bentuk komunikasi antara guru agama dan orangtua dalam

advertisement
BENTUK KOMUNIKASI ANTARA GURU AGAMA DAN
ORANGTUA DALAM MEMBANTU PEMBELAJARAN
AGAMA DI SDI AL IZHAR PONDOK LABU
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
FITRIANI
NIM. 106051001816
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 September 2010
Fitriani
BENTUK KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN ORANGTUA
DALAM MEMBANTU PEMBELAJARAN AGAMA DI SDI ALIZHAR PONDOK LABU
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh:
FITRIANI
NIM. 106051001816
Pembimbing:
Prof.Dr.Hj.Ismah Salman M. Hum
NIP. 19640428 199303 1002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010 M
ABSTRAK
Bentuk Komunikasi Antara Guru Agama dan Orangtua Murid Dalam
Membantu Pembelajaran Agama Di SDI Al Izhar Pondok Labu
Nama : Fitriani
NIM : 106051001816
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi
manusia melakukan suatu hubungan, karena manusia adalah makhluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan
antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan
komunikasi . Komunikasi adalah sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial,
karena tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan
menghasilkan kebudayaan yang tinggi..
Penelitian ini bertujuan menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama,
Bagaimana Bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dan orangtua murid?
Kedua, Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat komunikasi
antara guru dan oarangtua murid?
Metode yang digunakan penulis dalam menggunakan metode deskriptif
analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara melalui pengamatan
lapangan dengan mengikuti kegiatan sekolah seperti Open house. wawancara,
dan dokumentasi di SDI Al-Izhar Pondok Labu secara langsung.
Sedangkan teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori dari
Harold Lasswell komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan
tersebut, yakni komunikator, pesan, komunikan, media dan efek. Bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek.
Bentuk komunikasi antara guru dan orangtua murid dalam meningkatkan
pembelajaran agama di SDI Al-Izhar Pondok Labu sudah tercipta dengan cukup
baik, hal ini terbukti dengan banyaknya murid-murid yang menerapkan nilai-nilai
aqidah, syari’at dan akhlak, misalnya shalat berjama’ah, berdoa sebelum belajar,
hafalan surat-surat pendek ketika mulai belajar/ketika akan pulang, dan membaca
al-Qur’an setiap pagi yang dilakukan secara rutin.
i
KATA PENGANTAR
‫ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ‬
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah dari lisan
manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada
penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasihnya,
serta dengan izinnya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Sholawat serta salam senantiasa terucap kepada manusia yang agung, yang
bagus ucapannya, yang luhur budi pekertinya, yang tidak pernah lelah untuk
mengajak umatnya kepada jalan yang benar serta yang akan menyelamatkan
umatnya di dunia dan di akhirat beliau adalah Sayyiudina Muhammad bin
Abdillah.
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Walaupun cukup banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi,
baik itu berupa sifat malas, lalai dan sombong yang masih melekat kuat di dalam
diri penulis. Sungguh sesuatu yang sangat anugerah terindah yang diberikan Allah
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini
terwujud yang telah mendukung serta memberikan motivasi kepada penulis.
Penulis persembahkan segalanya kepada bapak (Ruslan) dan kepada ibu
tersayang (Rohani) yang dengan ketegaran hatinya dalam menghadapi hidup telah
menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi penulis serta air susunya yang
telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan keringat dan air matanya telah
menyatu dalam jiwa penulis. Kakak-Kakakku dan keponakanku yang selalu
ii
mendoakan penulis serta menghibur penulis dikala kesedihan datang kepada
penulis.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penulisan skripsi, rasa terima kasih penulis ucapkan kepada:
1.
Kepada bapak Dr. Arief Subhan M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A
selaku Pudek I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II dan
bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Drs. Jumroni, M.SI yang
telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama peneliti berada di
kampus ini;
3. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi
Musyarofah, MA yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan nilai
akademis di kampus tercinta ini;
4. Prof.Dr.Hj.Ismah Salman M.Hum selaku pembimbing yang telah
membimbng peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
5. Kepada para dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan
berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada peneliti selama
dalam masa perkuliahan.
6. Kepada bapak/ibu pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas yang telah membantu peneliti dengan penyediaan bahan-bahan
dalam mengerjakan skripsi ini.
iii
7. Kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala sekolah dan Bapak, ibu Guru
Sekolah Dasar Islam Al-Izhar Pondok Labu yang telah banyak membantu
peneliti dalam memperoleh data.
8. Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan 2006 yang
sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian
berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.
9. Kepada semua teman-temanku alumni SMA 2 Koto XI Tarusan
terimakasih atas doa kalian.
10. Keluarga Besar KKN Pandai Sikek tahun 2009.
11. Kepada semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah
yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta.
Amin ya Rabbal Alamin.
Jakarta, 06 Oktober 2010
Fitriani
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
6
D. Metodologi Penelitian .........................................................
7
E. Tinjauan Pustaka .................................................................
9
F. Sistematika Penulisan.......................................................... 10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Komunikasi ........................................................................ 11
1. Pengertian Komunikasi ............................................... 11
2. Unsur-unsur Komunikasi .............................................. 13
3. Tujuan Komunikasi .................................................... 17
4. Bentuk-bentuk Komunikasi .......................................... 18
a. Komunikasi Verbal ………………………………… 18
b. Komunikasi Non Verbal ........................................... 19
c. Komunikasi Intrapribadi ........................................... 21
d. Komunikasi Antarpribadi ......................................... 21
e. Komunikasi Massa …………………………………. 23
5. Metode Komunikasi ……………………………………. 24
v
6. Hambatan- hambatan Komunikasi ………………………. 25
B. Guru ……………………………………………………….. 26
1. Pengertian Guru ........................................................... 26
2. Syarat- syarat Menjadi Guru dan Kompetensi Guru ....... 28
a. Syarat- syarat menjadi guru ...................................... 28
b. Kompetensi guru ...................................................... 28
c. Tugas dan tanggung jawab guru ............................... 29
d. Guru Sebagai Pendidikan Profesional …………… .... 30
C. Orangtua Murid ................................................................ 32
1. Pengertian Orangtua Murid ........................................... 32
a. Kedudukan Orangtua dalam keluarga ....................... 33
b. Tugas dan Tanggung Jawab Keluarga ....................... 34
D. Pembelajaran Agama ........................................................ 35
1. Pembelajaran ............................................................... 35
a. Pengertian Pembelajaran .......................................... 35
b. Komponen Pembelajaran........................................... 38
2. Pengertian Agama .............................................................. 38
BAB III
PROFIL
SEKOLAH
DASAR
ISLAM
AL-IZHAR
PONDOK LABU
A. Sejarah Berdirinya SDI Al-Izhar .......................................... 42
B. Profil Sekolah .................................................................. 43
C. Visi, Misi, Motto dan Struktur ............................................ 45
D. Program Kegiatan Pembelajaran Agama ............................ 47
vi
E. Sarana dan Prasarana ......................................................... 49
BAB IV
TEMUAN DILAPANGAN DAN ANALIS DATA
A. Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua Murid ..... 52
1. Komunikasi Verbal ...................................................... 52
2. Komunikasi Non Verbal .............................................. 54
3. Komunikasi AntarPribadi Guru dan Orangtua ............... 54
B. Hambatan dan Pendukung Pelaksanaan Pembelajaran
Agama .............................................................................. 55
1.
Komunikator (Guru) .................................................. 56
2.
Komunikan (Orangtua) .............................................. 57
3.
Laporan berkala ( Buku Agenda) ............................... 57
4.
Rapat dan Pertemuan ................................................. 58
C. Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi ......................... 58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 59
B. Saran.................................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 62
LAMPIRAN
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu hal yang perlu disadari oleh semua orang terutama orang tua
bahwa setiap anak sejak lahir telah dianugrahi Tuhan dengan berbagai
kemampuan. Peran serta orangtua sangat penting dalam menanamkan
pandangan hidup keagamaan terhadap anaknya. Agama yang dianut oleh anak,
tergantung pada pengaruh orangtua dan alam sekitarnya, dasar-dasar ini harus
sudah ditanamkan dan dipupuk sejak dini, karena jika tidak demikian halnya
kemungkinan akan mengalami kesulitan jika diberikan pada masa dewasa.
Komunikasi
merupakan
aktivitas
dasar
manusia,
dengan
berkomunikasi manusia melakukan suatu hubungan, karena manusia adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan
satu sama lain. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya
dapat dilakukan dengan komunikasi. Komunikasi adalah sendi dasar
terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi kehidupan manusia
tidak akan berkembang dan menghasilkan kebudayaan yang tinggi.
Dengan komunikasi manusia mencoba mengekspresikan keinginannya
dan dengan komunikasi pula manusia melaksanakan kewajibannya. Itulah
sebabnya Toto Tasmara, Wilbur Schraam memberikan predikat kepada
manusia sebagai The Communication Animal, artinya tanpa komunikasi
manusia akan jatuh derajatnya pada tingkat yang rendah. 1
1
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama,1997),Cet,Ke-2,h.6
1
2
Komunikasi dalam kehidupan manusia semakin dirasakan urgensinya,
bukan saja disebabkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi
karena hasrat dasar sosial yang terdapat dalam diri setiap manusia.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu (informatif) atau mengubah sikap, pendapat atau
perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kondisi tertentu,
komunikasi juga dapat dilakukan dengan bahasa isyarat atau dengan kode. Hal
penting dari komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan secara utuh dan jelas.
Ditinjau dari proses komunikasi, pendidikan
adalah bagian dari
komunikasi yaitu proses pengajaran melibatkan dua komponen yang terdiri
dari guru sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapan oleh Wilbur Schramm bahwa komunikasi didasarkan
atas hubungan antara dua orang atau antara seseorang dengan orang lain.
Hakikat hubungan ini adalah setara (‘Tune”) antara satu sama lain yang
terfokus pada informasi yang sama, kesangkutpautan tersebut berada dalam
komunikasi tatap muka (face to face communication).2 Hakekat dari
komunikasi terletak pada kesamaan maksud atau perubahan tingkah laku
objek atau sasarannya. Oleh karena itu ada juga yang mengatakan bahwa
komunikasi pada dasarnya juga merupakan proses mengupayakan perubahan
perilaku (tingkah laku) seseorang menjadi lebih baik.
Komunikasi dalam pendidikan adalah proses komunikasi yang
melibatkan banyak komponen yang terdiri atas semua komponen yang ada di
2
Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan komunikasi,(Bandung: CV.Mandar
Maju,1998), h.58
3
lingkungan sekolah seperti guru, murid, kepala sekolah, dan sebagainya.
Khususnya dalam proses pembelajaran, maka pengajar berfungsi sebagai
komunikator dan murid sebagai komunikan.
Perlu disadari, bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam
kehidupan bersosialisasi, bahkan pada bidang pendidikan. Seorang guru harus
dibekali ilmu komunikasi agar apa yang disampaikannya dapat menjadi efektif
dan siswa dapat memahami pelajaran dengan mudah. Telah disepakati, bahwa
fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur dan
mempengaruhi. Dalam komunikasi istilah pendidikan dan pengajaran adalah
dua komponen yang saling melibatkan antara pengajar sebagai komunikator
dan pelajar sebagai komunikan.
Dalam dunia pendidikan yang memegang peranan komunikasi adalah
guru
atau
pendidik.
Pada
kegiatan proses belajar
mengajar
guru
menginstruksikan pesannya melalui tindakan-tindakan komunikasi.
Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara
baik secara “Verbal” (dalam bentuk kata-kata baik lisan maupun tulisan)
ataupun “ Non Verbal” (tidak dalam kata-kata, misalnya gestura, sikap,
tingkah laku, gambar-gambar, dan bentuk lainnya yang mengandung arti).
Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Bicara tatap muka, berbicara di depan kelas dalam proses belajar
mengajar, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada seseorang,
sekelompok orang atau organisasi, ini adalah contoh-contoh dari tindakan
komunikasi langsung. Sementara yang tidak termasuk komunikasi tidak
langsung adalah komunikasi yang dilakukan secara perorangan tetapi melalui
4
medium atau alat perantara tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui
surat kabar, majalah, radio, TV, Film, pertunjukan kesenian dll.
Untuk dapat menanamkan pandangan hidup keagamaan (Dakwah)
dikalangan anak-anak, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru dan orangtua
terlebih dahulu menguasai psikologis anak, karena dunia anak berbeda dengan
dunia remaja orang dewasa. Bagi mereka bermain adalah dunianya. Namun
bagaimana caranya agar dalam bermain anak memperoleh sesuatu yang
berguna bagi dirinya kelak.
Dan di Era globalisasi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan sumber
daya manusia yang menguasai bidang di segala aspek kehidupan, salah
satunya yaitu dengan pendidikan. Pendidikan islam merupakan solusi untuk
melahirkan cikal bakal pemimpin masa depan yang profesional baik dalam
emosional maupun intelektual.
Sekolah dasar islam Al Izhar pondok labu merupakan sekolah yang
lebih banyak diminati oleh kalangan yang ekonomi sudah lumayan lebih.
Amka dari itu tidak semua orang dapat bersekolah disana.selain itu untuk
masuk di sekolah ini sangat banyak test yang harus di ikuti.jika sudah lulus
