12-17 bio_Sulastri.pmd

advertisement
12
Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 1, Maret 2014, Halaman 12-17
Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/jps/
ISSN: 2338-9117
Jurnal Pendidikan Sains,
Vol.2, No.1, Maret 2014, Hal 12-17
Pembelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup
dengan Model Pembelajaran Group Investigation
untuk SMA/MA
Sulastri
MAN 2 Probolinggo-Jl. Sukarno Hatta 255 Probolinggo
E-mail: [email protected]
Abstract: Environment education as a local content subject in Senior High School has not yet been
developed through a comprehensive and appropriate lesson planning which facilitates the development of students’ knowledge, attitude and skill for this field. This research was aimed to develop a
learning instruments for environment Education based on Group Investigation models which consists
of syllabus, lesson plans, handouts, worksheets, and assessment instruments. Validity tests on
these learning instruments giving an “appropriate” mark. Individual test on worksheets and handouts
showed an appropriate readability. These learning instruments effectively support the achievement
of students’ mastery on knowledge, attitude, and skill, as well, through a classical learning.
Key Words: learning instruments, environment education, group investigation
Abstrak: Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup sebagai materi muatan lokal di sekolah menengah belum dikembangkan dengan sebuah perencanaan pembelajaran yang lengkap dan sesuai, sehingga mampu mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik. Penelitian ini
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation yang
terdiri dari: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar (Handout), lembar kerja
peserta didik (LKPD), dan instrumen penilaian. Hasil validasi para ahli terhadap perangkat pembelajaran
ini menunjukkan bahwa produk perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat layak. Uji perorangan terhadap Handout dan LKPD membuktikan bahwa keduanya memiliki keterbacaan yang sangat layak. Perangkat pembelajaran ini juga efektif mendukung ketuntasan hasil belajar peserta didik
secara klasikal pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan investigasi.
Kata kunci: perangkat pembelajaran, pendidikan lingkungan hidup, group investigation
P
ada struktur kurikulum KTSP tahun 2006
dilanjutkan dengan Permendikbud No 81 A
tahun 2013 tentang implementasi kurikulum
terdapat mata pelajaran muatan lokal yang bisa dipilih
dan dikembangkan oleh sekolah. Muatan lokal merupakan bahan kajian yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi
di daerah tempat tinggalnya, bermanfaat untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kepada peserta didik agar: (1) mengenal dan menjadi
lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya, (2) memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang
berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat
pada umumnya; dan (3) memiliki sikap dan perilaku
yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam
rangka menunjang pembangunan nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor
41 tahun 2007 yang diperbaharui dengan PP no. 65
tahun 2013 tentang Standar Proses mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran bagi pendidik pada
satuan pendidikan untuk mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP); dengan demikian,
guru diharapkan mampu mengembangkan dan menyusun perangkat pembelajaran. Pengembangan perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, bahan
12
12
Artikel diterima 26/03/2014; disetujui 28/03/2014
Sulastri, Pembelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan... 13
ajar, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), dan
instrumen penilaian, sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dapat
diangkat sebagai topik permasalahan dan sumber
investigasi kelompok (Group Investigation).
Group Investigation (GI) mampu membangun
komunikasi dan interaksi kooperatif di antara teman
sekelas dan kelompok kecil (Slavin, 2005). Metode
GI dapat diimplementasikan pada pembelajaran yang
berhubungan dengan hal-hal penguasaan, analisis, dan
mensintesis informasi sehubungan dengan upayaupaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi
aspek. Pendekatan ilmiah melalui model GI relevan
dengan proses pembelajaran Sekolah Menengah. Kesesuaian tersebut terletak pada penekanan kegiatan
pembelajarannya, yaitu pembelajaran berpusat pada
siswa, belajar dengan melakukan, mengembangkan
kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan
siswa untuk belajar, mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, mengembangkan kreatifitas dan
aktivitas belajar siswa, mengembangkan kemampuan
menggunakan ilmu dan teknologi serta dapat menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
(BSNP, 2006).
