Akuntansi Syariah

advertisement
Akuntansi Syariah
Muhamad SE. MM.
Email: [email protected]
Pandangan para ahli muslim tentang eksistensi
akuntansi yang berpardigma syariah.
 Sesi
1.
2.
3.
4.
3:
Apa itu akuntansi syariah
Ahli para nabi Muhammad SAW
Ahli di masa Nabi
Ahli Pasca Nabi sampai dengan sekarang
Apa itu akuntansi syariah
Akuntansi islam

Wacana baru akuntansi syariuah tidak hadir dalam suasana yang
vakum, tetpai di stimulasi oleh banyak faktor yang berinteraksi begitu
kompleks, non linear, dinamis dan berkembang.
Definisi

Akutansi Islam atau Akutansi Syariah pada hakekatnya adalah
penggunaan akutansi dalam menjalankan syariah Islam. Shahata
(Harahap, 1997:272) misalnya mendefinisikan Akutansi Islam sebagai
berikut:

“ Postulat, standar, penjelasan dan prinsip akutansi yang
menggambarkan semua hal…sehingga akutansi Islam secara teoritis
memiliki konsep, prinsip, dan tujuan Islam juga. Semua ini secara
serentak berjalan bersama bidang ekonomi, social, politik, idiologi,
etika, kehidupan, keadilan dan hukum Islam. Akutansi dan bidang lain
itu adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain,.”
akuntansi islam






Sesuai dengan penjelasan Hayashi (1989) Akutansi dalam bahasa
Arab disebut Muhasabah terdapat 48 kali disebut dalam Alquran.
Kata Muhasabah memiliki 8 pengertian Hayashi (1989):
Yahsaba yang berarti menghitung, to compute, atau mengukur atau to
mensure.Juga berarti pencatatan dan perhitungan perbuatan
seseorang secara terus menerus
Hasaba adalah selesaikan tanggung jawab Agar supaya bersifat netral
Tahasaba berarti menjaga Mencoba mendapatkan Mengharapkan
pahala diakhirat. Menjadikan perhatian atau
mempertanggungjawabkan
Dalam merumuskan kerangka sosial reporting dalam perspektif Islam
Haniffa (2002) mengemukakan 3 dimensi: (1) mencari ridho Ilahi (2)
memberikan keuntungan kepada masyarakat, (3) mencari kekayaan
untuk memenuhi kebutuhan. Ketiga dimensi ini dalam Islam dianggap
juga subagai bagiab dari ibadah.
FUNGSI MUHTASIB DAN SIFAT PELAPORAN SOSIAL EKONOMI









Beberapa tugas Lembaga muhtasab adalah (Harahap, 1992):
Mengatur agar muslim melaksanakan kewajiban shalat maka
muhtasib berhak memasukkannya ke penjara.
Menegakkan syariat misalnya menghindari sifat benci, bohong,
penipuan. Misalnya mengurangi timbangan, praktik kecurangan dalam
industri, dagang, agama dan lain-lain.
Memastikan masyarakat mendapatkan hak atas timbangan dari
ukuran yang benar,
Mencek kecurangan bisnis, misalnya menyembunyikan kerusakkan
barang, memberikan informasi yang salah tentang barang.
Mengaudit kontrak yang tidak benar, misalnya mencek keberadaan
praktik riba, judi.
Menajaga terlaksananya pasar bebas. Menjaga jangan sampai ada
praktik yang merugikan akibat ketiadaan informasi pasar.
Mencegah penimbunan barang kebutuhan masyarakat.
Memastikan berlakunya harga yang wajar.
AKUNTANSI SOSIAL EKONOMI ISLAM DALAM KONTEKS KEKINIAN