dari test itu maka akan diteima bersekolah disini.
Para orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah dasar islam ini agar
sang anak mendapatkan pendidikan agama yamg lebih.selain itu anak dapat
menerapkan apa saja yang telah didapatkan di lingkungan rumahnya dan
keluarganya.
Sesuai dengan cita-cita Yayasan Anakku untuk mendirikan sekolah
umum yang bernafaskan Islam dan berwawasan luas, pada tanggal 11 Maret
5
1987, berdirilah Perguruan Islam Al-Azhar Pondok Labu (PIIPL) yang
ditandai dengan peresmian Gedung Utama PIAAPL oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hassan.
Program pendidikan PIIPL dimulai dengan dibukanya Taman KanakKanak (TK) pada bulan Juli 1987. Setahun kemudian, pada bulan Juli 1988,
PIAAPL mulai menyelenggarakan program pendidikan tingkat Sekolah Dasar
(SD) untuk kelas 1 hingga kelas 4. Pada tanggal 6 Juni 1992, berdasarkan
Keputusan Rapat Pengurus Yayasan Anakku, nama Perguruan Islam Al-Azhar
Pondok Labu diubah menjadi Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik
mengangkat permasalahan ini kedalam Proposal dan karya ilmiah dengan
mengambil judul :
“BENTUK KOMUNIKASI ANTARA GURU AGAMA DAN
ORANGTUA DALAM MEMBANTU PEMBELAJARAN AGAMA DI
SDI AL IZHAR PONDOK LABU”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Agar lebih terarah dan sinkronisasi antara masalah yang
dikemukakan dengan pembahasan, maka perlu diberikan pembatasan
masalah yang akan diteliti. Subjek penelitiannya adalah Guru dan
Orangtua. Objek penelitiannya adalah bentuk komunikasi. Yang
difokuskan hanya pada guru agama dan orangtua murid kelas 4,5 & 6
6
yang setiap kelas berjumlah 75 orang. Peneliti hanya mengambil sampel
yaitu 27 orang.
2. Perumusan Masalah
Dengan berpedoman kepada pembatasan masalah diatas, maka
masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah:
a.
Bentuk komunikasi apa yang digunakan antara guru dan orangtua
murid ?
b. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat komunikasi
antara guru dan orangtua murid ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dan
orangtua murid dalam membantu pembelajaran agama.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi antara
guru dan orangtua murid.
Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Secara teoritis manfaat dari penelitian ini agar terjalin komunikasi antara
guru dan orang tua dalam membantu pembelajaran agama di zaman
sekarang ini serta menjadikan sample dalam meneliti bentuk komunikasi
khususnya di SD Al-Izhar pondok labu.
2. Secara praktis, dapat menjadi acuan dan bahan pegangan bagi orang tua
dan guru dalam mengkomunikasikan pesan-pesan agama terhadap anak.
7
Penulispun tidak mengambil manfaat dari
ilmu-ilmu yang digunakan
didalam penelitian.
D. Metodologi Penelitian
Metode dalam penelitian ini bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif
ialah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.3
Metodologi kualitatif ialah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan dalam peristilahannya.4Pada penulisan ini penulis
mencari sumber informasi sebagai studi deskriptif yang menggambarkan
objek apa adanya sesuai dengan kenyataan.
Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain
panca indra lainnya seperti telinga, mulit, dan kulit. Yang dimaksud metode
observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian. Data-data penelitian ini dapat diamati oleh
peneliti, dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti
melalui panca indra. Peneliti mengamati komunikasi guru dan orangtua pada
saat acara open house pada bulan agustus 2010.
3
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1999),Cet ke-1,h.138
4
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1999),Cet ke-1,h.138
8
2. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil tatap
muka antara penanya dengan narasumber dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide ( panduan wawancara).5
Peneliti melakukan wawancara secara tatap muka dengan
Bak.Drs.H.Bronto
Asmoro
selaku
wakil
kepala
sekolah,
Ibu
Dra.Hj.Chaeriyah Abdillah selaku guru agama kelas IV dan Bpk.H.
Bahroin Suryantara selaku guru agama kelas V&VI , dan orangtua yang
bersangkutan dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti.
3. Dokumentasi
Metode penelitian yang dilakukan peneliti untuk mencari data-data
yang diperlukan dengan menggunakan Handphone sebagai alat dalam
melakukan wawancara dan merekam kegiatan Open house dengan pihak
sekolah.
Teknik Pengolahan Data
Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang sesuai dengan pokok
permasalahan yang dirumuskan, peneliti menggunakan metode Deskriptif
kualitatif, yaitu peneliti menganalisis data yang diperoleh dari hasil
wawancara,
catatan
dari
lapangan
dan
buku-buku
dengan
cara
menggambarkan dan menjelaskan ke dalam bentuk kalimat yang disertai
kutipan-kutipan data.
5
M.Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985)h. 63
9
Alasan penulis memilih teknik analisis data secara kualitatif adalah
demi memudahkan proses penelitian. Data-data yang bisa diperoleh dari
pelaksanaan penelitian adalah data tulisan dan lisan ( data Verbal) bukan data
nominal atau yang menunjukkan angka-angka.
Analisis Data
Pada face ini merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil kesimpulan-kesimpulan yang benar melalui proses pengumpulan,
penyusunan, penyajian dan penganalisaan dari hasil penelitian yang berwujud
kata-kata. Setelah itu peneliti berusaha untuk menganalisa data dengan
menyusun kata-kata ke dalam tulisan yang lebih luas.
E. Tinjauan Pustaka
Sebelum melakukan penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan
tinjauan pustaka dan menelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi dan
karya ilmiah yang mempunyai kaitan objek dan subjek penelitian yang penulis
lakukan. Penulis melihat beberapa judul yang membahas tentang bentuk
komunikasi, diantaranya “ Bentuk Komunikasi Guru dan Murid dalam
Menanamkan Budi Pekerti di SLB-B Yayasan Dharma Asih Depok” Karya
Huzaimatul Hilaliah tahun 2009.skripsi ini membahas tentan bentuk
komunikasi dan metode yang digunakan guru dalam menanamkan budi pekerti
di SLB-B Depok.
Skripsi yang berjudul “Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua
Murid dalam Membantu Pembelajaran Agama di TK Islam Terpadu Kita”
10
Karya Siti Sholihah tahun 2008, skripsi ini membahas tentang bagaimana
bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dan orangtua dan metode apa
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Agama.
Perbedaan skripsi peneliti adalah peneliti ini lebih mengarah kepada
bentuk komunikasi antara guru dan orangtua murid dalam membantu
pembelajaran agama baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga subjek dan
objek penelitian yang berbeda dengan beberapa judul penelitian yang tertera
diatas.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi agar lebih mudah dan untuk memperjelas
dalam penyusunan, pembahasan selanjutnya maka penulis dalam kesepakatan
ini akan menentukan sistematika penulisan skripsi ini.
Adapun sistematika pembahasan dan penyusunan skripsi ini yang
penulis pergunakan adalah sebagai berikut :
BAB I :
Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB II :
Kajian Teoritis, dalam bab ini diuraikan mengenai pengertian
komunikasi,unsur-unsur
komunikasi,
tujuan
komunikasi,
bentuk komunikasi,metode komunikasi, hambatan-hambatan
komunikasi. Guru terdiri dari pengertian guru, syarat-syarat
menjadi guru dan kompetensi guru. Pengertian orangtua siswa,
pembelajaran agama.
11
BAB III :
Profil
SDI Al-Izhar Pondok Labu, pada bab ini diuraikan
tentang sejarah berdirinya SDI Al-Izhar, visi & misi,Struktur
Organisasi, Program Kegiatan Pembelajaran Agama, Sarana
dan Prasana .
BAB IV :
Temuan Dilapangan dan Analisis Data meliputi tentang Hasil
dari bentuk, Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua
Murid, Keberhasilan Komunikasi Antara Guru dan Orangtua,
Pendukung dan penghambat komunikasi, Upaya Mengatasi
Hambatan Komunikasi.
BAB V :
Penutup berisi tentang Kesimpulan dan Saran-saran.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin, yakni
communication, dan perkataan ini bersumber pada kata communis.
Perkataan communis tersebut dalam pembahasan ini sama sekali tidak ada
kaitannya dengan partai komunis yang sering dijumpai dalam politik. Arti
communis disini adalah “sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama
makna dalam mengenai suatu hal”. 1 Menurut Wilbur Schramm,
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis, common. Bilamana kita
mengadakan komunikasi , itu artinya kita mencoba untuk berbagi
informasi, ide atau suatu sikap. Jadi, esensi dari komunikasi itu adalah
menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima
guna menyampaikan isi pesan. 2
Sedangkan secara terminologis
komunikasi berarti proses
penyampaian pesan suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. 3
Beberapa para ahli “ Komunikasi” mengemukakan definisi komunikasi
sebagai berikut: Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan
Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset
komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi
1
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi ( Bandung : PT. Rosdakarya, 2000)
Cet. Ke-4, h.34
2
T.A, Lathief Rosyidy, Dasar-dasar Rhetorika Komunikasi dan Informasi, ( Medan:
1985) h. 48
3
T.A, Lathief Rosyidy, Dasar-dasar Rhetorika Komunikasi dan Informasi, h.48
11
12
komunikasi sebagai berikut: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka”.4
Sir Geral Berry, mengatakan bahwa berkomunikasi adalah
berunding, dengan komunikasi orang memperoleh pengetahuan, informasi,
dan pengalaman.5 Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, tepatlah
apa yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya,”The
Structure and Function of Communication In society”, bahwa cara yang
baik untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut: ”Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect?”
Paradigma Laswell diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni komunikator,
pesan, komunikan, media dan efek. Jadi pada dasarnya Laswell
menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek. 6
Maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses di
mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan lambang bahasa
maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah
terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat mengerti apa yang
sedang dikomunikasikan.
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003) Cet. Ke-4, h.19
5
H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
Cet. Ke-2, h. 15
6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.
Rosdakarya,2001) Cet.Ke-14, h. 10
13
2. Unsur-unsur komunikasi
Adapun unsur-unsur yang tercakup dalam komunikasi adalah sebagai
berikut:
a.
Sumber (Sumber atau Encoder)
Digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. 7 Sumber
dapat berupa orang, lembaga, buku dan dokumen, ataupun sejenisnya.
b.
Komunikator
Komunikator adalah individu atau kelompok yang mengambil
prakarsa ataupun sedang mengadakan komunikasi dengan individu atau
kelompok yang lain. Komunikator juga berfungsi sebagai encoder, yakni
sebagai
orang
yang
memformulasikan
pesan
yang
kemudian
menyampaikannya kepada orang lain, orang yang menerima pesan ini
adalah komunikan yang berfungsi sebagai decoder, yakni menejermahkan
lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri. 8 Syaratsyarat yang diperlukan oleh komunikator adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikannya
2) Kemampuan berkomunikasi
3) Mempunyai pengetahuan yang luas
4) Sikap
5) Memiliki daya tarik, maksudnya ia memiliki kemampuan untuk
perubahan sikap/penambahan pengetahuan pada diri komunikan.9
7
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT.
Rosdakarya,2001) Cet.Ke-14, h. 30
8
Onong Uchjana Effendy,Kepemimpinan dan Komunikasi, ( Yogyakarta: PT. Al-Amin
Press, 1996), Cet. Ke-1, h. 59
9
Onong Uchjana Effendy,Kepemimpinan dan Komunikasi, ( Yogyakarta: PT. Al-Amin
Press, 1996), Cet. Ke-1, h. 12
14
c.
Pesan (Messsage)
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan harus mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah
di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
Pesan dapat disampaikan melalui lisan dan melalui media, sedangkan
bentuk pesan dapat berupa informative, yakni memberikan keteranganketerangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan
sendiri. Pesan berupa persuasive,
yakni dengan bujukan untuk
membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita
sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau sikap sehingga ada
perubahan, namun perubahan itu adalah kehendak sendiri. Sedangkan
pesan koersif, yakni dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya
terkenal dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin
dan ketakutan di antara sesamanya dan pada kalangan publik. 10
Sebelum pesan itu disampaikan kepada komunikan ada hal-hal
yang harus diperhatikan oleh komunikator, yaitu
1) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, sesuai dengan
kebutuhan kita.
2) Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua
belah pihak.
3) Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta
menimbulkan kepuasan.11
10
Onong Uchjana Effendy,Kepemimpinan dan Komunikasi, ( Yogyakarta: PT. Al-Amin
Press, 1996), Cet. Ke-1, h. 14
11
H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2003) Cet.Ke-4, h. 32
15
d. Saluran (Channel)
Saluran (Channel) adalah saluran penyampaian pesan yang
diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Media
komunikasi dapat dikategorikan dalam dua bagian:
1) Media umum, ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk
komunikasi, contohnya: Radio, CB, OHP, dan sebagainya.
2) Media massa, adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa.
Disebut demikian karena sifatnya massa, contohnya: Pers, Radio, Film,
dan Televisi.12
e.
Penerima (Komunikan)
Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan
berfungsi sebagai decoder, yakni menerjemahkan lambing-lambang pesan
ke dalam konteks pengertiannya sendiri.13 Komunikan yang mempunyai
peranan sebagai penerima pesan atau sebagai pihak yang menjadi sasaran
komunikasi haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri dengan proses
komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga sampai pada
tujuan komunikasi.
f.
Efek
Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi, yaitu sikap dan tingkah
laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Jika sikap
dan tingkah laku orang lain itu sesuai, berarti komunikasi yang kita
12
H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003) Cet. Ke-4, h. 13
13
H. A. W. Widjaya,, h. 59
16
lakukan dapat dikatakan berhasil.14 Efek komunikasi yang timbul pada diri
komunikan bergantung kepada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator. Tujuannya bermacam-macam di antaranya agar komunikan
tahu, berubah sikap dan pandangannya. Biasanya efek yang diharapkan
pada komunikan ialah efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral.
Efek kognitif
menyebabkan
adalah yang timbul pada diri komunikan yang
komunikan
menjadi
tahu
atau
meningkatkan
intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan
kepada pikiran si komunikan. Denga kata lain, tujuan komunikator
hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan. Efek
afektif
lebih tinggi kadarnya dari pada efek kognitif, disini tujuan
komunikator bukan hanya sekedar agar komunikan tahu, tetapi bergerak
hatinya, berarti mendorong komunikan untuk memiliki kesadaran pada
dirinya, seperti menimbulkan perasaan tertentu, misalnya menimbulkan
perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah
dan sebagainya.
Sedangkan efek behavioral merupakan final dari kedua efek
tersebut dan merupakan efek yang paling tinggi kadarnya, yaitu
komunikan menjadikan pesan sebagai perilaku, sikap dan tindakan.
g.
Umpan Balik(Feed Back)
Dengan adanya umpan balik, situasi ketidak menentuan dapat
ditekan sekecil mungkin. Pemberi pesan atau penerima pesan selalu
berusaha untuk memastikan bahwa pesan itu diterjemahkan sama oleh si
14
H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,
1997), Cet. Ke-3, h. 38
17
penerima.15 Biasanya kita telah merasa puas dengan jawaban “ya atau
mengerti” atas pertanyaan ihwal sudah dipahami atau tidak, padahal kita
belum yakin benar tentang bagaimana bentuk pemahaman itu.
Dengan adanya umpan balik tercipta komunikasi dua arah (timbal
balik). Tanpa adanya umpan balik, kerancuan dapat timbul sebagai akibat
penafsiran yang ditujukan yang salah atau keliru.
3. Tujuan Komunikasi
Pada umumnya komunikasi mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
a. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita
harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya
dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita
maksudkan.
b. Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan mereka
menginginkan kemauannya.
c. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar
gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif
bukan memaksakan kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan
sesuatu itu bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan yang
dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun
15
H. A. W. Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,
1997), Cet. Ke-3, h. 48
18
yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk
melakukannya.
Maka menurut penulis, tujuan komunikasi adalah menyampaikan
informasi dari komunikator kepada komunikan dengan sejelas-jelasnya, agar
informasinya
dapat
dipahami/dimengerti
oleh
komunikan,
sehingga
komunikasi dapat bejalan dengan efektif.
4. Bentuk-bentuk Komunikasi
Seperti halnya definisi komunikasi, maka bentuk komunikasi
dikalangan para ahli juga berbeda satu sama lain. Bentuk itu didasarkan atas
sudut pandang masing-masing ahli, dan menurut pengalaman dan bidang
studinya, maka bentuk komunikasi diantaranya sebagai berikut:
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbolsimbol atau kata-kata baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun
secara tulisan. Komunikasi verbal ternyata tidak semudah yang kita
bayangkan. Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang
menggunakan satu kata atau lebih.
Kemampuan menggunakan komunikasi verbal secara efektif
adalah penting bagi seorang guru dan murid. Dengan adanya komunikasi
verbal
memungkinkan
pengidentifikasian
tujuan,
pengembangan
pembelajaran dan tingkah laku untuk mencapai tujuan. Suatu sistem kode
verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat
simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut,
19
yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah
sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud kita.
Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan berbagai
aspek realitas individual kita16.
Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan
komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu
proses seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar
untuk mempengaruhi tingkah laku penerima. Adapun komunikasi tulisan
yaitu komunikasi yang disampaikan berupa simbol-simbol. Komunikasi
tertulis ini dapat berupa surat, memo, buku petunjuk, gambar, laporan.
Sedangkan komunikasi lisan dapat berupa percakapan interpersonal secara
tatap muka atau melalui telepon, radio, televisi, dan lain-lain.17
b. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal sama pentingnya dengan komunikasi
verbal karena keduanya itu saling bekerja sama dalam proses komunikasi.
Dengan adanya komunikasi non verbal dapat memberikan penekanan,
pengulangan, melengkapi dan mengganti komunikasi verbal, sehingga
lebih mudah ditafsirkan maksudnya.
Komunikasi non verbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan
dengan
tidak
menggunakan
kata-kata
seperti
komunikasi
yang
menggunakan gerak tubuh, sikap tubuh, vocal yang bukan kata-kata,
kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat
16
17
Djuarsa Sendjaj, Teori Komunikasi,(Jakarta: Universitas Terbuka,2005),Cet.9.h.63
Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar.h.96
20
juga dikatakan bahwa semua kejadian disekeliling situasi komunikasi yang
tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. 18
Ada beberapa bentuk perilaku non verbal yakni:
1) Kinesik, adalah yang berkaitan dengan bahasa tubuh, yang terdiri dari
posisi tubuh, orientasi tubuh, tampilan wajah, gambaran tubuh, dll.
Tampaknya ada perbedaan antara arti dan makna dari gerakan-gerakan
tubuh atau anggota tubuh yang ditampilkan tersebut.
2) Okulesik, adalah studi tentang gerakan mata dan posisi mata.
3) Haptik, adalah tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana
seseorang memegang dan merangkul orang lain.
4) Proksemik, adalah tentang hubungan antar ruang, antar jarak, dan
waktu berkomunikasi.
5) Kronemik, adalah tentang konsep waktu.
6) Tampilan, adalah cara bagaimana seseorang menampilkan diri telah
cukup menunjukkan atau berkolerasi sangat tinggi dengan evaluasi
tentang pribadi.
7) Posture, adalah tampilan tubuh waktu sedang berdiri dan duduk.
8) Pesan-pesan paralinguistic antarpribadi adalah pesan komunikasi yang
merupakan gabungan antar perilaku verbal dan non verbal. 19
Ada tiga fungsi yang diperankan pesan non verbal, yaitu:
1) Sebagai pengganti pesan verbal, seperti aba-aba yang dipakai dalam
melaksanakan upacara-upacara, pesta dan olah raga.
18
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar,h.97
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar ,
2007), h.34
19
21
2) Sebagai fungsi memperkuat pesan verbal, contoh selain diucapkan
“Mohon perhatian dan pengertian terhadap persoalan tersebut seraya
bersalaman atau menundukkan kepala”.
3) Mempunyai tujuan menindakkan kata-kata yang diucapkan, contoh
seorang Bapak yang memberi komentar terhadap nilai buruk anaknya”
kamu ini memang anak yang rajin sekali belajar!Tetapi wajah Bapak
merah dan menakutkan.
c. Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi Intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung
dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator
maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia
bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya.
Sedangkan menurut Deddy mulyana” komunikasi intrapribadi
adalah komunikasi dengan diri kita, baik kita sadari atau tidak. Contohnya
berpikir, komunikasi ini merupakan landasan komunikasi pribadi dan
komunikasi dalam konteks yang lainnya, meskipun dalam disiplin
komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain,
komunikasi intrapribadi ini melekat pada komunikasi dua orang, tiga
orang dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan diri sendiri (
mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja
caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang
lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.20
d. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi Antarpribadi adalah komunikasi antar orang lain
dengan orang lain yang seseorang diri juga secara pribadi. Komunikasi
antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan
diterima oleh orang lain atau sekelompok orang lain dengan efek dan
20
Deddy
Mulyana,
PT.Rosdakarya,2007),Cet.9,h.80
Ilmu
Komunikasi
Suatu
Pengantar,
(Bandung:
22
umpan balik langsung. 21 Dari pengertian komunikasi antarpribadi tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi antarpribadi setiap orang
yang berkomunikasi akan membuat predikat tentang efek atau perilaku
komunikasi.
Dibandingkan
dengan
bentuk-bentuk
komunikasi
lainnya,
komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah
sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. 22 Alasannya adalah
komunikasi berlangsung tatap muka ( Face to face).23 Oleh karena
komunikator dengan komunikan itu saling bertatap muka, maka terjadilah
kontak pribadi ( Personal contact). Ketika penyampaian pesan, umpan
balik
berlangsung
seketika
(Immadiete
feedback),
komunikator
mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang
dilontarkan.
Menurut sifatnya, dikutip dari Onong Ucyana dalam bukunya Ilmu
Teori
dan
Filsafat
komunikasi
memaparkan
bahwa
komunikasi
antarpribadi dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
1) “ Komunikasi diadik ialah proses komunikasi antara dua orang dalam
situasi tatap muka. Komunikasi diadik dilakukan dalam tiga bentuk,
yakni percakapan, dialog, dan wawancara.”24
2) “ Komunikasi triadic ialah komunikasi antarpribadi yang perilakunya
terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan seorang
komunikan atau lebih. 25
21
Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, ( Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1991). Cet
ke-1.h. 72
22
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.81
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.81
24
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat, h.62-63
23
23
Adapun karakteristik komunikasi antarpribadi, yaitu antara lain:
1) Sifatnya yang dua arah atau timbale balik, karena dilakukannya secara
langsung, sehingga masalah cepat dapat diatasi dan dipecahkan
bersama.
2) Feed back-nya langsung tidak tertunda, karena berlangsungnya
komunikasi tersebut langsung, maka umpan baliknya dapat diketahui
seketika itu juga.
3) Komunikator dan komunikan dapat bergantian fungsi, sekali waktu
menjadi komunikator begitupun sebaliknya.
4) Bila dlakukan secara spontanitas, maksudnya tanpa direncanakan
terlebih dahulu.26
e. Komunikasi Massa ( Mass Communication)
Yang dimaksud dengan komunikasi massa ( mass communication)
ialah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat
kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah
besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonym dan heterogen.
Pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas
(khususnya media elektronik). Komunikasi antarpribadi, komunikasi
25
26
Onong Uchyana Effendy, , h.63
Onong Uchyana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat, h.55
24
kelompok dan komunikasi organisasi berlangsung juga dalam proses untuk
mempersiapkan pesan yang disampaikan media massa ini.27
Menurut Zulkarnaen Nasution dalam bukunya yang berjudul sosiologi
komunikasi massa mengatakan bahwa komunikasi massa adalah proses
penyampaian pesan atau informasi yang ditujukan kepada khalayak massa
dengan karakteristik tertentu. Sedangkan media massa hanya sebagai salah
satu komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya proses yang
dimaksud.28
Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan
Bittner yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat bahwa komunikasi massa adalah
pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang
( mass communication is message communicated through a mass medium to a
barge number of people).29
5. Metode Komunikasi
Istilah metode atau dalam bahasa Inggris “method” berasal dari bahasa
Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk
kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan,
dan logis pula.30
Berdasarkan pengertian diatas metode komunikasi meliputi kegiatankegiatan yang terorganisasi sebagai berikut:
a. Jurnalisme/Jurnalistik
1) Jurnalisme cetak
27
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, h.75
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, ( Jakarta: Universitas Terbuka)
29
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
Cet.Ke-2.h,180
30
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi¸( Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti,2003),h.56
28
25
2) Jurnalisme elektronik
a) Jurnalisme radio
b) Jurnalisme televise
b. Hubungan masyarakat (public relations)
c. Periklanan (advertising)
d. Propaganda
e. Perang urat syaraf
f. Perpustakaan
6. Hambatan-hambatan komunikasi
Hambatan komunikasi tidak hanya menyebabkan komunikasi berhenti,
tetapi ia menimbulkan kesulitan pada aliran pesan itu. Rintangan (hambatan)
komunikasi adalah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak
berlangsung sebagaimana harapaan komunikator dan penerima. 31 Adapun
hambatan-hambatan komunikasi, di antaranya:
a. Hambatan teknis
Hambatan teknis yaitu terjadi jika salah satu alat yang digunakan
dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang
ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan.
b. Hambatan semantik
Hambatan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan
karena kesalahan pada bahasa yang digunakan.
c. Hambatan Psikologis
31
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Bina Cipta,
1974) Cet. Ke-1, h. 145
26
Hambatan psikologis yaitu terjadi karena adanya gangguan yang
disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.
d. Hambatan Fisik
Hambatan fisik ialah hambatan yang disebabkan karena kondisi
geografis.
e. Hambatan status
Hambatan status ialah hambatan yang disebabkan karena jarak
sosial diantara peserta komunikasi.
f. Hambatan kerangka berpikir
Hambatan kerangka berpikir ialah hambatan yang disebabkan
adanya perbedaan persepsi antara khalayak komunikator terhadap pesan
yang digunakan dalam berkomunikasi.
g. Hambatan budaya
Hambatan budaya ialah hambatan yang terjadi disebabkan karena
adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihakpihak yang terlibat dalam komunikasi. 32
B. Guru
1. Pengertian Guru
Di zaman sekarang jabatan guru nampaknya sudah menjadi profesi
yang
menjadi
mata
pencaharian.
Guru
adalah
pendidik
profesional,karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima
dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak
32
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)
Cet. Ke-4, h. 146-149
27
orangtua.33 Hal ini dapat dilihat dari pendapat yang dikemukakan oleh
beberapa ahli pendidikan antara lain:
Moh. Uzer Usman mendefinisikan guru sebagai jabatan atau
profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.34
Roestiyah N. K. berpendapat bahwa guru adalah seorang tenaga
profesional yang dapat menjadikan peserta didik mampu merencanakan,
menganalisa dan meyimpulkan masalah yang dihadapi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah guru diartikan
sebagai “orang yang pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya)
mengajar.35
Dari berbagai pendapat diatas merupakan pengertian guru secara
professional dan bersifat umum. Sedangkan secara instuitisional yang
dikatakan guru agama adalah semua orang yang diangkat menjadi guru
agama oleh departemen agama.
Agama islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu
pengetahuan (guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas
mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. Dalam firman Allah yang
berbunyi:







