik, maupun budaya
Montgomery
dkk (2003)
• kota besar terjadi karena bersatunya beberapa daerah kota
administratif karena pertambahan penduduk dan fasilitas
perkotaannya. Pengelolaan kawasan diperlukan kerjasama yang
baik antara daerah administratif yang diwujudkan dalam
kelembagaan formal , mempunyai wewenang tertentu di dalam
pengelolaan dan perencanaan fasilitas pelayanan perkotaan.
Talen (2005)
• dari sisi ekonomi, kota2 memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan
ekonomi negara. Penyediaan pelayanan yang memadai bagi penduduk
perkotaan yang besar adalah persoalan yang berat, proporsi penduduk kota
mendapatkan pelayanan lebih besar daripada penduduk perdesaan.
Kota metropolitan memiliki peran kekuasaan yg lebih sentral dari aspek ekonomi, politik, sosial
maupun budaya. Pengembangannya diperlukan krn berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Konsekuensinya memberikan pelayanan yg baik bagi masyarakat kota, dan membangun
kerjasama antar daerah yg diwujudkan dalam lembaga formal utk merencanakan fasilitas
perkotaan
Kota Metropolitas dan Lingkungan
Hidup (McGee, 1998)
Extended Metropolitan Region (EMR), Kota Metropolitan
memiliki salah satu ciri berupa adanya transformasi kegiatan
dari pertanian ke berbagai kegiatan non pertanian termasuk
perdagangan, transportasi dan industri.
Perlindungan ekosistem dan lingkungan diperlukan
karena semakin tinggi tingkat kerusakan, maka semakin
besar biaya yang dibutuhkan untuk pemulihannya.
Sejumlah ekosistem bahkan tidak bisa dipulihkan.
aspek kenyamanan perkotaan juga harus
dipertimbangkan, karena masyarakat mengharapkan
kondisi lingkungan perkotaaan dan pedesaan yang lebih
nyaman dan lebih menyenangkan
Pengalaman Kota2 Metropolitan di
Dunia
Negara
Karakter
Metropolitan
di: Amerika
- menunjukkan adanya development (pembangunan yang
pesat), Core Bussiness District (CBD), dan inequality
(kesenjangan),
- segregasi sosial dan keruangan yang tinggi terlihat pada
fragmentasi kelompok etnis dan politik
Uni Soviet
Terbangunya integrasi sosial, struktur politik yang lebih terbatas
dan mobilitas sosial rendah.
Jepang
Core Bussiness District (CBD) tinggi namun lebih terintegrasi
dan tidak menunjukkan terjadinya sprawl
(pemencaran/kerenggangan) seperti di Amerika.
Eropa
CBD tinggi, integratif, pelestarian pusat2 sejarah, yg telah
tumbuh sejak lama
Afrika
Metropolitan yang tumbuh akibat pertumbuhan penduduk dan
urbanisasi yg besar, dan bergantung pada sistem kapitalis
Kota Metropolitan Regional berbeda dg
Metropolitan Internasional,
Wackermann (2000)
Kota metropolitan internasional adalah kota yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1.
Memiliki populasi yang secara kualitatif aktivitasnya berada di tingkat internasional
dan berada di jaringan perdagangan raksasa.
2.
Memiliki pelayanan tingkat internasional di bidang teknologi, konsultansi dan riset.
3.
Memiliki infrastruktur untuk penyelenggaraan aktivitas internasional seperti: kongres,
festival, dll.
4.
Memiliki komunitas tenaga kerja asing yang merepresentasikan perusahaan dan
5.
institusi multinasional yang jumlahnya cukup untuk mempengaruhi kehidupan lokal.
6.
Memiliki citra internasional terutama dalam bidang pariwisata dan budaya.
7.
Suatu metropolitan bisa saja mempunyai satu pusat (monocentric), atau lebih dari satu
pusat (polycentric). Suatu metropolitan bisa saja mempunyai satu pusat
(monocentric), atau lebih dari satu pusat (polycentric).