Perangkat pembelajaran sebagai dokumen kurikulum memiliki struktur dan peran yang berbedabeda, namun saling terkait satu dengan yang lain dalam
pelaksanaan pembelajaran. Silabus merupakan acuan
penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. RPP memuat identitas
mata pelajaran, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,
indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan metode penilaian,
alokasi waktu dan sumber belajar (Permendikbud,
no 65 tahun 2013) yang berperan mengarahkan kegiatan belajar pada setiap pertemuan. Sistem penilaian
digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kompetensi peserta didik, sekaligus memberikan informasi bagi perbaikan proses pembelajaran. Bahan ajar
merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar
adalah segala bentuk materi pelajaran tertulis atau
tidak tertulis yang disusun secara sistematis, digunakan oleh guru, dosen dan mahasiswa dalam proses
pembelajaran (Depdiknas, 2008). Bahan ajar membantu pengajar mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai
oleh peserta didik (Permendikbud nomor 65, tahun
2013).
Pengembangan Perangkat pembelajaran
Pengembangan pembelajaran adalah suatu pola
atau rencana yang sistematis dalam menilai, mendeskripsikan, mengidentifikasi, mengembangkan serta
menggunakan komponen-komponen di dalam sistem
pembelajaran (peserta didik, tujuan, materi, media,
metode, dan evaluasi) demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pengembangan pembelajaran dilakukan dalam rangka menghasilkan produk,
baik berupa model pembelajaran atau pelatihan, perangkat pembelajaran, dan prosedur, yang telah diuji
keefektifan dan efisiensinya.
Menurut Permendikbud no 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan RPP yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan dengan
pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Bahan ajar cetak berupa LKPD adalah lembarlembar yang berisi tugas yang harus dikerjakan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan. Salah satu bentuk bahan ajar lain yang
dapat menunjang fungsi LKPD adalah Handout.
Handout merupakan bahan ajar cetak tertulis yang
diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau
penjelasan guru (Depdiknas, 2008). Handout biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi
dasar dan materi pokok yang harus dikuasai siswa
atau mahasiswa.
Instrumen Penilaian merupakan alat yang digunakan untuk melakukan penilaian proses belajar dan
hasil belajar peserta didik. Permendikbud no 66 tahun
2013 menegaskan bahwa penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.
Pendekatan Ilmiah dan Model Pembelajaran
Group Investigation
Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 lampiran
IV tentang implemntasi kurikulum menjelaskan bah-
14
Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 1, Maret 2014, Halaman 12-17
wa proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) terdiri atas lima pengalaman
belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Beberapa metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan ilmiah, antara lain: (1) Problem Based Learning, (2)
Project Based Learning, (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial,
dan (4) Group Investigation (Sudrajad, 2013).
Group Investigation merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Model Group
Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa
secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran (Slavin, 2005).
Metode Group Investigation memiliki tiga konsep utama, yaitu: penelitian, pengetahuan, dan dinamika kelompok (Winaputra, 2001). Langkah-langkah
penerapan metode Group Investigation menurut
Slavin (2005) meliputi: 1) identifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok, 2) pencanaan tugas yang
akan dipelajari, 3) pelaksanaan investigasi, 4) penyiapan laporan akhir, 5) presentasikan laporan akhir,
dan 6) evaluasi.
Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup
Pasal 77 N Peraturan Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa: 1) muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan berisi muatan dan proses
pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal, 2)
muatan lokal dikembangkan dan dilaksanakan pada
setiap satuan pendidikan. Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup adalah Kompetensi yang dijabarkan
dan dikembangkan dari kurikulum Pendidikan Nasional dan Pedoman Pendidikan Lingkungan Hidup di
sekolah, sesuai dengan potensi kekayaan alam dan
budaya yang dilaksanakan dengan prinsip Pendidikan
untuk Pembangunan Berkelanjutan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Kurikulum PLH, Puslit
LH, UM, 2008). Fungsi Kurikulum Pendidikan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut. (1) Sebagai
pedoman atau acuan bagi tenaga pendidik untuk merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan setempat. (2) Memberikan bekal pengetahu-
an dasar kepada peserta didik untuk dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin dalam
sikap dan perilaku cinta lingkungan. (3) Mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh, menghayati Konsep-konsep dasar lingkungan
dengan mengembangkan metode ilmiah dalam masalah-masalah lingkungan. (4) Meningkatkan kesadaran
peserta didik tentang cinta lingkungan dan mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang Pencipta. (5) Memupuk daya kreasi dan kemampuan bernalar serta untuk mencapai keterampilan hidup (life
skill).