  
Artinya : “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara
kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat………..” ( Al-Mujadilah :11).36
33
34
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h.39.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2005), h.6.
35
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), h. 123
28
Untuk menjadi seorang guru yang dapat mempengaruhi anak didik
kearah kebahagiaan dunia dan akhirat sesungguhnya tidaklah ringan,
artinya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.
2. Syarat- syarat Menjadi Guru dan Kompetensi Guru
a. Syarat-syarat Menjadi Guru
Pendapat Dzakiah Daradjat dkk yang dikutif Syaiful Bahri
Djamarah bahwa untuk menjadi guru agama harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Taqwa Kepada Allah
2) Berilmu
3) Sehat Jasmani
4) Berkelakuan Baik.37
Dari
berbagai
persyaratan
yang
dikemukakan
diatas
menunjukan bahwa seorang guru agama bukan hanya orang yang
berilmu pengetahuan saja, akan tetapi harus beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta dapat mengamalkan dalam kehidupan seharihari seperti memiliki sifat zuhud, bersih jasmani dan rohaninya serta
ikhlas dalam menjalankan tugasnya.
b. Kompetensi Guru
Dalam
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia
disebutkan
Kompetensi itu berasal dari kata “ Kompeten” yang berarti wenang,
cakap, berkuasa memutuskan (menentukan) sesuatu.38
36
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah
Press,1992)h, 910-911
37
Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, h. 41-42
29
Menurut Roestiyah N. K. Kompetensi adalah sebagai suatu
tugas yang memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.
Menurut Moh. Uzer Usman dalam bukunya menjadi Guru
Profesional “ kompetensi berarti” suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi ataupun kemampuan seseorang baik yang kualitatif maupun
yang kuantitatif. 39
Dengan adanya berbagai kompetensi guru berarti kompetensi
menjadi suatu keharusan bagi seorang yang akan memilih atau
menjadikan guru sebagai profesinya. Kompetensi inilah yang akan
mengantarkan pada suksesnya suatu proses belajar mengajar.
c. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Menurut Moh. Uzer Usman tugas guru ada tiga jenis:
1) Tugas bidang profesi yang meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan pada siswa dan juga penerapannya.
2) Tugas Bidang Kemanusiaan
3) Tugas dalam Bidang Kemasyarakatan. 40
Drs. Zuhairini dkk, mengatakan bahwa tugas seorang guru
agama adalah:
38
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1999), h.518
39
Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional,h.4
40
Moh. Uzer,h.7
30
1) Mengajarkan ilmu pengetahuan Agama Islam
2) Menanamkan keimanan dalam jiwa anak
3) Mendidik anak agar taat menjalankan agama
4) Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia
Dari beberapa pendapat di atas kita ketahui bahwa pada umumnya
tugas guru adalah sama yakni mengajar, mendidik dan melatih. Namun
guru agama tentunya berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya.
Guru
agama
disamping
melaksanakan
tugas
pengajaran,
yaitu
memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas
pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan
kepribadian,
pembinaan
akhlak
disamping
menumbuhkan
dan
mengembangkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
1) Serta akibat-akibat yang timbul (kata hati).
2) Menghargai orang lain, termasuk anak didik.
3) Bijaksana dan hati-hati ( tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat
akal).
4) Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan
perbuataannya dalam rangka membina perkembangan kepribadian dan
jiwa anak didik, dengan demikian tanggung jawab guru adalah untuk
membentuk anak didik agar menjadi orang yang berasusila yang cakap,
berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang.
d. Guru Sebagai Pendidikan Profesional
31
Dalam diskusi pengembangan model pendidikan profesional
tenaga kependidikan yang diselenggarakan oleh PPS IKIP Bandung tahun
1990, dirumuskan 10 ciri suatu profesi, yaitu:
1) Memiliki fungsi dan signifikan sosial.
2) Memiliki keahlian/keterampilan tertentu.
3) Keahlian/keterampilan diperoleh dengan menggunakan teori dan
metode ilmiah.
4) Didasarkan atas disiplin ilmu yang jelas.
5) Diperoleh dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama.
6) Aplikasi dan sosialisasi nilai-nilai profesional.
7) Memiliki kode etik.
8) Kebebasan untuk memberikan argument dalam memecahkan masalah
dalam lingkup kerjanya.
9) Memiliki tanggung jawab profesional dan otonomi.
10) Ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesinya. 41
Mungkin belum seluruh ciri profesi di atas telah dimiliki secara
kokoh (sempurna) oleh para pendidik kita. Sebab sebagai suatu profesi
terbuka, masih ada anggapan masyarakat bahwa setiap orang bisa menjadi
pendidik, atau setiap orang bisa mendidik.
Departemen Pendidikan Kebudayaan telah mengelompokan 10
kemampuan dasar, yaitu:
1) Penguasaan
bahan
pelajaran
beserta
konsep-konsep
dasar
keilmuannya.
41
Nana Syaodik Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya,2005),h.191
32
2) Pengelolaan program belajar mengajar.
3) Pengelolaan Kelas.
4) Penggunaan media dan sumber pembelajaran.
5) Penguasaan landasan-landasan kependidikan.
6) Pengelolaan interaksi belajar mengajar.
7) Penilaian prestasi siswa
8) Pengenalan fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
9) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah.
10) Pemahaman
prinsip-prinsip
dan
pemanfaatan
hasil
penelitian
pendidikan untuk kepentingan peningkatan mutu pengajar. 42
C. Orangtua Murid
1. Pengertian Orangtua Murid
Orangtua adalah guru pertama bagi anak-anaknya, apabila telah
masuk sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru
anaknya. Bahkan sebagai orangtua, mereka mempunyai berbagai peran
pilihan yaitu: orangtua sebagai pembuat keputusan, orangtua sebagai
pelajar, orangtua sebagai relawan, orangtua sebagai tim kerjasama guruorangtua. Dalam peran-peran tersebut memungkinkan orang tua membantu
meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka.43
Dikatakan pendidik yang pertama karena ditempat inilah anak
mendapatkan bimbingan dan kasih saying yang pertama kalinya. Serta
pendidikan dari tempat ini mempunyai pengaruh yang besar bagi
42
Nana Syaodik Sukmadinata,h. 193.
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), h. 123.
43
33
kehidupan anak kelak dikemudian hari, karena peranannya yang sangat
penting maka orangtua harus benar-benar menyadarinya sehingga mereka
dapat memperankannya sebagaimana mestinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orangtua diartikan:
a. Ayah dan Ibu kandung.
b. Orang-orang tua atau orang yang dianggap tua ( cerdik, pandai, ahli dan
sebagainya).
c. Orang-orang yang dihormati ( disegani) dikampung.44
Sedangkan dalam pengertian bahasa Arab istilah orangtua dikenal
dengan sebutan al- walid.
45
adapun dalam penggunaan bahasa Inggris istilah
orangtua dikenal dengan sebutan”parent” yang artinya orangtua laki-laki atau
ayah, orangtua perempuan atau ibu.46
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa orangtua adalah ayah dan ibu yang merawat dan mendidik anaknya,
mereka pemimpin bagi anak dan keluarganya, juga orangtua adalah panutan
dan cerminan bagi anaknya yang pertama kali ia kenal, ia lihat dan ia tiru,
sebelum anak mengenal lingkungan sekitarnya.
a. Kedudukan Orangtua Dalam Keluarga
44
Departemen Pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1988), h. 802
45
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwar Arab-Indonesia terlengkap, (
Surabaya: Puataka Progresif, 1997), h. 1580
46
Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab,(Yogyakarta: Multi Karya Grafika,2003),
h.593
34
Orangtua merupakan bagian terpenting dalam keluarga, karena
merekalah yang pertamakali memberikan bimbingan dan kasih saying
terhadap anak-anaknya, orangtua sangat berperan sekali terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Mereka akan merasa senang
karena memperoleh kasih saying yang penuh dari orangtuanya.
Ngalim Purwanto berpendapat bahwa: Orangtua adalah pendidik
sejati, pendidik karena kodratnya, oleh karena itu kasih sayang orangtua
kepada anaknya hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti
pendidik/orangtua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak
dengan mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri. 47
Memang sudah menjadi kewajiban orangtualah untuk mendidik
anak dengan cara selalu memberikan bimbingan, arahan dengan penuh
kasih sayang karena anak adalah amanat dari Tuhan yang harus selalu
dijaga dan diarahkan kejalan yang benar.
Jadi keluarga adalah tempat pertama kali anak dibentuk, dibimbing
dan dididik dan keluargalah yang menjadikan anak tersebut menjadi
generasi penerus bangsa yang kuat. Jika proses pembentukannya baik,
Insya Allah akan berguna dimasa yang akan datang.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua
Salah satu tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya adalah:
Mendidik mereka dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan
dan kekeliruan, seorang anak memerlukan pendalaman dan penanaman
nilai-nilai norma dan akhlak ke dalam jiwa mereka. Sebagaimana orangtua
47
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000),h. 80
35
harus terdidik dan berjiwa suci, berakhlak mulia dan jauh dari sifat hina
dan keji, maka mereka juga dituntut menanamkan nilai-nilai ini kedalam
jiwa anak-anak mereka dengan dan mensucikan kalbu mereka dari
kotoran.
Jadi orangtua juga wajib memberikan pendidikan diluar rumah
dengan cara mencari lembaga pendidikan yang lingkungannya mendukung
dan sesuai dengan kemampuan anak.
Tanggung jawab pendidikan Islam yang harus dipikuli orangtua
sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:
1) Memelihara dan membesarkan anak, inilah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan merupakan
dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan manusia.
2) Pemberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan
setinggi mungkin yang dicapainya.
3) Membahagiakan anak baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim.48
D. Pembelajaran Agama
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran terambil dari kata “belajar”. Pengertian belajar
sendiri sangat bermacam-macam, tergantung dari sudut mana
48
Zakiah,Ilmu Pendidikan Islam,h. 38
36
pengertian itu ditinjau dari teori mana yang digunakan sebagai acuan,
namun secara umum belajar bisa diartikan sebagai suatu upaya yang
dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan. 49
Berikut ini penulis paparkan beberapa pengertian belajar dari
para ahli, yaitu sebagai berikuta :
Belajar didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari
pengalaman-pengalaman.
Sementara itu, menurut pendapat tradisional, belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan, disini yang
dipentingkan adalah pendidikan intelektual.
James Wittaker mendefinisikan belajar sebagai proses dimana
tingkah
laku
ditimbulkan
atau
diubah
melalui
latihan
atau
pengalaman.50
Drs. H. M Arifin M. Ed, mengatakan bahwa belajar adalah
suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta
menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh pengajar, yang
berakhir pada kemampuan untuk menguasai bahan pelajaran yang
disajikan itu. 51
Menurut teori Ilmu Jiwa Daya belajar ialah usaha melatih dayadaya agar berkembang sehingga dapat berfikir, mengingat dan
sebagainya.
49
Ali Imron, Belajar dan membelajarkan,(Jakarta: Pustaka Jaya,1996), h.2
Solicha, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta
Press,2005),h.62
51
Ramayulis,Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Kalam Mulia,1990),h. 76
50
37
Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi belajar ialah membentuk
hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan
tersebut agar terjalin dengan erat.
Menurut teori Ilmu Jiwa Gestalt belajar ialah mengalami,
berbuat, dan berfikir secara kritis. 52
Berdasarkan dari berbagai definisi yang telah dikemukakan
secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Dari pemahaman
mengenai belajar perlu dijelaskan lagi bahwa tidak semua perubahan,
tingkah laku dipandang sebagai proses belajar.
Pengertian pembelajaran adalah meningkatkan kemampuankemampuan kognitif, efektif dan keterampilan siswa.53
Adapun pengertian pembelajaran menurut Oemar Hamalik
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi
(peserta didik, guru dan tenaga lainnya), material ( seperti buku, papan
tulis, alat tulis dan sebagainya), fasilitas dan perlengkapan (seperti
ruang kelas, perlengkapan), dan prosedur (meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi), praktik belajar, ujian dan sebagainya) yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan dan pembelajaran. 54
52
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers,2002), h. 22
53
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.159
54
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 2
38
Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai
seperangkat
acara peristiwa eksternal yang dirancanag untuk mendukung terjadinya
beberapa proses belajar, yang sifatnya internal. 55
Oleh Syailor dan Aleksander instruksional dapat berarti
pembelajaran atau pengajaran, yaitu sebagai pelaksanaan kurikulum.
Dari beberapa definisi pembelajaran yang dipaparkan diatas,
maka dapat dipahami bahwa pembelajaran adalah bagaimana
menciptakan kondisi belajar yang meliputi unsur manusiawi, material
dan prosedur.
Dengan demikian,
mengupayakan
kemampuan-
kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik yang ada pada diri
siswa.
b. Komponen Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat beberapa komponen
yang menunjang proses pembelajaran. Komponen pembelajaran
diantaranya adalah:
1) Tujuan
2) Bahan Pelajaran
3) Kegiatan belajar mengajar
4) Metode
5) Alat
6) Sumber pelajaran
7) Evaluasi. 56
55
Margaret E. Beel Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1994), h.207
56
Saiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), h. 16
39
2. Pengertian Agama
Dalam bahasa Indonesia agama berasal dari bahasa Sansekerta
yang artinya tidak kacau, diambil dari dua suku kata a berarti tidak dan
gama berarti kacau. Secara lengkapnya agama ialah peraturan yang
mengatur manusia agar tidak kacau. Menurut maknanya, kata agama dapat
disamakan dengan kata religion (Inggris), religie (Belanda), atau berasal
dari bahasa Latin religio yaitu dari akar kata religare yang berarti
mengikat. Dalam bahasa Arab dikenal dengan kata “dien” , “Ad-dien”
dalam bahasa Arab mengandung berbagai arti, yaitu al-Mulku (kerajaan),
al-Khidmat (pelayanan), al-‘Izz (kejayaan), adz-Dzull (kehinaan), alIhsaan (kebajikan), al-Islam at-Tauhid (penyerahan dan mengesakan
Tuhan). Ad-Dien ini bersifat umum, artinya tidak ditunjukkan pada salah
satu agama tertentu karena meruapakan mana untuk setiap kepercayaan
yang ada didunia ini. 57
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Agama adalah ajaran,
sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan pribadatan kepada
Tuhan yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia serta lingkungannya. 58
Adapun agama menurut pengertian ilmu sosial dan sejarah agama
adalah berupa gejala sosial umum yang memiliki dua segi yaitu sebagai
berikut ini :
57
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), h.
21-22
58
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002),h.12
40
a. Segi kejiwaan ( psychological state), ialah kondisi subjektif atau kondisi
dalam jiwa manusia, yaitu apa yang dirasakan oleh penganut agama.
Kondisi inilah yang bisa disebut kondisi agama, yaitu kondisi patuh, dan
taat kepada yang disembah.
b. Segi objektif ( objektif state), ialah segi luar yang disebut juga kejadian
objektif yang dapat dipelajari apa adanya dari luar. Dengan demikian,
dapat dipelajari dengan menggunakan metode ilmu sosial. Segi kedua ini
mencakup adat istiadat, upacara keagamaan, bangunan, tempat-tempat
peribadatan, cerita yang dikisahkan, kepercayaan, maupun prinsip-prinsip
yang dianut oleh suatu masyarakat.
Sekalipun agama itu berupa keharusan, ketundukan dan kepatuhan,
tidak setiap ketaatan itu dapat disebut agama. Kepatuhan pihak yang kalah
perang kepada pihak yang menang, taatnya rakyat kepada pemerintah,
hormatnya bawahan kepada atasan, semuanya tidak dapat disebut agama
dalam kacamata keilmuan karena selain ketundukan dan kepatuhan masih ada
lagi ciri khas yang merupakan hal yang terpenting pada agama.
Dari hasil studi dapat diketahui bahwa agama merupakan suatu
pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun
kelompok, mempunyai hubungan pengaruh-mempengaruhi dan saling
bergantung (interdependence) dengan semua faktor yang ikut membentuk
struktur sosial dalam masyarakat mana pun.59
Jadi pembelajaran agama diartikan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk membenuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan,
amaliah, dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia
59
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, h. 22
41
yang bertaqwa kepada Allah SWT. Disamping itu pula pangkal ketentraman
dan kedamaian hidup terletak dalam keluarga, yakni sebagai lembaga hidup
manusia yang memberi peluang kepada para anggotanya untuk hidup celaka
atau bahagia dunia akhirat.
BAB III
PROFIL SEKOLAH DASAR ISLAM AL-IZHAR PONDOK LABU
A. Sejarah Berdirinya SD Al-Izhar
Sesuai dengan cita-cita Yayasan Anakku untuk mendirikan sekolah
umum yang bernafaskan Islam dan berwawasan luas, pada tanggal 11 Maret
1987, berdirilah Perguruan Islam Al-Azhar Pondok Labu (PIIPL) yang
ditandai dengan peresmian Gedung Utama PIAAPL oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hassan.
Program pendidikan PIIPL dimulai dengan dibukanya Taman KanakKanak (TK) pada bulan Juli 1987. Setahun kemudian, pada bulan Juli 1988,
PIAAPL mulai menyelenggarakan program pendidikan tingkat Sekolah Dasar
(SD) untuk kelas 1 hingga kelas 4. Pada tanggal 6 Juni 1992, berdasarkan
Keputusan Rapat Pengurus Yayasan Anakku, nama Perguruan Islam Al-Azhar
Pondok Labu diubah menjadi Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu.
Pada saat itu banyak para pasangan muda yang menginginkan anaknya
mendapatkan dasar-dasar pendidikan agama Islam.. Sehingga mereka memilih
menyekolahkan anaknya. Para orangtua sangat menginginkan anak mereka
mengetahui agama Islam secara baik dan bisa membantu orangtuanya agar
mengetahui juga.
42
43
B. Profil Sekolah
1. Data Siswa