Kota Metropolitan di Indonesian masih berkarakter monocentric
Metropolitan Cirebon Raya
• Pertimbangan : memiliki posisi
strategis sebagai pusat
aglomerasi penduduk, aktivitas
ekonomi dan sosial masyarakat
• Tujuan : akselerasi
pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kesejahteraan,
modernisasi, pemerataan, dan
pembangunan keberlanjutan,
menciptakan lapangan kerja
baru, mningkatkan pendapatan
masyarakat , meningkatkan
jumlah investasi swasta,
meningkatkan fasilitas dan
kualitas pelayanan , dan
pengembangan industri
ekonomi rakyat
• Sektor unggulan : industri
manufaktur, perdagangan dan
jasa
• Pintu gerbang keluarmasuknya arus barang
Kondisi yang dituju
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia yang
minimal setara dengan kondisi nasional
Struktur ruang
Tantangan : di wilayah
sekitarnya sudah terdapat
Metropolitan
5 kewenangan
Sebagai pusat
Cirebon raya  sbg perdagangan administratif daerah (Kab.
kota inti yg
Cirebon, majalengka –
(bisnis
dan
didukung oleh
indramayu-kuninganfinancial
daerah
sumedang) yg telah
center) 
(kabupaten) di
memiliki sistem
sekitarnya
perkembanga kelembagaan tersendiri
terkait dengan berbagai
n ekstensif
aspek pembangunan dan
pemerintahan
pertumbuhan
penduduk
yang pesat
perkembangan
kawasan
industri , niaga
dan pemukiman
mengancam
Keberadaan
Kawasan
Lindung
Pembanguna
n yg tdk
terstruktur
dan sporadis
Kesenjangan
ekonomi
konflik sosial
dan
kriminalitas
Sarana
Transportasi
dan
infrastruktur
tdk mmadai 
kemacetan
Masalah Kota
metropolitan
Peningkatan
Volume
Limbah/
sampah
pencemaran
industri dan
domestik
terhadap air
Daya dukung
dan daya
tampung
lahan
terbatas
Tata Kelola Pemerintahan
•
•
•
•
Membangun Infrastruktur jalan
Membangun Teknologi (komunikasi, hankam)
Mengembangkan pusat budaya dan pendidikan
Peningkatan Pelayanan publik (kesehatan,
pendidikan dan ekonomi) yang sangat baik
• Pengembangan Pusat perekonomian bisnis :
industri, perdagangan dan jasa
• Memperkuat daya dukung pertanian untuk
ketahanan pangan
Pembangunan terintegrasi dalam suatu wilayah
metropolis
Isu-isu dan Tata Kelola Kota
Metropolitan (1)
ISU-ISU
Tata Kelola
Migrasi penduduk yang tinggi
- Peningkatan pemukiman dan fasilitas
pendukungnya
- Peningkatan pelayanan publik (terutama
pendidikan, kesehatan dan ekonomi)
- Penciptaan lapangan kerja utk mencegah
pengangguran, kemiskinan dan kriminalitas
Pembangunan menghasilkan
kerusakan LH dan ekosistem
akibat dari limbah kegiatan
sosial ekonomi masyarakat
- Pajak polusi/pencemaran  dimanfaatkan
pemerintah utk mengatasi polusi
- mengelola limbah/sampah dg baik
- Penerapan konsep Greencity
- Penyediaan air bersih
- Penerapan RTH
- Mengurangi alih fungsi lahan pertanian
menjadi non-pertanian yg akan menurunkan
produksi pertanian  pembangunan kawasan
pertanian
Isu-isu dan Tata Kelola Kota
Metropolitan (2)
Kondisi yang akan terjadi
Tata Kelola
Padatnya aktivitas
menimbulkan kemacetan
- Penyediaan angkutan umum massal yg memadai
dan nyaman
- Traffic Management
- Kebijakan pembatasan kendaraan
Kebutuhan Aksesibilitas
antar pusat pertumbuhan
Penyediaan jaringan jalan dan rel kereta api,
Penyediaan transportasi udara dan penataan
dermaga laut/transportasi laut yang terintegrasi
dengan baik
Aktivitas sosial - ekonomi
rakyat dan investasi
meningkat
- Pemerintah memfasilitasi dan mempermudah
perijinan usaha
Konflik keruangan
- Perlunya kerjasama antar daerah
Lembaga otoritas kewilayahan
Pengelolaan kawasan metropolitan diperlukan kerjasama
yang baik antara daerah administratif disekitarnya yang
diwujudkan dalam kelembagaan formal, mempunyai
wewenang tertentu di dalam pengelolaan dan perencanaan
fasilitas pelayanan perkotaan (Montgomery, 2003)
Perlu Konsolidasi Otoritas Kewilayahan serta
Mengelola Jejaring Tata Kelola Pemerintahan
Dibentuknya badan
koordinasi/kerjasama pembangunan
wilayah
Jejaring Tata Kelola Pemerintahan
dan Organisasi Kewilayahan
Provinsi
Badan
Koordinasi/Kerjasama
Pembangunan Kawasan
Kota Penyangga
Kota Metropolitan
Kota Penyangga
Badan koordinasi/kerjasama
• Tugas :
- Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap
pemanfaatan ruang dalam kawasan metropolitan.
