1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Positron

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Positron Emission Tomography (PET) merupakan salah satu fasilitas
kedokteran nuklir yang digunakan untuk mevisualisasi metabolisme di dalam tubuh
dengan menggunakan radioisotop yang memancarkan positron. Sebagian besar
PET menggunakan FDG (fluoro deoxyglucose) sebagai perunut radioaktifnya.
Fluoro deoxyglucose ini biasanya diproduksi oleh siklotron medis.
Siklotron merupakan suatu mesin yang digunakan untuk membuat
radioisotop yang umumnya berumur pendek yang dapat digunakan untuk penelitian
dan pencitraan medis [1]. Siklotron merupakan mesin pemercepat partikel berat
seperti proton dan deuterium. Partikel-partikel ini dipercepat secara melingkar
sehingga mempunyai energi kinetik yang tinggi. Partikel yang telah dipercepat ini
kemudian ditumbukkan ke target. Pada siklotron medis, partikel ini ditembakkan
ke target sehingga menghasilkan 18F yang digunakan pada PET.
Pada saat produksi 18F terjadi reaksi nuklir 18O(p,n)18F, sehingga siklotron
medis menghasilkan neutron dan sinar gamma. Berdasarkan energinya neutron
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu neutron cepat, neutron epitermal dan neutron
termal. Neutron jika berinteraksi dengan inti atom akan mengubah materi stabil
menjadi materi radioaktif. Neutron termal terbentuk dari penurunan energi neutron
cepat akibat proses hamburan [2].
Komposisi udara bebas adalah 78% nitrogen, 20% oksigen, 0,93% argon,
dan 0,03% gas-gas lain. Nitrogen mempunyai konsentrasi yang besar tetapi tidak
dapat teraktivasi oleh neutron termal, sedangkan oksigen dapat teraktivasi dan
menghasilkan 16N yang memiliki waktu paro sangat pendek yaitu 7,1 detik. Argon
di udara bebas dapat teraktivasi menjadi
41
Ar yang merupakan isotop radioaktif
pemancar gamma dan memiliki waktu paro 1,83 jam sehingga keberadaannya harus
diperhitungkan [3]. Oleh karena itu penentuan aktivitas
41
Ar di ruang siklotron
medis perlu dilakukan sehingga penanganan demi keselamatan pekerja radiasi
dapat ditentukan.
1
2
I.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diselesaikan dalam penelitian ini adalah
1. Apakah terdapat radioisotop 41Ar di ruang siklotron?
2. Berapa aktivitas 41Ar yang teraktivasi di ruang siklotron medis?
3. Berapa besar fluks neutron termal yang dihasilkan berdasarkan aktivitas
41
Ar?
4. Berapa besar dosis serap yang dihasilkan oleh aktivitas 41Ar?
I.3 Batasan Masalah
Penelitian ini menggunakan tabung Marinelli yang disegel untuk
menyimulasikan ketiadaan ventilasi sehingga batasan masalah pada penelitian ini
adalah
1.
Pengaruh dari dinding plastik pada tabung Marinelli dapat diabaikan
2.
Aktivasi udara di dalam tabung Marinelli dapat diasumsikan sama dengan
aktivasi udara di luar tabung.
I.4 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas 41Ar di ruang siklotron
yang meliputi:
a. Menentukan aktivitas 41Ar di udara di ruang siklotron medis.
b. Menghitung fluks neutron yang dihasilkan berdasarkan aktivitas
41
Ar
terukur
c. Mengevaluasi besar dosis serap di udara yang disebabkan oleh aktivitas 41Ar
I.5 Manfaat
Manfaat dari penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai bahan evaluasi baku
mutu batas lepas 41Ar di udara. Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam
tindakan proteksi untuk pekerja di ruang siklotron. Penelitian ini juga diharapkan
dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.
Download