Akuntansi Islam dam konteks kekinian diartikan sebagai akuntansi
dalam perspektif Islam yang mampu menjawab bagaimana
seharusnya profil akuntansi Islam dalam situasi saat ini dimana
system ekonomi, politik, ideology, hukum dan etika masih didominasi
system lain yaitu system kapitalis yang dasar filosofinya berbeda
bahkan bertolak belakang dengan system nilai Islam.
Akutansi Islam terpaksa mengadopsi berbagai jargon kapitalis tetapi
secara pelan pelan tapi pasti dikonversi dengan teknik dan prinsip nilai
Islam sibisanya sesuai konteksnya.
Dalam konteks kekinian respons kita terhadap ASE adalah menerima
dan mendorongnya untuk diterapkan sehingga pada suatu saat
disadari keterbatasan akuntansi kapitalis ini dan pada akhirnya kita
menerapkan Akuntansi Islam secara Kaffah atau secara menyeluruh
dan terpadu.
Sejarah dan Perkembangan




PengaruhIslam dalam Perkembangan Akuntansi(PraPemerintahanIslam)
Pada masa penyebaranIslam, peradaban manusia didominasi
oleh Bangsa Persia dan Bangsa Romawi
Sebagian besar daerah di TimurTengah berada dalamjajahan
Romawi dan menggunakan bahasa negara jajahan seperti
Sham (meliputiSiria, Lebanon, jordania, Palestina, Israel),
sedang Iraq dijajah oleh Persia
Perdagangan bangsa Arab Mekkah terbatas keYaman pada
musim dingin dan keSham padamusim panas.
Pengaruh Islam dalam Perkembangan Akuntansi (PascaPemerintahan Islam)


Penyebaran Islam menyebabkan penggunaan angka arab (adanya
angka nol) meluas ke berbagai wilayah didunia.
Kewajiban mencatat transaksi tidak tunai(lihatQS 2:282) mendorong
umat Islam peduli terhadap pencatatan dan menimbulkan tradisi
pencatatan transaksi dikalangan umat.
Hal ini mendorong berkembangnya kerjasama (partnership).
Kewajiban membayar zakat telah mendorong:
 pemerintah Islam: membuat laporan keuangan periodik Baitul Maal
 pedagang Muslim :mengklasifikasikan harta nya sesuai ketentuan
zakat dan membayarkan zakatnya jika telah memenuhi nishab dan
haul
 Peran akuntan penting dalam pengambilan keputusan terkait dengan
kekayaan pemerintah dan pedagang.
Praktek Akuntansi Pemerintahan Islam





Pada zaman Rasululullah cikal bakal akuntansi dimulai dari
fungsi-fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuannya dan
penunjukkan orang-orang yang kompeten(Zaid, 2000)
Pemerintahan Rasulullah memiliki 42 pejabat yang digaji,
terspesialisasi dalam peran & tugas tersendiri (Hawary, 1988)
Perkembangan pemerintahan Islam hinggaTimurTengah,
Afrika, dan Asia dizaman Umar bin Khatab telah meningkatkan
penerimaan dan pengeluaran negara.
Para sahabat merekomendasikan perlunya pencatatan untuk
pertanggung jawaban penerimaan dan pengeluaran negara
UmarBin Khatab mendirikan lembaga yang bernama
Diwan(dawwana=tulisan)
Praktek Akuntansi Pemerintahan Islam




Reliabilitas laporan keuangan pemerintahan dikembangkan
oleh Umar bin Abdul Aziz(681-720M) dengan kewajiban
mengeluarkan bukti penerimaan uang (Imam, 1951)
Al Waleed bin Abdul Malik (705-715 M) mengenalkan catatand
an register yang terjilid dan tidak terpisah seperti sebelumnya
(Lasheen, 1973)
Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntansi mencapai
tingkat tertinggi pada masa Daulah Abbasiah
Akuntansi diklasifikasikan pada beberapa spesialisasi seperti
akuntansi peternakan, akuntansi pertanian, akuntansi
bendahara, akuntansi konstruksi, akuntansi matauang, dan
pemeriksaan buku/auditing (Al-Kalkashandy, 1913)
Praktek Akuntansi Pemerintahan Islam