METODE
Model penelitian dan pengembangan ini menggunakan model 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan meliputi pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Langkah-langkah penelitian
meliputi: (a) Penyusunan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, handout, LKPD dan instrumen penilaian) sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan
karakteristik siswa menggunakan model pembelajaran Group Investigation. (b) Validasi dilakukan oleh
para ahli perangkat pembelajaran, ahli materi pembelajaran, dan praktisi pembelajaran. Hasil validasi dari
tim ahli kemudian di revisi yang selanjutnya digunakan
untuk uji pengembangan. (c) Uji Pengembangan meliputi uji perorangan dan uji kelompok kecil. Uji perorangan (keterbacaan) dilaksanakan pada 15 orang
peserta didik MAN 2 Probolinggo yang telah mengikuti mata pelajaran PLH materi Lingkungan Hidup
kota Probolinggo. Uji kelompok kecil (uji keterlaksanaan pembelajaran) dilaksanakan pada 11 orang
peserta didik MAN 2 Probolinggo yang sedang mengikuti mata pelajaran PLH materi Lingkungan Hidup
kota Probolinggo. (d) Menghasilkan produk perangkat pembelajaran Lingkungan Hidup dengan model
pembelajaran Group Investigation yang definitif dan
siap untuk dipakai.
Teknik Analisis Data
Analisis data deskriktif kualitatif, digunakan untuk mengolah data dari hasil validasi ahli perangkat
pembelajaran, materi, dan desain pembelajaran
berupa komentar dan saran perbaikan yang terdapat
pada instrumen validasi. Analisis data secara statistik
deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dalam bentuk skor hasil validasi para ahli
dengan menggunakan skala likert (1 sampai 4).
Sulastri, Pembelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan... 15
Tabel 1. Kriteria Tingkat Kelayakan dan
Revisi Produk
Skor
3,26 – 4
2,51 – 3,25
1,76 – 2,50
1,00 – 1,75
Keterangan
Sangat layak, tidak perlu di revisi
Layak, tidak perlu di revisi
Kurang layak perlu direvisi
Sangat tidak, layak, perlu direvisi
Penentuan revisi didasarkan pada tanggapan subjek
uji coba terhadap pernyataan-pernyataan pada lembar validasi atau angka penilaian, terkait dengan bagian-bagian dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Kriteria tingkat kelayakan dan revisi produk
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Keefektifan produk pengembangan perangkat
pembelajaran didasarkan pada analisis data skor validasi guru PLH sebagai observer terhadap keterlaksanaan pembelajaran dan ketuntasan hasil belajar peserta didik serta data persepsi peserta didik terhadap
pembelajaran. Produk hasil pengembangan dapat dinilai efektif apabila ketuntasan hasil belajar dan persepsi peserta didik yang menilai pembelajaran dalam
kriteria baik atau sangat baik mencapai 80% atau
lebih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validasi Ahli (Expert Apraisal)
Hasil perhitungan penilaian uji perangkat pembelajaran oleh ahli perangkat dan ahli materi menunjukkan bahwa secara keseluruhan perangkat pembelajaran berkategori sangat layak dan keputusan uji tidak perlu revisi. Analisis hasil penilaian oleh ahli materi menunjukkan bahwa secara umum materi pembelajaran yang dikembangkan sudah layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Analisis data hasil validasi praktisi pembelajaran (pengawas dan guru PLH)
menunjukkan bahwa secara umum perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat layak untuk diterapkan dalam pembelajaran dan telah sesuai dengan karakter peserta didik serta pola belajar di kelas
maupun pembelajaran dengan investigasi di luar kelas.