Jumlah seluruh siswa
:
502 anak

Jumlah Laki-laki
:
220 anak

Jumlah Perempuan
:
282 anak

Jumlah siswa tiap kelas
: 25 – 29 anak
2. Prestasi Siswa
a. Akademik

Mengikuti dan menjuarai berbagai lomba pada Mata Pelajaran
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Agama tingkat wilayah,
Kotamadya, Nasional maupun Internasional.

Kelulusan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN)
100%.
b. Non Akademik

Mengikuti dan Menjuarai berbagai lomba-lomba keterampilan
pada Bidang Seni Rupa, Seni Musik, Olahraga tingkat Wilayah,
kotamadya dan Nasional.

Menyelenggarakan dan mengikuti berbagai pameran Sains dan
Seni Rupa.
3. Data Guru

Jumlah seluruh Guru
: 55 orang

Jumlah Guru Laki-laki
: 13 orang

Jumlah Guru Perempuan
: 42 orang

Jumlah Karyawan Non Guru
: 6 orang
44

Kualifikasi Pendidikan Guru
-
S2
: 3 orang
-
S1
: 51 orang
-
D3
: 1 orang
4. Pengembangan Guru
Berbagai kegiatan yang telah diikuti dan dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Seminar/Workshop/Pelatihan/Dialog/Konggres baik Nasional maupun
Internasional
b. Studi banding ke beberapa sekolah di Indonesia maupun luar Negeri
c. Pembinaan
rutin
oleh
Pembina
tetap
(DR.Anggani
Sudono,
Prof.DR.Fawzia Aswin Hadist dan Henny Supolo Sitepu,MA) dan
berbagai narasumber yang diundang
d. Sebagai pelatih dan Narasumber bagi Guru-guru di beberapa daerah di
Indonesia
e. Perjalanan Lintas Budaya ke beberapa daerah di Indonesia
f. Sebagai penulis dan penelaah buku Mata Pelajaran
5. Data Sekolah
a. Rombongan Belajar
:
18 kelas
b. Jumlah Ruangan