- Mengendalikan proses perencanaan dan penerapan dokumen2
perencanaan.
- Mengusahakan kota-kota penyangga di sekitar metropolitan
berfungsi sebagai counter magnet atau sebagai pusat-pusat
pertumbuhan yang seimbang
• Sejumlah pejabat di lingkungan Dinas Tata Ruang menduduki
kesekretariatan Badan Koordinasi/Kerjasama Pembangunan
• Memiliki kewenangan dalam mengendalikan Bappeda atau dinasdinas terkait dalam perencanaan dan pemanfaatan tata ruang.
• Pemerintah Provinsi menyiapkan anggaran khusus bagi
terlaksananya kegiatan Badan Koordinasi/Kerjasama
Pembangunan
• Memadukan partisipasi publik dalam pelaksanaan tugasnya
Pengalaman Badan Kerjasama
Pembangunan/BKSP Jabodetabekjur
• BKSP gagal menjalankan fungsi akibat kendala
• Struktural  Kepala BKSP tidak bisa secara
• efektif mengkoordinasikan berbagai instansi terkait di
wilayah Jabodetabekjur.
• Ketiadaan dana khusus bagi BKSP untuk melakukan
kegiatan koordinasi, pemantauan dan pengawasan
• Kegiatan BKSP tumpang tindih kegiatan dengan
beberapa lembaga pemerintahan lainnya,
• Tidak ada kejelasan peran BKSP untuk mengendalikan
Bappeda
Kegagalan BKSP Jabodetabekjur jangan terulang !!!
Komitmen Jejaring Tata Kelola
Pemerintahan Kawasan Metropolitan
Membangun komitmen daerah untuk mematuhi
pemanfaatan rencana tata ruang dan menjaga
harmonisasi pembangunan berkelanjutan.
Pesatnya pembangunan bertendensi meluasnya kegiatan
pembangunan perkotaan secara tidak terstruktur dan
sporadis  Badan Koordinasi/Kerjasama Pembangunan
memiliki kewenangan memberikan sangsi bagi pelanggaran
daerah terhadap rencana tata ruang.
Komitmen daerah kawasan untuk menjaga/
memelihara keberadaan Kawasan Lindung
Mengenai Dewan Khusus  pihak
ketiga (“third party authority” )
Dalam mekanisme tata kelola pemerintahan tidak
perlu dibentuk Dewan Khusus yg ditangani oleh
pihak ketiga (“third party authority” )
Koordinasi pembangunan merupakan fungsi
pemerintah, yang memiliki kewenanagan
mengeluarkan regulasi bagi terlaksananya
pembangunan integratif
Pihak ketiga dilibatkan untuk duduk di dalam
sekretariat lembaga  sbg wujud pelibatan partisipasi
publik dalam pembangunan
Pihak ketiga yang dilibatkan harus memiliki
kompetensi di bidang penataan kota dan
perencanaan pembangunan
Dewan Metropolitan dan Pusat
Pertumbuhan Jawa Barat
Wakil
ketua
Ketua
Gubernur
Ketua
harian
Wakil Gubernur
Wakil
ketua
Anggota
Wakil
ketua
Bupati/walikota
Sekda Provinsi dan
Sekda kab/kota dan
unsur pemangku
kepentingan
Badan -MP2JB
Advisor
Eksternal
Kepala
Kepala Bappeda
Sekretaris
Eksekutif
Waka bid.
Pembangunan
Kadis Pemukiman
Advisor
Internal
Waka bid.
Kerjasama
investasi
Profesional/Tokoh
Garis
komando
pembangunan
Garis
koordinasi
Koordinator
Di masing-masing
MP2
Koordinator
Di masing-masing
MP2
CATATAN UNTUK KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
PEMBANGUNAN VERSI PERDA NO. 12/2014
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keduanya terlampau bersifat government centric;
Tidak mencerminkan kelembagaan multipihak;
Harus di redesign  bentuk kelembagaan yang mencerminkan
multipihak: pemerintah – swasta – masyarakat sipil;
Kelembagaan harus mengakomodir semua pihak termasuk
stakeholders pemerintah, swasta, dan civil society yang berada
pada level nasional;
Kelembagaan sebaiknya bersifat “otonom” atau “relatif otonom”
dengan kewenangan yang cukup  kedudukan pemerintah pusat
dan daerah (provinsi dan kab/kota) posisinya sebagai
shareholders.