Sistem pembukuan menggunakan model bukubesar,
meliputi:
JaridahAl-Kharaj (menyerupai receivable subsidiary ledger),
menunjukkan utang individu atas zakat tanah, hasil pertanian,
serta utang hewan ternak dan cicilan. Utang individu dicatat
disatu kolom dan cicilan pembayaran dikolom yang lain.
(Lasheen, 1973)
Jaridah Annafakat (jurnal pengeluaran)
Jaridah Al Mal (Jurnal dana), mencatat penerimaan dan
pengeluaran dana zakat
JaridahAl Musadareen, mencatat penerimaan denda/sita dari
individu yang tidaksesuai syariah, termasukkorupsi




Laporan akuntansi yang berupa:
Al-Khitmah, menunjukkan total pendapatan dan pengeluaran
yang dibuat setiap bulan(Bin Jafar, 1981)
Al KhitmahAl Jame’ah, laporan keuangan komprehensif
gabungan antara income statement dan balance sheet
(pendapatan, pengeluaran, surplus/defisit, belanja untuk aset
lancar maupun aset tetap), dilaporkan akhir tahun
Dalam perhitungan dan penerimaan zakat. Utang zakat
diklasifikasikan dalam laporan keuangan dalam3 kategori yaitu
collectable debts, doubtful debts dan uncollectable debts (AlKhawarizmi, 1984)
Hubungan Peradaban Muslim dengan buku Pacioli




Sejak abad VIII, Bangsa Arab berlayar sepanjang pantai Arabi
dan India, singgahdi Italia dan menjual barang dagangan yang
Mewah yang tidak diproduksi oleh Eropa(Have, 1976)
Buku Pacioli didasarkan padatulisa Leonard of Piza, orang
Eropa pertama yang menerjemahkan buku Algebra (pada
saatitu ditulis dalam bahasa Arab), yang berisikan dasar-dasar
mengenai bookkeeping (Ball, 1960)
•Bookkeeping (semestinya) dipraktekkanpertamakali oleh para
pedagang dan berasal dari orang Mesir(Heaps, 1895)
•PadaakhirabadXV, Eropamengalamistandstill
dantidakdapatditemukanadanyakemajuanyang
berartidalammetodeakuntansi(Woolf, 1912)
Pengagas dan Aktivis Ekonomi Syariah

Suatu survey pemikiran ekonomi syariah[10] berhasil
menyusun penggagas, pemikir dan aktivis ekonomi
Islam secara kronologis, walaupun belum begitu
memadai. Berikut di bawah ini disajikan beberapa
penggagas dasar ilmu ekonomi syariah yang
melambangkan perkembangan pemikiran ekonomi
syariah sekaligus.
Ahli para nabi Muhammad SAW

Nabi Muhamad: Perumus Pertama Ekonomi Syariah

Tidak diragukan lagi bahwa Nabi Muhammad saw adalah pemikir dan aktivis
pertama ekonomi syariah[7], bahkan sebelum ia diangkat sebagai Nabi dan
Rasul. Pada zamanya telah dikenal pula transaksi jual beli serta perikatan atau
kontrak (al-buyu’ wa al-‘uqu`d). Di samping, samp[ai bats-batas tertentu, telah
dikenal pula bagaimana mengelola harta kekayaan negara dan hak rakyat di
dalamnya. Berbagai bentuk jual beli dan kontrak termaksud telah diatur
sedemikian rupa dengan cara menyerap tradisi dagang dan perikatan serta
berbagai bentuk kontrak yang telah ada sebelumnya yang mendapat
penyesuaian dengan wahyu, baik Alquran maupun Sunnah. Bahkan lebih jauh
lagi, Sunnah Rasul telah mengatur berbagai alat transaksi dan teori pertukaran
dan percampuran yang melahirkan berbagai istilah teknis ekonomi syariah
serta hukumnya, seperti al-buyu’, al-uqud, al-musyarakah, al-mudlarabah, almusaqah, dll.[8] Sementara para aktivis awal di bidang ini adalah para Sahabat
Rasul itu sendiri.
Nabi Muhamad: Perumus Pertama Ekonomi Syariah