Ruang kelas
:
18 buah

R. Musik
:
1 buah

R. Seni Rupa
:
1 buah

R. Perpustakaan
:
1 buah

R. Komputer
:
1 buah

R. Bimbingan Konseling
:
1 buah
45

R. Guru
:
1 buah

R. Kepala Sekolah
:
1 buah

R. Tata Usaha
:
1 buah

R. UKS
:
1 buah

R.Serbaguna
:
1 buah

R. Dapur
:
1 buah

R. Wudhu
:
6 buah

Toilet Putra
:
9 buah

Toilet Putri
:
13 buah
C. Visi, Misi, Motto dan Struktur
VISI :
Terciptanya pembelajaran yang terdepan dengan menghasilkan insan
kamil yang berwawasan Imtaq dan Iptek. Mendidik dan menghasilkan
intelektual Islam yang berkualitas Internasional.
MISI :
1. Menjadikan setiap kegiatan bernilai ibadah.
2. Mengembangkan iklim belajar yang menyenangkan, berwawasan luas
yang berakar pada norma dan nilai-nilai budaya bangsa.
3. Mengembangkan keterampilan belajar pada tiap diri siswa.
4. Memberikan kesempatan yang sama pada tiap siswa untuk menggali,
mengenali, dan mengembangkan kemampuannya.
5. Memberdayakan seluruh potensi sekolah untuk memberikan mutu
pelayanan yang maksimal.
6. Menumbuhkan kepekaan siswa dalam mengapresiasi karya sastra dan seni.
46
MOTTO : Beriman Mandiri Kreatif dan Cerdas
Beriman Melalui pendidikan agama dan pembiasaan ibadah, siswa
dibina untuk menjadi pribadi-pribadi muslim yang senantiasa mendekatkan
diri kepada Allah SWT, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi segala
larangan-Nya, serta tidak mempersekutukan Allah SWT.
Mandiri Melalui penanaman nilai-nilai kehidupan yang diintegrasikan
ke dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari, siswa dibina untuk percaya
atas kemampuan diri sendiri, bertanggung jawab atas segala tindakannya,
tidak menggantungkan nasib kepada orang lain, serta senantiasa memiliki
konsep diri yang positif.
Kreatif Melalui berbagai program intrakurikuler, ekstrakurikuler,
maupun kokurikuler, siswa didorong untuk menciptakan sesuatu yang baru,
inovatif, khas, dan unik. Disertai dengan pengembangan rasa sukses,
diharapkan siswa dapat termotivasi untuk berprestasi dan merasa bangga akan
kreasinya.
CerdasSiswa yang cerdas diharapkan mampu mengatasi segala
masalah dan kendala yang dihadapi, baik dalam lingkungan belajar mengajar,
maupun dalam kehidupan sehari-hari sebagai diri pribadi serta anggota
masyarakat.
Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu bertujuan melanjutkan
pengembangan kemandiran dan pembiasaan dalam proses belajar dengan
mengenali serta memanfaatkan berbagai sumber belajar sehingga memiliki
keterampilan belajar yang dibutuhkan untuk tingkat pendidikan berikutnya. 1
1
Panduan Sekolah Dasar Islam Al-Izhar Pondok labu 2010/2011
47
Struktur Organisasi
KEPALA SEKOLAH
WAKIL KEPALA
SEKOLAH II
WAKIL KEPALA
SEKOLAH I
GURU MATA
Keterangan PELAJARAN
:
__________
GURU KELAS
GURU BIMBINGAN
KONSELOR
: Garis isntruksi
---------------- : Garis koordinasi koordinasi/konsultasi
KEPALA
TU
D. Program Kegiatan Pembelajaran Agama
1. Rutinitas
a. Membaca ikrar dan berdoa sebelum belajar.
b. Tadarus selama 15 menit di pagi hari.
c. Pembiasaan salat Dhuha.
d. Hafalan surat-surat pendek ketika akan menilai pelajaran/ketika akan
pulang.
e. Pembiasaan menggunakan kalimat – kalimat thoyyibah untuk kejadian
sehari hari.
48
2. Kokulikuler
a. Praktek Salat Berjamaah
Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin s.d. Kamis untuk salat
Zuhur dan hari Jumat untuk salat Jumat dengan tujuan :
1) Memupuk keimanan siswa.
2) Melatih dan membiasakan gerakan-gerakan salat yang benar.
3) Membiasakan diri untuk melaksanakan salat lima waktu.
4) Membiasakan sikap tertib/disiplin terhadap waktu.
b. Kebiasaan Beramal
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa memiliki kepekaan
terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Kegiatan beramal
dilakukan pada hari Jumat atau peristiwa tertentu dalam bentuk,
pengumpulan :
1) Dana amal, kurban, dan teman asuh.
2) Pakaian layak pakai.
3) Alat-alat belajar (buku pelajaran, alat tulis, dan lain-lain) layak
pakai.
c. PAR (Penjelajahan Awal Ramadhan)
Kegiatan ini dilakukan untuk memperkaya pemahaman
keagamaan secara praktis (pelaksanaan ritual ibadah) dan kontekstual
(kegiatan kreatif). Pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan
kelompok dan minat, serta melibatkan seluruh siswa.
49
E. Sarana dan Prasarana
Sekolah Dasar Islam Al-Izhar Pondok Labu memiliki fasilitas dan
peralatan untuk membantu kelancaran dan efektivitas proses belajar mengajar
berupa :
1. Perpusatakaan
Perpustakaan
merupakan
sumber
belajar
penting
bagi
pengembangan materi kurikulum dengan menyediakan bahan bacaan
sesuai dengan program sekolah. Perpustakaan senantiasa mengembangkan
materi bacaan, audio visual, sesuai kebutuhan sekolah. Seluruh anggota
sekolah diharuskan mematuhi peraturan perpustakaan yang telah
ditetapkan.
2. Ruang Konsultasi
Untuk membantu siswa menyadari potensi dan menggunakannya
secara maksimal serta menghadapi masalah akademis ataupun masalah
pribadi yang dipandang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa,
maka petugas bimbingan konseling bekerja sama dengan orangtua/wali
murid, guru kelas/wali kelas, kepala sekolah serta psikolog membantu
memecahkan masalah tersebut.
3. Ruang UKS
Usaha Kesehatan Sekolah yang berfungsi untuk memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan siswa. UKS dilengkapi dengan
peralatan seperti, timbangan berat dan tinggi badan, termometer, watersax
dll.
50
4. Plaza SD
Plaza SD merupakan salah satu sarana yang memungkinkan anak
beraktivitas pada saat istirahat, antara lain: bermain, kegiatan ekskul,
pameran, pementasan, dan lain-lain.
5. Ruang Serba Guna
Ruang Serba Guna merupakan fasilitas yang digunakan untuk :
1) Salat berjamaah untuk siswa-siswa SD
2) Pementasan kelas/pameran hasil karya
3) Olahraga dalam ruangan
4) Praktek agama
5) Kegiatan belajar membaca Al-Qur’an
6) Pertemuan orangtua/wali murid
7) Tadarus.
6. Ruang Seni Rupa
Ruang seni rupa merupakan fasilitas untuk membantu siswa
membentuk pribadi yang tanggap terhadap nilai-nilai kehidupan di
sekitarnya, misalnya keindahan, kreativitas dan memecahkan masalah
dengan kegiatan seni visual yang beragam.
7. Ruang Seni Musik
Ruang
seni
musik
merupakan
fasilitas
untuk
membantu
tercapainya tujuan pembelajaran seni musik di SDIIPL, ruang musik
dilengkapi dengan alat-alat musik. Di ruangan tersebut siswa dapat
mengekspresikan olah vokalnya semaksimal mungkin.
51
8. Ruang Audio Visual
Untuk memberikan pembelajaran yang beragam maka proses
belajar mengajar dapat berlangsung di ruangan ini dengan program audio
visual yang terkait.
9. Gedung Serba Guna
Terdapat dua bagian utama yaitu teater kecil dan panggung yang
menyatu dengan lapangan olahraga. Teater kecil sering digunakan untuk
acara pementasan siswa dan pertemuan/ceramah, sedangkan lapangan
olahraga digunakan untuk olahraga bulutangkis, basket, voli dan
pertunjukkan kolosal serta pelepasan siswa (akhir tahun)
10. Sarana Olahraga
Di samping fasilitas olahraga yang terdapat di gedung serba guna
tersebut di atas, terdapat juga sarana olahraga di luar gedung untuk
pembelajaran mata pelajaran olahraga dan kegiatan ekstrakurikuler serta
aktivitas lainnya yang memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
bergerak, yaitu :
1) Lapangan sepakbola
2) Trek lari
3) Lapangan voli
4) Lapangan basket
5) Lapangan lompat jauh
6) Lapangan bulutangkisyo
BAB IV
TEMUAN DILAPANGAN DAN ANALISI DATA
A. Bentuk Komunikasi Antara Guru dan Orangtua Murid
Kegiatan Komunikasi Merupakan hal yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia. Hal ini dapat terlihat dengan jelas terutama pada proses
sosialisasi yang dilakukan oleh manusia-manusia tersebut. Sebagai makhluk
sosial, interaksi yang dilakukan manusia satu dengan manusia hanya dapat
dilakukan melalui kegiatan komunikasi.
Pentingnya komunikasi yang digunakan guru terhadap para orangtua
sangat
berpengaruh
pada
suatu
kegiatan
untuk
mendorong
dan
mengembangkan siswa untuk belajar mengetahui pada pendidikan agama.
Interaksi yang berlangsung antara guru dengan orangtua dalam peningkatan
belajar siswa tentang pengetahuan Islam sangat perlu, dengan berkomunikasi
maka pesan yang disampaikan guru kepada orangtua dapat terlealisasikan
dengan baik.
Dari hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan di SDI AlIzhar Pondok Labu bahwa bentuk komunikasi yang digunakan oleh guru dan
orangtua murid yaitu:
1. Komunikasi Verbal
Guru berinteraksi dengan orangtua menggunakan bahasa, kata-kata
yang lemah lembut, secara lisan maupun tulisan yang sangat umum
digunakan oleh banyak orang. Hal itu karena komunikasi verbal sangat
mudah untuk difahami dan dimengerti, oleh karena itu SDI Al-Izhar PL
52
53
mengkomunikasikan pesannya secara verbal atau dengan lisan melalui
program pembelajaran yang telah ditetapkan.
Begitu juga dengan komunikasi antara guru dan orangtua Murid,
sampai saat ini komunikasi mereka sangat baik sekali, komunikasi yang
paling efektif digunakan mereka yaitu komunikasi verbal karena dengan
komunikasi verbal mereka bisa berinteraksi, saling Tanya jawab antara
guru dan orangtua Murid juga bisa saling sharing baik masalah anak
dirumah maupun disekolah.
Selain itu juga dari hasil observasi dan wawancara yang didapatkan
bahwa dengan komunikasi verbal orangtua dan guru khususnya
menggunakan kata-kata yang baik, dan pesan yang disampaikan dapat
difahami dan penyampaiannya jelas sehingga dapat mempengaruhi dan
memberikan informasi tentang perkembangan anaknya.
Guru berkomunikasi dengan orangtua murid dengan menulisnya di
buku agenda yang mencatat kegiatan yang sudah terjadi atau ada tugas