Selain data skor validasi ahli perangkat pembelajaran dan ahli materi, serta oleh praktisi pembelajaran
juga didapatkan data berupa catatan dan komentar
pada lembar validasi dan hasil konsultasi yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam revisi produk
perangkat pembelajaran. Hasil revisi perangkat pembelajaran selanjutnya digunakan untuk uji pengembangan (uji perorangan dan uji kelompok kecil untuk
mengetahui keefektifan proses pembelajaran).
Uji Pengembangan
Uji pengembangan meliputi uji perorangan dan
uji kelompok kecil atau keterlaksanaan pembelajaran.
Uji Perorangan terhadap 15 siswa yang telah menempuh materi Lingkungan Hidup kota Probolinggo terhadap keterbacaan Handout dan LKPD.
Berdasarkan uji perorangan diketahui bahwa
handout dan LKPD yang dikembangkan sangat baik
(skor 3,86) dan mudah dipahami oleh siswa sehingga
layak untuk dipakai dalam uji kelompok kecil. Uji kelompok kecil menghasilkan rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran sebesar 3,9 yang berarti bahwa
pembelajaran terlaksana dengan sangat baik. Ratarata skor observasi keterlaksanaan pembelajaran
oleh guru sebagai observer sebesar 3,8 yang berarti
sangat layak digunakan.
Selain keefektifan keterlaksanaan pembelajaran
dan uji kelompok kecil penelitian ini juga didukung
dengan data hasil belajar. Berdasarkan nilai tes pengetahuan peserta didik diketahui bahwa 91% siswa
mendapat nilai tuntas dan 9% tidak tuntas (nilai 74).
Hal ini berarti siswa dapat memahami pengetahuan
yang dipelajari dengan menjawab soal-soal dalam
ulangan harian dengan baik. Berdasarkan data penilaian sikap, diketahui bahwa 81,8% siswa menunjukkan sikap sangat baik dan 18,2% bersikap baik meliputi sikap jujur, teliti, tanggung jawab, ramah lingkungan dan bekerjasama. Siswa dapat melaksanakan
pembelajaran berbasis investigasi dengan tanggung
jawab, melaporkan hasil investigasi dengan jujur, teliti,
bersikap ramah lingkungan dalam menyusun majalah
dinding. Secara umum siswa bekerjasama dengan
kelompoknya maupun siswa lainnya. Nilai hasil tes
keterampilan investigasi menunjukkan 100% siswa
mencapai ketuntasan belajar secara individu atau
mendapat nilai hasil belajar diatas 75. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
perangkat yang dikembangkan dinilai efektif membantu siswa mencapai hasil belajar psikomotor (keterampilan investigasi), karena telah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal yaitu lebih dari 80%.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil analisis terhadap silabus secara umum telah
menunjukkan kelayakan silabus sebagai perangkat
pembelajaran. Komponen-komponen dalam silabus
yang dikembangkan berdasarkan Permendikbud no
65 tahun 2013 tentang standar proses dinilai telah
16
Jurnal Pendidikan Sains, Volume 2, Nomor 1, Maret 2014, Halaman 12-17
memadai sebagai perangkat yang menunjukkan kompetensi yang perlu dicapai oleh peserta.
Hasil analisis terhadap RPP secara umum telah
menunjukkan kelayakan RPP sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Materi
ajar yang dikembangkan juga memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Metode diskusi/presentasi kelompok
yang digunakan pelaksanaan pembelajaran melalui
GI. Hasil uji kelompok kecil menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dapat diimplementasikan di kelas dengan baik.
Handout yang dikembangkan telah memenuhi
kriteria baik dari aspek isi, kebahasaan, dan sajian
dan layak digunakan dalam pembelajaran. Perangkat
pembelajaran LKPD yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan baik dari aspek isi, kebahasaan, dan sajian dan dapat digunakan dalam pembelajaran, serta menarik dan tidak asing bagi peserta
didik. Instrumen penilaian yang dikembangkan layak
dan dapat digunakan dalam pembelajaran.