Pemikiran ekonomi mendasar yang dikemudian hari disebut
teori pertukaran atau percampuran (the theory of exchange)
telah digariskan oleh Rasulullah. Landasan pertukaan barang
dan jasa yang merupakan salah satu inti kegiatan ekonomi
terdiri dari dua pilar: Pertama, obyek pertukaran yang dalam
fiqh dibedakan jenisnya, yakni: ‘ayn (real assets) berupa
barang dan jasa; dan dayn (financial assets) berupa uang dan,
sekarang dalam bentuk, surat berharga. Kedua, waktu
pertukaran, yakni dalam bentuk naqdan (immediate delivery)
yakni penyerahan pada saat itu juga atau ghayru naqdan
(penyerahan kemudian). Ada tiga jenis pertukaran jika dilihat
dari segi obyeknya, yakni: ayn bi ‘ayn; ‘ayn bidayn; dan, dayn
bidyan seperti pada gambar di bawah ini[9]:
Lihat bagan di word>>
Ahli di masa Nabi






Zaid bin Ali (80-120H./699-738M)
Zaid adalah pengagas awal penjualan suatu komoditi secara kredit dengan harga yang
lebih tinggi dari harga tunai.[11]
Abu Hanifah (80-150H/699-767M)
Abu Hanifah lebih dikenal sebagai imam madzhab hukum yang sangat rasionlistis dan
dikenal puga sebagai penjahit pakaian atau taylor dan pedagang dari Kufah, Iraq. Ia
menggagas keabsahan dan kesahihan hukum kontrak jual beli dengan apa yang dikenal
dewasa ini dengan bay’ al-sala`m dan al-mura`bahah.[12]
Al-Awza’i (88-157H./707-774M.)
Nama lengkapnya Abdurahman al-Awza’i yang berasal dari Beirut, Libanon dan hidup
sezaman dengan Abu Hanifah. Ia adalah pengagas orisinal dalam ilmu ekonomi syariah.
Gagasan-gagasanya, antara lain, kebolehan dan kesahihan sistem muzara’ah sebagai
bagian dari bentuk mura`bahah dan membolehkan peminjaman modal, baik dalam bentuk
tunai atau sejenis.[13]


Imam Malik Bin Anas (93-179H./712-796M.)
Imam Malik lebih dikenal sebagai penulis pertama kitab hadis
al-Muwatha’, dan Imam Madzhab hukum. Namun, ia pun
memiliki pemikiran orisinal di bidang ekonomi, seperti: Ia
menganggap raja atau penguasa bertanggungjawab atas
kesejahteraan rakyatnya. Para pengusaha harus peduli
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar rakyat. Teori istislah
dalam ilmu hukum Islam yang diperkenalkanya mengandung
analisis nilai kegunaan atau teori utility dalam filsafat Barat
yang di kemudian hari diperkenalkan oleh Jeremy Benthan dan
John Stuart Mill. Di samping itu, ia pun tokoh hukum Islam yang
mengakui hak negara Islam untuk menarik pajak demi
terpenuhinya kebutuhan bersama.[14]


Abu Yusuf (112-182H./731-798H.)
Abu Yusuf adalah seorang hakim dan sahabat Abu Hanifah. Ia
dikenal dengan panggilan jabatanya (al-Qadli=hakim) Abu
Yusuf Ya’qub Ibrahim dan dikenal perhatianya atas keuangan
umum serta perhatianya pada peran negara, pekerjaan umum,
dan perkembangan pertanian.[15] Ia pun dikenal sebagai
penulis pertama buku perpajakan, yakni Kitab al-Kharaj. Karya
ini berbeda dengan karya Abu ‘Ubayd yang datang kemudian.
Kitab ini, sebagaimana dinyatakan dalam pengantarnya, ditulis
atas permintaan dari penguasa pada zamanya, yakni Khalifah
Harun al-Rasyid, dengan tujuan untuk menghindari kedzaliman
yang menimpa rakyatnya serta mendatangkan kemaslahatan
bagi penguasa.