yang harus dikerjakan dirumah. Maka setiap orangtua harus selalu melihat
atau membaca apa yang telah guru tulis di buku agenda tersebut.
Selanjutnya para orangtua menandatangani buku agenda itu.lalu anak
murid memberikan buku tersebut kepada wali kelas masing-masing.1
Komunikasi yang diberlakukan dapat berlangsung melalui bentuk
komunikasi verbal, dalam komunikasi yang informal sampai yang formal.
Melalui cara tersebut akan diperoleh saling pengertian antara kedua belah
pihak. Teknik komunikasi manapun aka nada peningkatan pandangan dan
1
Bu Ria , Guru Agama ( Wawancara Pribadi, Jakarta: Selasa 21 September 2010)
54
pengertian para orangtua dan guru tentang anak didik dan proses belajar
mereka.
2. Komunikasi non verbal
Proses interaksi guru dengan orangtua menggunakan gerak kepala,
postur tubuh, ekspresi wajah, tatapan mata, perilaku, dan sentuhan
terhadap orangtua. Pada hasil penelitian ini didapatkan komunikasi non
verbal seperti halnya guru memberikan senyuman kepada orangtua Murid
ketika bertemu, ini menunjukkan bahwa adanya keharmonisan antara guru
dan orangtua, sehingga tercapailah komunikasi yang efektif dan baik.
Jadi sudah jelas bahwasanya Komunikasi antara guru dan orangtua
sangat penting untuk menyambung tali silahturahmi antara guru dan
orangtua Murid, orangtua mempunyai hak untuk mengetahui kemajuan
pendidikan anaknya. Guru sebaiknya merespon terhadap rasa ingin tahu
orangtua terhadap prestasi anak. Sebaiknya antara guru dan orangtua harus
terjalin komunikasi yang timbal balik, komunikasi efektif menuntut baik
orangtua maupun guru mengirimkan tentang anak.
3. Komunikasi Antarpribadi Guru dengan Orangtua.
Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh guru terhadap orangtua
secara pribadi dilakukan ketika para orangtua kurang puas akan hasil nilai
anaknya atau ingin mengetahui kendala yang dialami anaknya. Orangtua
juga bisa menghubungi guru mata pelajaran apabila ada mata pelajaran
yang kurang dipahami.
55
Orangtua datang kesekolah pada saat acara open house atau ketika
mengambil laporan tengah semester. Acara open house itu menjelaskan
kepada para orangtua atas apa yang akan diperoleh anaknya selama
disekolah dalam satu tahun maupu itu kegiatan ekstrakulikuler maupun
intrakurikuler.2
B. Hambatan dan Pendukung Pelaksanaan Pembelajaran Agama
Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDI Al-Izhar PL, ada
beberapa, kendala yang dihadapi baik yang bersifat teknis operasional,
kelengkapan sarana pendidikan maupun yang berkaitan dengan kondisi guru
dan anak didik. Karena pendidikan yang dikembangkan untuk anak, maka
metode yang digunakan pun harus sesuai dengan karakteristik mereka. Selain
itu terkadang ada juga orangtua yang kurang memperhatikan anaknya karena
orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya. Inkonsistensi keluarga dalam
menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari juga merupakan salah
satu faktor hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran agama bagi anak-anak
yang pada tahap usia seperti mereka masih membutuhkan contoh dan
keteladanan.
Kecenderungan orangtua murid untuk lebih memprioritaskan kegiatan
pengembangan anak di bidang lain seperti sepak bola, seni rupa, basket, dan
lain-lain dibandingkan dengan pembinaan di bidang pembelajaran agama. Hal
ini menjadi trend para orangtua murid SDI Al-Izhar PL. Belum lagi maraknya
2
Bpk. Drs.H.Bronto Asmoro,(Wawancara Pribadi,Selasa 21 September 2010)
56
pengaruh teknologi dan informasi yang di dapat anak dengan sendirinya akan
memiliki pengaruh terhadap perkembangan anak.
Kendala lain yang timbul adalah belum terbiasanya anak melakukan
kebiasaan ibadah di rumah sehingga anak kurang biasa menjiwai dan
memahami karena kurangnya kerjasama orangtua dengan pihak sekolah.
Hambatan lainnya yang muncul adalah kurangnya pemahaman tentang
beribadah pada orangtua murid. Lingkungan yang majemuk juga menjadi
salah satu hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran agama.
Faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi yang dilakukan
antara guru dan orangtua Murid dalam pembelajaran agama, yakni :
1. Komunikator (Guru)
Ada berbagai cara bagaimana guru dapat membantu orangtua
dalam mendidik anaknya, para guru harus mengetahui kebutuhan dan
harapan anak, guru harus merencanakan suatu pengalaman yang baru
sehingga anak-anak terdorong untuk mengembangkan minat mereka,
seorang guru juga harus bisa memahami sikap dan perilaku anak selama di
sekolah, sehingga guru dapat memberitahukan tentang perkembangan
anaknya di sekolah, sehingga apabila ada masalah dengan anak maka
seorang guru dapat menyampaikan masalah tersebut kepada orangtuanya
dan secara bersama-sama mencari penyelesaiannya. Maka terciptalah
komunikasi yang baik antara guru dengan orangtua.
2. Komunikan (Orangtua)
Telah diketahui bahwa keterlibatan orangtua di sekolah akan
meringankan guru dalam membina kepercayaan diri anak, dan sudah jelas
57
bahwasanya orangtua berperan sebagai penerima pesan yang disampaikan
guru yang bertindak sebagai komunikator, bahwasanya orangtua berperan
sebagai penerima pesan yang disampaikan guru yang bertindak sebagai
komunikator, bahwasanya keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar
menunjukkan minat mereka terhadap pendidikan anak di dalam kelas
maupun di rumah. Sehingga peran serta orangtua dalam perkembangan
belajar anak di rumah dapat membantu tugas guru yang memberikan
materi selama di sekolah. Sehingga nampak dalam diri murid bahwa
materi yang disampaikan oleh guru mendapatkan respon yang positif.
3. Laporan berkala (Buku Agenda)
Laporan berkala disini adalah keterangan dari pihak sekolah yang
dikirimkan secara teratur kepada masing-masing orangtua melalui
anaknya.Isinya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi
atau tugas akan dilakukan anaknya dirumah dengan demikian para
orangtua dapat memperoleh gambaran tentang pengalaman apa yang baru
dilakukan atau tugas apa yang akan dikerjakan dirumah mereka. Adapun
manfaat laporan berkala sebagai berikut :
a. Secara terus-menerus orangtua dapat mengetahui apa yang telah
mereka kerjakan disekolah.
b. Memberikan wawasan kepada orangtua tentang masalah pendidikan di
sekolah.
c. Menjalin hubungan lebih baik antara orangtua dan guru.
d. Memperkuat dan memperluas proses belajar disekolah ke lingkungan
rumah dan keluarga.
58
4. Rapat dan Pertemuan
Rapat disini adalah suatu pertemuan antara guru dan orangtua
murid
yang diadakan secara periodic atau berkelanjutan untuk
membicarakan
program
kegiatan
di
sekolah
dan
pertumbuhan,
perkembangan anak serta hal-hal yang berkaitan dengan sekolah. Dalam
pertemuan tersebut intinya adalah membicarakan perkembangan belajar
murid selama disekolah dan di rumah. Dan juga dalam pertemuan tersebut
orangtua dapat lebih mengetahui segala kelemahan dan kelebihan anak
dalam pelajaran di sekolah. Adapun tujuan dari pertemuan atau rapat ini
adalah untuk mempererat tali silaturrahmi antara guru dan orangtua murid.
C. Upaya Mengatasi Hambatan Komunikasi
Dengan mengetahui atau memahami berbagai kendala serta berbagai
kemungkinan akan berlangsungnya hambatan-hambatan dalam komunikasi,
upaya menanggulangi hambatan ini tentunya guru lebih memperhatikan
muridnya dan harus sering melakukan komunikasi dengan orangtua yang
padat dengan aktivitasnya dengan mendatangkan orangtua kesekolah untuk
membicarakan permasalahan yang sedang dialami anaknya pada mata
pelajaran agama.
Orangtua juga harus sering melihat buku agenda anaknya jika sang
anak mendapatkan tugas dari gurunya.atau sang anak tidak hafal ayat yang
telah diberikan oleh gurunya. Maka orangtua harus membantu sang anak agar
bisa menghafal ayat tersebut dengan cara memanggil guru ngaji kerumahnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat dikemukakan dalam pembahasan skripsi ini,
kiranya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Komunikasi merupakan aktivitas dasar kehidupan manusia. Adapun
komunikasi yang digunakan adalah komunikasi verbal, non verbal dan
antarpribadi, akan tetapi yang paling efektif digunakan orangtua siswa dan
guru yaitu komunikasi verbal karena dengan komunikasi verbal mereka
bisa berinteraksi, saling Tanya jawab antara guru dan orangtua murid dan
juga bisa saling sharing baik masalah anak dirumah maupun disekolah.
Dengan komunikasi verbal orangtua dan guru menggunakan kata-kata
yang baik, lemah lembut dan pesan yang disampaikan dapat dipahami,
dimengerti dan penyampaiannya jelas sehingga dapat mempengaruhi dan
memberikan informasi tentang perkembangan anaknya.
2. Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam di SDI Al-Izhar PL, ada
beberapa, kendala yang dihadapi baik yang bersifat teknis operasional,
Selain itu terkadang ada juga orangtua yang kurang memperhatikan
anaknya karena orangtua yang sibuk dengan pekerjaannya. Inkonsistensi
keluarga dalam menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
juga merupakan salah satu faktor hambatan dalam pelaksanaan
pembelajaran agama bagi anak-anak yang pada tahap usia seperti mereka
masih membutuhkan contoh dan keteladanan. Faktor yang mendukung
59
60
keberhasilan komunikasi yang dilakukan antara guru dan orangtua Murid
dalam pembelajaran agama, yakni : komunikator (guru), Komunikan
(Orangtua), Laporan berkala (Buku Agenda), Rapat dan Pertemuan.
3. Dengan mengetahui atau memahami berbagai kendala serta berbagai
kemungkinan
akan
berlangsungnya
hambatan-hambatan
dalam
komunikasi, upaya menanggulangi hambatan ini tentunya guru lebih