Badan otorita kawasan metropolitan cirebon  salah satu model
yang dapat dicoba untuk dipilih  LIHAT UU 32/2004 ttg Kawasan
Khusus (lihat juga UU Perubahannya)  Badan otorita ini bersifat
multipihak berisi: unsur pemerintah, swasta, dan civil society 
AKAN DIBERI KEWENANGAN SEBERAPA BESAR DAN DALAM BIDANG
APA SAJA  lihat kasus BADAN OTORITA BATAM: PRA DAN PASCA
PEMBENTUKAN PROVINSI RIAU KEPULAUAN
Pesan Moral
Sinergitas dan harmonisasi pembangunan harus memperhatikan
aspek lingkungan (Green metropolis) serta harmonisasi tata
ruang.
Kota Metropolitan memperkuat konsolidasi diantara masyarakat
dan pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi,
pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat sebagai
pencapaian tujuan nasional
Tata kelola pemerintahan yang baik berorientasi pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat (maju dan bahagia)
Membangun sistem ekonomi yang tidak bergantung pada raksasa
sistem ekonomi negara lain (sistem kapitalis)
Tidak melupakan nilai2 Pancasila yang Membentuk karakter
masyarakat dipegang sebagai etos bangsa dan membudaya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Biodata
Prof. Dr. Dede Mariana, M.Si
•
•
•
Guru Besar Ilmu Pemerintahan, Universitas Padjadjaran
Kepala Departemen Ilmu Politin FISIP UNPAD
Staf Ahli Gubernur Jawa Barat Bidang Hukum dan Politik; Anggota Pramuka sejak 1969-skr
•
e-mail: [email protected] HP: 081.1233.1363
• Menulis Disertasi: “Budaya Organisasi dan Perilaku Menyimpang Pejabat Publik” (Sosiologi Korupsi, Sosiologi
Pemerintahan, Sosiologi Organisasi)
• Menulis Tesis: “Pengelolaan Pembangunan oleh Non Government Organization (NGO)” (Antropologi dan
Sosiologi Pembangunan, Gejala Korupsi di Kalangan NGO/LSM)
• Menulis Skripsi: Peranan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam Pendapatan Asli Daerah Sendiri
(PADS) Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung (Ilmu Pemerintahan, kemampuan otonomi daerah)
Pendidikan: S3 Ilmu-ilmu Sosial; S2 Sosiologi-Antropolgi; S1 Ilmu Pemerintahan
Dosen FISIP dan Pascasarjana Unpad, Pascasarjana Unjani, SESKOAD, SESPIMPOLRI, dan SESKOAU
Ketua Program Studi Magister (S2) Kebijakan Publik Program Pascasarjana FISIP Universitas Padjadjaran
Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Kewilayahan LPPM Unpad
Sekretaris Laboratorium Ilmu Pemerintahan FISIP Unpad
Ketua Program Magister (S2) Ilmu Pemerintahan Program Pascasarjana Universitas Jenderal Ahmad Yani
Pemimpin Redaksi Jurnal Governance dan Jurnal PublicSphere
Editor Kepala (Chief Editor) Jurnal Sociohumaniora
Ketua Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) Bandung
Sekretaris Himpunan Indonesia untuk Ilmu-ilmu Sosial (HIPIIS) Jawa Barat
Publikasi: Dinamika Demokrasi dan Perpolitikan Lokal di Indonesia (Buku); Demokrasi dan Politik Desentralisasi (Buku,
ditulis bersama Caroline Paskarina, 2008); Sosiologi Max Weber (Buku); Isu-isu Publik dan Dinamika Pemerintahan, Jilid
I dan II (Buku); Dinamika Pemilu 2009 (Buku), Merancang Reformasi Biroklrasi di Indonesia (Buku, ditulis bersama
Caroline Paskarina, 2009), Perbandingan Pemerintahan (Buku, ditulis bersama Caroline Paskarina, dan Neneng Yani
Yuningsih, 2009).
Keahlian/Minat Riset: Budaya Organisasi, Multikulturalisme, Governance, Sosiologi Pemerintahan, Budaya
Pemerintahan, dan Perbandingan Pemerintahan
Narasumber berita untuk media cetak dan elektronik, dalam bidang politik, pemerintahan, dan sosial
Menulis artikel ilmiah populer untuk media massa cetak lokal dan nasional
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Terima Kasih-Bandung, 14 Oktober 2014
Download