Abu ‘Ubayd al-Qasim bin Sallam (157-224H/774738M) Pembahasan ekonomi syariah dalam karya
Abu ‘Ubayd, al-Amwa’l, diawali dengan enam belas
buah hadis di bawah judul haqq al-ima`m ‘ala` alra’iyyah, wa haqq al-ra’iyyah ala al-ima`m (hak
pemerintah atas rakyatnya dan hak rakyat atas
pemerintahnya
Abu Hamid al-Ghazali (1059-1111) Tokoh yang
lebih dikenal sebagai sufi dan filosof serta pengkritik
filsafat terkemuka ini melihat bahwa uang bukanlah
komoditi, melainkan alat tukar
Ahli Pasca Nabi sampai dengan sekarang


Tusi (1201-1274)
Tusi adalah penulis buku dalam bahasa Persia, Akhlaq –i-Nasiri
yang menjelaskan bahwa: Apabila seseorang harus tetap
menghasilkan makanan, pakaian, rumah, dan alat-alatnya
sendiri, tentu dia tidak akan dapat bertahan hidup karena tidak
akan mempunyai makanan yang cukup untuk jangka lama.
Akan tetapi, karena orang bekerja sama dengan lainya dan
setiap orang melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya
sehingga menghasilkan konsumsi yang lebih dari cukup untuk
dirinya sendiri. Keadilan hukum pun mengendalikan pertukaran
produk barang-barang yang menjamin ketersediannya untuk
semua orang.


Ibnu Taymiyyah (1262-1328)
Ibnu Taymiyyah dalam kitabnya, al-Siyasa`t al-Syar’iyyah fi`
Ishla`h al-Ra`’iy wa al-Ra’iyyah menegaskan tugas, fungsi dan
peran pemerintah sebagai pelaksana amanat untuk
kesejahteraan rakyat yang ia sebut ada` al-ama`na`t ila` hliha`.
Pengelolaan negara serta sumber-sumber pendapatanya
menjadi bagian dari seni oleh negara (al-siya`sa`t l-syar’iyyah)
pengertian al-siyasah al-dustu`riyyah maupun al-siya`sa`t alma`liyyah (politik hukum publik dan privat). Sedangkan dalam
karya lainya, al-Hisbah fi` al-Isla`m, lebih menekankan
intervensi pemerintah dalam mekanisme pasar; pengawasan
pasar; hinga akuntansi yang erat kaitanya dengan sistem dan
prinsip zakat, pajak, dan jizyah.


Ibn Khaldun (1332-1406)
Cendekiawan asal Tunisia ini lebih dikenal sebagai
Bapak ilmu sosial. Namun demikian, ia tidak
mengabaikan perhatianya dalam bidang ilmu
ekonomi. Walaupun kitabnya, al-Muqaddimah,[20]
tidak membahas bidang ini dalam bab tertentu,
namun ia membahasnya secara berserakan di sana
sini. Ia mendefinisikan ilmu ekonomi jauh lebih luas
daripada definisi Tusi


al-Mawardi (w.450H.)
Penulis al-Ahkam al-Sulthaniyyah,[21] adalah pakar dari kubu
Syafi’iyyah yang menyatakan bahwa institusi negara dan
pemerintahan bertujuan untuk memelihara urusan dunia dan agama
atau urasan spiritual dan temporal (li hara`sat al-di`n wa al-umur aldunyawiyyah). Jika kita amati, persyaratan-persyaratan kepala negara
dalam karyanya, maka akan segera nampak bahwa tugas dan fungsi
pemerintah dan negara yang dibebankan di atas pundak kepala
negara adalah untuk mensejahterakan (al-falah) rakyatnya, baik
secara spiritual (ibadah), ekonomi, politik dan hak-hak individual
(privat: hak Adami) secara berimbang dengan hak Allah atau hak
publik. Tentu saja termasuk di dalamnya adalah pengelolaan harta,
lalu lintas hak dan kepemilikan atas harta, perniagaan, poduksi barang
dan jasa, distribusi serta konsumsinya yang kesemuanya adalah
obyek kajian utama ilmu ekonomi.
Download