Presentación de PowerPoint

advertisement
Adapted from www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
Pelajaran 7 untuk 13 Agustus 2016
YESUS menunjukkan betapa Ia dengan tulus hati peduli terhadap
orang banyak selama masa pelayanan-Nya di bumi. Sebagaimana
YESUS hidup dengan penuh kasih, kitapun patut meneladani
kehidupan-Nya yang penuh kasih tersebut.
Yunus di Niniwe
Prinsip “Bagaimanapun juga”
Kasih tidak pernah gagal
Sentuhan ke-2
Pusat gereja lainnya
YUNUS DI NINIWE
• Ia tidak mau pergi ke
Niniwe (Yunus 1:3)
• Ia tidak senang dengan
pertobatan orang
Niniwe (Yunus 1:4)
• Ia tidak mengasihi
mereka yang hilang. Ia
ingin agar mereka
binasa (Yunus 4:2-3)
Biarlah
melalui kasih
karunia
ALLAH, kita
menyatakan
sikap yang
sama seperti
yang YESUS
tunjukkan
terhadap
yang hilang.
Jesus and Jerusalem
Jonah and Nineveh
“Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu,
yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah
lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah
karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya
terhadap mereka, dan Ia pun tidak jadi
melakukannya. Tetapi hal itu sangat mengesalkan
hati Yunus, lalu marahlah ia.” (Yunus 3:10-4:1)
Ada rentang waktu 800
tahun antara Yunus dengan
YESUS. Kedua Jurukabar
tersebut duduk memandang
kota yang telah mereka
kabarkan (Ninewe dan
Yerusalem).
• Ia ingin pergi ke Yerusalem
(Lukas 9:51)
• Ia menangis karena
Yerusalem tidak mau
bertobat (Lukas 13:34;
19:41-44)
• Ia mengasihi yang hilang. Ia
mati untuk menyelamatkan
mereka dari kebinasaan
(Efesus 5:2)
PRINSIP “BAGAIMANAPUN JUGA”
"Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata:
Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang
membenci kamu;.” (Lukas 6:27)
 YESUS mengasihi dan menjamah Penderita Kusta
meskipun sebenarnya ia tidak boleh dijamah.
“Bagaimanapun juga” YESUS tetap menjamahnya.
 YESUS mengasihi Petrus meskipun ia menyangkal
YESUS 3 kali. “Bagaimanapun juga” YESUS
mengampuninya.
 Paulus tetap melayani jemaat di Korintus
meskipun mereka tidak menerima otoritasnya.
“Bagaimanapun juga” Paulus tetap mengajar
mereka.
MESKIPUN kita dapat memiliki banyak alasan untuk
menghindari mengasihi dan menolong seseorang,
“Bagaimanapun juga” kita dipanggil untuk melakukannya.
Mengasihi dan menolong bahkan terhadap mereka yang
membenci, mencela, maupun mengacuhkan kita.
Oleh mengasihi dengan cara demikian, kita menunjukkan kasih
ALLAH melalui diri kita.
KASIH TIDAK PERNAH GAGAL
“Kasih tidak berkesudahan.”
(1 Korintus 13:8)
Yesus menegaskan bahwa kita harus
mengasihi Allah lebih daripada semua yang
lain dan mengasihi sesama manusia seperti
diri kita sendiri. (Matius 22:37-39).
YESUS menunjukkan kasih yang tidak
berkesudahan selama masa hidup-Nya di
bumi. Ia memantulkan karakter Bapa-Nya (1
Yohanes 4:8) dan memberikan kepada kita
suatu teladan kasih yang sempurna.
Namun, sejarah mencatat bahwa orang
Kristen tidak mampu terus menghidupkan
kasih yang demikian. Tidak sedikit orang
Kristen yang menganiaya bahkan
membunuh saudara mereka sendiri.
Mereka yang tetap tinggal dalam ALLAH harus tetap tinggal
dalam kasih-Nya untuk selama-lamanya. Tidak ada hal yang
lebih berkuasa untuk membawa jiwa-jiwa kepada kebenaran
daripada kasih KRISTUS yang dinyatakan melalui kehidupan kita.
SENTUHAN KE-2
“Orang itu memandang ke depan,
lalu berkata: "Aku melihat orang,
sebab melihat mereka berjalanjalan, tetapi tampaknya seperti
pohon-pohon.’”(Markus 8:24)
YESUS menyembuhkan orang buta itu,
namun ia belum dapat melihat dengan
jelas. Setelah sentuhan ke-2, iapun dapat
melihat “segala sesuatu dengan jelas.”
(Markus 8:25).
Dalam gereja, mungkin terdapat juga
kebutaan rohani. Beberapa orang Kristen
melihat orang lain “seperti pohonpohon.” Mereka melihatnya sebagai objek
yang mereka tidak dapat kasihi; mereka
tidak dapat melihat kebutuhan orangorang itu.
Mereka membutuhkan sentuhan ke-2 dari
YESUS agar dapat melihat segala sesuatu
dengan lebih jelas sehingga mereka akan
mengasihi seperti YESUS mengasihi.
PUSAT GEREJA LAINNYA
“…dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada
dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya
sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” (Filipi 2:3-5)
Tidak masalah bagi YESUS jika pekerjaan yang telah
direncanakan-Nya terhambat oleh suatu pekerjaan
lain selama hal tersebut adalah demi kebaikan orang
lain. (Markus 5:21-43).
Dapatkah gereja kita mengganti rencana pelayanan jika ada
orang yang datang yang tertarik untuk mencari kebenaran?
Bagaimana jika gereja kita harus memelihara dan merawat
seseorang yang membutuhkan pertolongan di luar gereja?
YESUS ingin agar kita
menghindari sikap
mementingkan diri sendiri. Kita
harus selalu siap dengan tulus
membantu dan merawat orang
lain dalam segala keadaan.
Jika kita mengizinkan cara berpikir kita
seperti cara YESUS berpikir, kita akan
mengasihi sebagaimana YESUS mengasihi.
E.G.W. (Reflecting Christ, February 16)
Download