Saran
Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh
guru dan peserta didik dengan memperhatikan halhal sebagai berikut. (a) Komponen-komponen dalam
perangkat pembelajaran perlu dipahami secara cermat baik oleh guru dan peserta didik agar perangkat
dapat digunakan secara optimal dalam pembelajaran.
(b) Karakteristik model pembelajaran Group Investigation (GI) yang menjadi arahan dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini perlu dipahami
dengan baik oleh guru agar kendala-kendala yang
bisa terjadi dalam pelaksanaanya dapat diminimalisir.
(c) Pemanfaatan perangkat pembelajaran berbasis
investigasi kelompok memerlukan kesiapan yang optimal, baik untuk guru dan peserta didik. Guru perlu
memiliki skill yang baik terutama dalam proses membimbing peserta didik untuk membangkitkan pengetahuan awalnya (prior knowledge) dalam upaya
membentuk pengetahuan baru melalui proses investigasi kelompok. (d) Perangkat pembelajaran yang
dihasilkan saling terkait dalam mendukung kegiatan
pembelajaran, sehingga hendaknya digunakan secara
terintegrasi agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.
Beberapa saran pemanfaatan perangkat pembelajaran tersebut supaya dapat diperhatikan dengan
seksama sehingga penggunaannya dalam kegiatan
pembelajaran akan lebih tepat dan bermanfaat.
Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini, berdasarkan pada hasil
analisis kebutuhan dan konteks permasalahan yang
ditemukan di MAN 2 Probolinggo, namun tidak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh banyak
pihak.
Penyebarluasan produk perangkat pembelajaran
hasil penelitian pengembangan dalam berbagai forum
atau media, merupakan suatu upaya penggunaan dan
pemanfaatan produk perangkat pembelajaran hasil
penelitian pengembangan secara meluas kepada berbagai pihak (guru, peserta didik, institusi pendidikan,
akademisi, dan pemerhati lingkungan).
Pengembangan lebih lanjut perangkat pembelajaran, perlu memperhatikan beberapa saran sebagai
berikut. (a) Uji pengembangan perangkat pembelajaran hasil penelitian pengembangan ini hanya sampai
pada tahap uji kelompok kecil, untuk pengembangan
lebih lanjut tahap uji coba lapangan perlu dilakukan
untuk mengetahui keefektifan dan pengaruh perangkat pembelajaran terhadap hasil belajar. (b) Perlu
dilaksanakan sosialisasi kelompok kecil misalnya pada
kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) se kota Probolinggo untuk mengenalkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. (c) Perlu diadakan seminar skala regional bahkan nasional tentang
perangkat pembelajaran PLH berbasis investigasi.
(d) Pengembangan perangkat pembelajaran hanya
terbatas pada satu bahan kajian atau materi pelajaran
(Lingkungan Hidup Kota Probolinggo), untuk pengembangan lebih lanjut perlu memasukkan seluruh
materi mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup.
(e) Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu pada pembelajaran berbasis Group Investigation/investigasi kelompok, untuk pengembangan lebih
lanjut kegiatan pembelajaran lebih bervariasi. (f) Instrumen penilaian yang dikembangkan baru menilai
produk hasil belajar peserta didik, untuk pengembangan lebih lanjut perlu mengembangkan instrumen
penilaian terhadap proses belajar peserta didik.
Sulastri, Pembelajaran Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan... 17
DAFTAR RUJUKAN
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Permendikbud no 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud no 81Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum 2013.
Slavin, E.R. 2005. Cooperative Learning. Terjemahan oleh
Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.
Sudrajad, A (2009). Strategi Pembelajaran Kooperatif
Metode Group Investigation, (Online) (http://
akhmadsudrajad.wordpress.com, diakses tanggal
26 Mei 2013).
Thiagarajan, S. 1978. The Instructional Design Library,
educational Technology Publications Englewood
Cliffs. New Jersey: USA.
Tim BLH kota Probolinggo. 2012. Status Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Tidak dipublikasikan.
Tim Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. 2008. Kurikulum
Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup
untuk SMP – SMA dan Sederajat di Kota Probolinggo. Malang: Lemlit UM.
Download