memperhatikan muridnya dan harus sering melakukan komunikasi dengan
orangtua yang padat dengan aktivitasnya dengan mendatangkan orangtua
kesekolah untuk membicarakan permasalahan yang sedang dialami
anaknya pada mata pelajaran agama. Orangtua juga harus sering melihat
buku agenda anaknya jika sang anak mendapatkan tugas dari gurunya.atau
sang anak tidak hafal ayat yang telah diberikan oleh gurunya. Maka
orangtua harus membantu sang anak agar bisa menghafal ayat tersebut
dengan cara memanggil guru ngaji kerumahnya.
B. Saran-saran
1. Kepada orangtua, sebaiknya orangtua selalu mengetahui kegiatan apa saja
yang dilakukan anak baik kegiatan di sekolah maupun di rumah. Dan
selalu berkomunikasi dengan baik pada guru agar selalu dapat mengetahui
perkembangan anaknya. Orangtua dapat meningkatkan kemampuan yang
dimiliki oleh anaknya.
2.
Kepada guru, agar lebih menekankan dan membiasakan murid untuk selalu
menerapkan apa yang telah diperoleh di sekolah. Agar terbiasa untuk
melakukannya seperti beramal,shalat berjamaah,dll.
61
3.
Kepada pihak sekolah, diharapkan untuk masa yang akan datang, terjadi
perkembangan yang lebih pesat di dalam lingkungan SDI Al Izhar Pondok
Labu. Dengan melakukan peningkatan guru pengajar dan perbaikan sarana
prasarana, agar tercipta kualitas dalam diri murid yang lebih baik lagi.
4.
Kepada murid, agar lebih mampu memahami pelajaran yang terkait dalam
menanamkan nilai agama, sehingga dapat mudah mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
5.
Kepada masyarakat, agar bisa ikut serta dalam kegiatan sekolah dan
menjadi orangtua asuh atau menjadi donatur bagi siawa yang tidak
mampu.
6.
Kepada pengamat pendidikan agar selalu bisa mengevaluasi perencanaan
pendidikan, jangan hanya membuat tetapi di praktekkan dan diawasi
kegiatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwar Arab-Indonesia terlengkap,
(Surabaya: Puataka Progresif, 1997)
Ali Imron, Belajar dan membelajarkan,(Jakarta: Pustaka Jaya,1996)
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, ( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar , 2007)
-----------------, Komunikasi Antarpribadi, ( Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti,1991)
Atabih Ali, Kamus Inggris Indonesia Arab,(Yogyakarta: Multi Karya
Grafika,2003)
Deddy
Mulyana, Ilmu
Komunikasi
PT.Rosdakarya,2007)
Suatu
Pengantar,
(Bandung:
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Gema Risalah
Press,1992)
Departemen Pendidikan dan kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1988)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002)
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 1999)
H. A. W. Widjaya, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta,
2000)
--------------------, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,
1997)
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003)
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 )
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian kualitatif,( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1999)
M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers,2002)
M.Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985)
Margaret E. Beel Gredler, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1994)
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, ( Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2005)
Nana Syaodik Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005)
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000)
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996)
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi ( Bandung : PT. Rosdakarya,
2000)
------------------, Ilmu Komunikasi
Rosdakarya,2001)
Teori
dan
Praktek,
(Bandung:
PT.
------------------ Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi¸( Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti,2003)
-----------------,Kepemimpinan dan Komunikasi, ( Yogyakarta: PT. Al-Amin Press,
1996)
Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Bina
Cipta, 1974)
Ramayulis,Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Kalam Mulia,1990)
Saiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000)
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2003)
Solicha, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta
Press,2005)
T.A, Lathief Rosyidy, Dasar-dasar Rhetorika Komunikasi dan Informasi, (
Medan)
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama,1997)
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1999)
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004)
Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, ( Jakarta: Universitas
Terbuka)
DAFTAR WAWANCARA
Hari/Tanggal
: Selasa, 21 September 2010
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah SDI Al-Izhar PL
Nara Sumber
: Bpk. Drs.H. Bronto Asmoro
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah SDI Al-Izhar PL
Pertanyaan-pertanyaan :
1. Sejak Kapan Berdirinya SDI Al Izhar Pondok Labu ini ?
Sesuai dengan cita-cita Yayasan Anakku untuk mendirikan sekolah umum
yang bernafaskan Islam dan berwawasan luas, pada tanggal 11 Maret 1987,
berdirilah Perguruan Islam Al-Azhar Pondok Labu (PIAAPL) yang ditandai
dengan peresmian Gedung Utama PIAAPL oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Prof. Dr. Fuad Hassan.
Program pendidikan PIIPL dimulai dengan dibukanya Taman Kanak-Kanak
(TK) pada bulan Juli 1987. Setahun kemudian, pada bulan Juli 1988, PIAAPL
mulai menyelenggarakan program pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) untuk
kelas 1 hingga kelas 4. Pada tanggal 6 Juni 1992, berdasarkan Keputusan Rapat
Pengurus Yayasan Anakku, nama Perguruan Islam Al-Azhar Pondok Labu diubah
menjadi Perguruan Islam Al-Izhar Pondok Labu.
2. Apa Tujuan didirikannya SDI Al Izhar Pondok Labu?
Dengan Melanjutkan pengembangan kemandirian dan pembiasaan dalam
proses belajar dengan mengenali serta memanfaatkan berbagai sumber belajar
sehingga memiliki keterampilan belajar untuk dibutuhkan untuk tingkat pendidikan
berikutnya.
3. Bagaimana Komunikasi Para Guru dan Orang Tua siswa SDI Al Izhar ?
Komunikasi yang berlangsung antara guru dan orangtua murid dilakukan
dengan beberapa pendekatan diantaranya : kunjungan kelas, pementasan kelas,
peran profesi, cerita dari tamu, kegiataan karya wisata. Guru kelas juga membentuk
jaringan komunikasi berupa rantai komunikasi dengan seluruh orangtua murid
melalui perwakilan ikatan orangtua murid. Komunikasi orangtua murid juga dapat
melalui buku penghubung yang berfungsi untuk meyampaikan pemberitahuan dari
kedua arah. Pertemuan guru dengan orangtua murid selalu dilakukan melalui
perjanjian untuk menghibdari terjadinya miss komunikasi dan kesiapan kedua
belah pihak.
4. Apa Visi & Misi SDI Al-Izhar Pondok Labu ?
Visi : Terciptanya pembelajaran yang terdepan dengan menghasilkan insan kamil
yang berwawasan imtaq dan iptek. Menghasilkan intelektual Islam yang
berkualitas Internasional.
Misi : Menjadikan setiap kegiatan bernilai ibadah dan mengembangkan iklim
belajar yang menyenangkan, berwawasan luas yang berakar pada norma dan nilainilai budaya bangsa, Mengembangkan belajar pada tiap diri siswa, memberikan
kesempatan
yang
luas
pada
mengembangkan kemampuannya.
tiap
siswa
untuk
menggali,mengenali,dan
5. Apa Kelebihan SDI Al Izhar dengan Sekolah lainnya?
Memiliki kegiatan yang lebih banyak dari sekolah-sekolah lain. Salah satu
kegiatanya adalah
1. Kegiatan praktek shalat berjamaah yang dilakukan setiap hari Senin s.d.
kamis untuk salat Zuhur dan hari Jumat untuk salat Jumat yang bertujuan
: memupuk keimanan siswa, melatih dan membiasakan gerakan-gerakan
shalat yang benar, membiasakan sikap tertib/disiplin terhadap waktu.
2. Kebiasaan Beramal, kegiatan ini dimaksudkan agar siswa memiliki
kepekaan terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Kegiatan
beramal dilakukan pada hari Jumat atau peristiwa tertentu dalam bentuk,
pengumpulan :
a.
Dana amal,kurban, dan teman asuh.
b.
Pakaian layak pakai.
c.
Alat-alat belajar (buku pelajaran, alat tulis, dan lain-lain)
layak pakai.
3. Kunjungan Kelas, kegiatan ini dilaksanakan setiap setahun sekali, yang
dihadiri oleh orangtua murid dan dilaksanakan sekitar bulan Agustus.
Kegiatan ini menjelaskan program-program pengajaran 1 tahun
mendatang serta kerjasama yang dapat dilakukan oleh Orangtua/wali
murid.
4. Peran Profesi, kegiatan ini bertujuan menambah wawasan siswa dengan
memperkenalkan begitu banyak profesi di masyarakat. Kegiatan ini
dapat mengundang Orangtua/wali murid yang bersedia mengenalkan
profesinya, hal ini merupakan bentuk nyata kerjasama orangtua/wali
murid dengan sekolah.
5. Kunjungan Pustaka, untuk menumbuhkan rasa kecintaan membaca pada
siswa, sekolah menjadwalkan satu minggu sekali kegiatan kunjungan
pustaka.
6. Cerita dari Tamu, kegiatan ini hampir sama dengan peran profesi namun
pada program ini orangtua/wali murid menceritakan pengalamanpengalaman yang telah dilakukan ataupun menceritakan kisah-kisah
agama, kepahlawanan, dongeng rakyat/dongeng mancanegara.
7. Pentas kelas, pementasan diadakan dengan tujuan untuk member
pengalaman pada murid, baik pengalaman pementasan, menari,
menyanyi, menghafal sesuatu, maupun pengalaman menonton pentas itu
sendiri. Dalam acara ini orangtua diharapkan selalu hadir untuk
memberikan apresiasi terhadap kreatifitas dan ekspresi diri putraputrinya.
Nara Sumber
Pewawancara
( Bpk.Drs.H. Bronto Asmoro )
Fitriani
Kegiatan Open House Pada Biulan Agustus
Tahun Acaran 2010/2011
Download